Anda di halaman 1dari 11

Vol. 7, No.

2, Tahun 2018

UJI HEDONIK BISKUIT CANGKANG KERANG SIMPING (Placuna placenta)


DARI PERAIRAN INDRAGIRI HILIR

R. Marwita Sari Putri(1) dan Hermiza Mardesci (2)


(1)
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jalan Politeknik Senggarang, Kampus UMRAH
Senggarang Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Hp +6281364548648
(2)
Program Studi Teknologi Pangan Universitas Islam Indragiri. Jalan Lintas
Provinsi Parit 1, Tembilahan, Indragiri Hilir

witaumrah@ac.id

Abstrak
Uji hedonik merupakan tanggapan pribadi panelis tentang kesukaan atau
ketidaksukaannya terhadap komoditi yang dinilai, bahkan tanggapan dengan
tingkatan kesukaan atau tingkatan ketidaksukaannya dalam bentuk skala hedonik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui uji hedonik dan kandungan
nutrisi terhadap biskuit cangkang kerang simping (Placuna placenta) yang berasal
dari perairan Indragiri Hilir. Biskuit cangkang kerang simping yang terpilih
berdasarkan uii hedonik dari 20 orang panelis semi terlatih adalah 50% kosentrasi
tepung cangkang kerang simping. Berdasarkan nilai nutrisi biskuit cangkang kerang
simping dari Perairan Indragiri hilir bahwa cangkang kerang simping dapat dijadikan
sebagai alternative pangan yang mengandung kalsium.

Kata Kunci : Placuna placenta, uji hedonik, panelis, kalsium

PENDAHULUAN memiliki dua cangkang yang bundar,


Moluska adalah hewan bertubuh halus, tipis, pipih, serta sedikit
lunak yang terlindungi oleh lapisan transparan. Diameter cangkang dari
mantel. Banyak spesies moluska yang spesies ini dapat mencapai 150 mm.
memiliki cangkang kapur pelindung Hidup di perairan sebagai hewan
yang menyatu dengan mantel. Filum benthik. Seperti bivalvia lainnya,
Moluska terdiri lebih dari 100.000 simping merupakan filter feeder yang
spesies dengan variasi bentuk tubuh dan menyaring partikel makanan melalui
cara hidup. Beberapa jenis moluska insang (Campbell 2007). Kerang
merupakan komoditi perikanan yang mengandung mineral makro yang
potensial untuk dikembangkan. Salah berguna untuk kesehatan. Fungsi
satu komoditi perikanan yang mineral secara umum adalah untuk
mempunyai nilai ekonomis untuk mengatur keseimbangan asam basa
dikembangkan adalah kerang simping, tubuh, berperan dalam metabolisme,
Placuna placenta (Linnaeus, 1758), atau unsur pembentuk enzim, berperan dalam
juga dikenal dengan nama Window-pane fungsi otot dan saraf (Almatsier 2006).
oyster, atau Kapis (Phillipina), dan Kerang Simping ditemukan dalam
Methy (India), termasuk dalam Filum substrat lumpur dan pasir berlumpur di
Mollusca, Kelas Pelecypoda, serta perairan dangkal. Perairan Indragiri
Famili Placunidae. Kerang Simping Hilir merupakan salah satu tempat

