Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
“PERSOALAN-PERSOALAN POKOK DALAM PENGEMBANGAN ILMU”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Sri Hasih Nurhayati (06052682226017)


DOSEN PENGAMPU : Dr.Sardianto M. S. M.Si.,M.Pd

PRODI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
I.3 Tujuan.................................................................................................. 1
I.4 Manfaat................................................................................................ 2

II. PEMBAHASAN........................................................................................ 3
II.1Pengertian Ilmu.................................................................................... 3
II.2Sudut Pandang Pengembangan Ilmu................................................... 4
II.3Fase Dalam Pengembangan Ilmu........................................................ 5
II.4Masalah Dalam Pengembangan ilmu.................................................. 6

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 9

ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III di Jakarta pada tahun
1981 Jujun S. Suriasumantri mengatakan bahwa pendidikan kita memberikan mata
pelajaran secara terkotak-kotak tanpa adanya payung yang memperjelas keterkaitan
antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya (Kompas, 20 September
2007). Pendapat tersebut terkandung maksud bahwa kenyataan mata pelajaran atau
pengetahuan yang diberikan dalam pendidikan kita masih tercerai berai sehingga untuk
menuju satu puncak tujuan pembelajaran yang utuh akan sangat sulit dicapai.
Terdapat pandangan yang sempit bahwa kegiatan keilmuan hanya berkutat
sekitar matematika dan statistika. Alhasil, walaupun telah bertahun-tahun mempelajari
ilmu, dengan puluhan disiplin dan ratusan teori ilmiah yang tercakup di dal amnya,
kita jarang mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai acuan dalam kehi dupan sehari-
hari. Ilmu dianggap sebagai hapalan bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsi kan,
menjelaskan, dan memprediksikan gejala alam. Dalam konteks ini, filsafat ilmu
memperjelas eksistensi ilmu yang membutuhkan pengetahuan lain sebagai sarana
berpikir dan sarana komunikasi keilmuannya. Sarana ini antara lain bahasa, logika,
matematika, statistika, dan teknik analisis data lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini membahas tentang:


1. Pengertian Ilmu
2. Sudut Pandang Pengembangan Ilmu
3. Fase Dalam Pengembangan Ilmu
4. Masalah Dalam Pengembangan ilmu

1.3 Tujuan

1. Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan


memahami pengertian ilmu

1
2. Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bagaima
sudut pandang ilmu menurut berbagai ahli
3. Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui masalah
filsafat ilmu

1.4 Manfaat

1. Bagi penulis makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman


tentang Masalah-masalah dalam pengembangan ilmu
2. Bagi pembaca makalah ini dapat menambah wawasan dan dijadikan referensi
untuk pembuatan makalah filsafat selanjutnya.

2
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu


Secara etimologis “ilmu” merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa
Arab „alima yang berarti tahu atau mengetahui (Gazal ba, 1992), sementara itu
secara istilah ilmu diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengetahui sesuatu
secara hakiki) (Suharsaputra, 2004). Dalam bahasa Inggeris Ilmu dipadankan
dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa
Indonesia kata science berasal dari bahasa Latin dari kata Scio, Scire yang berarti
(mengetahui ) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama.
Sinonim yang paling akurat dalam bahasa Yunani adalah episteme. Untuk lebih
memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa
pengertian :
1. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejalagejala Tertentu dibidang (pengetahuan) itu.
(Depdikbud,1989)
2. Aristoteles memandang ilmu sebagai pengetahuan demonstratif tentang
sebab sebab hal. (Bagus, 1996).
3. Ilmu merupakan alat untuk mewujudkan tujuan politis secara efektif dan
alamiah. (Suriasumantri, 1986).

Selanjutnya dalam kutipannya juga dikemukakan pendapat The Liang


Gie yang menyatakan pengertian ilmu dilihat dari ruang lingkupnya adalah
sebagai berikut :
1. Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebutkan segenap
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai suatu kebulatan. Jadi ilmu
mengacu pada ilmu seumumnya;

3
2. Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang
mempelajari pokok soal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu khusus.

