Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATEMATIKA

Nama : Indang Sri Wighati


Kelas : XI IPS 1
No : 08

SMA N 1 TUNJUNGAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 1


ISI PELUANG
A. KAIDAH PENCACAHAN ............................................................................ 2
B. PELUANG SUATU KEJADIAN .................................................................. 4
C. PENGERTIAN PELUANG SUATU KEJADIAN ........................................ 4
D. KEJARAN NILAI PELUANG ...................................................................... 5
E. FREKUENSI HARAPAN SUATU KEJADIAN .......................................... 5
F. PELUANG KEJADIAN MAJEMUK ........................................................... 5
CONTOH SOAL DAN JAWABAN .................................................................... 8
SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA (PELUANG) .......................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

1
ISI
PELUANG

A. KAIDAH PENCACAHAN
1. Kaidah Perkalian
Jika suatu kegiatan pertama dapat dikerjakan dalam m1 cara yang
berbeda & kegiatan kedua dapat dikerjakan dengan m2 cara yang berbeda,
serta kegiatan ketiga dapat dikerjakan dengan m3 cara yang berbeda, dan
seterusnya, kegiatan – kegiatan tersebut dapat dikerjakan secara berurutan
dalam m1 x m2 x m3 cara yang berbeda.
Aturan tersebut dikenal sebagai kaidah perkalian atau sering disebut
pengisian tempat yang tersedia (filling slots). Contoh :
1) Jika dalam suatu kelas terdapat 3 orang siswa yaitu Andi, Bela dan Candra
yang akan dipilih untuk menjadi ketua kelas, sekretaris, dan bendahara
dengan ketentuan seseorang tidak boleh merangkao jabatan sebagai
pengurus kelas. Hitunglah banyaknya cara yang mungkin terjadi dalam
pemilihan pengurus kelas tersebut.
Jawab :
Misal, ketua : K , Sekretaris : S, Bendahara : B
K S B
3 2 1
Posisi ketua kelas dapat dipilih dari 3 cara posisi sekretaris dapat dipilih
dengan 2 cara (satu orang sudah dipilih menjadi ketua).
Posisi bendahara dapat dipilih menjadi ketua & sekretaris)
Jadi banyaknya cara yang dapat dilakukan untuk memilih 3 orang. Pengurus
kelas dan 3 orang kandidat adalah 3 x 2 1 = 6 cara
2) Kaidah Penjumlahan
Selain kaidah perkalian, kaidah penjumlahan merupakan bagian
dari kaidah pencacahan. Adapun prinsip kaidah penjumlahan sebagai
berikut. Apabila suatu peristiwa terjadi dari n cara yang berlainan (saling
asing). Cara pertama dapat P2 kemungkinan hasil yang berbeda, cara kedua
memberikan P2 kemungkinan cara yang berbeda, dan seterusnya sampai
cara ke – n dapat terjadi dalam Pn kemungkinan yang berbeda, banyaknya
kemungkinan kejadian adalah P1 + P2 + P3 + .... + Pn.

2
Contoh :
Angka 1,2,3,4 dan 5 akan disusun suatu bilangan. Jika tidak ada angka yang
berulang, berapa banyak bilangan yang nilainya kurang dari 400 yang dapat
disusun ?
Jawab :
Bilangan yang nilainya kurang dari 400 dapat terdiri dari 1,2 atau 3 angka
Bilangan yang terdiri dari satu angka dapat disusun sebanyak 5 bilangan
Bilangan yang terdiri dari dua angka dapat disusun sebanyak 5x4= 20
bilangan
Bilangan yang terdiri dari tiga angka berbeda dapat disusun sebanyak 3x4x3 =
36 bilangan
( 3 cara mengisi ratusan, yani dengan 1,2 atau 3,4 cara mengisi puluhan dan 3
cara mengisi satuan)
Dari 400 & tidak ada angka berulang adalah sebanyak 5+20+36=61 bilangan
3) Notasi Faktorial
Hasil kali bilangan bulat positif dari 1 – n di lambangkan dengan n !
(dibaca “n faktorial”)
Faktorial di definisikan sebagai berikut !
0!=1
1!=1
2!=2x1
3!=3x2x1
N ! = n x (n-1) x (n-2) x .... x 3 x 2 x 1
4) Permutasi
Sering kali kita perlu menghilang banyaknya cara pengaturan objek
tertentu dengan memperhatikan urutan maupun tanpa memperhatikan
urutan. Permutasi adalah susunan unsur – unsur suatu himpunan dengan
memperhatikan urutannya. Berikut ini akan dipelajari materi menghitung
banyaknya cara pengaturan objek dengan memperhatikan urutan.
a. Permtasi dengan Unsur yang berbeda
Jika dari n unsur yang diambil r unsur (r<n) dan di susun dalam urutan
tertentu sehingga di peroleh urutan yang berbeda. Permutasi r unsur dan
n unsur yang di ketahui dinyatakan dengan Pn atau P (n,r) secara umum
dapat dirumuskan sebagai berikut :
n!
P (n,r) =
(n  r )!

