Anda di halaman 1dari 22

BENTUK SEDIAAN

KOSMETIK
RIZKI ANDALIA, M.Si
1306078401

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN BANDA ACEH,


MARET 2020
KOSMETIK

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan


Republik Indonesia No.HK 00.05.42.10.18 tentang Bahan
Kosmetik. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar),
atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik.
TUJUAN PENGGUNAAN KOSMETIK
■ Mencegah kulit dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak misalnya sinar matahari,
perubahan cuaca, dan sebagainya.
■ Mencegah lapisan terluar kulit dari kekeringan, terutama orang-orang yang tinggal di daerah
yang iklimnya dingin seperti daerah pegunungan yang selalu lembab dan diselimuti awan.
■ Mencegah kulit cepat kering dan berkeriput, karena kosmetik menembus ke bawah lapisan
luar dan memasukkan bahan-bahan aktif ke lapisan-lapisan yang terdapat lebih dalam.
■ Melekat di atas permukaan kulit untuk mengubah warna atau rona daersh kulit tertentu.
■ Memperbaiki kondisi kulit misalnya kulit yang kering, normal, berminyak, dan sebagainya.
■ Menjaga kulit tetap remaja (kencang).
■ Mengubah rupa atau penampilan misalnya, bila telah dipakai kosmetik yang diinginkan
sehingga orang memandang kita ada perasaan berubah, bertambah cantik/segar atau
sebaliknya.
FUNGSI KOSMETIK

■ Membersihkan kulit tubuh atau kulit ■ Menghindari beberapa gangguan


kepala. kulit baik dari luar maupun dari
dalam, seperti noda-noda, flek dan
■ Mencegah timbulnya keriput.
sebagainya.
■ Mengencangkan kulit-kulit yang
■ Menghaluskan kulit.
kendor.
■ Mempercantik seseorang.
■ Menyuburkan rambut.
■ Merubah penampilan seseorang.
Penggolongan Menurut Sifat Dan Cara Pembuatan

■ Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
didalamnya cosmedics)
■ Kosmetik tradisional:
1. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah
menurut resep dan cara yang turun-temurun.
2. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama.
3. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan
diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional
BENTUK SEDIAAN KOSMETIK

Bentuk fisik akhir dari campuran beberapa jenis zat-zat kimia yang dapat
digunakan oleh konsumen sebagai produk akhir dan dapat diaplikasikan ke
tubuh (dengan membawa zat-zat aktif yang terkandung di dalamnya lokasi
yang diinginkan untuk mendapatkan efek terapeutik tertentu).

*Terapeutik : hasil penanganan medis sesuai dengan apayang diinginkan*


Sediaan dasar kosmetik:

Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetika yang diterbitkan oleh Permenkes
disebutkan 9 bentuk dan jenis sediaan kosmetik, yaitu :

1. Cair, contoh : cologne


2. Suspensi, contoh : sabun cair
3. Cairan kental, contoh : sabun pembersih wajah
4. Gel ( lembekan), contoh :minyak rambut (pomit)
5. Krim, contoh : krim wajah
6. Setengah padat
7. Serbuk, contoh : bedak tabur
8. Padat, contoh : Lipstik, sabun (bar)
9. Aerosol, contoh : Parfume
Bentuk dan Jenis Sediaan Kosmetik Menurut Peraturan Kepala BBPOM RI Tahun 2011
Pengelompokkan Jenis Sediaan Kosmetik

Menurut Permenkes RI jenis sediaan kosmetik terdiri dari :