2.2 Sudut Pandang Pengembangan Ilmu


The Liang Gie mengemukakan tiga sudut pandang berkaitan dengan
pemaknaan ilmu/ilmu pengetahuan yaitu:
1. Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu adalah sesuatu kumpulan yang
sistematis, atau sebagai kelompok pengetahuan teratur mengenai pokok soal
atau subject matter. Dengan kata lain bahwa pengetahuan menunjuk pada
sesuatu yang merupakan isi substantif yang terkandung dalam ilmu.
2. Ilmu sebagai aktivitas, artinya suatu aktivitas mempelajari sesuatu secara
aktif, menggali, mencari, mengejar atau menyelidiki sampai pengetahuan itu
diperoleh. Jadi ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan
(study), penyeli di kan (inquiry), usaha menemukan (at tempt to find), atau
pencarian (search).

Pengembangan ilmu pengetahuan akan terjadi jika paradigma yang lama


mengalami krisis dan akhirnya orang mengembangkan paradigma yang baru
yang sekiranya lebih rasional dan logis. Pengembangan ilmu pengetahun pada
dasarnya bertujuan untuk mencapai kesempurnaan teori. Menurut Thomas Khun,
ilmu dapat berkembang maju dalam pengertian tertentu, jika ia tidak dapat
mencapai kesempurnaan absolud dalam konotasi dapat dirumuskan dengan
definisi teori. Oleh karena itu ia memandang bahwa ilmu itu berkembang secara
open-endend atau sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan
(Kuhn, 1962).

Dalam pandangan Kuhn ilmu pengetahuan adalah sebagai sebuah


kegiatan menyelesaikan puzzle. Fungsi paradigma adalah seperti menyediakan
puzzle bagi para ilmuwan sekaligus menyediakan alat untuk solusinya. Ia
pertama kali menggunakannya dalam sains, dengan menunjukkan bahwa
penelitian ilmiah belum tentu menuju kepada kebenaran. Selanjutnya Kuhn

4
menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan berjalan dalam tiga fase (Thomas Khun,
1962).

Kuhn menyebutnya dengan anomaly (Kuhn, 1962). Ada beberapa hal


yang menyebabkan ilmu pengetahuan mengalami fals yaitu: pertama, teori
dibuat dalam suatu keadaan masa lampau yang sudah tidak lagi sesuai kedua,
kedua, teori dibangun lingkungan kehidupan masyarakat yang berbeda dengan
lapangan, serta ketiga, keterbatasan hasil pengamatan dalam membangun teori
(Karl R. Popper, 1959).

2.3 Fase dalam pengembangan ilmu pengetahuan


Dalam pandangan Kuhn ilmu pengetahuan adalah sebagai sebuah
kegiatan menyelesaikan puzzle. Fungsi paradigma adalah seperti menyediakan
puzzle bagi para ilmuwan sekaligus menyediakan alat untuk solusinya. Ia
pertama kali menggunakannya dalam sains, dengan menunjukkan bahwa
penelitian ilmiah belum tentu menuju kepada kebenaran. Selanjutnya Kuhn
menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan berjalan dalam tiga fase (Thomas Khun,
1962).

1. Tahap pra-ilmiah dan pra- paradigm


Fase ini umumnya ditandai oleh beberapa teori yang tidak sesuai dan tidak
lengkap hingga akhirnya salah satu dari teori ini “menang.” Hal semacam
ini berlangsung selama kurun waktu tertentu sampai suatu paradigma
tunggal diterima oleh semua, sehingga jalan menuju normal science mulai
ditemukan.

2. Tahap Sains normal


Dalam fase ini seorang ilmuwan mengumpulkan banyak teori layaknya
kepingan puzzle. Dalam sains normal, tugas ilmuwan memperluas dan lebih
membenarkan paradigma. Dalam wilayah ini bisa saja terdapat banyak
persoalan yang tidak terselesaikan dan kejanggalan, Kuhn menyebut keadaan
ini sebagai anomali. Jika anomali-anomali yang ada terakumulasi dan

5
menjadi akut, maka akan menimbulkan krisis dan meicu timbulnya
paradigma baru, inilah yang oleh Kuh disebut sebagai “revolusi sains.”

