Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
(ILMU SEBAGAI AKTIFITAS PENGETAHUAN)
Dosen pengempuh:
Dr. Ali Ajam, S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 10:
FITRIANTI A KACOA (03062111010)
ATTAHIRA A DABY-DABI (03062111031)

ZUHESTY RAITAH MANSUR (0306211040 )

PROGRAM STUDI PENIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2O22
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT yang senangtiasa memberikan rahmatnya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ILMU SEBAGAI AKTIFITAS
PENGETAHUAN” guna untuk memenuhu tugas mata kuliah filsafat ilmu

Shalawat serta salam semoga di limpahkan kepada Muhammad SAW yang telah membimbing
manusia kedalam kehidupan yang penuh dengan Ridhonya. Kami menyadari makalah ini tidak
dapat terselesaikan dengan baik tampa adahnya dukungan dari teman-teman sebagai penyemangat
sehari-hari.sehingga kami mengucapkan banyak terimakasi kepada semua teman seperjuangan
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Dan pastinya penyusunan makalah ini tidak lepas keselahan dan kehilafan maka dari itu kami
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Kami hanya dapat mendoakan kepasa Allah SWT
agar senangtiasa dilimpahkan rahmat kepada semuah pihak yang telah membantu dan
menyelesaikan makalah ini. Semogah Allah SWT mencatat penyesunan makalah ini sebagai amal
kebaikan yang dapat bermanfaat bagi semua dan khususnya dari kami.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..I
DAFTAR ISI……………………………………………………….II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………...1
B. Rumusan masalah……………………………………………..1
C. Tujuan pembahasan…………………………………………...1
BASB II PEMBAHASAN
A. Ilmu pengetahuan……………………………………………...2
B. Fungsi dan tujuan ilmu pengetahuan………………………….3
C. Hubungan ilmu dengan penilitian…………………………….4
BAB III PENUTUP
A. Kesempulan…………………………………………………..6
B. Daftar Pustaka ……………………………………………….7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada prinsipnya ilmu dan pengetahuan mempunyai perbedaan. Herman


Soewandi (1996) menjelaskan pengetahuan merupakan pembentukan pemikiran
assosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pemikiran dengan kenyataan
atau dengan pemikiran lain, berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa
pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal.
Sedangkan ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas
(hubungan sebab-akibat) dari suatu obyek secara sistematis berdasarkan metodemetode
tertentu
Peneliti dituntut memiliki kepekaan dan kemauan mendapat jawaban secara
ilmiah terhadap berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat. Sebelum
melaksanakan penelitian, peneliti dibekali dengan berbagai pengetahuan dan
keterampilan serta teori-teori sesuai dengan bidang kajian yang ditekuninya. Salah
satu pengetahuan yang harus dikuasi peneliti dalam pengembangan ilmu yang
ditekuninya menyangkut dengan pemahaman hakekat ilmu pengetahuan, teori dan
penelitian. Uraian berikut membahas ilmu pengetahuan, fungsi dan tujuan ilmu,
fungsi dan tujuan penelitian, hubungan ilmu dengan penelitian serta bangun deduktif
dan induktif.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikit:
1. Apa yang di maksud ilmu pengetahuan
2. Apa fungsi dan tujuan ilmu pengetahuan
3. Apa hubungan ilmu dengan pengetahuan
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan tersebut di atas, makah dapat dibuat tujuan dari penyusunan
maklah sebagai berikut:
1. Apa saja sifat-sifat ilmu
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan ilmu pengetahuan
3. Untuk mengetahui hubungan ilmu dengan pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ilmu pengetahuan

Pada prinsipnya ilmu dan pengetahuan mempunyai perbedaan. Herman


Soewandi (1996) menjelaskan pengetahuan merupakan pembentukan pemikiran
assosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pemikiran dengan kenyataan
atau dengan pemikiran lain, berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa
pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal.
Sedangkan ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas
(hubungan sebab-akibat) dari suatu obyek secara sistematis berdasarkan metodemetode
tertentu.

Di dalamkehidupan sehari-hari pengetahuan ilmiah disepadankan dengan


ilmu. Ilmu memiliki sifat, yaitu :
(1) menjelejahi dunia emperik tanpa batas sejauh dapat ditanghkap oleh panca indera,
(2) tingkat kebenaran bersifat relative
(3) ilmu menemukan proposisi-proposisi yang teruji secara emprik (Sodjawo,2001, Herman
Suwandi,Rusidi,1996).

Komponen-komponen dalam pembangunan ilmu adalah fakta, teori,


fenomena dan konsep. Fenomena adalah gejala atau kejadian yang ditangkap indera
manusia serta diabstraksikan dengan konsep-konsep. Konsep merupakan
penyederhanaan dari fenomena. Sedangkan fakta adalah data yang dapat dibuktikan
secara emperik. Teori merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang
berhubungan satu sama lain sebagai jalinan dari keseluruhan fakta. Teori berfungsi
untuk meramalkan, mengarahkan, mengkonseptualisasikan fenomena yang ditangkap
oleh indera manusia. Teori berguna dalam memberikan penjelasan menemukan
fakta, sedangkan fakta memberi inspirasi untuk mengubah, menolak,
mengkonstruksi serta mengantikan teori yang sudah ada. Proposisi merupakan
hubungan sebab akibat yang bersifat umum, sebagai ungkapan dari kaitan dua
variabel/konsep atau lebih.