Jurnal Teknologi Pertanian 19


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

ditemukannya kerang simping ini. bahan tambahan pangan yang diizinkan


Potensi limbah berupa cangkang kerang (BSN 2011). Produk ini sudah dikenal
belum banyak termanfaatkan termasuk luas oleh masyarakat sebagai camilan.
cangkang dari kerang simping. Selama Dengan adanya pemanfaatan cangkang
ini limbah padat kerang berupa kerang simping yang dibuat tepung
cangkang hanya dimanfaatkan sebagai kalsium dan diaplikasikan sebagai bahan
salah satu materi hiasan dinding, hasil tambahan dalam pembuatan biskuit
kerajinan, atau bahkan sebagai diharapkan dapat meningkatkan nilai
campuran pakan ternak namun belum tambah (added value) yang berguna bagi
dimanfaatkan secara maksimal, padahal masyarakat.
potensinya sebagai sumber kalsium Adapun tujuan dari penelitian ini
tinggi dapat dijadikan sebagai terobosan adalah untuk mengetahui uji hedonik
baru. dan kandungan nutrisi terhadap biskuit
Beberapa penelitian menunjukkan cangkang kerang simping yang
bahwa cangkang kerang mengandung dihasilkan.
senyawa kalsium yang berpotensi
sebagai suplemen tulang alamiah METODOLOGI PENELITIAN
pencegah osteoporosis (Firmansyah
Bahan
2005). Kerupuk dengan penambahan Bahan utama yang diperlukan
cangkang kerang hijau mempunyai dalam penelitian ini adalah kerang
kandungan kalsium sebesar 2575,35 simping yang didapat dari perairan
mg/100g. Tingginya kalsium pada Indragiri Hilir Tembilahan dan bahan-
kerang hijau bersumber dari komponen bahan yang digunakan untuk pembuatan
penyusun cangkang kerang hijau yang biskuit yaitu mentega, room buter, gula
berupa kapur (CaCO3) dengan lapisan halus, vanili, baking powder, telur,
yang melindungi tubuh kerang atau tepung terigu, tepung maizena, susu
disebut dengan lapisan periostracum dan
bubuk, pewarna tetrazine.
zat tanduk pada cangkang (Permana et
al. 2006). Melihat banyaknya Alat
kandungan kalsium yang terkandung Peralatan yang digunakan untuk
didalam cangkang kerang, sehingga pembuatan tepung cangkang kerang
diperlukan upaya dalam pemanfaatan simping adalah oven biasa, alat
limbah tersebut berupa diversifikasi penepungan (Hammer mill, Conduk
produk pangan yang diformulasikan 6400), wadah coolbox (stryofoam),
dalam bentuk tepung sebagai sumber pisau, baskom, timbangan analitik, pH
kalsium dan dapat diaplikasikan sebagai meter.
bahan fortifikasi dalam proses Peralatan yang digunakan untuk
pembuatan biskuit. pembuatan biskuit adalah alat-alat uji
Biskuit merupakan produk organoleptik, kompor, panci, spatula,
makanan yang dibuat dari bahan dasar blender, ayakan, toples, timbangan,
terigu yang dipanggang hingga kadar air mixer, loyang, oven, cetakan kue.
kurang dari 5%. Biskuit adalah produk Bahan kimia yang digunakan
bakeri kering yang dibuat dengan cara adalah bahan-bahan kimia yang
memanggang adonan yang terbuat dari digunakan untuk analisis kadar air, kadar
tepung terigu dengan atau subtitusinya, abu, kadar lemak, kadar protein, dan
minyak atau lemak, dengan atau tanpa analisa kalsium yaitu pelarut immicible,
penambahan bahan pangan lain dan pereaksi toluene, K2SO4, HgO, tablet

20 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

kjeltab, NaOH, Na2SO3, H2BO3, HCL selama 15 menit dengan tujuan untuk
0,02 N, pelarut dietil eter, KMnO4, memudahkan dalam pemisahan
amonium oksalat jenuh, indikator merah cangkang dari tubuh kerang simping.
metil, amoniak encer, asam asetat dan Dilakukan pemisahan menjadi tiga
AgNO3 bagian yaitu cangkang, daging dan
jeroan. Cangkang kerang yang sudah
Pengukuran Potensi Limbah Kerang
terpisah dilakukan penimbangan untuk
Simping
mengetahui rendemen dari kerang
Kerang simping yang telah
simping utuh. Lalu dilakukan prosedur
diperoleh dari nelayan harus dalam
pembuatan tepung cangkang kerang
keadaan segar lalu dilakukan
simping. Setelah diperoleh tepung
penimbangan agar diperoleh data berat
cangkang dilakukan penimbangan untuk
kerang simping utuh, setelah itu
memperoleh rendemen dari tepung
dilakukan pencucian untuk
cangkang kerang simping. Skema alur
menghilangkan kotoran pada bagian
proses penelitian pada tahap ini dapat
permukaan dan bagian dalam dari tubuh
dilihat pada Gambar 1.
kerang simping. Kemudian dilakukan
perebisan pada suhu kurang dari 100 0C

Cangkang kerang simping

Pembersihan

Pengeringan (50-60 oC) seama 6-8 jam

Pengecilan ukuran

Larutan NaOH Hidrolisis


Fraksi larut
(0,5 N;1,0N;1,5N) (Suhu 50oC selama 3 jam)

Penetralan (pH 7,0) (dengan pencucian)

Pengeringan oven (121oC; 15 menit)

Penepungan/penggilingan

Tepung kalsium

Gambar 1. Skema pemisahan kalsium dari cangkang kerang simping (Placuna placenta)
(Modifikasi Sada 1984).

