Anda di halaman 1dari 23

PROSES PENGOLAHAN DAN PEMASARAN PRODUK

AMPLANG DI UMKM BU ASYIAH DI DESA SUNGAI RENGAS,


KECAMATAN SUNGAI KAKAP
KABUPATEN KUBU RAYA

PRAKTER KERJA LAPANG (PKL)

Oleh:

RATNA SARI
NIM. 3202010082

PRODI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul PKL : Proses Pengolahan dan Pemasaran Produk Amplang di


UMKM Bu Asyiah di Desa Sungai Rengas, Kecamatan
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Nama mahasiswa : Ratna Sari
NIM : 3202010082
Program studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Proposal Praktek Kerja lapang ini sebagai salah Satu kegiatan terstruktur di Program
Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan
Politeknik Negeri Pontianak

Mengetahui Disetujui
Ketua Program Studi Pembimbing
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Evi Fitriyani, S.St.Pi., M.Si Nani Nur’aenah, S.Pi., M.Si


NIP.198109092003122002 NIP.197712132005012003

Tanggal seminar : 08 Desember 2022

i
RINGKASAN

RATNA SARI. Proses Pengolahan dan Pemasaran Produk Amplang di UMKM Bu


Asyiah di Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Dibawah bimbingan Ibu NANI NUR’AENAH.
Kecamatan Sungai Kakap merupakan wilayah di Kabupaten Kubu Raya
dengan jumlah penduduk 117.420 jiwa (BPS 2016). Daerah ini terkenal dengan potensi
laut dan perikanan yang melimpah karena wilayahnya yang dekat dengan laut lepas
sehingga penduduk asli di sana sebagian besar memiliki pekerjaan di industri
perikanan. Kecamatan Sungai Kakap memiliki banyak desa yang memiliki potensi
perikanan yang baik dan juga sering dijadikan sebagai pasar ikan, tidak terkecuali desa
Sungai Rengas. Sungai Rengas merupakan desa yang memiliki tempat penangkapan
ikan yang cukup luas, dimana ikan bebas ditangkap atau diambil dari laut dan hasilnya
dapat diperjual belikan, seperti ikan tongkol, ikan tuna, ikan cakalang, ikan tengiri dan
sebagainya. Ikan tenggiri merupakan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
dengan rasa daging ikan yang gurih dan khas cocok untuk dijadikan produk olahan.
Salah satu produk yang bisa diolah dengan ikan tenggiri adalah Amplang. Amplang
dipasarkan secara luas karena produk olahannya memiliki umur simpan yang lama dan
rasa yang lezat. Oleh karena itu, sangat populer di kalangan masyarakat dan menjadi
salah satu makanan atau jajanan yang banyak diproduksi oleh UMKM lokal. Penulisan
Proposal Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang
dijalankan di UMKM Bu Asyiah di Desa Sungai Rengas ini mengalami keuntung atau
tidak serta untuk mengetahui cara pemasarannya. Metode yang digunakan dalam
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah teknik pengumpulan data yang melalui
observasi, wawancara, dokumentasi dan praktek langsung.
Kata kunci : sungai rengas, pengolahan, tenggiri, amplang, pemasaran.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata'ala.Yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul “Proses Pengolahan dan Pemasaran Produk Amplang di UMKM Bu Asyiah di
Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya”.
Keberhasilan dalam penyusunan Proposal PKL ini tidak lepas dari bantuan,
dukungan, bimbingan, motivasi dan arahan serta nasehat yang disampaikan kepada
penulis dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. H. Muhammad Toasin A., M.Si. selaku direktur politeknik negeri
pontianak.
2. Bapak Lukas Wibowo Sasongko, S.St.Pi., M.Si. selaku kepala jurusan ilmu
perikanan dan kelautan.
3. Ibu Evi Fitriani, S.St.Pi., M.Si. selaku Kepala Program Studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan.
4. Bapak Untung Trimo laksono, S.Pi., M.Si. sebagai koordinator PKL.
5. Ibu Nani Nur’aenah, S.Pi,M.Si. selaku dosen pembimbing yang sudah membantu
dan membimbing dalam pembuatan proposal PKL ini.
6. Ibu Asyiah selaku pemilik UMKM yang berkenan memberi izin penulis untuk
melakukan PKL ini.
7. Ibunda serta keluarga yang telah memberikan dukungan moril serta do’a kepada
penulis.
8. Teman-teman yang sudah membantu dan berpartisipasi dalam pembuatan proposal
PKL ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal PKL ini,
baik dalam penyusunan maupun kata-kata yang masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi penulis sendiri.

