Anda di halaman 1dari 9

Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

BAB I
PELUANG
Pada bab I ini, akan membahas materi tentang peluang yang mencakup pengertian
dari ruang sampel, perhitungan peluang dan sifat-sifat dari peluang serta peluang
bersyarat. Sehingga, mahasiswa diharapkan dapat menghitung peluang suatu peristiwa
pada ruang sampel uniform. Isi naskah bisa diketik mulai dari sini, ukuran font 12 dan
jenis font "Times New Roman". Selain itu, spasi naskah disetting 1,15. Paragraf
selanjutnya silahkan tekan enter. Gunakan rata kanan-kiri.

1.1 Ruang Sampel


Dalam mempelajari statistika, pada dasarnya perhatian kita ditujukan pada
penyajian dan penafsiran dari hasil yang berkemungkinan terjadi pada penelitian yang
dirancang atau penelitian ilmiah. Sebagai contoh, kita dapat mencatat banyaknya
kecelakaan yang terjadi tiap bulan di persimpangan Jalan Tanjungpura dan Diponegoro,
dengan harapan akan diadakan penambahan rambu lalu lintas pada jalan tersebut. Jadi,
statistikawan sering berhadapan dengan data percobaan yang berbentuk bilangan atau
pengukuran, ataupun dengan data pengelompokan yang dikelompokkan menurut suatu
patokan tertentu.
Keterangan yang dicatat, baik berbentuk bilangan maupun pengelompokan, akan
kita sebut sebagai pengamatan. Statistikawan menggunakan istilah percobaan untuk
menyatakan tiap proses yang menghasilkan data mentah. Suatu contoh yang amat
sederhana dari suatu percobaan statistika dapat berupa lambungan mata uang logam.
Dalam percobaan ini, hanya ada dua macam hasil yang mungkin, ‘muka’ atau
‘belakang’. Meskipun sebuah mata uang dilambungkan berulang kali, kita tidak akan
pernah bisa memastikan bahwa suatu lambungan tertentu akan menghasilkan ‘muka’.
Akan tetapi, kita tahu seluruh kemungkinan yang dapat terjadi untuk tiap lambungan.

Definisi:
Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan statistika di sebut
ruang sampel dan dinyatakan dengan lambang S.

Tiap hasil dalam ruang sampel disebut unsur atau anggota ruang sampel atau di
singkat dengan titik sampel. Bila ruang sampel mempunyai unsur yang hingga
banyaknya, maka anggotanya dapat didaftar dengan menuliskannya diantara dua
akolade, masing-masing unsur dipisah oleh koma. Jadi ruang sampel S yang merupakan

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 1


Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

kumpulan semua hasil yang mungkin dari suatu lambungan mata uang dapat ditulis
sebagai
S= {M, B}
M menyatakan ‘muka’ dan B menyatakan ‘belakang’.
Contoh:
Misalkan tiga barang dipilih secara acak dari hasil suatu pabrik elektronik. Tiap barang
diperiksa dan digolongkan sebagai cacat (C) dan tak cacat (B). Untuk mencatat unsur
ruang sampel, kita bisa membuat diagram pohon sebagai berikut:
Barang I Barang II Barang III Titik sampel
C C CCC
C B CCB
B C CBC
B CBB
B C C BCC
B BCB
B C BBC
B BBB
Maka diperoleh ruang sampel:

S ={CCC, CCB, CBC, CBB,BCC, BCB, BBC, BBB}


Dalam tiap percobaan, kita mungkin ingin mengetahui munculnya kejadian
tertentu dan bukan hasil unsur tertentu dalam ruang sampel. Setiap kejadian, selalu
berkaitan dengan sekelompok titik sampel yang membentuk himpunan bagian ruang
sampel tersebut. Himpunan bagian ini mewakili semua unsur yang membuat kejadian
ini dapat muncul.
Istilah-istilah berikut sering kita gunakan dalam masalah peluang:
1. Suatu kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
2. Komplemen suatu kejadian A terhadap S adalah himpunan semua unsur S yang
tidak termasuk A. Komplemen A dinyatakan dengan lambing AC.
3. Irisan dua kejadian A dan B dinyatakan dengan lambang A B, ialah kejadian
yang unsurnya termasuk dalam A dan B.
4. Kejadian A dan B saling terpisah, jika A B={ }.
5. Gabungan dua kejadian A dan B, dinyatakan dengan lambang A B, ialah
kejadian yang mengandung semua unsur yang termasuk A atau B atau keduanya.

