PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kosmetik
Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang berarti ketrampilan
menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik
(BPOM RI, 2008).
Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa
dianggap sebelah mata lagi. Dan sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan
adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan
kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut
industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak
saja mencakup peruntukannya dari kosmetik itu sendiri namun juga
kepraktisannya didalam penggunaannya(5).
Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya. Misalnya
harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur, dan
jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah penting untuk mengetahui lebih
dulu apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian yang benar.
Maka dari itu perlu penjelasan lebih detail mengenai kosmetik.
Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh
kaum pria sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap
hari maupun secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap
3
kondisi kulit, jika terjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh
karena itu, perhatikan kandungan bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-
tiap produk. Dasar kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar,
bahan aktif dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai aneka fungsi
antara lain sebagai solvent (pelarut), emulsier (pencampur), pengawet, adhesive
(pelekat), pengencang, absortent (penyerap) dan desinfektan. Pada umumnya 95
% dari kandungan kosmetika adalah bahan dasar dan 5 % bahan aktif atau
kadang-kadang tidak mengandung bahan aktif. Hal ini mengandung arti bahwa
kosmetika, sifat dan efeknya tidak ditentukan oleh bahan aktif tetapi terutama oleh
bahan dasar kosmetika tersebut.
4
sebaiknya dicoba dulu misalnya pada kulit di belakang telinga. Kosmetika yang
sudah kadaluwarsa sebaiknya tidak digunakan lagi.
Batas kadaluwarsa beberapa jenis kosmetik, sejak kemasan dibuka dapat
dilihat pada tabel berikut :
Jenis Kosmetik Masa Ciri Kadaluwarsa
Pakai
Krim dan Cairan Pelembab, 1 Tahun Berbau, berlendir, berubah warna,
Liquid Foundation, Susu/Krim menggunpal
Pembersih
Serbuk Perona Mata, Perona 2 Tahun Dapat bertahan lama jika tidak
Pipi, Bedak Tabur atau Padat terkontaminasi. Apabila kuas atau
spons yang digunakan kotor, produk
akan mudah terkena jamur.
Pensil Pensil Mata, Pensil Alis, 1 Tahun Ujung pensil keras dan pecah
dan Pensil Bibir
Kosmetik Bibir Lipstick, 1 Tahun Berbau, Mengering, Membuat bibir
Lipgloss, Lipbalm, Lipcare, Lip kering dan gatal
moisturizer
4. Adhesive (Pelekat)
Bahan yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti bedak, dengan
maksud agar bedak dapat dengan mudah melekat pada kulit dan tidak mudah
lepas. Bahan pelakat dalam bedak antara lain menggunakan seng stearat dan
magnesium stearat.
5. Astringent (Pengencang)
Merupakan bahan pengencang yang mempunyai daya untuk mengerutkan
dan menciutkan jaringan kulit. Bahan pengencang biasanya menggunakan zat-zat
yang bersifat asam lemah dalam kadar rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.
6. Antioksidan
Antioksidan adalah substansi yang dapat memberikan elektron. Fungsinya
adalah melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, dengan cara menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi. Dalam arti khusus, antioksidan
adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi
radikal bebas dalam oksidasi lipid (15).
7. Absortent (Penyerap).
5
Bahan penyerap mempunyai daya mengabsorbsi cairan, misalnya kalsium
karbonat dalam bedak yang dapat menyerap keringat di wajah.
8. Desinfektan
Desinfektan berguna untuk melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain
terhadap pengaruh-pengaruh mikroorganisme. Desinfektan dalam kosmetika
sering menggunakan ethyl alkohol, propilalkohol, asam borat fenol dan senyawa-
senyawa amonium kuaterner.
6
2.4 Manfaat dan Fungsi Antioksidan
Antioksidan merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh secara umum
dapat menghambat oksidasi lemak. Dalam tubuh manusia radikal bebas, sebagai
sampingan proses pembentukan energi. Pada jumlah tertentu, radikal bebas
dibutuhkan agar dapat membantu sel darah putih atau leukosit untuk
menghancurkan atau memakan kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Namun jika kondisi radikal bebas dalam tubuh terlalu banyak akan bersifat
merusak tubuh. Meningkatkatnya radikal bebas yang berlebih ini akan berakibat
penuaan dini, karena dapat merusak senyawa lemak yang dapat menghilangkan
elastisitas kekencangan kulit sehingga mengakibatkan keriput. Salah satu manfaat
utamanya adalah untuk melindungi kulit dari paparan sinar UVA/UVB yang dapat
merusak kulit.