Pontianak, 08 Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 2
2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
2.1 Klasifikasi Ikan Tenggiri ............................................................................... 3
2.2 Pengertian Ikan Tenggiri ............................................................................... 4
2.3 Pengertian Amplang ...................................................................................... 4
2.4 Proses Pengolahan Amplang ......................................................................... 5
2.5 Pengertian Pemasaran.................................................................................... 7
2.6 Strategi Pemasaran ........................................................................................ 8
3 Metodologi ............................................................................................................ 11
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................ 11
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 11
3.3 Rencana Kegiatan PKL ................................................................................. 11
3.4 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 12
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 12
3.5.1 Data Yang Dikumpulkan....................................................................... 12
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Kandungan Ikan Tenggiri ................................................................................... 4
2. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PKL ...................................................................... 12
3. Komponen Data dan Informasii Yang Dikumpulkan .......................................... 12

v
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecamatan Sungai Kakap merupakan wilayah di Kabupaten Kubu Raya
dengan jumlah penduduk 117.420 jiwa (BPS, 2016). Daerah ini terkenal dengan
potensi laut dan perikanan yang melimpah karena wilayahnya yang dekat dengan laut
lepas sehingga penduduk asli di sana sebagian besar memiliki pekerjaan di industri
perikanan. Kecamatan Sungai Kakap memiliki banyak desa yang memiliki potensi
perikanan yang baik dan juga sering dijadikan sebagai pasar ikan, tidak terkecuali desa
Sungai Rengas. Sungai Rengas merupakan desa yang memiliki tempat penangkapan
ikan yang cukup luas, dimana ikan bebas ditangkap atau diambil dari laut dan hasilnya
dapat diperjual belikan, seperti ikan tongkol, ikan tuna, ikan cakalang, ikan tengiri dan
sebagainya. Ikan tenggiri merupakan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
dengan rasa daging ikan yang gurih dan khas cocok untuk dijadikan produk olahan.
Menurut Hakim (2014) Jika dilihat dari kandungan gizinya, ikan tenggiri dapat
digolongkan sebagai ikan yang berkadar protein tinggi, selain tinggi protein ikan
tenggiri kaya akan asam lemak. Produk olahan yang bisa digunakan dengan ikan
tenggiri yaitu bakso, sosis, pempek, nugget, amplang dan sebagainya.
Amplang merupakan olahan kerupuk yang terbuat dari ikan tenggiri, tepung
terigu dan bahan tambahan lainnya, yang digoreng garing memiliki rasa gurih dan
tekstur yang renyah. Amplang dipasarkan secara luas karena produk olahannya
memiliki umur simpan yang lama dan rasa yang lezat. Oleh karena itu, sangat populer
di kalangan masyarakat dan menjadi salah satu makanan atau jajanan yang banyak
diproduksi oleh UMKM lokal. UMKM Bu Asyiah termasuk yang memproduksi
produk amplang ikan tenggiri ini. Menurut hasil wawancara yang dilakukan penulis,
UMKM ini sudah cukup lama berdiri, pemasarannya sudah sampai luar kota bahkan
luar pulau, hal ini tentunya disebabkan UMKM Bu Asyiah memiliki strategi pemasaran
yang baik dalam perindustrian.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada proses pengolahan dan pemasaran amplang oleh UMKM Bu Asyiah.
Penelitian ini diberi judul “Proses Pengolahan dan Pemasaran Produk Amplang di
UMKM Bu Asyiah di Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya”
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini yaitu :
1. Mempelajari proses pengolahan amplang yang dilakukan di UMKM Bu Asyiah
2. Mempelajari pemasaran produk amplang yang dilakukan di UMKM Bu Asyiah
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapati dari penulisan PKL ini adalah :
1. Dapat menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan dalam proses
pengolahan dan pemasaran produk amplang
2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang produk amplang
3. Bahan referensi bagi yang membutuhkan