Ilmu pengetahuan memiliki ciri, diantaranya:


(1) mempunya batasan danruang lingkup yang jelas
(2) metoda dalam membuktikan kebenaran
(3) sistematis serta
(4) terbuka untuk dikaji kebenaranya.

B. Fungsi dan tujuan ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan (knowledge) yang tersusun


sistematis dengan menggunakan kekuatan pikiran serta dapat diuji dan dikontrol
secara kritis. Soerjono Soekamto, 1990:6) menjelaskan pengetahuan dengan buah
pikiran tersebut berbeda, karena tidak setiap pikiran memerlukan pembuktian akan
kebenaranya, walaupun demikian buah pikiran dan angan-angan merupakan bahan
bagi ilmuwan melaksanakan kegiatan ilmiah yang akan dilakukannya

Fungsi Ilmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan.
Dalam fungsi ini, ilmu pengetahuan ini mempunyai empat bentuk :
 deduktif, yaitu ilmu yang menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah
ditetapkan sebelumnya.
 probabilistik, yaitu ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengenai pola pikir induktif dari
sejumlah kasus yang jelas, sehingga hanya dapat memberikan kepastian (tidak mutlak)
yang bersifat kemungkinan besar atau hampir pasti.
 fungsional, yaitu ilmu pengetahuan menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem
secara menyeluruh.
 genetik, yaitu ilmu pengetahuan yang menjelaskan suatu faktor mengenai gejala-gejala
yang sering terjadi.
2. Meramalkan.
Dalam fungsi ini, ilmu pengetahuan harus dapat menjelaskan faktor sebab akibat suatu kejadian
atau peristiwa.

3. Mengendalikan.
Dalam fungsi ini, ilmu pengetahuan harus dapat mengendalikan gejala alam berdasarkan suatu
teori atau pendekatan.
R.B.S. Fudyartanta, mengatakan bahwa fungsi ilmu pengetahuan adalah untuk kebutuhan hidup
manusia dalam segala bidang, yang dapat diuraikan dalam empat macam fungsi, yaitu :
 Fungsi deskriptif, yaitu menggambarkan, melukiskan, dan memaparkan suatu obyek atau
masalah sehingga mudah dipelajari oleh peneliti.
 Fungsi pengembangan, yaitu melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil
ilmu pengetahuan yang baru.
 Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kejadian-kejadian yang kemungkinan besar akan
terjadi sehingga manusia dapat melakukan persiapan-persiapan atau mengambil tindakan-
tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.
 Fungsi kontrol, yaitu berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa yang tidak dikehendaki.
Kerlinger, mengelompokkan fungsi ilmu pengetahuan dalam dua sudut pandang, yaitu :

1. Statis. Dalam pandangan statis, ilmu merupakan aktivitas yang memberi sumbangan bagi
sistimatisasi informasi bagi dunia. Tugas ilmuwan adalah menemukan fakta baru dan
menambahkannya pada kumpulan informasi yang sudah ada. Oleh karenanya ilmu
pengetahuan dianggap sebagai sekumpulan fakta, serta merupakan suatu cara untuk
menjelaskan gejala-gejala yang diobservasi.
2. Dinamis atau heuristik. Heuristik berarti menemukan. Ilmu pengetahuan dilihat lebih dari
sekedar aktivitas, penekanannya terutama pada teori dan skema konseptual yang saling
berkaitan yang sangat penting bagi penelitian.
Sedangkan Descartes menyebutkan bahwa fungsi mempelajari ilmu pengetahuan adalah agar kita
mengetahui bagaimana membedakan antara yang benar dan salah atau palsu hingga sejelas-
jelasnya.

Tujuan Ilmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan mempunyai banyak tujuan, dari sekian banyak
tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh ilmu pengetahuan
adalah meliputi pencaharian dan menemukan suatu :

 Pengetahuan (knowledge).
 Kebenaran (truth).
 Pemahaman (understanding, comprehension, insight).
 Penjelasan (explanation).
 Pengendalian (control).
 Penerapan (application, invention, production).
Sedangkan menurut beberapa ahli, tujuan dari ilmu pengetahuan adalah, diantaranya :
 Robert Ackermann, berpendapat bahwa kadang-kadang dikatakan tujuan ilmu
pengetahuan adalah mengendalikan alam, dan kadang-kadang adalah untuk memahami
alam.
 Francis Bacon, berpendapat bahwa tujuan sah dan senyatanya dari ilmu-ilmu
pengetahuan adalah sumbangan terhadap hidup manusia dengan ciptaan-ciptaan baru dan
kekayaan.
 Jacob Branowski, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah menemukan apa
yang benar mengenai dunia ini. Aktivitas ilmu diarahkan untuk mencari kebenaran, dan
ini dinilai dengan ukuran apakah benar terhadap fakta-fakta.
 Mario Bunge, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan meningkatkan pengetahuan
(tujuan intrinsik dan kognitif), meningkatkan kesejahteraan dan kekuasaan (tujuan
ekstrinsik atau kemanfaatan).
 Enrico Cantore, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah menentukan
struktur yang terpahami dari realitas yang dapat diamati atau alam.
 Albert Enstein, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah memahami
selengkap mungkin mengenai pertalian antara pengalaman inderawi dalam
keseluruhannya, dengan menggunakan seminimal mungkin pengertian-pengertian dasar
dan hubungan-hubungan yang ada.

