Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

UJI KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA MAKANAN


JAJANAN BAKSO MENGGUNAKAN METODE KUNYIT
(Curcuma longa) DI KOTA PALOPO TAHUN 2019

OLEH
LUH IKA KASMIASIH
517 20 011 032

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR PROGRAM STUDI
FARMASI
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keamanan pangan adalah salah satu hal mutlak diperhatikan oleh semua pihak

dan diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004 tentang keamanan,

mutu dan gizi pangan. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan

untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain

yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia

(Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004).

Salah satu aspek keamanan pangan perlu diperhatikan adalah penggunaan

bahan tambahan pangan. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak

digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas

makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja

ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan

penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan (Cahyadi W.

2008).

Banyak zat berbahaya yang sering disalah gunakan oleh produsen sebagai

bahan tambahan pangan dalam memproduksi jenis pangan tertentu dan salah satunya

adalah boraks. Boraks adalah senyawa kimia dengan rumus Na2B4O7.10H2O

berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal (Syah

D, Utama S, Mahrus Z. 2005).

Boraks dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai bahan solder,

pembuatan gelas, bahan pembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik

kayu (Aminah MS, Himawan C. 2009).


Penggunaan boraks dalam produk pangan di Indonesia sudah dilarang

berdasarkan Permenkes no. 33 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan

(Kementrian Kesehatan RI. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 33

tahun 2012).

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta

berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit

karena diserap dalam tubuh. Seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung

boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal (Cahyadi, 2008).

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang manfaat dan khasiat

kunyit terhadap pendeteksi kandungan boraks, maka peneliti akan melakukan Uji

Kualitatif Kandungan Boraks Pada Makanan Jajanan Bakso Menggunakan Metode

Kunyit (Curcuma longa) Di Kota Palopo Tahun 2019. Diharapkan penelitian ini bisa

menjadi bukti ilmiah bahwa kunyit dapat mendeteksi kandungan boraks pada

makanan selain itu penelitian ini bisa menambah penelitian-penelitian berikutnya.

Bahwa kunyit dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendeteksi kandungan boraks

pada makanan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kunyit dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks dalam

makanan ?

2. Apakah makanan jajanan bakso di kota palopo ada yang mengandung boraks ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kunyit dapat digunakan

untuk mendeteksi kandungan boraks dalam makanan dan untuk mengetahui apakah

makanan jajanan bakso di kota palopo mengandung boraks.

D. Manfaat Penelitian
Bagi Masyarakat

Sebagai media informasi untuk bisa mendapatkan cara alternatif dalam

mendeteksi kandungan boraks pada makanan.

Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D III Farmasi di

Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo. Dan diharapkan karya tulis ilmiah ini

menjadi salah satu motivasi untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman

yang baru dari hasil penelitian yang dilakukan.

Bagi Institusi

Diharapkan karya tulis ilmiah ini berguna bagi institusi pendidikan dan sebagai

bahan bacaan bagi mahasiswa untuk menunjang peningkatan pengetahuan peseta didik

angkatan berikutnya, serta dapat dijadikan bahan refrensi di perpustakaan Stikes Bhakti

Pertiwi Luwu Raya Palopo.

E. Ruang Lingkup

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, tidak terlalu meluas, dan

mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat

perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini uji kualitatif

kandungan boraks pada makanan dengan mengambil beberapa sampel jajanan bakso

di kota palopo khususnya di pusat-pusat keramaian (lapangan pancasila, jalan sungai

pareman, jalan patang, jalan cakalang, jalan kelapa, dan mesjid agung).

BAB III METODE


PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


Alat

Alat yang digunakan terdiri dari : Sarung tangan, cawan porselin, tabung

reaksi, lumpang dan alu, pipet tetes,label untuk sampel

Bahan

Bahan yang digunakan terdiri dari: Kunyit (Curcuma longa), Bakso (sampel),

Tisu, Boraks, Etanol 70%, HCl

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmasi STIKES Bhakti Pertiwi Luwu

Raya Palopo pada tanggal, 01 April 2019.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah Pedagang bakso yang ada di kota Palopo

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 10 sampel yaitu lapangan pancasila (3

sampel), jalan sungai pareman (1 sampel), jalan patang (1 sampel), jalan cakalang (1

sampel), jalan kelapa (1 sampel), dan mesjid agung (3 sampel).

D. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data didapatkan dari penelitian di laboratorium. Dalam menganalisis

kandungan boraks pada makanan jajanan bakso dilakukan dengan prosedur kerja

metode kunyit. Pertama sampel dihaluskan menggunakan lumpang dan alu, kemudian

ditimbang sebanyak 1 gram lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi, selanjutnya

sampel diekstraksi menggunakan HCl sebanyak 5 ml, Kemudian hasil ekstraksi

dicampurkan dengan etanol 70% sebanyak 5 ml, Selanjutnya hasil ekstraksi diambil

sebanyak 5 ml kemudian dicampurnkan dengan 5 ml curcumin, Selanjutnya

perhatikan perubahan warna yang terjadi (jika terjadi reaksi), Apabila terjadi
perubahan warna dari curcumin menjadi oranye kemerahan maka menandakan adanya

kandungan boraks pada sampel.

Pengujian dilakukan sebanyak 2 kali atau yang biasa disebut dengan istilah

replikasi. Replikasi pengujian dengan menggunakan sampel yang sama namun dan

waktu yang sama. Alasan pengulangan pengujian agar mendapatkan hasil yang lebih

akurat.

Hasil uji kualitatif boraks dengan metode kunyit menggunakan pereaksi asam

sulfat pekat dan metanol, menunjukkan terdapat sampel yang di uji positif

mengandung boraks. Hal ini terlihat pada metode kunyit yang menimbulkan

perubahan warna pada curcumin menjadi oranye kemerahan.

E. Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala

Kunyit Kunyit yang dibuat dari rimpang kunyit yang Kategorik


dihaluskan dalam bentuk bubuk

Boraks Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam Kategorik


berat boron (B), Boraks merupakan anti septik dan
pembunuh kuman yang digunakan sebagai bahan anti
jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik

Reaksi kunyit Kandungan kurkumin dalam reagen Curcumax yang Kategorik


terhadap merupakan indikator untuk Na2B4O7 atau H3BO3
boraks yang memberikan warna merah oranye atau
mendekati merah bata tergantung dari jumlah
konsentrasi asam boraks dalam bakso.

F. Teknik Analisa
1. Data uji pembanding antara kunyit dan boraks diperoleh dari hasil penelitian

secara visual.

2. Data uji kualitatif yang diperoleh dari penelitian berupa uji sampel terhadap

pereaksi (kunyit) pada tabung reaksi.

Anda mungkin juga menyukai