1. Sediaan untuk bayi. Contohnya : minyak telon, bedak bayi, shampo bayi.
2. Sediaan untuk mandi. Contohnya : sabun padat/cair, sabun antiseptik, shampo dll.
3. Sediaan untuk kebersihan badan. Contohnya : Deodorant, Antiperspiran.
4. Sediaan untuk cukur. Misalnya untuk sesudah atau sebelum cukur.
5. Sediaan wangi-wangian. Contoh : Parfum.
6. Sediaan untuk rambut. Contoh : Shampo, cat rambut, conditioner.
7. Sediaan untuk mata. Contoh : maskara, eye liner, eye shadow, pensil alis.
8. Sediaan untuk make up. Contoh : foundation, pelembab, bedak, lipstik, blashon/perona pipi.
9. Sediaan perawatan kulit. Contoh : body lotion, penyegar, masker, pembersih, peeling.
10. Sediaan untuk mandi surya/berjemur/thinning. Contoh : sun block, sun cream.
11. Sediaan untuk kuku. Contoh : cutex, penghilang cutex/aseton,krim kuku.
12. Sediaan untuk gigi dan mulut. Contoh : mouth wash, pasta gigi.
Bahan / Zat Aktif dalam Kosmetik
■ Menurut Badan POM, pengertian bahan kosmetik adalah bahan yang berasal dari alam atau sintetik
yang digunakan untuk memproduksi kosmetik.
■ Terkait dengan cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB), Badan POM membedakan beberapa jenis
bahan kosmetik. Jenis bahan kosmetik menurut BPOM adalah bahan awal, bahan baku, bahan
pengemas dan bahan pengawet, bahan pewarna dan bahan tabir surya.
• Bahan Awal
“Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu produk”.

• Bahan Baku
“Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan produk kosmetik”.

Bahan dasar atau bahan baku kosmetik adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan
lainnya. Biasanya volume dari bahan ini lebih banyak, dibandingkan bahan lainnya. Biasanya bahan
utama dari aneka macam kosmetik adalah, air, alkohol, dan vaselin.

• Bahan Pengemas
“Suatu bahan yang digunakan dalam pengemasan produk ruahan untuk menjadi produk jadi”
• Bahan Pengawet
“Bahan yang ditambahkan pada produk dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan jasad renik”.

Lemak atau minyak dalam kosmetik mudah rusak teroksidasi menjadi tengik, baik karena mikroorganisme atau
karena lingkungan. Akibatnya, tekstur dan aroma produk menjadi turun kualitasnya. Untuk melindungi produk
dari kerusakan, maka sejumlah bahan pengawet ditambahkan.

• Bahan Pewarna
“Bahan pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi dan atau
memperbaiki warna pada kosmetik.”

• Bahan tabir surya


“Bahan tabir surya adalah bahan yang digunakan untuk melindungi kulit dari radiasi sinar ultra violet
dengan cara menyerap, memancarkan, dan menghamburkan.”
Syarat bahan kosmetik

Bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan :


