Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

Pada masa kini setiap orang menginginkan berpenampilan lebih baik dan lebih
sempurna, baik pria, wanita, anak-anak sampai orang dewasa. Berpenampilan menarik
menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan pada setiap individu. Maka dari itu kehadiran
kosmetik tidak lepas dari kehidupan sehari-hari, baik dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Kosmetik memiliki berbagai bentuk sediaan, seperti serbuk, cream, pasta, losion, gel
dan lain-lain. Banyaknya pilihan bentuk sediaan, memerlukan kecermatan dalam memilih,
karena di samping pertimbangan bahan aktif, bentuk sediaan harus berdasarkan tujuan
penggunaan. Dan faktor lain yang harus diperhatikan : anatomi dan fisiologi bagian tubuh
yang akan dikenakan kosmetik, konsentrasi zat aktif obat, efek fisika dan kimia, cara pakai,
dan lama penggunaan.

Dalam hal ini, sebagai seorang farmasis harus mengetahui sediaan kosmetik yang
baik, syarat-syarat dan komponen apa saja yang diperbolehkan untuk sediaan kosmetik.
Sediaan emulsi banyak digunakan dalam dunia kosmetik, bisa dalam bentuk cream, lotion,
dan lain-lain. Emulsi kosmetik biasanya berupa emulsi tipe o/w yang mengandung banyak air
yang bertujuan untuk melembabkan kulit. Pembuatan emulsi kosmetik harus sesuai dengan
persyaratan sediaan emulsi sehingga didapatkan sediaan yang baik dan stabil. Namun pada
kenyataannya pembuatan sediaan emulsi cukup rumit, karena harus menggabungkan dua fase
yang tidak tercampur, dan bersifat kurang stabil pada penyimpanan.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa saja syarat sediaan kosmetik?
2. Bagaimana karakteristik emulsi?
3. Apa saja syarat emulsi yang baik?
4. Pemilihan emulgator yang seperti apa yang cocok untuk sediaan emulsi kosmetik?
5. Bagaimana cara mempertahankan stabilitas sediaan emulsi?
6. Bagaimana evaluasi pada emulsi ?
1.2 Tujuan
1. Mengetahui syarat sediaan kosmetik
2. Memahami bagaimana karakteristik emulsi
3. Memahami apa saja syarat emulsi yang baik
4. Mengetahui dan memahami macam-macam emulgator yang cocok untuk sediaan
emulsi kosmetik
5. Mengetahui dan memahami cara mempertahankan stabilitas sediaan emulsi
6. Mengetahui dan memahami macam-macam evaluasi pada emulsi

1|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kosmetik
Pengertian menurut Peraturan Kepala BPOM RI no.HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011(6)
1. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2. Bahan Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari alam dan/atau
sintetik yang merupakan komponen kosmetika termasuk bahan pewarna, bahan
pengawet dan bahan tabir surya.
3. Bahan Pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi
dan/atau memperbaiki warna pada kosmetika.
4. Bahan Pengawet adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk mencegah
kerusakan kosmetika yang disebabkan oleh mikrooganisme.
5. Bahan Tabir Surya adalah bahan yang digunakan untuk melindungi kulit dari radiasi
sinar ultra violet dengan cara menyerap, memancarkan, dan menghamburkan.
6. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pengawasan obat dan makanan.

Istilah kosmetik, yang dalam bahasa Inggris “cosmetics”, berasal dari kata “kosmein”
(Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang dipakai dalam usahauntuk mempercantik diri
ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di lingkungan sekitar. Sekarang
kosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan dengan maksud untuk
meningkatkan kecantikan.

Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/PerMenKes/1998


adalah sebagai berikut:

“Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar
badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga
mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”.

2.2 Penggolongan Kosmetik


Penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan (4) , yaitu:

2.2.1 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 preparat.
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.

2|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.
5. Preparat rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain
7. Preparat make up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lain-lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dan lain-lain.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-lain.
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunsreen foundation, dan lain-lain.
(Tranggono, 2007: 7)

2.2.2 Penggolongan menurut kegunaannya bagi kulit:

a. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics)


Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya:
 Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream,
cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
 Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizer
cream,night cream, anti wrinkle cream.
 Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen
foundation, sun block cream/lotion.
 Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling), misalnya scrub
cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengamplas.

b. Kosmetik riasan (dekoratif atau make up)


Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang
baik, seperti percaya diri. Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat
besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi dua golongan, yaitu:
 Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eye-shadow, dan
lain-lain.
 Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut,
dan lain-lain. (Tranggono, 2007: 8)

2.2.3 Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi, produk kosmetik dibagi
menjadi dua golongan:
a. Kosmetik golongan I adalah:
 Kosmetik yang digunakan untuk bayi.
 Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut.

3|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan.
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim dan serta
belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
b. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam golongan I.

2.3 Persyaratan Kosmetik


Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
(4):
1. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan.
2. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
3. Terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
(BPOM RI).

Emulsi merupakan salah satu bentuk sediaan yang juga digunakan dalam sediaan kosmetik
yang biasanya digunakan pada kulit .

2.4 Emulsi (1)


Menurut F I ed. III
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok.
Menurut F I ed. IV
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
lain dalam bentuk tetesan kecil.
2.5 Karakteristik Sediaan Emulsi (3)
 Emulsi mengandung 2 zat yang tidak bercampur
 Fase terdispers disebut fase dalam : emulgendum
 Fase pendispers disebut medium dispersi atau fase luar atau fase kontinu :
menstruum
 Bahan pengemulsi : emulgens ~ emulgator
 Ukuran partikel: Ø 0,25-25 mikron, umumnya > 1 mikron
2.6 Persyaratan Emulsi (3)
Sediaan emulsi yang baik harus :
 Stabil dan homogen
 Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati
ukuran partikel koloid
 Tidak terjadi creaming atau cracking
 Warna, bau dan rasa menarik

4|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


2.7 Tujuan pemakaian emulsi(3)
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua
cairan yang saling tidak bisa bercampur.