Jurnal Teknologi Pertanian 21


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Pembuatan Biskuit dengan Penambahan dan diaduk dengan mixer sehingga rata.
Kosentrasi Tepung Kalsium Cangkang Kemudian kedalam adonan dimasukkan
Kerang Simping tepung terigu, tepung kalsium cangkang
Pembuatan biskuit dengan kerang simping dengan konsentrasi A
penambahan tepung kalsium cangkang (0%), B (25%), C (50%), D (75%), E
kerang simping yang kemudian diuji (100%), tepung maizena, pewarna
organoleptik untuk mengetahui formula tartrazine, susu bubuk lalu diaduk hingga
biskuit yang diinginkan. Untuk pembuatan homogen. Setelah adonan homogen dan
biskuit tepung kalsium cangkang kerang mudah dibentuk, dicetak dengan sendok,
simping dalam penelitian ini ditetapkan letakkan diatasnya choccholate chip lalu
urutan pembuatan biskuit sebagai berikut: dipanggang dalam oven pada suhu
Margarin (125g), room butter (10g) dan 160oC selama 15 menit. Skema alur
baking powder (5g) sampai mengembang. penelitian pada tahap ini dapat dilihat
Lalu masukan kuning telur (satu butir) pada Gambar 2.

Mentega, room butter,gula halus

Pencampuran sampai merata (mixer)

Penambahan vanili dan backing powder

Pencampuran dengan mixer sampai mengembang

Penambahan kuning telur

Pencampuran tepung terigu, tepung kalsium,


tepung maizena, susu bubuk, pewarna tetrazine

Pengadukan dengan tangan

Pencetakan

Pengovenan pada suhu 160oC selama 15 menit

Biskuit

Gambar 2. Prosedur pembuatan biskuit dengan penambahan tepung kalsium cangkang


kerang simping (Placuna placenta) (Modifikasi dari Hiswaty 2002).

22 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN dihasilkan adalah 1.87 kg. Rendemen


tepung cangkang kerang simping yang
Rendemen
dihasilkan tinggi karena hampir semua
Rendemen merupakan persentase bagian cangkang kerang simping yang
bahan baku utama yang menjadi produk digunakan dalam proses pembuatan
akhir atau perbandingan produk akhir tepung. Bentuk bahan baku dapat dilihat
dengan bahan baku utama. pada Gambar 3. rendemen tepung
Berat awal cangkang kerang cangkang kerang simping berhubungan
simping adalah 4 kg, kemudian dengan metode pembuatan tepung
cangkang tersebut dibersihkan dari cangkang kerang simping. Tahap-tahap
kotoran dan dikeringkan sehingga proses pembuatan tepung cangkang
beratnya menjadi 3,8 kg. Rendemen kerang simping meliputi pengeringan,
tepung cangkang kerang simping yang pengecilan ukuran, penggilingan dan
dihasilkan adalah 58,4%. Adapun tepung penyaringan.
cangkang kerang simping yang

Gambar 3. Bahan baku utama yaitu cangkang kerang simping (Placuna Placenta)
dari Perairan Indragiri Hilir

Uji Hedonik terhadap Biskuit (Saxby 1996). Prinsip uji hedonik yaitu
Cangkang Kerang Simping panelis diminta tanggapan pribadinya
Uji hedonik merupakan sebuah tentang kesukaan atau ketidaksukaannya
pengujian dalam analisa sensori terhadap komoditi yang dinilai, bahkan
organoleptik yang digunakan untuk tanggapan dengan tingkatan kesukaan
mengetahui besarnya perbedaan kualitas atau tingkatan ketidaksukaannya dalam
diantara beberapa produk sejenis dengan bentuk skala hedonik. Dalam
memberikan penilaian atau skor terhadap penganalisisan, skala hedonik
sifat tertentu dari suatu produk dan untuk ditransformasi menjadi skala numerik
mengetahui tingkat kesukaan dari suatu dengan angka menurut tingkat kesukaan.
produk (Tarwendah 2017). Tingkat Aplikasi dalam bidang pangan dalam
kesukaan ini disebut skala hedonik, bidang pangan untuk uji hedonik ini
misalnya sangat suka, suka, agak suka, digunakan dalam hal pemasaran, yaitu
agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak untuk memperoleh pendapat konsumen
suka dan ain-lain (Stone dan Joel 2004). terhadap produk baru, hal ini diperlukan
Uji kesukaan digunakan untuk mengukur untuk mengetahui perlu tidaknya
kesukaan, biasanya dalam jangka waktu perbaikan lebih lanjut terhadap suatu
penerimaan atau preferensi tetentu. produk baru sebelum dipasarkan, serta
Dalam uji hedonik menggunakan untuk mengetahui produk yang paling
jumlah responden yang cukup banyak disukai oleh konsumen (Susiwi, 2009).