3. Tahap Pergeseran paradigma


Pada periode revolusioner ini suatu komunitas ilmiah menyusun diri kembali
di sekeliling suatu paradigma baru, memilih nilai-nilai, norma-norma,
asumsiasumsi, bahasa-bahasa, dan cara-cara mengamati serta memahami
alam ilmiahnya dengan cara yang baru. Inilah proses pergeseran paradigma
(shifting paradigm), yakni proses dari keadaan sains normal menuju sains
revolusi. Cara pemahaman dan pemecahan persoalan model lama
ditinggalkan dan berganti dengan yang baru. Periode ini terjadi melalui
pergeseran paradigma ini berkali-kali yang disebut Ekstra Ordinary Science
(Sains Luar Biasa), seperti teori-teori baru menggantikan yang lama.

2.4 Masalah-masalah dalam pengembangan ilmu


dalam filsafat ilmu pada dasarnya menunjukan topik-topik kajian yang
dapat masuk kedalam salah satu l ingkup filsafat ilmu pendidikan. Adapun
masalah-masalah tersebut adalah:
1. Masalah-masalah metafisis
2. Masalah-masalah epistemologis
3. Masalah-masalah metodologis
4. Masalah-masalah logis
5. Masalah-masalah etis
6. Masalah-masalah tentang estetika

 Metafisika merupakan telaahan atau teori tentang yang ada, istilah metafisika ini
terkadang di padankan dengan ontologi , karena sebenarnya metafisika juga
mencakup telaahan lainnya seperti telaahan tentang bukti-bukti adanya Tuhan.
 Epistemologi merupakan teori pengetahuan dalam arti umum baik itu kajian
mengenai pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, maupun pengetahuan
filosofis, Menurut Koestenbaum, secara umum epistemologi berusaha untuk
mencari jawaban atas pertanyaan “ apakah pengetahun ?” akan tetapi, secara
spesifik, espitemologi berusaha menguji masalah–masalah yang kompleks
seperti: hubungan antara pengetahun dengan kepercayaan pribadi, status

6
pengetahuan yang melampaui panca indera, status ontologi dari teori – teori
ilmiah, hubungan antara konsep–konsep atau kata–kata yang bersifat umum
dengan objek–objek yang ditunjuk oleh konsep atau kata–kata tersebut, dan
analisis atas tindakan mengenai atas itu.

 metodologi ilmu adalah telaahan atas metode yang dipergunakan oleh suatu
ilmu, baik dilihat dari struktur logikanya, maupun dalam hal validitas
metodenya.
 Masalah logis berkaitan dengan telaahan mengenai kaidah-kaidah berfikir benar,
terutama berkenaan dengan metode deduksi.
 Problem etis berkaitan dengan aspek-aspek moral dari suatu ilmu, apakah ilmu
itu hanya untuk ilmu, ataukah ilmu juga perlu memperhatikan kemanfaatannya
dan kaidahkaidah moral masyarakat.
 Sementara itu masalah estetis berkaitan dengan dimensi keindahan atau nilai-
nilai keindahan dari suatu ilmu, terutama bila berkaitan dengan aspek
aplikasinya dalam kehidupan masyarakat.

7
III. PENUTUP

Eksistensi ilmu tidak dipandang sebagai sesuatu yang sudah final, namun
perlu dikritisi, dikaji, bukan untuk melemahkannya tapi untuk memposisikan
secara tepat dalam batas wilayahnya. Filsafat ilmu bisa menjadi pengetahuan
bagi kalangan awam untuk memahami hakikat berbagai ilmu. Dalam upaya kita
meningkatkan pendidikan kei l muan di rasakan perlunya mengembangkan
paradigma baru dalam berbagai hal dengan mengembangkan paradi gma
epistemologi pemecahan masal ah di sampi ng penemuan pengetahuan ilmiah.
Demikian juga perlu dipikirkan pengembangan paradigma lain yang berkaitan
dengan peningkatan kegiatan pendidikan dan keilmuan.

Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup


pengalaman manusia. Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk
menjawab permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari manusia.
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang
secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

Beerling, Kwee, Mooij, van Peursen, Pengantar Filsafat Ilmu, Terjemahan


Soejono Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.
Jujun, S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.2012.
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1996.
Tabrani. ZA, Persuit Epistemology of Islamic Studies (Arah Baru Metodologi
Studi Islam), Yogyakarta: Ombak, 2015.
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. Filsafat Ilmu. Penerbit Liberty
Yogyakarta. 2000.
The Liang Gie. 1978. Dari Administrasi ke Filsafat. Yogyakarta : Karya Kencana.

Anda mungkin juga menyukai