Tujuan pemakaian emulsi adalah :


1. Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral. Umumnya emulsi tipe o/w
2. Dipergunakan sebagai obat luar.
Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis
efek terapi yang dikehendaki.
 Untuk memudahkan pemakaian
 memudahkan pengolesan : emulsi tipe a/m
 memudahkan pencucian : emulsi tipe m/a
 Memberi efek emolient.
 Memperlama khasiat

2.8 Keuntungan dan Kerugian(3)


Keuntungan penggunaan bentuk emulsi kosmetik antara lain :
1. Ditinjau dari sisi estetika, sediaan emulsi terlihat elegan, lebih menyenangkan dalam
penggunaan karena kandungan air dalam sediaan dapat memberikan efek dingin pada
kulit bila dibandingkan dengan sediaan yang hanya menggunakan minyak.
2. Dapat dibuat menjadi bermacam-macam bentuk sediaan dengan berbagai sifat. Emulsi
dapat dibuat menjadi bermacam bentuk sediaan seperti krim, lotion, susu, dan pasta.
Selain itu, emulsi memiliki bermacam sifat bahan penyusun mulai dari yang ringan
sampai berat, dari yang berminyak sampai kering, dari yang mudah diabsorpsi sampai
yang sulit diabsorpsi (membentuk lapisan film pada kulit).
3. Merupakan inklusi zat aktif karena emulsi dapat mengandung berbagai macam zat
aktif, baik yang larut minyak maupun larut air.
4. Dapat menurunkan biaya secara keseluruhan karena adanya kandungan air.

Kerugian emulsi
Menurut Lachman
1. Sulit diformulasikan karena harus mencampur 2 fase yang tidak tercampurkan.
2. Mudah ditumbuhi oleh mikroba karena adanya air.
3. Kestabilan fisika dan kimia terjamin dalam waktu lama.

Menurut Ansel
1. Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamika.
2. Jika pengocokan ditentukan, tetesan akan bergabung menjadi satu dengan cepat.
3. Biasanya hanya satu fase yang bertahan dalam bentuk tetesan.

2.9 Macam – Macam Emulsi


1. Menurut konsistensinya dan maksud pemakaiannya:
 emulsi cair : pemakaian oral, topikal, parenteral

5|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


mis : emulsi ol.iecoris aselli, balsamum papilare, intralipid injeksi
 emulsi semisolid : pemakaian topikal
mis : vanishing cream

2. Menurut asal bahan pembuat emulsi


 Emulsi alam / emulsi vera (emulsa naturalia)
Dibuat dari bahan dasar biji-bijian yang mengandung emulgendum &
emulgens, dengan penambahan air dari luar akan terbentuk
emulsi.
 Emulsi buatan / emulsi spuria
Dibuat dari bahan cair yang umumnya berupa minyak dengan
penambahan emulgator dan air dari luar akan terbentuk emulsi
3. Menurut tipe emulsi / jenis emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun external,
maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
 Emulsi tipe O/W ( oil in water) atau M/A ( minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external.
 Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam minyak)
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air
sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external.
2.10 Komponen Emulsi(3)
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas
 Fase dispers / fase internal / fase diskontinue
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain.
 Fase kontinue / fase external / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung)
dari emulsi tersebut.
 Emulgator.
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
2. Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris, preservative
(pengawet), anti oksidan.Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil
paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol dan klorbutanol, benzalkonium
klorida, fenil merkuri asetas dan lain – lain. Antioksidan yang digunakan antara lain
asam askorbat, L.tocopherol, asam sitrat, propil gallat , asam gallat.

2.11 Teori Emulsifikasi(3)


Ada 3 teori tentang pembentukan emulsi , yaitu :
1. Teori Tegangan Permukaan

6|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


Teori ini menjelaskan bahwa emulsi terjadi bila ditambahkan suatu substansi yang
menurunkan tegangan antar muka diantara 2 cairan yang tidak bercampur.
2. Teori Orientasi Bentuk Baji
Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi dengan dasar adanya kelarutan
selektif dari bagian molekul emulgator, ada bagian yang bersifat suka terhadap air
atau mudah larut dalam air ( hidrofil ) dan ada bagian yang suka dengan minyak atau
larut dalam minyak ( Lifofil ) .

3. Teori Film Plastik


Teori ini menjelaskan bahwa emulgator ini mengendap pada permukan masing-
masing butir tetesan fase dispersi dalam bentuk film yang plastis. (Farmasetika, 180)

2.12 Cara Pembuatan Emulsi(2)

Proses Pembuatan Emulsi

Proses pembuatan emulsi dapat bermacam-macam tergantung pada tujuan yang


ingin dicapai, namun prinsipnya proses tersebut melibatkan dua hal pokok, yaitu
penurunan tegangan permukaan oleh emulsifier dan input energi mekanis. Pada umumnya
kalau terjadi penurunan tekagangan permukaan , maka pembentukan emulsi akan lebih
mudah terjadi sehingga input energi mekanis yang dibutuhkan semakin berkurang.
Demikian sebaliknya, bila jumlah emulsifier yang ditambahkan hanya sedikit, maka untuk
membentuk emulsi yang stabil diperlukan lebih banyak input energi mekanis.

1. Pembuatan emulsi skala kecil , secara singkat dapat dijelaskan :

o Metode gom kering atau metode kontinental.


Dalam metode ini zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan
minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus
emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia.

o Metode gom basah atau metode Inggris.


Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya
larut) agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak
dicampurkan untuk mem-bentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan
sisa air.

o Metode botol atau metode botol forbes.


Digunakan untuk minyak menguap dan zat –zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke
dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol
kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit
demi sedikit sambil dikocok.

7|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


2. Pengolahan Skala Laboratorium

Pengolahan skala labolatorium patut mendapat perhatian karena sering menemui


kesulitan, terutama dalam usaha meniru teknik pengolahan skala pabrik. Sebagai contoh,
proses pembuatan emulsi yang agak kental dengan peralatan skala labolatorium
sebenarnya membutuhkan input energi yang sangat tinggi per satuan volume emulsi. Bila
proses pembuatan emulsi tersebut menggunakan “waring lendor”, maka sebagian dari
energi yang diberikan akan dipakai untuk mendisfersikan sejumlah besar udara kedalam
sistem emulsi. Karena itu peralatan emulsi di labolatorium sering tidak memberikan hasil
yang sama dengan pengolahan di pabrik.

3. Pengolahan Skala Pabrik

Jika proses pembuatan emulsi pada skala labolatorium telah dikerjakan mendekati sama
dengan keadaan pabrik, maka nantinya hanya akan terdapat masalah-masalah biasa yang pada
banyak kejadian dapat dipecahkan dengan mudah. Dengan dasar pembuatan di labolatorium,
maka penetapan suatu prosedur pembuatan emulsi pada skala pabrik akan lebih mantap.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sering kali perbedaan kecil didalam prosedur dapat
menyebabkan produk akhir yang berbeda total.