Jurnal Teknologi Pertanian 23


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Dalam penelitian ini dilakukan uji Warna


penerimaan dimana setiap panelis Nilai warna digunakan dalam
diharuskan mengemukakan tanggapan penilaian ini karena warna menentukan
pribadinya terhadap produk yang tingkat penerimaan produk oleh
disajikan. Tujuan uji ini adalah untuk konsumen secara visual. Kenampakan
mengetahui tingkat kesukaan atau merupakan parameter organoleptik yang
penerimaan panelis terhadap biskuit penting karena sifat sensori yang
cangkang kerang simping yang dibuat. pertama kali dilihat oleh konsumen
Uji penerimaan yang dilakukan adalah (Soekarto 1990). Kesukaan konsumen
uji hedonik dengan menggunakan 20 terhadap produk pangan salah satunya
orang panelis semi terlatih. Pada uji ini dipengaruhi oleh atribut warna. Warna
panelis diminta mengungkapkan merupakan atribut organoleptik yang
tanggapan pribadinya terhadap warna, pertama dilihat oleh konsumen dalam
rasa tekstur dan aroma biskuit. membeli atau mengkonsumsi suatu
Tanggapan tersebut berupa kesan suka produk (Apandi et al. 2016). Mutu
atau ketidaksukaan dan panelis juga bahan pangan pada umumnya
diminta mengemukakan tingkat tergantung pada beberapa faktor.
kesukaannya (skala hedonik). Pada uji faktor tersebut antara lain cita rasa,
hedonik produk biskuit ini, skala tekstur, nilai gizi, mikrobiologis, dan
hedonik yang digunakan adalah 1-3, warna. Warna merupakan faktor yang
dimana angka 1=tidak suka, 2= netral, penting untuk makanan, baik yang
3= suka. belum atau sudah diproses. Warna
Setelah pembuatan tepung dengan rasa dan tekstur memainkan
cangkang kerang simping kemudian peran penting sebagai daya terima
dilanjutkan dengan pembuatan biskuit. makanan tersebut. Selain itu, warna
Dalam penelitian ini dilakukan dapat memberikan tanda terjadinya
suplementasi tepung tulang cangkang perubahan kimia, seperti pencoklatan
kerang simping ke dalam biskuit dengan dan karamelisasi (deMan 1999).
kosentrasi tepung cangkang kerang Sebelum faktor lain dipertimbangkan,
simping sebagai berikut: 0% (A), 25% secara visual faktor warna akan
(B), 50% (C), 75% (D) dan 100% (E). tampil terlebih dahulu. Suatu bahan
Konsentrasi tepung cangkang kerang pangan yang dinilai bergizi dan
simping ini diukur berdasarkan berat teksturnya sangat baik tidak akan
tepung terigu. Kemudian dilakukan dikonsumsi apabila memiliki warna
penilaian organoleptik (skala hedonik) yang tidak seharusnya (Winarno 2008).
terhadap warna, aroma, rasa dan Penerimaan panelis terhadap nilai warna
kerenyahan untuk mengetahui pada biskuit cangkang kerang simping
penerimaan panelis terhadap biskuit. disajikan pada Tabel 1.
Karakteristik dari kenampakan umum Penerimaan panelis terhadap nilai
produk meliputi warna, ukuran, bentuk, warna pada biskuit cangkang kerang
tekstur permukaan, tingkat kemurnian simping berkisar antara suka-netral, nilai
dan karbonasi produk (Meilgard et rata-rata tertinggi diperoleh pada
al.2006). Pada komoditi pangan warna perlakuan C (cokelat kekuningan) yaitu
mempunyai peranan yang penting 50% panelis menyatakan suka dan nilai
sebagia daya tarik, tanda pengenal, dan rata-rata terendah diperoleh pada
atribut mutu (Tarwendah 2017). perlakuan B (Cokelat) yaitu sekitar 60%
penalis menyatakan tidak suka.