C. Hubungan ilmu dengan penilitian

Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multi dimensional, sehingga dapat didefinisikan
dalam berbagai cara dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu
dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai penelitian. Untuk itu ilmu
pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan proses penelitian tersebut.

Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan, berkembang dari upaya manusia mencari jawaban
atas berbagai pertanyaan seperti “ini apa?”; “itu apa?”; “mengapa begini?”; “mengapa begitu?” dan
selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan “bagaimana hal itu terjadi?” serta “bagaimana
memecahkannya?”. Dengan dorongan ingin tahu tersebut manusia selalu ingin mendapatkan
pengetahuan mengenai perm
asalahan yang tidak diketahuinya sehingga pada akhirnya muncul pengetahuan-pengetahuan baru
yang dikenal sebagai ilmu pengetahuan (knowledgement) yang sistematis dan terorganisir. Dengan
mengguanakan akal dan pikiran yang reflektif, manusia merasa mampu memecahkan masalah
yang dihadapi.

Pendekatan yang digunakan dapat bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Pendekatan ilmiah dapat berupa
penelitian-penelitian sedangkan pendekatan non-ilmiah dapat berupa akal sehat, prasangka, intuisi,
penemuan kebetulan/ coba-coba (trial and error) dan mendapau otoritas ilmiah/pikiran kritis.

Berdasakan pengertian di atas, terdapat hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan dan
penelitian. Para ahli menyebutkan bahwa tidak mungkin memisahkan ilmu dengan penelitian dan
diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang sama. Almack (1930) mengatakan bahwa penelitian
dan ilmu merupakan hasil dan proses. Penelitian merupakan proses sedangkan hasilnya adalah
ilmu. Whitney (1960) menegaskan bahwa ilmu dan penelitian merupakan proses yang berlangsung
secara bersama-sama. Artinya ilmu dan penelitian adalah proses yang sama sedangkan hasil dari
proses tersebut adalah kebenaran (truth). Kebenaran yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang
benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkeinginan untuk mengujinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (sebab-akibat) dari suatu obyek
secara sistematis berdasarkan metode-metode tertentu. Ilmu menemukan proposisi-proposisi yang
teruji secara emprik (Sodjawo, 2001, Herman, Rusidi, 1996). Yaitu ilmu yang menjelaskan
sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan sebelumnya. Hanya dapat
memberikan kepastian (tidak mutlak) bersifat kemungkinan besar atau hampir pasti.
terdapat hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan dan penelitian. Para ahli menyebutkan
bahwa tidak mungkin memisahkan ilmu dengan penelitian dan diibaratkan sebagai dua sisi mata
uang yang sama. Almack (1930) mengatakan bahwa penelitian dan ilmu merupakan hasil dan
proses. Penelitian merupakan proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Whitney (1960) menegaskan
bahwa ilmu dan penelitian merupakan proses yang berlangsung secara bersama-sama. Artinya
ilmu dan penelitian adalah proses yang sama sedangkan hasil dari proses tersebut adalah kebenaran
(truth). Kebenaran yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar yang kebenarannya terbuka
untuk diuji oleh siapa saja yang berkeinginan untuk mengujinya.
DAFTAR PUSTAKA

Chalmers, A.F (1983) : Apa itu yang Dinamakan Ilmu ?. Jakarta : Hasta Mitra

Garna, Judistira K (1996) : Ilmu-ilmu Sosial Dasar-Konsep-Posisi. Bandung :


Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Nasution (1982) : Metode Research. Bandung : Jemmars.


Sanafiah Faisal (1995) : Format-format Penelitian Sosial, dasar dan Aplikasi.
Jakarta :Rajawali Pers.

S.Suriasumantri, Jujun. (1993) : Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer .


Jakarta :Pustaka Sinar Harapan.

Sudjarwo, (2001) : Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Mandar maju


Soekanto, Soerjono (1990) : Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Sumardjono,Maria S.W, (1989) : Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian.


Yogyakarta :UGM Yogyakarta.

Poespoprodjo,W. (1991) : Logika Scientifika. Bandung : Penerbit PT.Remaja


Rosdakarya.

Poespoprodjo, W (1987) : Logika Ilmu Menalar. Bandung : Remaja Karya.


Wallace, Walter L. (1990) : Metoda Logika Ilmu Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Winardi (1979) : Pengantar Metodologi Research. Bandung : Penerbit Alumni

Anda mungkin juga menyukai