Selain mencegah penuaan dini, antioksidan juga disinyalir mampu
mencegah tumbuhnya sel kanker payudara pada wanita, antioksidan seperti
flavonoid, glikosida, dan polifenol juga mencegah penyakit alzheimer dan
kardiovaskular.
Ada dua cara dalam mendapatkan antioksidan, yaitu :
1. Dari luar tubuh (eksogen) dengan cara melalui makanan dan minuman
yang mengandung vitamin C, E, atau betakaroten, dan
2. Dari dalam tubuh (endogen), yakni dengan enzim superoksida dismutase
(SOD), glutation peroksidase (GSH Px), perxidasi, dan katalase yang
diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.
7
yang ditandai dengan ciri khas sebagai pigmen berwarna orange. Dan yang biasa
dikenal adalah jenis beta-karoten.
AH + L* A* + LH
AH + LOO* A* + LOOH
AH + LO* A* + LOH
8
metal, atau dirusak pembentukannya. Pengkelatan metal terjadi dalam
cairan ekstraseluler.
3. Antioksidan tersier
Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA repair dan
metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berfungsi dalam
perbaikan biomokuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas.
Kerusakan DNA yang terinduksi senyawa radikal bebas dicirikan oleh
rusaknya single dan double strand, baik gugus non basa maupun basa.
Inisiasi : RH - R* + H* (1)
Propagasi : R* + O2 ROO* (2)
ROO* + RH ROOH +R* (3)
Terminasi : ROO* +ROO* - non radikal (reaksi 4)
9
R* + ROO* - non radikal
R* + R* non radikal
10
1. Tocopherol (Vitamin E)
Tokoferol, atau vitamin E, merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan
merupakan antioksidan alami yang dapat diisolasi dari minyak nabati. Ketika
Tokoferol terisolasi, dihasilkan minyak kental yang bervariasi dalam warna dari
kuning hingga merah kecoklatan. Daripada Tokoferol sendiri, ester dari Tokoferol
sering digunakan dalam produk kosmetik dan perawatan pribadi. Ini termasuk
ester, Tokoferil asetat, ester asam asetat dari Tokoferol, Tokoferil linoleat, ester
asam linoleat dari Tokoferol; Linoleat tokoferil / oleat, campuran ester asam
linoleat dan oleat dari Tokoferol, tokoferil Nicotinate, ester asam nikotinat dari
Tokoferol; dan tokoferil suksinat, asam suksinat ester dari tokoferol. Kalium
Fosfat Ascorbyl tokoferil, garam dari kedua vitamin E (tokoferol) dan vitamin C
(Asam askorbat) juga dapat digunakan dalam produk kosmetik(13).
11
2.6.2 Antioksidan Sintesis
1. Dibutylhydroxytoluene (BHT)
Nama IUPAC : 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol
2. Butylhydroxyanisol (BHA)
Nama IUPAC : 2-tert-Butyl-4-hydroxyanisole and 3-tert-butyl-4-
hydroxyanisole.
12
Gambar 2. Rumus Struktur BHA
13
3. Propyl Gallate
Nama IUPAC: Propyl 3,4,5-trihydroxybenzoate
14
4. Tert-Butylhydroquinone (TBHQ)
Nama IUPAC:2-(1,1-Dimethylethyl)-1,4-benzenediol
15
berumur panjang. Sebuah studi 1986 memperlihatkan nyamuk perempuan yang
memakan NDGA rentang hidupnya meningkat hingga 50%. Pabrik telah
menggunakan tanaman ini sebagai obat untuk mengobati berbagai penyakit
termasuk ketidaksuburan, rematik, artritis, diabetes, kandung empedu dan batu
ginjal, nyeri dan peradangan meski penggunaannya hingga kini masih
kontroversial. NDGA Secara luas digunakan selama tahun 1950-an sebagai
pengawet makanan dan untuk melestarikan serat alami tetapi kemudian dilarang
setelah laporan toksisitas pada awal 1960-an. Baru-baru ini, NDGA digunakan
sebagai suplemen nutrisi, namun toksisitas terhadap ginjal dan hepatotoksisitas
dilaporkan untuk penggunaan jangka panjang tanaman ini dan NDGA. Sebuah
jurnal lain menyebutkan bahwa NDGA memiliki aktifitas menghambat
pertumbuhan sel kanker payudara.