24 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Tabel 1 . Tingkat Penerimaan Panelis terhadap Nilai Warna


Biskuit Cangkang Kerang Simping
No Karakteristik Rata-rata jumlah panelis (Orang)
A % B % C % D % E %
1 Tidak suka 10 50 12 60 7 35 9 45 10 50
2 Netral 7 35 3 15 3 15 5 25 5 25
3 Suka 3 15 5 25 10 50 6 30 5 25

Rasa meskipun kandungan gizinya baik


Faktor yang sangat menentukan tetapi rasanya tidak dapat diterima
suatu produk dapat diterima atau tidak oleh konsumen maka target
oleh konsumen adalah rasa. Rasa meningkatkan gizi masyarakat tidak
makanan merupakan campuran dari dapat tercapai dan produk tidak laku.
tanggapan cicip dan bau. Parameter rasa Rasa lebih banyak melibatkan panca
berbeda dengan aroma dan lebih banyak indera lidah. Penginderaan rasa dapat
melibatkan panca indra pengecap. Rasa dibagi menjadi empat yaitu asam, asin,
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara manis, dan pahit (Winarno 2008). Tabel
lain senyawa kimia, konsentrasi, suhu tingkat penerimaan panelis terhadap nilai
dan interaksi dengan komponen rasa rasa disajikan pada Tabel 2.
lainnya (Winarno 1997). Rasa (flavor) Penerimaan panelis terhadap nilai
merupakan sensasi yang ditimbulkan rasa pada biskuit cangkang kerang
oleh bahan di mulut, dirasakan simping berkisar antara suka-netral, nilai
terutama oleh indera rasa dan bau rata-rata tertinggi diperoleh pada
(deMan 1999). Rasa merupakan faktor perlakuan C (tidak terasa cangkang
penentu daya terima konsumen terhadap kerang simping) yaitu 50% panelis
produk pangan. Rasa lebih banyak menyatakan suka dan nilai rata-rata
dinilai menggunakan indera pengecap terendah diperoleh pada perlakuan A
atau lidah. Faktor rasa memegang yaitu sekitar 50% panelis menyatakan
peranan penting dalam pemilihan tidak suka.
produk oleh konsumen, karena

Tabel 2. Tingkat Penerimaan Panelis terhadap Nilai Rasa


Biskuit Cangkang Kerang Simping
No Karakteristik Rata-rata jumlah panelis (Orang)
A % B % C % D % E %
1 Tidak suka 10 50 5 25 1 5 6 30 6 30
2 Netral 4 20 7 35 9 45 11 55 8 40
3 Suka 6 30 8 40 10 50 3 15 6 30

Tekstur sebagai akibat perpaduan dari


Tekstur merupakan sensasi beberapa sifat fisik yang meliputi
tekanan yang dapat diamati dengan ukuran, bentuk, jumlah dan unsur-unsur
mulut (pada waktu digigit, di kunyah, pembentukan bahan yang dapat
dan ditelan) atau pun perabaan dengan dirasakan oleh indera peraba dan perasa,
jari. Keadaan tekstur merupakan sifat termasuk indera mulut dan penglihatan
fisik dari bahan pangan yang penting. (Midayanto dan Yuwono 2014).Tekstur
Tekstur merupakan ciri suatu bahan makanan merupakan hasil dari respon