2.13 Peralatan Emulsifikasi

Pemilihan perlatan emulsifikasi biasanya tergantung pada pengunaaan emulsinya, sebagai


contoh, untuk membuat emulsi insektisida di lapangan tidak dibutuhkn peralatan yang rumi.
Sedangkan untuk membuat emulsi di pabrik dibutuhkan peralatan yang dapat bekerja
ekonomis. Tujuan penggunaan peralatan emulsifikasi,baik yang sederhana maupun yang
kompleks,adalah untuk memecah atau mendispersikan fase terdispersi didalam medium
disperse,sehingga ukuran partikel dari emulsifikasi yang terbentuk cukup kecil untuk
menahan penggumpalan yang berakibat pada pecahnya emulsi.faktor-faktor utama yang
dipakai sebagai bahan yang pertimbangan dalam pemilihan peralatan emulsifikasi adalah
viskositas emulsi pada berbagai tahap pembuatan,jumlah input energi mekanis yang
dibutuhkan dan kebutuhan akan alat penukar panas.pembuatan emulsi sanagat dipengaruhi
oleh tipe pengadukan

Peralatan utama yang umum digunakan untuk emulsifikasi di dalam industri pangan adalah
berbagai tipe mixer, homogenizer bertekanan (pressure homogenizer), gilingan koloid
(colloid mill) dan peralatan ultrasonic (ultrasonic device)

a. Mixer

Mixer dengan pengaduk yang berkecepatan rendah mempunyai daya mencampur yang
rendah dan hanya menimbulkan sedikit putaran. Penggunaannya didalam proses emulsifikasi

8|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


dibatasi oleh bahn-bahan yang mempunyai viskositas yang tinggi, pada beberapa jenis bahan,
gerak pengaduk ini menyebabkan massa bahan mengembang dan memudahkan emulsifikasi.

Mixer digunakan di dalam industri terdapat dalam berbagai kapasitas, mulai dari yang lebih
kecil satu liter sampai yang berukuran beberapa meter kubik.

Pada gambar dapat dilihat suatu pengaduk sederhana yang berputar didalam suatu
tabung silinder besar. Selama pengadukan cairan ikut berputar mengikuti suatu garis edar
yang besar dan sedikit vertical.proses pencampuran akan berlangsung dengan efisien bila ada
gerak liran lateral dan vertical yang mendistribusikan bahan-bahan secara cepat keseluruh
bagian tangki

Agar pengadukan berlangsung efisien, maka pada tangki biasanya dipasang piring-piring
penghalang (baffles) yang berfungsi mencegah cairn naik(gambar 6-3). Pada mixer yang
menggunakan pengaduk berbentuk propeller, cairan didorong naik turun menjadi
turbulen.sebagai akibatnya pengadukan berlangsung lebih efisien. Pengauk berbetuk
propeller umumnya digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai viskositas rendah
sampai sedang. Bila emulsifier yang digunakan cukup dan proses pengadukan dilakukan
sebagaimana mestinya, maka emulsi yang terbentuk akan mempunyai ukuran partikel yang
lebih kecil dibandingkan dengan homogenizer atau gilingan koloid.

Mixer yang mempunyai pengaduk turbi umumnya mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
gaya sentrifugal yang terbentuk akan mendorong cairan kesegala arah sehingga proses
pencampurannya berlangsung efisien (gambar 6-4). Mixer ini dapat digunakan untuk
mengemulsikan cairan yang mempunyai viskositas agak tinggi serta dapat digunakan untuk
membuat adonan kue, membuat mentega da margarine.partikel emulsi yang terbentuk
umumnya mempunyai diameter kira-kira 5 µ.

b. Gilingan koloid

gilingan koloid sebenarnya merupakan suatu modifikasi dari turbi, namun pada kasus ini
jarak antara rotor dan stator hanya beberapa per seribu inchi saja (gambar 6-5) . dengan jarak
yang kecil ini, maka gaya gesekan yang besar dapat terjadi. Sebagian besar gaya gesekan ini
akan hilang menjadi panas, sehingga temperatr bahan akan meningka dengan sangat besar,
karena gilingan koloid selalu dilengkapi dengan unit pendingin khusus.

Pada umumnya gilingan koloid lebih cocok digunakan untuk mengemulsikan bahan-bahan
yang mempunyai viskositas tinggi dibandingkan dengan homogenizer bertekanan. Bahan
yang masuk dapat berupa cairan atau asta dan laju pengeluarannya berbanding terbalik
dengan viskositasnya,emulsi yang dihasilkan oleh gilingan koloid mempunyai ukuran partkel
yang xeragam,dan ukurannya tergantung pada jarak rotor dan statornya. Pada umumnya
diameter ukuran partikel tersebut berkisar antara 1-2 mikron

9|Kosmetologi Dan Teknologi Kosmetik - Emulsi


c. Homogenizer

homogenizer adalah sejenis alat yang digunakan untuk mendispersikan suatu cairan didalam
cairan lainnya,alat ini cocok digunakan untu membuat emulsi dengan kestabiilan tinggi,
Karena dapat menghasilkan emulsi yang berukuran partikel lebih kecil dari satu micron serta
seragam. Didalam industri pangan,homogenizer banyak digunakan untuk mereduksi ukuran
globula lemak didalam susu segar system emulsinya lebih stabil.

Homogenizer yang digunakan di dalam industri tersebut terdapat didalam banyak model dan
kapasitas.perbedaan model tersebut terdapat dalam banyak model dan kapasitas. Perbedaan
model tersebut umumnya terletak pada konstrukis lubang dan alat pengatur pengeluaranya.

Didalam homogenizer, pada prinsipnya cairan yang akan diemulsikan dipaksa


melewati suatu lubang sempit diantara lubang tetap dan suatu batang yang dapat digerak-
gerakan. Luas lubang dapat diperkecil dengan menekan batn ke dalam lubang dengan
bantuan sekrup pengatur.batang dan kumpulan lubang-lubang tersebut dibuat dari baja ynag
sangat kut agar dapat menahan gesekan dari laju bahan yang sangat tinggi. Emulsifikasi
terjaid pada saat bahan melewati lubang dan ketika bahan bergesekan dengan dinding yng
mengelilingi batang. Disamping itu pegas yang terletak diatas batang dapat menghasilkan
getaran mekanis yang berfrekuensi tinggi,sehingga dapat membuat cairan terdispersi (seperti
metode ultrasonik).pada gambar 6-6 dapat dilihat salah satu model homogenzer yang banyak
digunakan didalam industri. Pada homogeizer model ini,cairan yang akan diemulsikan
dipaksa melalui lubang-lubang yang berukuran 10-4 cm2 dengan gaya yang berkisar antara
500-5000 psi.

