PENDAHULUAN
Pada masa kini setiap orang menginginkan berpenampilan lebih baik dan lebih
sempurna, baik pria, wanita, anak-anak sampai orang dewasa. Berpenampilan menarik
menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan pada setiap individu. Maka dari itu kehadiran
kosmetik tidak lepas dari kehidupan sehari-hari, baik dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Kosmetik memiliki berbagai bentuk sediaan, seperti serbuk, cream, pasta, losion, gel
dan lain-lain. Banyaknya pilihan bentuk sediaan, memerlukan kecermatan dalam memilih,
karena di samping pertimbangan bahan aktif, bentuk sediaan harus berdasarkan tujuan
penggunaan. Dan faktor lain yang harus diperhatikan : anatomi dan fisiologi bagian tubuh
yang akan dikenakan kosmetik, konsentrasi zat aktif obat, efek fisika dan kimia, cara pakai,
dan lama penggunaan.
Dalam hal ini, sebagai seorang farmasis harus mengetahui sediaan kosmetik yang
baik, syarat-syarat dan komponen apa saja yang diperbolehkan untuk sediaan kosmetik.
Sediaan emulsi banyak digunakan dalam dunia kosmetik, bisa dalam bentuk cream, lotion,
dan lain-lain. Emulsi kosmetik biasanya berupa emulsi tipe o/w yang mengandung banyak air
yang bertujuan untuk melembabkan kulit. Pembuatan emulsi kosmetik harus sesuai dengan
persyaratan sediaan emulsi sehingga didapatkan sediaan yang baik dan stabil. Namun pada
kenyataannya pembuatan sediaan emulsi cukup rumit, karena harus menggabungkan dua fase
yang tidak tercampur, dan bersifat kurang stabil pada penyimpanan.
2.1 Kosmetik
Pengertian menurut Peraturan Kepala BPOM RI no.HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011(6)
1. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2. Bahan Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari alam dan/atau
sintetik yang merupakan komponen kosmetika termasuk bahan pewarna, bahan
pengawet dan bahan tabir surya.
3. Bahan Pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi
dan/atau memperbaiki warna pada kosmetika.
4. Bahan Pengawet adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk mencegah
kerusakan kosmetika yang disebabkan oleh mikrooganisme.
5. Bahan Tabir Surya adalah bahan yang digunakan untuk melindungi kulit dari radiasi
sinar ultra violet dengan cara menyerap, memancarkan, dan menghamburkan.
6. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pengawasan obat dan makanan.
Istilah kosmetik, yang dalam bahasa Inggris “cosmetics”, berasal dari kata “kosmein”
(Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang dipakai dalam usahauntuk mempercantik diri
ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di lingkungan sekitar. Sekarang
kosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan dengan maksud untuk
meningkatkan kecantikan.
“Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar
badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga
mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”.
2.2.1 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 preparat.
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.
2.2.3 Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi, produk kosmetik dibagi
menjadi dua golongan:
a. Kosmetik golongan I adalah:
Kosmetik yang digunakan untuk bayi.
Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut.
Emulsi merupakan salah satu bentuk sediaan yang juga digunakan dalam sediaan kosmetik
yang biasanya digunakan pada kulit .
Kerugian emulsi
Menurut Lachman
1. Sulit diformulasikan karena harus mencampur 2 fase yang tidak tercampurkan.
2. Mudah ditumbuhi oleh mikroba karena adanya air.
3. Kestabilan fisika dan kimia terjamin dalam waktu lama.
Menurut Ansel
1. Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamika.
2. Jika pengocokan ditentukan, tetesan akan bergabung menjadi satu dengan cepat.
3. Biasanya hanya satu fase yang bertahan dalam bentuk tetesan.
Jika proses pembuatan emulsi pada skala labolatorium telah dikerjakan mendekati sama
dengan keadaan pabrik, maka nantinya hanya akan terdapat masalah-masalah biasa yang pada
banyak kejadian dapat dipecahkan dengan mudah. Dengan dasar pembuatan di labolatorium,
maka penetapan suatu prosedur pembuatan emulsi pada skala pabrik akan lebih mantap.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sering kali perbedaan kecil didalam prosedur dapat
menyebabkan produk akhir yang berbeda total.