Jurnal Teknologi Pertanian 25


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

tactile sense terhadap bentuk rangsangan fisik ketika terjadi kontak antara bagian
fisik ketika terjadi kontak antara bagian di dalam rongga mulut dan makanan.
di dalam rongga mulut dan makanan. Tekstur dari suatu produk makanan
Tekstur dari suatu produk makanan mencangkup kekentalan/ viskositas yang
mencangkup kekentalan/ viskositas yang digunakan untuk cairan newtonian yang
digunakan untuk cairan newtonian yang homogen, cairan non newtonian atau
homogen, cairan non newtonian atau cairan yang heterogen, produk padatan,
cairan yang heterogen, produk padatan, dan produk semi solid (Meilgard et
dan produk semi solid (Meilgard et al. al.2006).
2006). Tekstur merupakan ciri suatu Penerimaan panelis terhadap nilai
bahan sebagai akibat perpaduan dari tekstur pada biskuit cangkang kerang
beberapa sifat fisik yang meliputi simping berkisar antara suka-netral, nilai
ukuran, bentuk, jumlah dan unsur-unsur rata-rata tertinggi diperoleh pada
pembentukan bahan yang dapat perlakuan C yaitu 45% panelis
dirasakan oleh indera peraba dan perasa, menyatakan suka dan nilai rata-rata
termasuk indera mulut dan penglihatan terendah diperoleh pada perlakuan A
(Midayanto dan Yuwono, 2014).Tekstur yaitu sekitar 20% panelis menyatakan
makanan merupakan hasil dari respon suka.
tactile sense terhadap bentuk rangsangan

Tabel 3. Tingkat Penerimaan Panelis terhadap Nilai Tekstur


Biskuit Cangkang Kerang Simping
No Karakteristik Rata-rata jumlah panelis (Orang)
A % B % C % D % E %
1 Tidak suka 9 45 5 25 3 15 5 25 7 35
2 Netral 7 35 6 30 8 40 10 50 9 45
3 Suka 4 20 9 45 9 45 5 25 4 20

Aroma mencapai sistem penciuman di bagian


Aroma makanan dapat atas hidung, dan perlu konsentrasi yang
menentukan kelezatan dari makanan cukup untuk dapat berinteraksi dengan
itu sendiri. Aroma menjadi daya tarik satu atau lebih reseptor penciuman. Pada
tersendiri dalam menentukan rasa umumnya, aroma yang dapat diterima
enak dari produk makanan. Aroma oleh hidung dan otak merupakan
lebih banyak dipengaruhi oleh panca campuran empat macam aroma, yaitu
indera penciuman. Aroma merupakan harum, asam, tengik, dan hangus
bau dari produk makanan, bau sendiri (Winarno 2008). Disamping itu senyawa
adalah suatu respon ketika senyawa aroma memainkan peran penting dalam
volatil dari suatu makanan masuk ke produksi penyedap, yang digunakan di
rongga hidung dan dirasakan oleh sistem industri jasa makanan, untuk
olfaktori (Tarwendah 2017). Senyawa meningkatkan rasa dan umumnya
volatil masuk ke dalam hidung ketika meningkatkan daya tarik produk
manusia bernafas atau menghirupnya, makanan tersebut (Antara dan Wartini,
namun juga dapat masuk dari belakang 2014). Tabel tingkat penerimaan panelis
tenggorokan selama seseorang makan terhadap nilai aroma disajikan pada
(Kemp et al.2009). Senyawa aroma Tabel 4.
bersifat volatil, sehingga mudah

26 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

Penerimaan panelis terhadap nilai menyatakan suka dan nilai rata-rata


aroma pada biskuit cangkang kerang terendah diperoleh pada perlakuan A
simping berkisar antara suka-netral, nilai yaitu sekitar 15% panelis menyatakan
rata-rata tertinggi diperoleh pada suka.
perlakuan C yaitu 40% panelis

Tabel 4. Tingkat Penerimaan Panelis terhadap Nilai Aroma


Biskuit Cangkang Kerang Simping
No Karakteristik Rata-rata jumlah panelis (Orang)
A % B % C % D % E %
1 Tidak suka 10 50 12 60 9 45 9 45 7 35
2 Netral 7 35 3 15 3 15 5 25 6 30
3 Suka 3 15 5 25 8 40 6 30 7 35

