Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

WAWASAN IPTEK

PERKEMBANGAN TEORI INFORMASI

DISUSUN OLEH:

1. ASTUTI
2. KIKI HERLINA
3. LUH IKA KASMIASIH
4. MUSDALIFAH
5. SUTRIYANA
DAFTAR ISI
Pendahulaun………………………………………3
Latar Belakang…………………………………………………………………3
Pembahasan…………………………………………4
Makna dan Konsep Informasi…………………………………………………4
Konsep Pengembangan ilmu Informasi………………………………………5
Tujuan, LIngkup, dan Metodologi dari Ilmu Informasi………………………5
Kuantifikasi Entitas Informasi………………………………………………….6
Sistem Terbuka; Proses Swa-Organisasi……………………………………….8
Penutup……………………………………………10
Kesimpulan……………………………………………………………………...10
Saran…………………………………………………………………………….10
Daftar Puustaka ..................................................................................................11
BAB I
PENDAHULAUAN
1. Latar Belakang

Menurut Wikipedia, Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau

kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang

dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam

atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai

sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang

mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki

banyak arti lain dalam konteks yang berbeda. Informasi bisa di katakan

sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau

instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada

konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti,

pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran,

representasi, dan rangsangan mental.

Informasi adalah hal yang sangat umum di masa sekarang ini dengan laju

perkembangan teknologi yang sudah sangat pesat. Akan tetapi informasi yang

kita kenal sekarang ini memiliki banyak sekali perkembangan akan teori nya

dari masa ke masa. Perkembangan teori tersebutlah yang mengantarkan

manusia hingga ke informasi yang kita kenal saat ini.

Bagaimanakah perkembangan Teori Informasi tersebut? Apakah teori

informasi telah berubah-ubah?


BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna, Definisi dan Konsep Informasi

Berikut beberapa Makna, Definisi dan Konsep informasi menurut para

ahli.

a. Stoner (1990)

kata informasi (information) merupakan realitas ‘action, disimpan,

diakses, dan diproses baik oleh komputer of informing’. Kata ‘action’

sebagai suatu aktivitas yang memancarkan atau menyalurkan informasi.

Kata ‘in’ dalam kamus bahasa inggris bermakna: ke, ke dalam, dalam,

menuju atau terhadap, tergantung kata bentukannya. Sementara itu, ‘form’

bermakna bentuk atau penjelasan. Sehingga ‘information’ memiliki makna

penjelasan atau pengetahuan tentang bentuk, struktur, dan perilaku. Seperti

sudah diketahui bersama bahwa informasi dapat disalurkanelektronik

maupun oleh organisme hidup.

b. Doucette et. Al (2007)

Bahwa informasi berwujud sebagai kajian baru yang prospektif dalam

masyarakat informasi, seperti filsafat informasi, kuantum informasi, bio

informatika dan bio semiotika, teori tentang akal budi, teori system, kajian

tentang internet dan yang lainnya. Perkembangan tersebut melalui suatu

suatu evolusi yang panjang berkat jasa-jasa pendahulu.

Selain dua ahli diatas masih banyak lagi definisi, makna dan konsep

informasi lainnya oleh para ahli yang berbeda beda. Masing-masing dari
teori mereka menjelaskan bagaimana bahwa infomasi itu sangatlah luas

naik dari jangkauan bahkan teori yang muncul akan informasi itu sendiri

2. Konsep Pengembangan Ilmu Informasi

Apabila diruntut menurut sejarah, maka dapat disarikan seperti seperti

yang dijelaska Hofkichner (2011) bahwa tonggak perkembangan informasi

adalah sebagai berikut.

a. Masa pemikiran Cartesian, sebagai awal mula perkembangan ilmu yang

ditandai dengan interaksi berupa pertentangan antara dua sistem

pemikiran, yaitu antara rasionalisme dengan huminisme (Toulmin)

b. Masa Neo Kantianisme (1900) yang ditandai dengan pertentangan antara

metodologi nomothetis lawa ideografis, seperti yang dituturkan oleh W.

Wildenbald dan H. Rickert.

c. Masuk ke masa C. P. Snow (1959) tentang dua budaya yang ditandai

dengan berhadapannya ilmu-ilmu kealaman (natural science) dengan ilmu-

ilmu kemanusiaan.

d. Mengawali perkembangan kajian tentang lintas disiplin oleh J. Brockman

(akhir tahun 1900-an) disebut sebagai “the third culture” (budaya ketiga),

yaitu ilmu-ilmu kealaman, kemasyarakatan, dan kemanusiaan tumbuh dan

berkembang melalui pemupukan silang membangun kajian interdisipliner.

3. Tujuan, lingkup, Metodologi dari ilmu informasi:

Doucette dkk. (2007) menyusun tujuan, lingkup, metodologi dari ilmu

informasi adalah sebagai berikut:


a. Tujuan ilmu informasi adalah melayani tujuan praktis dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat melalui pengayaan kapasitas penyelesaian masalah

terkait dengan tantangan yang dihadapi

b. Lingkup Ilmu informasi mencakup semua hal yang terkait dari perspektif

kelahirannya informasi; dalam realitas termasuk sistem-sistem alam,

kemasyarakatan, atau tiruan yang melibatkan proses-proses informasi.

c. Metodologi ilmu informasi menggunakan pendekatan inklusif yang

membedakannya dari pendekatan reduksionistik. Pendekatan ini

berkorelasi dengan ilmu pengetahuan modern yang lebih bersifat saling

hubung, batas-batas keilmuan menjadi tidak lagi kaku, sehingga satu sama

lain memiliki interkoneksi, interkotribusi, dan independen.