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 2


Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

Selanjutnya, bagaimanakah teknik menghitung titik sample ? Dalam banyak hal,


suatu soal peluang dapat diselesaikan dengan menghitung jumlah titik dalam ruang
sampel tanpa perlu membuat daftar unsurnya. Patokan dasar mencacah yang sering
disebut sebagai aturan perkalian, yang dinyatakan sebagai berikut:
Teorema: (Buktikan)
Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan n1 cara, dan bila untuk tiap cara ini
operasi kedua dapat dikerjakan dengan n2 cara, maka kedua operasi itu dapat
dikerjakan bersama-sama dengan n1n2 cara.
Contoh:
Berapa banyak baju dan celana yang bisa dipakai secara berpasangan bila terdapat 4
baju dan 3 celana dengan warna yang berbeda-beda?
Jawab:
Baju dapat menghasilkan salah satu dari n1=4 cara. Untuk celana, menghasilkan n2=3
cara. Jadi, pasangan baju dan celana itu menghasilkan n1n2=(4)(3)=12 pasangan.

Teorema: (Buktikan)
Bila suatu operasi dapat dikerjakan dengan n1 cara, dan bila untuk setiap cara ini
operasi kedua dapat dikerjakan dengan n2 cara, dan seterusnya, maka deretan k
operasi dapat dikerjakan dengan n1n2…nk.

Contoh:
Berapa macam masakan dapat dihidangkan bila masing-masing terdiri atas 4 macam
sop, 3 macam nasi goreng, 3 macam bakmi, dan 4 macam soto?
Jawab:
Karena n1=4, n2=3, n3=5, dan n4=4, maka n1n2n3n4 = (4)(3)(5)(4) = 240.

Apabila kita menginginkan ruang sampel yang unsurnya terdiri atas semua urutan atau
susunan yang mungkin dari sekelompok benda, maka dapat dicari dengan menggunakan
cara permutasi.

Definisi:
Permutasi adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari satu kumpulan benda yang
diambil sebagian atau seluruhnya.

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 3


Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

Teorema:
Banyaknya permutasi n benda yang berlainan adalah n!

Contoh:
Banyaknya permutasi empat huruf a, b, c, dan d adalah 4! = 24.

Teorema:
Banyaknya permutasi n benda berlainan bila di ambil r sekaligus adalah
nPr = n!/(n-r)!

Contoh:
Berapa banyak jadwal yang dapat disusun oleh suatu kepanitiaan seminar untuk 3
penceramah dalam 3 pertemuan bila ketiganya bersedia berceramah tiap hari selama
lima hari?
Jawab:
Banyak jadwal yang dapat disusun
5P3 = 5! : 2! = 380

Teorema:
Banyaknya permutasi n benda berlainan yang di susun melingkar adalah (n-1)!
Banyaknya permutasi yang berlainan dari n benda bila n1 diantaranya
berjenis pertama, n2 berjenis kedua, …, nk berjenis ke k adalah n!/n1!n2!...nk!

Jika dalam suatu masalah kita ingin mengetahui banyaknya cara memilih r benda dari
sejumlah n tanpa memperdulikan urutannya, maka pemilihan seperti ini disebut
kombinasi.

Teorema:
Banyaknya kombinasi dari n benda yang berlainan bila diambil sebanyak r
sekaligus adalah nCr = n!/r!(n-r)!

Contoh:

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 4


Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

Dari dua kelompok yang terdiri atas 5 pria dan 3 wanita, berapa banyak panitia yang
beranggotakan 3 orang dapat dibuat jika:
a. tanpa pembatasan
b. terdiri dari 2 pria dan 1 wanita
c. 1 pria dan 2 wanita, bila seorang wanita tertentu harus ikut dalam panitia.
Jawab:
a. Banyak panitia = 8C3 = 56
b. Banyak panitia = 5C2.3C1= 30
c. Banyak panitia = 5C1.2C1.1C1= 10