Dibandingkan dengan gilingan koloid, homogenizer dapat menghasilkan partikel yang


berukuran lebih kecil tetapi tidak seragam. Perbedaan lainnya adalah kenaikan temperature
pada saat homogenisasi cukup rendah,yakni berkisar antara 10-300F walaupun pada kejadian
tertentu kenaikan temperature tersebut dapat mencapai 50-900F,yakni tergantung pada tipe
pompa yang digunakan menekan cairan. Pada umumnya pompa dengan system piston
menyebabkan kenaikan temperature yang lebih rendah dengan pompa yang bergerigi.

Homogenizer dapat digunakan untuk mendispersikan cairan maupun pasta,karena tekanan


pemasukannya tinggi maka viskositas dispersinya hanya mempunyai pengruh yang kecil
terhadap laju pengeluarannya. Bila cairan atau pasta yang dimasukan telah dicampur dahulu,
maka setelah homogenisasi akan dihasilkan suatu emulsi yang halus dengan partikel
berukuran 0,1-0,2 mikron

d. Peralatan Ultrasonik

hasil pengembangan terakhir dibidang peralatan emulsi adalah peralatan ultrasonic. Peralatan
ini cocok untuk membuat emulsi yang mempunyai viskositas rendah,tetapi alat ini dapat juga

10 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai viskositas tinggi sampai yng berbentuk
pasta.

Gelombang ultrasonic dapat dihasilkan dengan tiga macam system,yaitu system


mekanis,system yang menggunakan “magnetostrictive oscillator” dan system yang
menggunakan “perzoelectrical oscillator” .dua system yang terakhir tidak umum digunakan
untuk keperluan emulsifikasi, kecuali didalam proses pencucian dimana emulsifikasi ikut
mengambil bagian, generator mekanis lebih banyak digunakan didalam industri pangan untuk
keperluan emulsifikasi.

Bentuk generator mekanis yang digunakan untuk menghasilkan gelombang ultrasonic bagi
keperluan emulsifikasi bahan pangan adalah “weige resonator”

Prinsip dari alat ini yaitu suatu pisau dengan bentuk mata runcing ditempatkan didepan mulut
sebuah pipa. Cairan dipompa melalui pipa dan pancarannya menimpa mata pisau sehingga
terjadilah getaran. Pisau tersebut secara normal terjepit pada satu atau lebih titik dan
berensonansi pada frekuensi yang menghasikan gelombang ultrasonic didalam
cairan.intentitasnya tidak terlalu besar tetapi cukup ,dan dekatdengan pisau terjadi rongga
didalam cairan yang menyebabkan terjadi emulsifikasi. Cairan disuplai secara normal ke
mulut pipa oleh sebuah pompa tipe bergerigi yang getaran biasanya berkisar 50-200 psi.
frekuensi getaran biasanya berkisar 8-30 Khz dan ukuran partikel fase terdispersinya sekitar
1-2 mikron . peralatan ultrasonikyang dirancang untuk industri terdiri dari
kerangka,penyemrot yang dapat diatur,penyemrot yang dipasang pisau penggetar dan bel
rensonan.

2.14 Tipe Emulgator(2)


Surfaktan dapat membantu pembentukan emulsi dengan mengabsorpsi antar muka,
dengan menurunkan tegangan iterfasial dan bekerja sebagai pelindung agar butir-butir tetesan
tidak bersatu.

 Tipe-tipe emulgator berdasarkan sumbernya :


1. Emulgator alam
Yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan.
Pada umumnya termasuk karbohydrat dan merupakan emulgator tipe o/w,
sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggi, juga dapat dirusak
bakteri. Oleh sebab itu pada pembuatan emulsi dengan emulgator ini harus selalu
ditambah bahan pengawet.

11 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
 Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat minum. Emulsi yang
terbentuk sangat stabil dan tidak terlalu kental. Kestabilan emulsi yang dibuat
dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu
 kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis film)
 terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup
kecil sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi)

Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom arab menggunakan gom
arab sebanyak ½ dari jumlah minyaknya. Bahan obat cair BJ tinggi, contohnya
chloroform, bromoform ditambah minyak lemak 10 x beratnya, maka BJ
campuran mendekati satu. Gom sebanyak ¾ kali bahan obat cair. Balsam-
balsam Gom sama banyak dengan balsam. Oleum Iecoris Aseli menurut
Fornas dipakai gom 30 % dari berat minyak.

 Tragacanth
Dispersi tragacanth dalam air sangat kental sehingga untuk memperoleh
emulsi dengan viskositas yang baik hanya diperlukan trgacanth sebanyak 1/10
kali gom arab. Emulgator ini hanya bekerja optimum pada pH 4,5 – 6.
Tragacanth dibuat corpus emulsi dengan menambahkan sekaligus air 20 x
berat tragacanth. Tragacanth hanya berfungsi sebagai pengental tidak dapat
membentuk koloid pelindung.

 Agar-agar
Emulgator ini kurang efektif apabila dipakai sendirian. Pada umumnya zat ini
ditambahkan untuk menambah viskositas dari emulsi dengan gom arab.
Sebelum dipakai agar-agar tersebut dilarutkan dengan air mendidih kemudian
didinginkan pelan-pelan sampai suhu tidak kurang dari 45oC (bila suhunya
kurang dari 45oC larutan agar-agar akan berbentuk gel). Biasanya digunakan
1-2 %

 Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan karena dapat menutup
rasa dari minyak tersebut. Cara mempersiapkan dilakukan seperti pada agar.

 Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, karboksimetil selulosa 1-2 %.

b. Emulgator alam dari hewan


 Kuning telur
Kuning telur mengandung lecitin (golongan protein / asam amino)
dan kolesterol yang kesemuanya dapat berfungsi sebagai emulgator. Lecitin
merupakan emulgator tipe o/w. Tetapi kemampuan lecitin lebih besar dari
kolesterol sehingga secara total kuning telur merupakan emulgator tipe o/w.
12 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Zat ini mampu mengemulsikan minyak lemak empat kali beratnya dan
minyak menguap dua kali beratnya.
 Adeps Lanae
Zat ini banyak mengandung kholesterol , merupakan emulgator
tipe w/o dan banyak dipergunakan untuk pemakaian luar. Penambahan
emulgator ini akan menambah kemampuan minyak untuk menyerap air.
Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 X beratnya.

c. Emulgator alam dari tanah mineral.