2
1
2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Tenggiri


Ikan Tenggiri yang dalam bahasa latin adalah Scomberomorus commersoni.
Ikan tenggiri termasuk ikan pelagis yang hidup dipermukaan laut, sifat ikan pelagis
salah satunya adalah suka bergerombol sehingga penyebaran nya tidak merata
diperairan. Menurut Sartimbul et al. (2017) klasifikasi ilmiah ikan tenggiri yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actunopterygi
Ordo : Perciformes
Familia : Scomberomorus
Spesies : Scomberomorus Commersoni

Gambar 1. Ikan tenggiri

2.2 Pengertian Ikan Tenggiri


Ikan tenggiri (Scomberomorus commersoni) merupakan salah satu jenis ikan
air laut, kelompok ikan laut pelagis dengan cita rasa khas yang digemari masyarakat.
Ikan tenggiri menjadi favorit masyarakat karena rasanya yang gurih dagingnya dan
tidak berbau amis dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Ikan tenggiri banyak
dijumpai di perairan Indonesia seperti pantai utara Jawa, selatan Jawa Tengah, Pantai
utara dan Selatan Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Irian Jaya. Daging ikan tenggiri merupakan salah satu ikan pelagis. Semua jenis ikan
pelagis memiliki persamaan yang sama, yaitu kandungan lemak yang tinggi.
Komposisi lemak ikan pelagis yang unik untuk dikonsumsi merupakan makanan
pokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak makan ikan jarang
terkena penyakit jantung. Daging ikan mengandung protein dan vitamin berkualitas
tinggi yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan daya tahan tubuh, semua ikan
pelagis mengandung omega 3. Daging ikan termasuk dalam kategori white meat,
daging ikan merupakan salah satu produk pangan hewani yang kontribusinya penting
sebagai sumber protein (Tajuddin, 2018).
Tabel 1. Kandungan ikan tenggiri
No Kandungan Gizi Kadar
1 Air (%) 75,35
2 Protein (%) 21,4
3 Lemak (%) 2,3
4 Abu (%) 0,95
(Sumber : Afifah 2019)
2.3 Pengertian Amplang
Amplang merupakan makanan khas dari Kalimantan Timur, kerupuk ini
memiliki rasa yang enak. Bahan utama kerupuk amplang ini adalah ikan tenggiri. cara
tradisional pada zaman dahulu masih digunakan dalam pembuatan amplang ini dalam
berbagai bentuk. Amplang biasanya menggunakan ikan dengan kandungan protein
tinggi untuk memperkuat rasa, ikan kembung mengandung protein (21,5%) yang dapat
memberikan rasa pada produk amplang (Tajuddin, 2018).
Penambahan telur pada saat pembuatan amplang berfungsi untuk memperkuat
adonan agar tidak hancur saat digoreng. Komposisi telur utuh sedemikian rupa
sehingga proteinnya berguna sebagai plasticizer, pada telur utuh kandungan proteinnya
mencapai 64%, dan kuning telurnya mencapai 36%. Penambahan telur dalam
pembuatan amplang sangat mempengaruhi daya kembang amplang yang dihasilkan
sesuai resep standar, dimana dalam pembuatan amplang digunakan telur ayam sebesar
30% dari berat ikan. Bagian telur yang berfungsi sebagai emulsifier adalah kuning