1. Bahan yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan pembatasan dan persyaratan penggunaan sesuai
dengan yang ditetapkan BPOM RI;
2. Zat warna yang diizinkan digunakan dalam kosmetik sesuai dengan yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam lampiran Keputusan Kepala BPOM RI;
3. Zat pengawet yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan persyaratan penggunaan dan kadar
maksimum yang diperbolehkan dalam produk akhir sesuai dengan yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam lampiran Keputusan Kepala BPOM RI .
3. Bahan tabir surya yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan persyaratan kadar maksimum dan
persyaratan lainnya sesuai dengan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Kepala BPOM
RI.
Zat Aktif dalam Kosmetik
■ Pelarut (solvent)
Suatu larutan terdiri ata suatu zat pelarut dan zat yang dilarutkan didalamnya. Zat yang
dilarutkan dapat berbentuk padat, cair atau gas. Umumnya sebagai pelarut dipakai air,
alkohol dan sebagainya.
■ Emulgator
Suatu bahan yang memungkinkan tercampurnya minyak/lemak dengan air menjadi suatu
campuran yang homogen. Emulgator ini dikenal dua macam emulsi yakni emulsi w/o
(water oil) artinya jumlah minyak lebih banyak daripada air. Dan yang satu lagi
disebuh dengan o/w (oil water) artinya jumlah air lebih banyak daripada minyak.
Disamping itu suatu emulgator memiliki sifat untuk menurunkan tegangan permukaan
antara dua cairan (surfactant).
■ Pengawet (preservative)
Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-kuman terhadap kosmetik,
sehingga kosmetik tetap stabil. Sebagai bahan pengawet banyak dipakasi senyawa-senyawa
asam benzoat yaitu nipagin.
■ Pelekat (adhesive)
Bahan pelekat biasanya terdapat dalam kosmetik seperti bedak. Agar bedak tersebut mudah
melekat pada kulit dn tidak lepas atau habis. Bahan pelekat yang sering dipakai yakni seng
stearate dan magnesium stearate (semacam zat kimia) di dalam bedak.
■ Pengencang (astringent)
Bahan pengencang mempunyai daya untuk mengerutkan dan menciutkan jaringan kulit.
Agar kosmetik pengencang kulit ini dapat bekerja dengan sempurna, maka biasanya dipakai
zat-zat yang bersifat asam lemak dalam kalori rendah, alcohol, dan zat-zat yang bersifat
asam lemak dalam kalori rendah,alcohol, dan zat-zat khusus lainnya.
■ Penyerap (absorbent)
Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorbsi cairan, yaitu mengandung daya serap
yang tinggi. Hal ini sangat berguna untuk menyerap keringat di muka/tubuh lainnya.
■ Antiseptik
Suatu zat yang sangat berguna untuk pembunuh hama, dan kuma-kuman. Di dalam
kosmetik sangat diperlukan agar kosmetik yang dipakai aman dan tidak menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan.
■ Antioksidan
Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau
menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. Kerusakan kosmetik karena reaksi
oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas. Reaksi ini dapat terjadi berantai yang akan
merusak sel-sel kulit. Meningkatknya jumlah radikal bebas dapat memicu kerutan,
photoaging, elastosis, pengeringan, dan pigmentasi kulit. Oleh karena itu, antioksidan
ditambahkan dalam kosmetik.
■ Pewangi
Awalnya, pewangi atau fragrance dibuat dari bahan alami. Perkembangan teknologi
selanjutnya mampu meniru dan membuat pewangi sintetis.
Daftar Bahan Kosmetik yang Dilarang
NOMOR NOMOR
NO NAMA BAHAN NO NAMA BAHAN
ACD ACD
(+/–)-2-(2,4-Dichlorophenyl)-3-(1H-1,2,4-triazol-1-
1 1001 11 650 α –Chlorotoluene
yl)propyl-1,1,2,2-tetrafluoroethylether
(+/–)-Tetrahydrofurfuryl –(R)-2-[4-(6-chloroquinoxalin-2- 12 1126 α, α –Dichlorotoluene
2 755
yloxy) phenyloxy]propionate
(1R,2S)-Hexahydro-1,2-dimethyl-3,6-epoxyphthalic 13 649 α, α, α –Trichlorotoluene
3 70
anhydride (cantharidin)
α-Piperidin-2-yl benzyl acetate laevorotatory threoform
(1R,4S,5R,8S)-1,2,3,4,10,10-Hexachloro-1,4,4a,5,8,8a- 14 284
(Levophacetoperane) and its salts
4 198 hexahydro-1,4,5,8 dimethanonaphthalene
(isodrin-ISO) α-Santonin [(3S,5aR,9bS)-3,3a,4,5,5a,9b-hexahydro-
15 217 3,5a,9-trimethylnaphto [1,2-b] furan-2,8-
(1R,4S,5R,8S)-1,2,3,4,10,10-Hexachloro-6,7-epoxy- dione]
5 196 1,4,4a,5,6,7,8,8a-octahydro-1,4:5,8-
dimethanonaphthalene (endrin-ISO) β-Acetoxyethyl trimethylammonium hydroxide
16 2
(acetylcholine and its salts)
6 216 (2-isopropylpent-4-enoyl)urea (apronalide)
(Oxalylbisiminoethylene) bis [(O-chlorobenzyl)
(2RS,3RS)-3-(2-Chlorophenyl)-2-(4-fluorophenyl)-[1H- 17 132 diethylammonium] salts, e.g. ambenomium
7 663
1,2,4-triazol- 1-yl)methyl]oxirane chloride
8 1085 (3-Chlorophenyl)-(4-methoxy-3-nitrophenyl)methanone
(R)-5-bromo-3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl methyl)-1H-
(4-Hydrazinophenyl)-N-methylmethanesulfonamide 18 1197
9 1106 indole
hydrochloride
(R)-a-Phenylethylammonium (-)-(1R,2S)-(1,2-
19 1053
(6-(4-Hydroxy-3-(2-methoxyphenylazo)-2-sulfonato-7- epoxypropyl)phosphonate monohydrate
10 757 naphthylamino)-1,3,5-triazine-2,4-
diyl)bis[(amino-1-methylethyl)ammonium] formate 20 656 (Epoxyethyl)benzene
21 1104 (S)-2,3-Dihydro-1H-indole-carboxylic acid 31 1196 1-(1-naphthylmethyl)quinolinium
(methylenebis(4,1-phenylenazo(1-(3-
(dimethylamino) propyl)-1,2-dihydro-6-hydroxy- 1-(4-chlorophenyl)-4,4-dimethyl-3-(1,2,4-
32 1189
22 1155 4-methyl-2- triazol-1-ylmethyl) pentan-3-ol
oxopyridine-5,3diyl)))-1,1′-dipyridinium 1-(4-Methoxyphenyl)-1-penten-3-one, bila
dichloride dihydrochloride 33 444
digunakan sebagai bahan pewangi
23 1041 [(m-Tolyloxy)methyl]oxirane
24 728 (Methyl-ONN-azoxy)methyl acetate 34 1169 1,1,2-Trichloroethane
25 1040 [(p-Tolyloxy)methyl]oxirane 1,1,3,3,5-Pentamethyl-4,6-dinitroindane
26 1043 [(Tolyloxy)methyl]oxirane, cresyl glycidyl ether 35 421
(moskene)
27 714 [[1,1′-Biphenyl]-4,4′-diyl]diammonium sulphate
[3,3′-Dimethyl[1,1′-biphenyl]-4,4′-
28 723
diyl]diammonium bis(hydrogen sulphate)
1,1-Bis (dimethylaminomethyl) propyl
36 143
[4-(4-Hydroxy-3-iodophenoxy)-3,5-diodophenyl] benzoate (amydricaine, alypine) and its salts
29 5
acetic acid and its salts
[4-[[4-(Dimethylamino)phenyl][4-[ethyl(3- 1,2,3,4,5,6-Hexachlorcyclohexanes kecuali
sulphonatobenzyl) amino]phenyl] methylene] 37 1130 yang terdapat dalam lampiran lain peraturan
30 1033 cyclohexa- ini
2,5-dien-1-ylidene](ethyl)(3-
sulphonatobenzyl)ammonium, sodium salt 1,2,3,4,5,6-Hexachlorocyclohexane (BHC-
38 195
ISO) (lindane)
39 1141 1,2,3-Trichloropropane
40 1056 1,2,4-Triazole
Penandaan Kosmetik
Penandaan kosmetik harus memenuhi persyaratan umum, yaitu etiket wadah atau pembungkus harus mencantumkan penandaan
berisi informasi yang lengkap, objektif dan tidak menyesatkan, sesuai dengan data pendaftaran yang telah disetujui, jelas dan mudah
terbaca, menggunakan huruf latin dan angka arab; dan tidak boleh mencantumkan penandaan seolah-olah sebagai obat, rekomendasi
dari dokter, apoteker, pakar di bidang kosmetik atau organisasi profesi.