 Magnesium Aluminium Silikat/ Veegum
Merupakan senyawa anorganik yang terdiri dari garam - garam
magnesium dan aluminium. Dengan emulgator ini, emulsi yang terbentuk
adalah emulsi tipe o/w. Sedangkan pemakaian yang lazim adalah sebanyak 1
%. Emulsi ini khusus untuk pemakaian luar.

 Bentonit
Tanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang dapat
mengabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa sepert gel.
Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5 %.

2. Emulgator buatan
a. Sabun.
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka terhadap elektrolit.
Dapat dipergunakan sebagai emulgator tipe o/w maupun w/o, tergantung dari
valensinya. Bila sabun tersebut bervalensi 1, misalnya sabun kalium, merupakan
emulgator tipe o/w, sedangkan sabun dengan valensi 2 , missal sabun kalsium,
merupakan emulgator tipe w/o.
b. Tween 20 : 40 : 60 : 80
c. Span 20 : 40 : 80

 Emulgator berdasarkan muatannya :


a. Emulgator anionik
Emulgator anionik yang diduga pertama kali digunakan adalah sabun. Sabun
dihasilkan dari netralisasi asam stearat dengan natrium hidroksida. Emulgator
anionik yang lebih canggih yaitu minyak kelapa yang dimodifikasi. Minyak
kelapa yang dimodifikasi tersebut membentuk basis dari emulgator anionik
sulfat dan eter sulfat (seperti natrium lauril sulfat). Selain itu, substitusi eter pada
rantai lemak akan mengurangi sifat hidrofobik rantai lemak sehingga
menghasilkan sistem emulsi yang kurang menempel pada kulit. Misal : sabun
alkali, natrium lauryl sulfat

b. Emulgator nonionik
Emulgator nonionik biasa digunakan dalam pelembab. Emulgator ini tidak
mempunyai muatan. Rantai karbon tak jenuh mudah disubstitusi oleh etilen

13 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
oksida. Proses etoksilasi yang berbeda dapat menghasilkan sifat amfifatik yang
berbeda. Apabila panjang rantai karbon dan cabang rantai berbeda maka akan
dihasilkan molekul yang berbeda yang dapat digunakan dalam pembuatan
produk perawatan kulit. Misal : tween dan span.

c. Emulgator kationik
Emulgator kationik digunakan dalam formulasi produk perawatan kulit.
Sebagian besar emulgator kationik dikenal memiliki aktivitas antimikroba.
Emulgator tipe ini tidak stabil pada pH tinggi dan konsentrasi ion negatif yang
tinggi. Permukaan kulit memiliki muatan negatif sehingga emulgator kationik
akan terikat pada kulit. Misal : senyawa ammonium kuartener

d. Emulgator polimerik
Emulgator polimerik biasa digunakan dalam pelembab. Contoh emulgator tipe
ini adalah silikon atau asam poliarilik. Polimer ini akan terdistribusi sepanjang
permukaan air dan minyak. Sisi lipofilik akan berikatan dengan fase minyak dan
sisi hidrofilik akan berikatan dengan fase air.

2.15 Evaluasi Sediaan Emulsi(3)


Dibagi dalam tiga kelompok :
1. Evaluasi Fisik

a. Penampilan : Pecahnya emulsi, bau tengik, perubahan warna


b. Homogenitas : Krim diletakkan diantara 2 kaca lalu diamati
homogenitasnya.
c. Viskositas dan rheologi : Viskometer Brookfield
d. Volume Terpindahkan : FI IV. Halaman 1089
e. Ukuran partikel : Menggunakan kaca preparat lalu dilihat dibawah
mikroskop.
f. Stabilitas emulsi : Agitasi atau sentrifugasi dan manipulasi suhu.
g. Isi minimum : FI ED IV HAL 997
h. Penentuan tipe emulsi : Uji kelarutan zat warna (metillen blue, larut dalam air
= tipe M/A), (Sudan III, larut dalam minyak = tipe
A/M) dan uji pengenceran.
i. Penetapan PH : FI IV hal 1039
j. Uji pelepasan bahan aktif dari sediaan
k. Uji kebocoran tube : FI IV hal 1086

2 Evaluasi Kimia
Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.
3 Evaluasi Biologi
a. Kontaminasi mikroba

14 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
b. Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit
yang parah juga harus steril
c. Potensi zat aktif. Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara
topikal. (Akfar, PIM/2010)

2.16 Stabilitas Emulsi(3)

Stabilitas adalah keadaan yang menggambarkan bagaimana produk dapat diterima


dalam penyimpanan dan penggunaan setelah proses pembuatan, pengemasan, dan
penyimpanan sementara di etalase toko.Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal
seperti dibawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung
fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming
bersifat reversible artinya bila digojok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang
meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen(menyatu).
Sifatnya irreversible ( tidak bisa diperbaiki). Hal ini dapat terjadi karena :
a. Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan
CaO/CaCl2 exicatus.
b. Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.
3. Inversi adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi w/o menjadi
o/w atau sebaliknya. Sifatnya irreversible.

Beberapa faktor masalah yang dapat mempengaruhi stabilitas emulsi antara lain :
Masalah Penyebab Cara Mengatasi
Koalesensi dari Kemungkinan droplet tidak Meningkatkan tegangan antarmuka
droplet fase stabil pada antarmuka dengan memilih campuran emulgator
terdispersi minyak-air yang lebih stabil
Gerak Brown Mengubah volume relatif tiap fase
Mengentalkan fase kontinyu

Flokulasi dari Droplet berikatan secara Mengubah muatan permukaan droplet.


droplet fase van der waals sehingga Mengubah volume relatif tiap fase
terdistribusi menghasilkan droplet yang Mengentalkan fase kontinyu
lebih besar.
Pengendapan Perbedaan kecepatan Mengubah kecepatan pengendapan tiap
atau floatingdari pengendapan yang besar fase
droplet fase antara fase terdispersi dan Mengubah viskositas fase kontinyu
terdispersi fase kontinyu Memperkecil ukuran partikel fase
terdispersi

15 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Pembalikan fase Volume relatif yang tinggi Mengubah volume relatif tiap fase
Ketidakstabilan antarmuka Mengubah campuran emulgator
minyak-air Mengubah proses dengan
meningkatkan tekanan geser dan
mengurangi ukuran partikel

Ostwald ripening Terbentuknya droplet fase Mengubah sifat kelarutan dari


terdispersi yang besar, yang komponen fase terdispersi untuk
terbentuk dari gabungan mencegah migrasi atau perpindahan
droplet ukuran kecil fase kontinyu
Ketidakstabilan permukaan
minyak-air