4
telurnya, karena mengandung lesitin yang dapat mengembangkan adonan,
mempercepat hidrasi air dari tepung, dan juga berperan sebagai plastisizer (Koswara,
2009).
Cara menemukan amplang berkualitas baik berdasarkan warna. Jika amplang
benar-benar putih, ini pertanda bawang putih tidak cukup. Jika agak kemerahan,
bawang putih sudah cukup. Awalnya, bahan utama masakan ini adalah ikan tenggiri.
Dalam pembuatan amplang dengan berbagai bentuk dari zaman dahulu hingga
sekarang masih menggunakan cara-cara tradisional (Tajuddin, 2018).
2.4 Proses Pengolahan Amplang
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (BSN, 2013) proses pengolahan amplang
dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu:
1. Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku yang diterima di unit pengolahan diuji untuk mengetahui
mutunya, kemudian ditangani secara cepat, cermat dan saniter dengan
mempertahankan suhu dingin (0°C– 5°C).
2. Pelelehan
Bahan baku yang masih dalam kemasan dilelehkan dengan cara direndam
dalam air dingin atau air yang mengalir dalam suhu ruang secara cermat dan saniter
3. Sortasi
Bahan baku dipisahkan berdasarkan mutu atau jenis. Disortasi mutu dilakukan
secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dengan mempertahankan rantai dingin (0°C
– 5°C).
3. Pencucian 1
Ikan dicuci dengan menggunakan air mengalir secara cepat, cermat dan saniter
dalam kondisi suhu dingin (0°C – 5°C).
4. Penyiangan

Ikan disiangi dengan cara membuang kepala, sisik dan isi perut. Penyiangan
dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dalam kondisi suhu dingin (0°C – 5°C).
5. Pencucian 2

5
Ikan dicuci dengan menggunakan air mengalir secara cepat, cermat dan saniter
dalam kondisi suhu dingin (0°C – 5°C).
6. Pengambilan daging
Ikan diambil dagingnya secara cepat, cermat dan hati-hati serta tetap
dipertahankan suhu dingin (0°C – 5°C).
7. Pelumatan daging
Daging ikan dilumatkan dengan alat pelumat daging beberapa kali sampai
benar-benar halus dan tidak lengket bila ditekan dengan jari. Dilakukan secara cepat,
cermat dan saniter.
8. Pencampuran
Daging yang sudah halus tadi dicampur dengan telur dan bahan lainnya,
secara teratur, diaduk hingga tercampur rata, kemudian dicampurkan tepung sambil
diaduk hingga menyatu/kalis.
9. Pembentukan
Adonan dibentuk memanjang tipis seperti lenjer, kemudian dipotong dengan
ukuran sesuai spesifikasi. Dilakukan secara cepat, cermat dan saniter.
10. Penggorengan
Adonan amplang yang sudah dipotong tadi dimasukkan ke dalam minyak
goreng dengan api sedang, terus diaduk sampai matang sesuai spesifikasi.
11. Penirisan
Amplang ditiriskan dengan menggunakan alat peniris dan didinginkan disuhu
ruang secara cermat dan saniter.
12. Sortasi 2
Amplang disortasi secara cepat, cermat dan saniter.
13. Pengemasan dan Penimbangan
Amplang dikemas dan ditimbang sesuai spesifikasi serta dilakukan secara
cepat, cermat dan saniter.
14. Penyimpanan
Amplang disimpan didalam wadah yang kering, tertutup dan saniter.
15. Pemuatan