1.2 Peluang
Dalam sub bab ini, hanya akan dipandang eksperimen dengan ruang sampel
yang jumlah unsurnya berhingga. Kemungkinan terjadinya suatu kejadian sebagai hasil
percobaan statisitika seperti itu dinilai dengan menggunakan sekumpulan bilangan real
disebut peluang dari 0 sampai 1. Bila titik sampel tertentu mempunyai kemungkinan
besar akan terjadi, maka peluangnya akan mendekati 1. Sebaliknya, peluang yang
hampir nol pada suatu titik sampel, sangat kecil sekali kemungkinannya untuk terjadi.
Untuk menentukan peluang suatu kejadian A, semua bobot titik sampel dalam A
dijumlahkan. Jumlah ini dinamakan peluang A dan dinyatakan dengan P(A).

Definisi:
Peluang suatu kejadian A adalah jumlah bobot semua titik sampel yang
termasuk dalam A. Sehingga 0 ≤ P(A) ≤ 1, P() = 0, dan P(S) = 1

Teorema:
Bila suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang
berkemungkinan sama, dan bila tepat sebanyak n dari hasil berkaitan
dengan kejadian A, maka peluang kejadian A adalah: P(A) = n/N

Contoh:
Dalam sebuah permainan kartu, seorang pemain poker mendapat 5 kartu. Hitunglah
peluangnya mendapat 2 As dan 3 Jack!
Jawab:
Banyak cara mendapat 2 dari 4 As adalah 4C2=6

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 5


Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

Banyak cara mendapat 3 dari 4 Jack adalah 4C3=4


Menurut aturan perkalian, terdapat n = 6 x 4 = 24 cara.
Banyaknya kemungkinan mendapat 5 kartu dari 52 kartu seluruhnya adalah
N = 52C5 =2. 598. 960
Sehingga, peluang kejadian C mendapatkan 2 As dan 3 Jack adalah
P (C) = 24/2. 598. 960 = 0,9 x 10-5

1.3 Sifat-sifat Peluang


(Buktikan sifat-sifat)Berikut ini diberikan beberapa hokum penting atau sifat-
sifat peluang yang sering dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan
peluang, yaitu:
1. Bila A dan B dua kejadian sembarang, maka P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
2. Bila A dan B kejadian yang terpisah, maka P(A B) = P(A) + P(B)
3. Bila A1, A2, …, An saling terpisah, maka
P (A1 A2 … An) = P(A1)+P(A2)+… +P(An)
4. Bila A1, A2, …, An merupakan suatu sekatan ruang sampel S, maka
P (A1 A2 … An) = P(A1)+P(A2)+… +P(An) = P(S) = 1
5. Bila A dan AC kejadian yang saling berkomplemen, maka P(A)+P(AC ) =1
6. P( )=0
1.4 Peluang Bersyarat
Peluang terjadinya suatu kejadian B bila diketahui bahwa kejadian A telah
terjadi disebut peluang bersyarat dan dinyatakan dengan . Lambang
biasanya dibaca ‘peluang B terjadi bila diketahui A terjadi’ atau lebih
sederhana lagi ‘peluang B, bila A diketahui’.

Definisi:
Peluang bersyarat B bila A diketahui, dinyatakan dengan ,
ditentukan oleh

Contoh:
Peluang suatu penerbangan yang telah terjadwal teratur berangkat tepat waktu P(B) = 0,
83; peluang sampai tepat waktu P(S) = 0, 82 dan peluang berangkat dan sampai tepat
waktu P(B S) = 0, 78. Cari peluang bahwa pesawat:
a. Peluang pesawat sampai tepat waktu jika diketahui berangkat tepat waktu
Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 6
Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

b. Peluang pesawat berangkat tepat waktu jika diketahui sampai tepat waktu
Jawab:
a. Peluang pesawat sampai tepat waktu jika diketahui berangkat tepat waktu

b. Peluang pesawat berangkat tepat waktu jika diketahui sampai tepat waktu

Definisi:
Dua kejadian A dan B bebas jika dan hanya jika = P(B) dan
= P(A). Jika tidak demikian, A dan B takbebas.