Ada berbagai metode yang digunakan untuk mengukur stabilitas emulsi :


Metode Prinsip Keterangan
Mikroskopis Melihat perbedaan fase Metode ini berguna untuk uji
kualitatif
Yang dapat diamati : dark field,
kekontrasan fase, cahaya
terpolarisasi, dan Nomarski optics
Emulsi biasanya rusak selama proses
Laser particle Droplet akan berinteraksi Dibutuhkan sampel yang cair
sizer dengan sinar laser yang
proporsional dengan
ukurannya
Tensiometer Mengukur tekanan yang Memberikan informasi dasar
dibutuhkan untuk menarik tegangan antarmuka tetapi hanya
cincin atau piringan melalui dapat dilakukan jika luas permukaan
interval antara 2 lapisan interfase-nya besar

Rheometer Mengukur perubahan sifat Kondisi tekanan dan parameter


viskoelastis emulsi di interest spesifik terhadap tipe emulsi
bawah tekanan
Turbidometer Memeriksa sifat bulk light Stabilitas yang besar dapat diuji
scattering secara cepat dengan tes percepatan

2.17Faktor2 Yang Dapat Mempengaruhi Stabilitas Fisika Sediaan Emulsi(3)


1. Ukuran fase terdispersi/dalam. Suatu emulsi stabil, jika butir yang terdispersi berada
dalam keadaan terbagi halus dalam waktu yang lama, bila fase terdispersi makin
mendekati keadaan koloidal maka emulsi tersebut makin stabil.

16 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
2. Konsentrasi fase dalam. Adalah salah satu faktor penyebab terjadinya creaming.
Butir-butir yang besar dan dapat bergerak dengan cepat akan menubruk butir-butir
yang kecil dengan pergerakan yang lambat. Bila konsentrasi fase dalam lebih besar,
shg butir-butir yg berada pada dasar sampai permukaan bersentuhan maka gerakan
dari butir-butir tidak memungkinkan lagi krn alasan ruang geometriknya.
3. Viskositas fase luar. Makin besar viskositas emulsi , maka makin kurang
gerakan/tumbukan butir-butir fase dalam, dengan demikian menghalangi bersatunya
fase dalam dan menghindari terjadinya creaming. Sesuai dengan hukum Stoke’s

d2 ( ρt - ρo ) g
V = ---------------------------

18 η
Efek dari gaya ini dapat diatasi dg cara :
 Menambah bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan / surfaktan.
 Menambah bahan yg dapat menempatkan diri pada permukaan antara kedua fase dan
mengikat kedua fase dengan kekuatan besar.
 Menambah bahan yg membentuk suatu film / selaput tipis di sekeliling butiran-
butiran fase dalam yang secara mekanis mencegah kedua fase tersebut bersatu.

Ada beberapa faktor yang menentukan bentuk sediaan emulsi yaitu pemilihan emulgator,
sifat fisika kimia dari komponen fase minyak, volume tiap fase, dan ukuran droplet.

2.18Wadah, Label dan Penyimpanan Emulsi(2)


Sediaan Emulsi, kecuali dinyatakan lain, disimpan dalam wadah tertutup baik di
tempat sejuk, dalam botol atau pot sesuai dengan viskositas emulsi/sediaan. Sediaan emulsi
harus diberi label “kocok dahulu “ karena sebelum digunakan sediaan harus dikocok untuk
menjamin distribusi fase dalam yang merata dalam pembawa.

17 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
BAB III

PEMBAHASAN

Kosmetik menurut Peraturan Kepala BPOM RI no.HK.03.1.23.08.11.07517 tahun


2011 adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan
dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik(6).

Kosmetik memiliki berbagai bentuk sediaan salah satunya dalam bentuk emulsi.
Menurut F I ed. III Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok.Menurut F I ed. IV Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil(3).

Biasanya emulsi perawatan kulit merupakan sistem dua fase di mana fase kontinyu
memiliki volume relatif lebih besar daripada fase terdispersi. Selain bentuk emulsi yang
sederhana, terdapat emulsi jenis lain yaitu multiple phase emulsion (misalnya
emulsi O/W/O), emulsi liquid kristalin, dll.

Sediaan emulsi yang baik harus (3):


 Stabil dan homogen
 Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati
ukuran partikel koloid
 Tidak terjadi creaming atau cracking
 Warna, bau dan rasa menarik
Tujuan penggunaan emulsi jika emulsi dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe
o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang
dikehendaki.
 Untuk memudahkan pemakaian
 memudahkan pengolesan : emulsi tipe a/m
 memudahkan pencucian : emulsi tipe m/a
 Memberi efek emolient.
 Memperlama khasiat
Hal yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan emulsi adalah ukuran partikel,
energi yang dibutuhkan, dan kondisi selama pembuatan. Masalah yang paling utama dalam
pembuatan emulsi kosmetik adalah minyak dan air tidak dapat bercampur. Hal ini disebabkan
oleh tingginya tegangan permukaan antarfase sehingga surface energy system juga akan
meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut maka tegangan permukaan harus diturunkan.
Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan, yaitu :
1. Cara kimiawi (menggunakan surfaktan atau emulgator)

18 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Emulgator merupakan molekul yang bersifat amfifatik sehingga dapat berikatan
dengan fase air dan fase minyak.
2. Cara mekanik (menggunakan pengadukan).
Pengadukan dengan kecepatan tinggi akan menurunkan ukuran partikel fase
terdispersi sehingga stabilitas semakin tinggi.

Dalam membuat suatu sediaan emulsi ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Terutama dalam pemilihan jenis emulgator. Pemilihan emulgator tergantung dari tujuan dari
penggunaan sediaan kosmetik. Macam-macam emulgator dikelompokkan berdasarkan
sumbernya dan berdasarkan muatannya. Emulgator berdasarkan sumbernya dibagi lagi
menjadi dua yaitu dari alam dan buatan. Emulgator magnesium alumunium silikat/veegum
adalah emulgator alam yang baik bila digunakan untuk membuat sediaan emulsi kosmetik.
Magnesium alumunium silikat akan membentuk emulsi tipe o/w sehingga akan membentuk
emulsi dengan konsistensi yang tidak terlalu kental dan mudah menyerap ke dalam epidermis
dan melembabkan kulit, karena mengandung air yang cukup banyak. Selain itu emulgator
tween dan span merupakan emulgator buatan yang baik. Tween dan span merupakan
emulgator nonionik, yaitu tidak memiliki muatan. Emulgator nonionik biasa digunakan dalam
pelembab. Rantai karbon tak jenuh mudah disubstitusi oleh etilen oksida. Proses etoksilasi
yang berbeda dapat menghasilkan sifat amfifatik yang berbeda. Apabila panjang rantai
karbon dan cabang rantai berbeda maka akan dihasilkan molekul yang berbeda yang dapat
digunakan dalam pembuatan produk perawatan kulit.