6
Amplang dalam kemasan dimuat dalam alat transportasi dan terhindar dari
penyebab yang dapat merusak atau menurunkan mutu produk.
2.5 Pengertian Pemasaran
Menurut Bangsawan (2015) pemasaran berarti menata olah (managing) pasar
untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan
manusia. Dalam situasi normal pemasar adalah suatu perusahaan yang melayani suatu
pasar pemakai di tengah kompetisi. Perusahaan dan saingannya mengirimkan masing-
masing produk dan pesannya baik secara langsung atau melalui perantara pemasaran
kepada pemakai akhir.
2.6 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana yang menggambarkan harapan perusahaan
mengenai dampak dari berbagai kegiatan pemasaran atau program terhadap permintaan
untuk produk atau lini produknya di pasar tujuan tertentu. Program pemasaran meliputi
kemungkinan tindakan pemasaran mempengaruhi permintaan akan suatu produk
termasuk perubahan harga, modifikasi kampanye iklan, pengembangan promosi
khususnya, menentukan pilihan saluran distribusi dan sebagainya. (Wibowo et.al
2015). Menurut Bangsawan (2015) menentukan strategi pemasaran yang berorientasi
pada pelanggan yaitu bisa dengan ketika menentukan strategi produk (menentukan
jumlah, jenis, ukuran dan warna produk); strategi promosi (pertimbangan jenis promosi
atau media yang akan digunakan dalam pengenalan produk yang akan dijual); strategi
penetapan harga (saat menentukan harga jual); dan strategi distribusi (di mana atau di
mana menjual produk) (Bangsawan, 2015).
1. Strategi produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi dan dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk memiliki tiga tingkatan. Tingkat yang paling dasar adalah (1)
Produk inti adalah layanan pemecahan masalah atau manfaat utama yang diterima
konsumen ketika mereka membeli suatu produk. Saat merancang suatu produk,
pemasar pertama-tama harus menentukan esensi manfaat yang akan diberikan produk
kepada konsumen; (2) Produk aktual di sekitar produk inti. Produk aktual dapat

7
memiliki lima karakteristik, yaitu tingkat kualitas, karakteristik (karakteristik), gaya,
nama merek dan kemasan; dan (3) Produk tambahan atau pelengkap di sekitar produk
inti dan produk utama dengan menawarkan layanan dan manfaat tambahan kepada
konsumen (Bangsawan, 2015).
2. Strategi harga
Harga produk dan jasa merupakan faktor yang sangat penting bagi konsumen
dan produsen. Sebelum melakukan pembelian, konsumen umumnya selalu
mempertimbangkan harga produk sebagai salah satu faktor dalam mengambil
keputusan. Oleh karena itu, harga merupakan alat bagi pengusaha untuk mempengaruhi
konsumen. Bagi konsumen, harga merupakan salah satu bentuk pengorbanan untuk
memenuhi keinginan. Kemampuan suatu produk untuk memuaskan suatu keinginan
kemudian memberikan indikasi kemampuan produk tersebut untuk memberikan
manfaat kepada konsumen (Bangsawan 2015).
3. Strategi distribusi
Saluran distribusi adalah sekumpulan atau kelompok organisasi yang saling
bergantung yang terlibat dalam suatu proses yang membuat suatu produk tersedia bagi
konsumen atau pengguna industri. Kelancaran saluran distribusi dan proses pemesanan
akan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Konsumen akan lebih puas jika
mendapatkan produk yang mereka butuhkan dan inginkan pada waktu yang tepat. Jika
perusahaan tidak dapat mengirimkan produk tepat waktu, mereka akan kecewa dan
kejadian ini akan mempengaruhi posisi produk di benak konsumen (Bangsawan 2015).
Saluran distribusi yang dipilih perusahaan jelas memengaruhi segala macam
keputusan pemasaran. Setiap alternatif akan menghasilkan tingkat penjualan yang
berbeda antara tim penjualan perusahaan dan perantara pemasaran. Tim penjualan
perusahaan sepenuhnya fokus pada produk perusahaan. Mereka harus lebih agresif
karena masa depan mereka bergantung pada keberhasilan perusahaan. Mereka lebih
sukses karena konsumen lebih suka berhubungan langsung dengan perusahaan. Di sisi
lain, perantara pemasaran dapat menjual lebih baik daripada tenaga penjualan
perusahaan karena (1) tenaga penjualan agen penjualan lebih banyak; (2) agen
penjualan bisa sama agresifnya dengan penjualan langsung; (3) beberapa konsumen