3
b. Permutasi dengan beberapa unsur yang sama
Banyaknya permutasi P dari n unsur yang diambil secara bersamaan
dengan ada n1 unsur yang sama , n2 unsur yang sama, n3 yang sama,
dan seterusnya di tentukan dengan rumus berikut :
n!
P= dengan n1+n2+n3+ .... ≤n
n1!n 2!n3!
c. Permutasi Siklus
Banyaknya cara penyususnan n unsur yang berbeda pada keliling sebuah
lingkaran adalah (n-1)! Cara atau sebagai berikut :
P (siklus) = (n-n)!
5) Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur – unsur suatu himpunan dengan tanpa
memperhatikan urutannya. Misal, dari 3 pemain bulu tangkis A, B, dan C
akan disusun pasangan ganda untuk mengikuti sebuah kejuaraan. Susunan
pasangan yang dapat di bentuk adalah AB, AC, BC. Pehatikan bahwa
psangan AB, BA adalah sama. Dalam hal ini urutan nama pemain tidak
diperhatikan tiap susunan pasangan ganda yang diperoleh di atas disebut
kombinasi 2 pemain dari 3 pemain. Adapun banyak kombinasi r unsur dan n
unsur yang tersedia dilambangkan dengan notasi C tn atau c (n,r) yang
ditentukan dengan rumus :
n!
C (n,r) =
r!( n  r )!

B. PELUANG SUATU KEJADIAN


1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat diulang
dengan keadaan yang sama untuk memperoleh hasil tertentu. Himpunan dari
semua hasil percobaan di sebut ruang sampel & dinotasikan dengan s.
himpunan bagian dari ruang sampel di sebut kejadian sedangkan anggota –
anggota dalam ruang sampel disebut titik sampel. Misalnya, pada percobaan
melempar mata uang logam, hasil yang mungkin muncul adalah salah satu sisi
angka (A) atau sisi gambar (G). ruang sampelnya adalah S = (A, G) dan titik
sampelnya adalah A dan G.
C. PENGERTIAN PELUANG SUATU KEJADIAN
Jika n(s) merupakan banyaknya ruang sampel dan n (A) merupakan banyaknya
anggota kejadian, peluang kejadian A atau P (A) dapat ditentukan dengan rumus :

4
n( A)
P (A) =
n( s )
D. KEJARAN NILAI PELUANG
di kelas IX anda telah mengetahui bahwa nilai peluang suatu percobaan adalah
antara 0 dan 1 atau O ≤ P (x) ≤ 1 dengan x adalah kejadian pada percobaan
tersebut. Jika P(x) = 0 dengan kejadian x mustahil terjadi dan apabila P (x) = 1
dengan kejadian x pasti terjadi.
Jadi, jika anda mengetahui bahwa suatu kejadian kemungkinan kecil terjadi,
peluangnya mendekati 0. Sebaliknya suatu kejadian kemungkinan besar terjadi,
peluangnya mendekati L.
Contoh :
Tentukan peluang dari pernyataan – pernyataan berikut :
1. Semua yang bernyawa akan mati
2. Lumut tumbuh di daerah gurun
3. Muncul mata dadu 2 pada penempatan sebuah dadu
Jawab :
1. Semua yang bernyawa akan mati, merupakan kepastian sehingga peluangnya
sama dengan 1.
2. Lumut tumbuh di daerah gurun. Merupakan suatu kemustahilan sehingga
peluangnya sama dengan 0
3. Muncul mata dadu 2 pada pelemparan sebuah dadu bukan merupakan
kemustahilan dan bukan pula merupakan suatu kepastian sehingga peluangnya
diantara 0 dan 1
E. FREKUENSI HARAPAN SUATU KEJADIAN
Jika Aadalah kejadian pada ruang sampel S dengan peluang P (A), Frekuensi
harapan kejadian A dan n kali percobaan di tentukan dengan harus berikut :
Fh (A) = n x P (A)
F. PELUANG KEJADIAN MAJEMUK
1. Gabungan dan Insan dua kejadian
Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang memiliki lebih dari satu titil
sampel. Pada kegiatan majemuk dengan memanfaatkan operasi antar
himpunan seperti operasi gabungan dan operasi irisan.
a. Operasi gabungan (union), dilambangkan “U”
b. Operasi irisan (interseksi) dilambangkan “n”