Nilai Gizi Biskuit Cangkang Kerang sehingga akan mengurangi daya


Simping yang Terpilih pada Uji mengikat air.
Hedonik Kadar protein biskuit cangkang
Biskuit cangkang kerang simping kerang simping adalah 19,09% jumlah
yang terpilih berdasarkan uji hedonik ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
dari parameter warna, rasa aroma dan jumlah protein pada cookies dari
tekstur adalah biskuit tepung cangkang cangkang telur. Jumlah kandungan
kerang simping pada perlakuan C (50%) mineral yang tinggi pada cangkang juga
Nilai gizi biskuit cangkang kerang mempengaruhi jumlah protein yang
simping di sajikan pada Tabel 5. dihasilkan (Rahmawati dan Nisa 2015).
Kadar air biskuit cangkang kerang Berdasarkan SNI (2011) untuk syarat
simping adalah 3,76%, hal ini mutu jumlah protein biskuit minimal
disebabkan karena semakin banyak 5%.
konsentrasi tepung cangkang kerang Kadar lemak biskuit cangkang
simping yang ditambahkan maka akan kerang simping adalah 33,23%. Jumlah
semakin sedikit penambahan tepung ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
terigu sehingga akan mengurangi daya cookies dari cangkang kerang simping
mengikat air. Penambahan tepung (Amusium pleuronectes) yaitu 7,23%
cangkang kerang yang mengandung (Agustini et al. 2011).
kalsium ini membuat daya ikat tepung Kadar abu biskuit cangkang
terigu menurun karena penggunaan kerang simping adalah 4,39%, jumlah ini
tepung terigu yang berkurang (Abidin et lebih rendah jika dibandingkan dengan
al. 2016). Kadar air biskuit cangkang kadar abu pada cookies dari cangkang
kerang simping tidak melebihi kadar air telur. Tingginya kadar abu pada
biskuit berdasarkan SNI (2011) yaitu cangkang telur ini disebabkan karena
maksimal 5%. Hal tersebut sesuai kadar abu dari tepung cangkang telur
dengan Agustini et al. (2011), semakin cukup tinggi, karena pada cangkang telur
tinggi konsentrasi tepung cangkang yang terdapat zat kapur (CaCO3) sebagai
ditambahkan maka semakin kecil kadar bahan penyusun utama cangkang telur
air karena penambahan tepung cangkang (Rahmawati dan Nisa 2015). Kerang
akan mengakibatkan pengurangan simping termasuk kedalam golongan
penggunaan tepung terigu dalam adonan molusca dimana cangkangnya memiliki
kandungan mineral yang tinggi, sehingga

Jurnal Teknologi Pertanian 27


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

dengan penambahan tepung cangkang menyebabkan semakin tinggi pula kadar


kerang simping maka akan abu biskuit.

Tabel 5. Kandungan Gizi Biskuit Cangkang Kerang Simping


(Placuna placenta) yang Tepilih
Parameter Biskuit cangkang Cookies dari Cookies cangkang kerang
kerang simping cangkang telur simping (Amusium
(Placuna (Rahmawati dan pleuronectes) (Agustini et
placenta) (%) Nisa 2015) (%) al. 2011) (%)
Air 3,76±0,30 3,73 7,23±0,03
Lemak 33,23±1,56 - 22,04±0,17
Protein 19,09±1,02 6,88 16,12±0,03
Abu 4,39±1,33 12,53 2,32±0,03
Kalsium 8,14±1,44 - 6,57±0,09
Fosfor 1,63±0,23 - 0,53±0,03
Keterangan:
-Data merupakan hasil rata-rata tiga ulangan ± standar deviasi

Kadar kalsium biskuit cangkang Kandungan nutrisi cangkang


kerang simping adalah 8,14%, semakin kerang simping (Placuna placenta) yang
banyak penambahan tepung cangkang berasal dari Perairan Indragiri Hilir
kerang simping maka akan semakin dalam pembuatan biskuit lebih tinggi
tinggi kandungan kalsium yang terdapat jika dibandingkan dengan cookies dari
didalam biskuit. Biskuit cangkang cangkang kerang simping (Amusium
kerang simping termasuk kedalam pleuronectes) hal ini disebabkan karena
biskuit yang kaya akan kalsium karena konsentrasi cangkang kerang simping
jumlah asupan kalsium yang dibutuhkan yang berbeda dalam pembuatan biskuit
setiap harinya oleh tubuh hanya berkisar dan cookies serta habitat dan spesies
600-1200 mg (Agustini et al. 2011). kerang simping yang berbeda pula.
Sedangkan jumlah kandungan fosfor
biskuit cangkang kerang simping adalah KESIMPULAN DAN SARAN
1,63%, sehingga kandungan biskuit Biskuit cangkang kerang simping
cangkang kerang simping yang berasal yang terpilih berdasarkan uii hedonik
dari perairan Indragiri Hilir mempunyai dari 20 orang panelis semi terlatih adalah
jumlah kalsium yang lebih besar dari 50% kosentrasi tepung cangkang kerang
pada jumlah fosfor. Tepung cangkang simping. Berdasarkan nilai nutrisi biskuit
kerang simping dapat dijadikan sumber cangkang kerang simping dari Perairan
kalsium alternatif, namun Indragiri hilir bahwa cangkang kerang
penyerapannya belum optimal, hal ini simping dapat dijadikan sebagai
disebabkan karena rasio kalsium dan alternative pangan yang mengandung
fosfor dalam tepung tidak seimbang, kalsium.
yaitu kandungan kalsium yang tinggi
(17,23%) namun kandungan fosfor UCAPAN TERIMAKASIH
terlalu rendah (0,79%) (Abidin et al. Ucapan terimaksih kami
2016) sehingga perlu ditambahkan sampaikan kepada Kemenristekdikti
sumber fosfor untuk dapat difortifikasikan pada Hibah Penelitian Dosen Pemula
dalam makanan (Agustini et al.2011). Tahun 2013-2014