8
lebih suka bekerja dengan agen penjualan, dan (4) agen penjualan memiliki hubungan
yang luas (Bangsawan 2015).
4. Strategi promosi
Strategi promosi adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
komunikasi dari satu organisasi ke konsumen dan khalayak lainnya. Untuk memastikan
informasi yang disampaikan mencapai sasaran yang tepat, maka perusahaan harus
menyusun strategi promosi yang tepat (Bangsawan 2015).
Jika perusahaan menggunakan strategi dorong, berarti perusahaan mendorong
produk melalui saluran distribusi sampai ke konsumen akhir. Produsen mengirimkan
kegiatan pemasaran kepada anggota saluran distribusi untuk mendorong mereka
memesan dan menjual produk perusahaan dan mempromosikannya ke pengguna akhir.
Sebaliknya, jika menggunakan strategi tarik, berarti perusahaan memfokuskan
kegiatan pemasaran pada pengguna akhir dan mendorong mereka untuk membeli
produk perusahaan (Bangsawan 2015).
Untuk menjalankan strategi promosi, usaha kecil dapat melakukan delapan
langkah program promosi, yaitu (1) menentukan tujuan promosi; (2) menentukan
penggunaan pembelian dan penawaran untuk memberikan peluang promosi atau
keuntungan; (3) memilih pasar sasaran (target market); (4) memilih pesan, (5)
menetapkan anggaran; (6) mengalokasikan biaya; (7) mengukur kinerja; dan (8)
menyelenggarakan manajemen usaha kecil untuk menjalankan fungsi promosi
(Bangsawan 2015).

9
3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktek Kerja Lapang ini akan dilaksanakan selama 2 minggu dimulai tanggal
12 Desember 2022 sampai dengan 24 Desember 2022. Praktek kerja lapang ini
dilaksanakan di UMKM Bu Asyiah yang berlokasi di Desa Sungai Rengas, Kecamatan
Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
• Buku
• Pulpen
• Kamera hp
2. Alat dan bahan dalam pengolahan amplang
Alat yang digunakan dalam pengolahan amplang adalah : timbangan,
penggorengan, mesin penyiler, baskom, pisau,keranjang, pisau pemotong, kemasan,
blender dan meja proses.
Bahan yang digunakan dalam pengolahan amplang adalah : Daging ikan
tenggiri, tepung tapioka, telur, soda kue, garam, merica, bawang putih.
3.3 Rancangan Kegiatan PKL
Berikut uraian mengenai Rancangan Kegiatan PKL, antara lain :
1. Pengenalan dan penyampaian maksud PKL pada pemilik UMKM
2. Observasi kegiatan pengolahan amplang dari penerimaan bahan baku
sampai dengan pemasaran.
3. Wawancara proses pengolahan amplang
4. Praktek langsung proses pengolahan amplang
5. Observasi & wawancara pemasaran produk amplang
3.4 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal kegiatan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang


N Kegiatan 12 Desember s/d 24 Desember 2022
o ( Minggu ke-)
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14
Perkenalan
Melakukan
observasi
Mengikuti
kegiatan
Mengamati
proses
pemasaran

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


3.5.1 Data yang dikumpulkan

Tabel 3. komponen data dan informasi yang dikumpulkan dalam kegiatan PKL
No Data yang diperlukan Metode pengumpulan data
1 Mengamati penerimaan bahan baku: Observasi, wawancara dan
- Jenis bahan baku yang digunakan dokumentasi
- Jumlah barang baku

2 Pencucian Observasi dan wawancara


- Sumber air yang digunakan

3 Penyiangan Observasi, wawancara, dan


dokumentasi
4 Pecucian 2 Observasi, wawancara, dan
dokumentasi

5 Pengambilan daging Observasi, wawancara, dan


- Daging ikan yang bisa digunakan dokumentasi

12
6 Pelumatan daging Observasi, wawancara,
dokumentasi dan praktek
langsung

7 Pencampuran Observasi, wawancara dan


- Bahan-bahan yang dicampurkan praktek langsung

8 Pembentukan Observasi, wawancara,


- Bentuk adonan sesuai dengan di dokumentasi dan praktek
UMKM langsung

9 Pemasakan Observasi, wawancara,


- Cara mengoreng dokumentasi dan praktek
langsung

10 Pengemasan Observasi, wawancara,


dokumentasi dan praktek
langsung

11 Pemasaran Observasi, wawancara

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada Praktek Kerja Lapang (PKL) dilakukan


dengan cara interview atau wawancara, observasi, dokumentasi dan praktek
langsung
a. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab secara langsung antara dua pihak atau
lebih dan mendapatkan informasi secara langsung yang disampaikan dari narasumber.
Adapun data yang akan dikumpulkan pada Praktek Kerja Lapang ini adalah :
• Jenis bahan baku yang digunakan
• Jumlah bahan baku yang digunakan
• Sumber air yang digunakan
• Penyiangan
• Daging ikan yang bisa digunakan
• Pelumatan daging