5
Bagaimana terbentuknya kejadian baru dari dua kejadian semula dengan
menggunaka operasi gabungan dan operasi irisan ? pada percobaan
pelemparan dadu terjadi kejadian-kejadian berikut :
1. Kejadian A adalah kejadian munculnya mata dadu angka ganjil, ditulis A
= {1,3,5}
2. Kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu angka prima ditulis B =
{2,3,5}
Dari kejadian-kejadian A dan B tersebut akan di bentuk kejadian-kejadian
baru sebagai berikut :
1. Gabungan dua kejadian
Gabungan kejadian A dan B ditulis A ʊ B = {1,2,3,5}. Kejadian A ʊ B,
dibaca sebagai “Kejadian munculnya mata dadu angka ganjil atau mata
dadu angka prima”.
2. Irisan dua lingkaran
Irisan kejadian A dan B ditulis A ʊ B = {3,5}
Kejadian A Ո B dibaca sebagai “kejadian munculnya mata dadu angka
ganjil dan mata dadu angka prima”.
2. Peluang komplemen suatu kejadian
Jika komplemen suatu kejadian A adalah Ac maka hub. Antara kejadian A
dengan Ac ditentukan dengan rumus :
(P (A) + P (Ac) = 1 atau P (Ac) = 1 – P (A)
3. Peluang dua kejadian yang saling lepas.
Dua kejadian A dan B dikatakan saling lepas A Ո B = φ atau n (A Ո B) = 0.
Peluang kejadian A atau B yang saling lepas ditentukan dengan rumus.
P (A ʊ B) = P (A) + P (B)
4. Peluang dua kejadian yang tidak saling lepas.
Dua kejadian A dan B dikatakan tidak saling lepas jika A Ո B ≠ φ atau n (A Ո
B) ho peluang kejadian A atau B yang tidak saling lepas ditentukan dengan
rumus :
P (A ʊ B) = P (A) + P (B) – P (A Ո B)
5. Peluang kejadian yang saling bebas
Sebuah kotak berisi 5 bola hijau dan 7 bola biru. Anda ingin mengambil dua
bola secara bergantian dengan pengembalian. Misalnya, pada pengambilan
pertama di peroleh bola hijau, kemudian bola itu dikembalikan lagi ke dalam
kota pada pengambilan kedua diperoleh biru. Kedua kejadian pengambilan

6
bola tersebut dinamakan dua kejadian yang saling bebas stokastik karena
pengambilan bola pertama tidak mempengaruhi pengambilan bola kedua.
Jadi, kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bebas jika
kejadian A tidak terpengarah oleh kejadian B atau sebaliknya kejadian B tidak
terpengaruh oleh kejadian A, peluang terjadinya kejadian A dan B yang saling
bebas ditentukan dengan rumus berikut :
P (A Ո B) = P (A) . P (B)
6. Peluang dua kejadian yang saling tidak bebas
Jika kejadian A dan B dapat terjadi bersama-sama, tetapi terjadi atau tidak
terjadi kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B
maka kejadian seperti dinamakan kejadian tidak saling bebas atau kejadian
bersyarat. Jika kejadian A dan B adalah kejadian bersyarat, maka berlaku :
1. Peluang munculnya kejadian A dengan syarat kejadian B telah muncul,
hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
P (A  B )
P (A / B) = , P (B)  
P (B)
P (A Ո B) = P (A) x P (A,B), P (B) ≠ φ
2. Peluang munculnya kejadian B dengan syarat kejadian A telah muncul.
Hal tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
P (A  B )
P (B/A) = , P (A)  
P (A)