1. Antioksidan tidak boleh memberikan bau atau rasa untuk persiapan untuk
yang ditambahkan
2. Antioksidan harus hampir netral dalam reaksi
3. Antioksidan harus mudah dan pasti larut dalam substrat
4. Antioksidan harus terbukti aman secara farmakologis aman
16
Kriteria di atas berlaku untuk produk farmasi dan makanan dan sama
baiknya diterapkan untuk kosmetik, dengan tambahan bahwa antioksidan dalam
kosmetik harus terbukti aman secara dermatologis dan bebas dari efek iritasi.
17
BAB III
PEMBAHASAN
Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa
dianggap sebelah mata lagi. Dan sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan
adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan
kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut
industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak
saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga
kepraktisannya didalam penggunaannya.
Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya. Misalnya
harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur, dan
jumlah pemakaiannya sehingga tidakmenimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah penting untuk mengetahui lebih
dulu apa yangdimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian yang benar.
Maka dari itu perlu penjelasan lebih detail mengenai kosmetik.5
Kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan dasar, bahan
aktif dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai aneka fungsi antara
lain sebagai solvent (pelarut), emulsier (pencampur), pengawet, adhesive
(pelekat), pengencang, absortent (penyerap) dan desinfektan. Pada umumnya 95
% dari kandungan kosmetika adalah bahan dasar dan 5 % bahan aktif atau
kadang-kadang tidak mengandung bahan aktif. Hal ini mengandung arti bahwa
kosmetika, sifat dan efeknya tidak ditentukan oleh bahan aktif tetapi terutama oleh
bahan dasar kosmetika tersebut.
Salah satu bahan kimia yang terdapat didalam kosmetik adalah
Antioksidan. Antioksidan adalah substansi yang dapat memberikan elektron.
Fungsinya adalah melindungi sediaan dari proses oksidasi, dengan cara menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi. Dalam arti khusus, antioksidan
adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi
radikal bebas dalam oksidasi lipid (Kochhar dan Rossell, 1990). Konsentrasi
18
maksimum antioksidan yang disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration)
adalah 0,02% -0,05%.
Antioksidan dapat diklasifikasikan menurut asalnya dalam dua jenis yaitu
antioksidan alami dan sintetis, yaitu jenis pertama, antioksidan yang bersifat
alami, seperti komponen fenolik/flavonoid, vitamin E, vitamin C dan beta-karoten
dan jenis ke dua, adalah antioksidan sintetis seperti BHA (butylated
hydroxyanisole), BHT (butylated hydroxytoluene, propil galat (PG), TBHQ (di-t-
butyl hydroquinone)13
Boehm dan Williams menunjukkan bahwa selain memiliki aktivitas
antioksidan, untuk digunakan dalam kosmetik sebuah antioksidan harus memiliki
sifat fisik dan fisiologis tertentu, antara lain:
1. Antioksidan tidak boleh memberikan bau atau rasa untuk persiapan untuk
yang ditambahkan
2. Antioksidan harus hampir netral dalam reaksi
3. Antioksidan harus mudah dan pasti larut dalam substrat
4. Antioksidan harus terbukti aman secara farmakologis aman
Kriteria di atas berlaku untuk produk farmasi dan makanan dan sama
baiknya diterapkan untuk kosmetik, dengan tambahan bahwa antioksidan dalam
kosmetik harus terbukti aman secara dermatologis dan bebas dari efek iritasi5
19
BAB IV
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Maria. Analysis of some antioxidants used in cosmetics by chromatographic
methods. Babes-Bolyai University, Cluj-Napoca Faculty of Chemistry and
Chemical Engineering
11. Anonymous. Final report on the amended safety assessment of Propyl
Gallate.Int J Toxicol. 2007;26 Suppl 3:89-118.
12. Youngren JF. Et al. Nordihydroguaiaretic acid (NDGA) inhibits the IGF-1
and c-erbB2/HER2/neu receptors and suppresses growth in breast cancer
cells. Breast Cancer Res Treat. 2005 Nov;94(1):37-46
13. Tocopheryl Acetate. 2011 (diunduh 30 september 2017). Tersedia dari: URL:
HYPERLINKhttp://www.cosmeticsinfo.org/ingredient_details.php?ingredien
t_id=585
14. Burton, G. W.; Ingold, K. U., "Autoxidation of biological molecules. 1.
Antioxidant activity of vitamin E and related chain-breaking phenolic
antioxidants in vitro", Journal of the American Chemical Society, 1981,
volume 103, pp 6472 6477
15. Kochhar, S.P dan Rossel, S.B. 1990. Detection, Estimation, and Evaluation of
Antioxidant in Food System. Food Antioxidant. Elsevier Sci Publ Ltd.
London, New York
22