28 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 7, No. 2, Tahun 2018

DAFTAR PUSTAKA Hasil Perikanan, Institut Pertanian


Abidin H, Romadhon DYS. 2016. Bogor.
Fortifikasi Berbagai Jenis Tepung Kemp SE, Hollowood T, and Hort J.
Cangkang Kerang Pada Proses 2009. Sensory Evaluation: A
Pembuatan Roti Tawar. J. Practical Handbook. Wiley
Peng,&Biotek. Hasil Pi 5(2):28-34. Blackwell, United Kingdom
Agustini WN, Fahmi SA, Widiwati Meilgard, M, Civille, GV, and Carr, BT.
I,Sarwono A. Pemanfaatan Limbah 2006. Sensory Evaluation
Kerang Simping (Amusium Techniques Fourth Edition. CRC
pleuronectes) dalam Pembuatan Press. USA
Cookies Kaya Kalsium. JPHI XIV Midayanto, D., and Yuwono, S. 2014.
(1). Penentuan atribut mutu tekstur tahu
Almatsier Y. 2006. Prinsip Dasar Ilmu untuk direkomendasikan sebagai
Gizi. Jakarta: PT. Gramedia syarat tambahan dalam standar
Pustaka Utama. nasional indonesia. Jurnal Pangan
Antara, N, dan Wartini, M. 2014. Aroma dan Agroindustri. 2: 4, 259-267 T.
and Flavor Compounds. Tropical 2006. Sensory Evaluation
Plant Curriculum Project. Udayana Techniques Fourth Edition. CRC
University Press. USA.
Apandi I, Restuhadi F, Yusmarini. 2016. Rahmawati AW, Nisa CF. 2015.
Analisis Pemetaan Kesukaan Fotifikasi Kalsium Cangkang telur
Konsumen (Consumer’s Preference Pada Pembuatan Cookies (Kajian
Mapping) Terhadap Atribut Kosentrasi Tepung Cangkang
Sensori Produk Soygurt Telur dan Baking Powder). Jurnal
Dikalangan Mahasiswa Fakultas Pangan dan Agroindustri
Pertanian Universitas Riau. Jom 3(3):1050-1060.
Faperta 3(1). Sada M. 1984. Fish Calsium. Infofish
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. Marketing Digest. No I/84.
2011. Biskuit. SNI 2973-2011. Saxby, M. 1996. Food Taints and Off-
Jakarta : Dewan Standarisasi Flavours. Springer Science and
Nasional. Business Media, New York
Firmansyah, I. 2005. Gambaran Soekarto, TS. 1990. Penilaian
Histopatologik Tulang Femur Organoleptik untuk Industri
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Pangan dan Hasil Pertanian.
Pasca Ovariohisterektomi dengan Bharata Karya Aksara, Jakarta
Suplemen Kalsium Karbonat Dosis Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik.
Tinggi. Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia.
Hewan Universitas Airlangga, Bandung.
Surabaya Tarwendah PI. 2017. Studi Komparasi
Hiswati. 2002. Pengaruh penambahan Atribut Sensoris dan Kesadaran
tepung ikan nila merah Merek Produk Pangan. Jurnal
(Oreochromis sp) terhadap Pangan dan Agroindustri 5(2):66-
karakteristik biskuit [skripsi]. 73.
Bogor: Program Sarjana Teknologi Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan
Gizi. Bogor : MBrio Press.

Jurnal Teknologi Pertanian 29

Anda mungkin juga menyukai