7
Contoh soal dan Jawaban :

1. Hitunglah nilai permutasi berikut !


a. P (9,5) b. P (6,2) c. P (5,4)
Jawab :
9! 9! 9 x8 x7 x6 x5 x 4!
a. P (9,5) =    15120
(9  5)! 4! 4!

6! 6! 6 x5 x 4!
b. P (6,2) =    30
(6  2)! 4! 4!

5! 5! 5 x 4 x3x 2 x1!
c. P (5,4) =    120
(5  4)! 1! 1!

2. Hitunglah banyaknya susunan huruf yang berbeda pada satu baris yang dibentuk
dari huruf – huruf pada kata “MATEMATIKA” ?
Jawab :
Pada kata “MATEMATIKA” terdapat 10 huruf, dengan n1 = 3 huruf A yang
sama, n2 = 2 huruf M yang sama dan n3 = 2 huruf T yang sama. Jadi banyaknya
huruf yang di minta adalah
10! 10 x9 x8 x7 x6 x5 x 4 x3x1
P=   151.200
3!2!2! 2 x1x 2 x1x3

3. Tujuh orang duduk mengelilingi meja bundar.


a. Tentukan banyaknya cara 7 orang itu duduk!
b. Tentukan banyaknya cara 7 orang itu duduk jika 2 orang selalu duduk
berdampingan !
Jawab :
a. Dalam hal ini n = 7 sehingga permutasi siklusnya
P = ( 7-1)! = 6! = 6x5x4x3x2x1 = 720
b. 2 orang yang duduk berdampingan kita anggap sebagai satu unsur sehingga
permutasi siklusnya adalah
P = (6-1)! = 5! = 5x4x3x2x1 = 120
Akan tetapi, 2 orang tersebut dapat melakukan permutasi antara mereka
sendiri sebanyak 2! = 2. Jadi, permutasi siklus seluruhnya adalah 120x2 = 240

8
4. Terdapat 5 siswa akan dipilih 3 siswa untuk mewakili sebuah lomba. Tentukan
banyaknya cara memilih ketiga siswa tersebut!
Jawab :
Banyaknya cara memilih ketiga siswa tersebut merupakan kombinasi 3 unsur dari
5 unsur yang tersedia sehingga :
5! 5! 5 x 4 x3!
C (5,3) =    10cara
3!(5  3)! 3!(2)! 2 x1x3!

5. Tentukan ruang sampel percobaan pelemparan 2 buah mata uang logam sebanyak
satu kali !
Jawab :
Cara menentukan ruang sampel pada suatu percobaan pelemparan 2 mata uang
logam sebagai berikut
a. Menggunakan diagram pohon
A=AA
A
G=AG
A= A A
A
G=AG
b. Membuat tabel
II
A G
I
A AA AG
G GA GG
Dari uraian tersebut, di peroleh ruang sampel pada percobaan pelemparan
2 buah uang logam adalah S = {(AA), (GA), (GG)}

6. Dua buah dadau di lempar bersamaan, tentukan peluang muculnya :


a. Jumlah mata dadu 4
b. Mata dadu 2 pada dadu pertama
Jawab :
N (s) = 62 = 3G
a. A = Kejadian munculnya jumlah mata dadu 4
A = { (1,3), (2,2), (3,1)}, maka n(A) : 3,

9
n( A) 3 1
sehingga P (A) =  
n( S ) 36 12
1
Jadi, peluang munculnya jumlah mata dadu
12
b. B = Kejadian muncul mata dadu 2 pada dadu pertama
B : { (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6)}, maka n (B) : 6,
n( B ) 6 1
sehingga P (B) =  
n( S ) 36 6
1
jadi peluang munculnya mata dadu 2 pada dadu pertama adalah
6
7. Jika peluang besok akan turun hujan adalah 0,75 hitunglah peluang besok tidak
turun hujan ?
Jawab :
Misal peluang akan turun hujan adalah P(A) maka peluang besok tidak akan turun
hujan adalah P (Ac) sehingga :
P (Ac) = 1 – P (A) – 1 – 0,75 : 0,25
Jadi, peluang besok tidak akan turun hujan adalah 0,25