Namun untuk mempertahankan emulsi agar tetap dalam bentuk yang sama dalam
penyimpanan, maka stabilitas perlu diperhatikan. Emulsi mengandung air sehingga menjadi
media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Untuk mempertahankan stabilitas emulsi
secara mikrobiologi maka perlu ditambahkannya pengawet. Bahan pengawet penting
ditambahkan, dengan tujuan agar tidak terjadi penguraian oleh mikroorganisme dan
perusakan oleh mikroorganisme. Selain itu untuk mempertahankan konsistensi emulsi maka
perlu ditambahkan bahan pengental. Bahan pengental selain memperbaiki viskositas emulsi,
bahan pengental juga sebagai penstabil terhadap perubahan panas dan pH, sehingga dapat
mencegah terjadinya creaming atau koalesen/cracking dan dapat meningkatkan estetika
emusi.
Pembuatan emulsi skala industri :
Globul kecil didispersikan ke dalam fase pendispersi, lalu perlahan
membentukcream emulsi ukuran globul berpengaruh pada viskositas produk,
dengan emulsiyang bagus dengan ukuran 0,5-2,5 mn. Hal penting yaitu : ukuran partikel
optimal ; volume viskositas ; tegangan permukaan air dan minyak. Penambahan
surfaktan akan menghasilkan penurunan tegangan permukaan sehingga menghasilkan
emulsi yang bagus dan stabil.
Pencampuran air ditambah minyak ditambah emulgator yang cocok akan menghasilkan
emulsi yang baik bisa juga menggunakan homogenizer sehingga menurunkan ukuran
globul lebih lanjut. untuk skala kecil bisa digunakan mortir dan alu atau mixer dengan
mengagitasi, tergantung volume dan viskositas e m u l s i ya n g a k a n d i b u a t .
P e n c a m p u r a n d a p a t d i g u n a k a n t u r b i n m i x e r s e p e r t i silverson mixer

19 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
homogenizer. tipe mesin pendek, vertikal, sudut pisaunya tertutup dengan lubang ring
yang tetap dan dihubungkan oleh mesin penggerak yang adadipusat.
-cairan menjadi sasaran utama dalam pencampuran oleh rotary bland lalu
diberhentikan secara paksa dilubang ring.Perbedaan model itu mungkin terjadi pada
setiap batch, umumnya dalam ribuan liter termasuk model inline.
Pencampuran dalam wadah sirkulasi cairan dimodifikasi d
a n d a p a t dipanaskan atau didinginkan.Homogenizer sering digunakan saat
pencampuran atau untuk mengecilkan ukuran globul hingga dapat diproduksi.
s e m u a p e k e r j a a n p r i n s i p n ya u n t u k m e n d e s a k e m u l s i d i b a w a h t e k a n a n , seh
ingga partikel halus terbentuk oleh logam dipermukaannya
-jika dua campuran tidak dapat bercampur
digunakan getaran ultrasonik,a l t e r n a t i f l a i n d e n g a n m e n e k a n d a n
m e m i s a h k a n p r o d u k l u b a n g d a p a t terbentuk pada daerah pemisah yang lain.
-campuran koloid cocok untuk sediaan emulsi secara terus menerus

-P e n g a d u k a n p r o d u k d i a n t a r a r o t o r d a n s t a t o r ya n g m a n a d a p a t t e r p i s a h
menghasilkan emulsi dengan ukuran globul yang kecil
-Hal penting untuk memastikan metode pembuatan dalam skala lab lebih mudah
untuk produksi skala besar tanpa mengubah kualitas produk
-saat pembuatan biasanya fase terdispersi ke dalam fase kontinue pada saatpencampuran.
bahan bahan dilarutkan,. dicampur dalam fase dimana mereka dapat larut. ini hal penting
dalam pembuatan emulsi tipe w/o
-Pada emulsi tipe o/w kadang dibuat dengan teknik infersi yang mana fase pelarut perlahan
ditambahkan ke fase minyak sampai tercampur.
-emulsi w/o terbentuk, tetapi fase pelarut ditambahkan terbalik untuk membentuk
produk. metode ini sering untuk memproduksi emulsi dengan ukuran yang sangat
kecil.

Evaluasi untuk emulsi :

 Uji Organoleptis
Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan emulsi pada penyimpanan pada suhu
endah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12 jam.

 Uji Volume Terpindahkan


Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan
selanjutnya ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut. Kocok isi dari 10
wadah satu persatu.
Prosedur:
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan
kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah
dikalibrasi, secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udaa
pada waktu penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit.

20 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-
rata larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak satupun
volume wadah yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika
A adalah volume rata-rata kurang dari 100 % dari yang tertera pada etiket akan tetapi
tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dari 95 % dari volume yang tertera pada
etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak
kurang dari 90 % dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian terdadap
20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah tidak
kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari
30 wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera
pada etiket.

 Uji Viskositas
Penentuan viskositaas : Dilakukan terhadap emulsi, pengukuran viskositas dilakukan
dengna viskometer brookfield pada 50 putaran permenit (Rpm).

 Uji Ukuran partikel


Perubahan dalam ukuran partikel rata – rata atau distribusi ukuran globul merupakan
tolak ukur penting dalam mengevaluasi emulsi .Dimana pada emulsi keruh diameter
globul berkisar antara 0,5 – 50 μm. Ukuran partikel merupakan indikator utama
kecenderungan terjadinya creaming dan breaking.Terdapat hubungan antara ukuran
partikel dan viskositas dimana kenaikan viskositas akan meningkatkan stabilitas
sediaan .Semakin tinggi viskositas maka semakin kecil ukuran partikel dan semakin
besar volume rasio.

 ·Uji Konduktivitas Listrik


Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam gelas piala kemudian dihubungkan
dengan rangkaian arus listrik. Jika mampu menyala maka emulsi tipe minyak dalam
air. Jika sistem tidak menghantarkan listrik maka emulsi tipe air dalam minyak.

 ·Uji Pengenceran Fase


Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam gelas piala kemudian diencerkan dengan
air. JIka dapat diencerkan maka emulsi tipe minyak dalam air dan sebaliknya.