Dari penjelasan Doucette dkk. (2007) ditekankan pula bahwa

dalam metodologi ilmu informasi tidak boleh terjadi pengabaian

salah satu metodologi dari disiplin ilmu yang terlibat demi alas an

penyedehanaan. Bahkan, kita harus mencari kedudukan masing-

masing disiplin ilmu yang terlibat itu tampak dalam suatu

konfigurasi yang memperlihatkan seinergitas berpikir, menuju

keterpaduan pendekatan.

4. Kuantifikasi Entitas Infomasi

Menurut Stonier

Stonier (1990) Menggunakan acuan menurut catatan Schrodinger

bahwa apabila jika rumusan Boltzman dimasukkan ke dalam beberapa


persamaan, maka akan diperoleh keterkaitan antara entropi dan informasi

dalam bentuk:

c
S=k ln
I

Sehingga entitas informasi dapat memiliki bentuk sebagai berikut:

−s −s

I =c e k atau I =I e k
o

Dari pernyataan tersebut dapat diambil pengertian bahwa semakin

besar entropi, maka akan semakin kecil kandungan informasinya. Dalam

hal khusus untuk nilai S = (-k, 0, k), maka kandungan informasinya akan

Io
berturut-turut seperti: I = I oe; I = I o; I =
e

Menurut Gordana

Menurut Gordana, Bar Hillel Merumuskan kandungan informasi

dari suatu pernyataan S yang disimbolkan dengan Cont (S), dan

didefinisikan sebagai bagian komplementer dari kebolehjadian pernyataan

S yang disimbolkan dengan Prob (S). Secara matematis dapat ditulis

sebagai berikut:

Cont (S)=I −Prob ( S)

Tetapi karena ukuran kandungan , Cont (S), tidak besifat aditif

sehingga dapat merusak beberapa intuisi alami tentang informasi

kondisional, maka perlu dirumuskan ukuran informasi yang disimbolkan

dengan inf(S) dalam satuan bits yang dituliskan sebagai berikut:


Inf ( S )=log
( I −ContI (S ) )=log( ProbI (S ) )
Pada Akhirnya kedua pernyataan dari Stonier dan Bar-Hillel

tampak menjadi sejalan bahwa pernyataan kuantitatif tentang entitas

informasi berkaitan dengan logaritma dari suatu kebolehjadian

5. Sistem Terbuka; Proses Swa-Organisasi

a. Proses Interaksi pada sistem kealaman

Sifat suatu sistem terbuka adalah dapat menerima dan melepas materi,

energy dan informasi. Apabila terdapat dua buah sistem bertetangga,

Hofkirchner (1999) memberikan ulasan bahwa keduanya dapat berada

dalam tiga tahapan menuju keberlangsungan interaksi, yaitu:

1) Jika keduanya menerima pertanda dari tetangganya, tetapi keduanya tidak

bereaksi dan tidak menghasilkan informasi pragmatis. Pada tahapanini

dikatakan kedua sistem terbuka tersebut tidak dapat berinteraksi.

2) Jika hanya terdapat satu sistem terbuka yang bereaksi dengan tolakan,

tarikan. Ataureaksi lainnya. Sementara yang lainnya tidak bereaksi sama

sekali. Pada tahapan ini dikatakan terdapat pemihakan dari sitem terbuka

yang bereaksi kepada sistem yang tidak bereaksi

3) Jika keduanya bereaksi satu sama lain, keduanya melakukan hubungan

dalam spectrum yang dapat melebar dari bentuk tarikan sampai ke tolakan,

atau dari perusakan bersama menuju ke permunculan sistem baru yang

lebih kompleks.

b. Proses Interaksi dalam sistem-sistem kemasyarakatan


Konsep Interaksi dalam sistem sistem kelaman dapat diterapkan dalam

sistem-sistem biologi, dan bahkan dalam sistem-sistem kemasyarakatan.

Proses Swa-organisasi dalam sistem-sitem kemasyarakatan atau

pengorganisasian diri suatu sistem merupakan aktivitas kreatif untuk

meningkatkan ukuran ketertibannya.


BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Perkembangan Teori Ilmu Informasi disebabkan oleh berbagai penafsiran

dan interdisiplin ilmu. Informasi bukan hanyalah sebuah pengetahuan atau

rangsangan. Informasi itu sendiri memiliki pengetahuan akan teori-teori yang

berkembang. Perkembangan ini tentu saja mengarahkan peradaban ke dalam

bentuk teori informasi yang lebih kompleksitas lagi

2. Saran

Informasi yang makin berkembang seiring dengan perkembangan

teknologi di zaman modern ini. Kita bangsa Indonesia tidak boleh ketinggalan dan

harus berusaha lebih keras lagi dalam mengembang ilmu pengetahuan agar tidak

tertinggal Informasi dari bangsa-bangsa lain.


DAFTAR PUSTAKA
Hopkins, David, 2011 Panduan guru : Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.

Snow Charles Percy (2001) (1959). Dua Budaya. London: Cambridge University
Press. P.3. ISBN 978-0-521-45730-9

Stoner, James A.F. and Charles Wankel. 1990. Management, 5th Edition.
Singapore : McGraw-Hill Kogasuka Ltd.

Anda mungkin juga menyukai