Persyaratan penandaan
1. Berisi informasi lengkap, obyektif, dan tidak menyesatkan. Menggunakan bahasa Indonesia terutama
untuk informasi berupa:
2. Keterangan kegunaan dan cara penggunaan kecuali untuk kosmetika yang sudah jelas kegunaan atau
cara penggunaannya.
Peringatan dan keterangan lain yg dipersyaratkan.

Penandaan Paling Sedikit Harus Mencantumkan


• Nomor kosmetika
• Nomor Notifikasi
• Kegunaan
• Cara Penggunaan
• Komposisi
• Nama dan Negara Produsen
• Nama dan Alamat Lengkap Permohonan Notifikasi
• Nomor Bets
• Ukuran,Isi,Atau Berat Bersih
• Tanggal Kadaluwarsa
• Peringatan/Perhatian dan Keterangan Lain
Nomor ijin edar

Kosmetik yang telah mendapatkan ijin edar memiliki nomor registrasi ijin
edar, dengan kode sebagai berikut:
a. Yang mendapatkan ijin edar sebelum notifikasi, ijin edar diterbitkan oleh
Departemen kesehatan dengan kode CD/CL diikuti 10 digit angka, masa
berlaku sampai dengan Januari 2014 setelah itu ijin edar melalui notifikasi.

Dasar Hukum Peraturan di Bidang Kosmetik

Peraturan Kepala Badan POM Nomor


HK.03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010 tentang
KosmetikKriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi

Anda mungkin juga menyukai