10
Soal dan pembahasan MATEMATIKA (PELUANG)
1. 10 orang finalis suatu lomba kecantikan akan dipilih secara acak 3 yang terbaik.
Banyak cara pemilihan tersebut ada … cara.
A. 70
B. 80
C. 120
D. 360
E. 720
PEMBAHASAN :
Karena tidak ada aturan atau pengurutan, maka kita menggunakan kombinasi atau
kombinatorika.

10C3 =

=
= 4.3.10 = 120 cara
JAWABAN : C
2. Banyaknya bilangan antara 2000 dan 6000 yang dapat disusun dari angka
0,1,2,3,4,5,6,7, dan tidak ada angka yang sama adalah …
A. 1680
B. 1470
C. 1260
D. 1050
E. 840
PEMBAHASAN :
Seperti yang diketahui bahwa bilangan antara 2000 dan 6000 adalah bilangan
yang terdiri dari 4 digit, berarti kita membuat table dengan 4 kolom.
Kolom pertama akan diisi oleh 2, 3, 4 dan 5 (karena digit awal tidak boleh lebih
dari 6. Jadi kolom pertama ada 4 angka.
kolom kedua diisi dengan 7 angka (sebenarnya ada 8 angka tapi sudah dipake
pada kolom pertama)
Kolom ketiga dan keempat diisi dengan 6 angka dan 4 angka.
INGAT : kata kunci dalam soal itu adalah ‘tidak ada angka yang sama’.

11
4 7 6 5
=4x7x6x5
= 840
JAWABAN : E
3. Dari kota A ke kota B dilayani oleh 4 bus dan dari B ke C oleh 3 bus. Seseorang
berangkat dari kota A ke kota C melalui B kemudian kembali lagi ke A juga
melalui B. Jika saat kembali dari C ke A, ia tidak mau menggunakan bus yang
sama, maka banyak cara perjalanan orang tersebut adalah …
A. 12
B. 36
C. 72
D. 96
E. 144
PEMBAHASAN :
Rute pergi :
Dari A ke B : 4 bus
Dari B ke C : 3 bus
Rute pulang :
Dari C ke B : 2 bus (kasusnya sama seperti soal sebelumnya)
Dari B ke A : 3 bus (kasusnya sama seperti soal sebelumnya)
Jadi banyak caranya adalah : 4 x 3 x 2 x 3 = 72 cara
JAWABAN : C
4. Banyak garis yang dapat dibuat dari 8 titik yang tersedia, dengan tidak ada 3 titik
yang segaris adalah …
A. 336
B. 168
C. 56
D. 28
E. 16
PEMBAHASAN :

8C3 =

12
=
= 7.8 = 56 cara
JAWABAN : C
5. Dalam kantong I terdapat 5 kelereng merah dan 3 kelereng putih, dalam kantong
II terdapat 4 kelereng merah dan 6 kelereng hitam. Dari setiap kantong diambil
satu kelereng secara acak. Peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan
kelereng hitam dari kantong II adalah …
A. 39/40
B. 9/13
C. 1/2
D. 9/20
E. 9/40
PEMBAHASAN :
Kantong I :
Peluang terambilnya kelereng putih = 3/8
Kantong II :
Peluang terambilnya kelereng hitam = 6/10
Jadi, peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan kelereng hitam dari
kantong II adalah 3/8 x 6/10 = 18/80 = 9/40
JAWABAN : E

13
DAFTAR PUSTAKA

Buku catatan matematika


Studymatematika.com
Setiyantara, 2010. “Peluang” (online).
(https:setiyaantara.files.wordpress.com/.../modul-matematika.diakses 10 maret 2016
Pattinson, Armada, 2010, “peluang” (online)
http://armandpattinson.blogspot.co.id/210/12/lingkaran.html,diakses 10 Maret 2016)

14

Anda mungkin juga menyukai