Teorema: (Buktikan)
(Aturan Perkalian) Bila A dan B dapat terjadi pada suatu percobaan, maka

Dua kejadian A dan B bebas jika dan hanya jika

Teorema: (Teorema Jumlah Peluang atau Aturan Penghapusan)


Misalkan kejadian B1, B2, …, Bk merupakan suatu partisi dari ruang sampel S
dengan P(Bi) 0 untuk i = 1, 2, …, k, maka untuk setiap kejadian A anggota S

Teorema: (Aturan Bayes)


Misalkan kejadian B1, B2, …, Bk merupakan suatu sekatan ruang sampel S
dengan P(Bi) 0 untuk i = 1, 2, …, k. Misalkan suatu kejadian sembarang dalam
S dengan P(A) 0, maka

, untuk r = 1, 2, …, k

Soal-soal latihan Bab I

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 7


Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

1. Tuliskan anggota tiap ruang sampel berikut:


a. Himpunan bilangan bulat antara 1 dan 40 yang habis dibagi 6.
b. Himpunan hasil bila sebuah mata uang dilambungkan sampai belakang
muncul atau sampai 3 muka muncul.
2. Misalkan A, B, dan C adalah kejadian pada ruang sampel S. Dengan
menggunakan diagram Venn, arsirlah daerah yang menyatakan kejadian (A
B)c, (A B)c dan (A C) B.
3. Bila suatu percobaan terdiri atas pelambungan suatu dadu dan kemudian
mengambil satu huruf secara acak dari ke 26 alfabet, ada berapa titik dalam
ruang sampel?
4. Sejenis obat antibiotic dapat dibeli dari 5 apotik yang berbeda dalam bentuk cair,
tablet, atau kapsul. Dalam berapa cara yang berbeda seorang dokter dapat
menuliskan resep obat tersebut untuk pasiennya?
5. Dalam suatu ujian pilihan ganda yang terdiri atas 5 pertanyaan masing-masing
dengan 4 pilihan jawaban yang hanya 1 benar,
a. dalam berapa banyak cara seorang murid dapat memberi satu jawaban per
soal?
b. dalam berapa banyak cara seorang murid dapat memberi satu jawaban per
soal dan semua jawabannya salah?
6. Dengan berapa carakah 5 pohon yang berlainan dapat ditanam pada suatu
lingkaran?
7. Sembilan orang pergi tamasya dengan empat mobil, masing-masing dapat
memuat 2, 4, dan 6 penumpang. Berapa cara dapat dibuat untuk membawa
kesembilan orang tersebut?
8. Dua buah dadu dilambungkan secara bersamaan. Carilah peluang memperoleh
mata dadu berjumlah 8! Kemudian carilah peluang memperoleh paling banyak
jumlahnya 5!
9. Dalam permainan poker, seorang pemain mendapat 5 kartu. Berapa
peluang mendapatkan:
a. 3 As
b. 4 Hati dan 1 keriting
10. Dari 100 mahasiswa yang diwisuda, 54 belajar matematika, 69 belajar sejarah,
35 belajar matematika dan sejarah. Bila seorang siswa dipilih secara acak,
hitunglah peluangnya

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 8


Statistika Matematika 1 Bab I Peluang

a. dia belajar matematika atau sejarah


b. dia tidak belajar keduanya
c. dia belajar sejarah tapi tidak matematika.
11. Pada suatu percobaan untuk meneliti pengaruh hipertensi pada kebiasaan
merokok, dikumpulkan data yang menyangkut 180 orang.
Bukan perokok Perokok sedang Perokok berat
Hipertensi 21 36 30
Tidak hipertensi 48 26 19
Bila sesorang diambil secara acak dari kelompok ini, carilah peluang bahwa
orang itu menderita hipertensi, bila diketahui dia perokok berat!
12. Tiap anggota koperasi dicalonkan menjadi ketua. Peluang Pak Ali terpilih 0,3;
peluang Pak Badu terpilih 0,5; sedangkan peluang Pak Cokro 0,2. Kalau Pak Ali
terpilih maka peluang kenaikan iuran koperasi adalah 0,8. Bila Pak Badu atau
Pak Cokro yang terpilih, maka peluang kenaikan iuran adalah masing-masing
0,1 dan 0,4. Berapakah peluang iuran akan naik?
13. Buktikanlah aturan Bayes!

Neva Satyahadewi, S.Si., M.Sc. 9

Anda mungkin juga menyukai