 Uji Kertas Saring


Jika satu tetes emulsi yang diuji diteteskan pada kertas saring maka emulsi minyak
dalam air dalam waktu singkat membentuk cincin air disekeliling tetesan.

 Uji Kelarutan warna


Beberapa tetes larutan bahan pewarna lain ( metilen ) dicampurkan ke dalam contoh
emulsi. Jika selurih emulsi berwarna seragam maka emulsi yang diuji berjenis minyak
dalam air, oleh karena air adalah fase luar. Sampel yang diuji bahan warna larut sudan
III dalam minyak pewarna homogen pada sampel berarti sampel tipe air dalam
minyak karena pewarna pelarut lipoid mampu mewarnai fase luar.

21 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
 Uji Homogenitas.
Bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan krim.
Diambil 1 gram pada bagian atas, tengah, dan bawah kemudian dioleskan pada sekeping
kaca transparan. Diamati jika terjadi pemisahan fase.

 Uji pH.
Menurut Warsitaatmaja(1997), sediaan topikal biasanya memiliki pH yang sama dengan
pH kulit yaitu antara 4,5 – 7 pH yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan iritasi
kulit.

 Uji Daya Serap.


Untuk mengetahui kemampuan dalam menyerap air. Sebagai salah satu contoh
sediaan emulsi yaitu bentuk krim , dimana krim ditimbang, kemudian ditetesi air
sambil duduk atau dikocok. Penetesan air pada krim dilakukan sampai tidak dapat
meneyerap air lain atau krim berpisah dengan air. Kemudian dihitung jumlah air
yang dibutuhkan hingga air memisah.

 Uji Daya Sebar.


Untuk mengetahui kelunakkan sediaan emulsi saat dioleskan ke kulit. Dengan cara
sejumlah zat tertentu diletakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya
diberikan kaca yang sama, dan ditingkatkan bebannya, dan diberi rentang waktu rentang
1-2 menit. Kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat
sediaan berhenti menyebar (dengan waktu tertentu secara teratur).

22 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Persyaratan Kosmetik(4)
Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan.
b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
c. Terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
(BPOM RI).

2. Karakteristik Sediaan Emulsi(3)


 Emulsi mengandung 2 zat yang tidak bercampur
 Fase terdispers disebut fase dalam : emulgendum
 Fase pendispers disebut medium dispersi atau fase luar atau fase kontinu :
menstruum
 Bahan pengemulsi : emulgens ~ emulgator
 Ukuran partikel: Ø 0,25-25 mikron, umumnya > 1 mikron

3. Persyaratan Emulsi(3)
Sediaan emulsi yang baik harus :
 Stabil dan homogen
 Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati
ukuran partikel koloid
 Tidak terjadi creaming atau cracking
 Warna, bau dan rasa menarik

4. Emulgator yang baik untuk penggunaan kosmetik adalah emulsi tipe o/w karena dapat
melembabkan kulit, contoh emulgator yaitu magnesium alumunium silika/veegum
dan tween & span.
5. Untuk mempertahankan stabilitas emulsi perlu ditambahkan bahan pengawet untuk
menghindari tumbuhnya mikroba di dalam emulsi dan perlu ditambahkan bahan
pengental untuk meningkatkan viskositas, mempertahankan pH sediaan sehingga
mencegah terbentuknya creaming atau koalesen/cracking dan meningkatkan estetika
emulsi.

23 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
6. Evaluasi pada emulsi :

1. Uji Organoleptis
2. Uji Homogenitas
3. Uji Ukuran Partikel
4. Uji Viskositas dan rheologi
5. Uji Stabilitas emulsi
6. Uji pH
7. Uji Volume Terpindahkan
8. Uji Tipe emulsi
9. Uji Daya serap
10. Uji Daya sebar

4.2 Saran

Dalam membuat suatu kosmetik harus diketahui dahulu anatomi dan fisiologi dari bagian
tubuh yang akan dikenakan kosmetik. Sehingga dalam pembuatan sediaan dapat
dikondisikan dengan keadaan baian tubuh tersebut. Pemilihan emulgator sangat penting
untuk mencapai tujuan penggunaan emulsi kosmetik.

24 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim .1979 . Farmakope Indonesia Ed . III . Depkes RI : Jakarta


2. Anief. Farmasetika Gajah Mada University Press: Yogyakarta
3. Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed 4. Universitas Indonesia
Press: Jakarta.
4. Anonim.1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Depkes RI : Jakarta
5. Anonim. 1911. The British Farmaceutical Codex. Diterbitkan oleh Dewan
Pharmaceutical Society of Great Britain. (didownload melalui Google 7/11/2010).
6. Peraturan Kepala Badan Prngawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011
7. Yanhendri;CDK-194/vol.39 no.6, th 2012
8. http://e-journal.uajy.ac.id/1873/3/2KOM02962.pdf (diakses pada tanggal 24
September 2017)
9. http://health.liputan6.com/read/2359347/catat-7-bahan-berbahaya-pada-kosmetik
(diakses pada tanggal 24 September 2017)

25 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Diskusi

Pertanyaan:

1. Sebutkan contoh sediaan emulsi dalam kosmetik ? (Siti)


2. Mengapa sediaan emulsi harus tetap mempertahankan pH kulit ? (anita)
3. Berapa batasan kekentalan pada emulsi dalam sediaan kosmetik ? (ela)
4. Berapa lama penyimpanan emulsi dalam sediaan kosmetik yang baik? (furqon)

Jawaban :

1. Beberapa contoh emulsi dalam sediaan kosmetik :


 Krim . contoh : sunscreen cream , cleansing cream
 Lotion . contoh : hand & body lotion
 Shampoo

2. Karena kalo tidak sesuai dengan pH kulit akan mempengaruhi acid mantel yang ada
di kulit . pH normal kulit 4,5 – 6,5 . Jika sediaan terlalu basa maka akan menyebabkan
kulit menjadi bersisik dan jika terlalu asam akan menyebabkan kulit iritasi.

3. Syarat mutu pelembab kulit (berdasarkan SNI 16-4399-1996) disajikan pada Tabel 1.

Jadi viskositas yang baik berkisar antara 2000 – 50000 cP.

4. Penyimpanan pada suhu 37o-45oC selama 3 bulan tanpa ada tanda ketidakstabilan
menunjukkan bahwa produk stabil pada suhu kamar (25o-30oC) selama lebih kurang
setahun, dengan menganggap bahwa reaksi yang terjadi pada suhu yang dinaikkan
sama dengan reaksi yang terjadi pada suhu kamar.

26 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i

Anda mungkin juga menyukai