13
• Bahan- bahan yang dicampurkan
• Bentuk adonan sesuai dengan di UMKM
• Cara menggoreng
• Pengemasan
• Pemasaran
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data, dengan mengamati secara
langsung, melihat situasi dan kondisi keadaan tempat praktek. Adapun data yang akan
dikumpulkan pada Praktek Kerja Lapang ini adalah:
• Jenis bahan baku yang digunakan
• Jumlah bahan baku yang digunakan
• Sumber air yang digunakan
• Penyiangan
• Daging ikan yang bisa digunakan
• Pelumatan daging
• Bahan- bahan yang dicampurkan
• Bentuk adonan sesuai dengan di UMKM
• Cara menggoreng
• Pengemasan
• Pemasaran
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengambil data-data dari
catatan dan foto agar memperkuat menggambarkan selama Praktek Kerja Lapang
(PKL). Adapun dokumentasi yang akan dikumpulkan pada Praktek Kerja Lapang ini
adalah:
• Jenis bahan baku yang digunakan
• Penyiangan
• Daging ikan yang bisa digunakan
• Pelumatan daging

14
• Bahan- bahan yang dicampurkan
• Bentuk adonan sesuai dengan di UMKM
• Cara menggoreng
• Pengemasan
d. Praktek langsung
Metode ini merupakan metode yang didapatkan dengan cara praktek langsung
di lapangan tanpa ada perantara. Adapun praktek langsung yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
• Pelumatan daging
• Pencampuran
• Pembentukan
• Cara menggoreng
• Pengemasan

15
DAFTAR PUSTAKA

[BPS]. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan.


https://kuburayakab.bps.go.id/indicator/12/90/1/jumlah-penduduk-menurut-
kecamatan.html (diakses tanggal 5 Desember 2022)
[BSN]. 2013. Penyiangan Pencucian 2 Pengambilan daging Pelumatan daging
Pencampuran Pembentukan Pemasakan Penirisan. SNI 7762:2013 (diakses
tanggal 18 November 2022).
Afifah, E. N., 2019. Pengaruh Perbandingan Tepung Labu Kuningm (cucurbita
moschata) Dengan Tepung Ikan Tenggiri Terhadap Karakter Bubur Instan. p. 15.
Bangsawan, Satria, 2015. Manajemen Pemasaran Usaha Kecil, Yogyakarta, Graha
Ilmu,
Koswara, 2009. Teknologi pengolahan telur. http://tekpan. Unismu.ac.id/wp (diakses
tanggal 5 Desember 2022).
Sartimbul, A., F. Iranawati, A. B. Sambah, D. Yana, N. Hidayati, L. I. Harlyan, M. A.
Z. Fuad, dan S. H. J. Sari. 2017. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pelagis di
Indonesia. Malang: UB Media.
Tajuddin, A. F., 2018. Pengolahan Amplang Ikan Tenggiri Dengan Penambahan
Rumput Laut (Euchema cottoni) Di CV. Dzakwani Food Balikpapan. p. 12.
Wibowo, D., H. Arifin, Z. Sunarti. 2015. Analisi Strategi Pemasaran Untuk
Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Jurnal
Administrasi Bisnis, Volume 29.
Hakim, L., L. Anna, Z. Junianto. 2014. Analisis Bioekonomi Sumber Daya Ikan
Tenggiri (Scomberomorus commersoni) di Perairan Kabupaten Indramayu Jawa
Barat. p. 115.

16

Anda mungkin juga menyukai