Peralatan utama yang umum digunakan untuk emulsifikasi di dalam industri pangan adalah
berbagai tipe mixer, homogenizer bertekanan (pressure homogenizer), gilingan koloid
(colloid mill) dan peralatan ultrasonic (ultrasonic device)
a. Mixer
Mixer dengan pengaduk yang berkecepatan rendah mempunyai daya mencampur yang
rendah dan hanya menimbulkan sedikit putaran. Penggunaannya didalam proses emulsifikasi
Mixer digunakan di dalam industri terdapat dalam berbagai kapasitas, mulai dari yang lebih
kecil satu liter sampai yang berukuran beberapa meter kubik.
Pada gambar dapat dilihat suatu pengaduk sederhana yang berputar didalam suatu
tabung silinder besar. Selama pengadukan cairan ikut berputar mengikuti suatu garis edar
yang besar dan sedikit vertical.proses pencampuran akan berlangsung dengan efisien bila ada
gerak liran lateral dan vertical yang mendistribusikan bahan-bahan secara cepat keseluruh
bagian tangki
Agar pengadukan berlangsung efisien, maka pada tangki biasanya dipasang piring-piring
penghalang (baffles) yang berfungsi mencegah cairn naik(gambar 6-3). Pada mixer yang
menggunakan pengaduk berbentuk propeller, cairan didorong naik turun menjadi
turbulen.sebagai akibatnya pengadukan berlangsung lebih efisien. Pengauk berbetuk
propeller umumnya digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai viskositas rendah
sampai sedang. Bila emulsifier yang digunakan cukup dan proses pengadukan dilakukan
sebagaimana mestinya, maka emulsi yang terbentuk akan mempunyai ukuran partikel yang
lebih kecil dibandingkan dengan homogenizer atau gilingan koloid.
Mixer yang mempunyai pengaduk turbi umumnya mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
gaya sentrifugal yang terbentuk akan mendorong cairan kesegala arah sehingga proses
pencampurannya berlangsung efisien (gambar 6-4). Mixer ini dapat digunakan untuk
mengemulsikan cairan yang mempunyai viskositas agak tinggi serta dapat digunakan untuk
membuat adonan kue, membuat mentega da margarine.partikel emulsi yang terbentuk
umumnya mempunyai diameter kira-kira 5 µ.
b. Gilingan koloid
gilingan koloid sebenarnya merupakan suatu modifikasi dari turbi, namun pada kasus ini
jarak antara rotor dan stator hanya beberapa per seribu inchi saja (gambar 6-5) . dengan jarak
yang kecil ini, maka gaya gesekan yang besar dapat terjadi. Sebagian besar gaya gesekan ini
akan hilang menjadi panas, sehingga temperatr bahan akan meningka dengan sangat besar,
karena gilingan koloid selalu dilengkapi dengan unit pendingin khusus.
Pada umumnya gilingan koloid lebih cocok digunakan untuk mengemulsikan bahan-bahan
yang mempunyai viskositas tinggi dibandingkan dengan homogenizer bertekanan. Bahan
yang masuk dapat berupa cairan atau asta dan laju pengeluarannya berbanding terbalik
dengan viskositasnya,emulsi yang dihasilkan oleh gilingan koloid mempunyai ukuran partkel
yang xeragam,dan ukurannya tergantung pada jarak rotor dan statornya. Pada umumnya
diameter ukuran partikel tersebut berkisar antara 1-2 mikron
homogenizer adalah sejenis alat yang digunakan untuk mendispersikan suatu cairan didalam
cairan lainnya,alat ini cocok digunakan untu membuat emulsi dengan kestabiilan tinggi,
Karena dapat menghasilkan emulsi yang berukuran partikel lebih kecil dari satu micron serta
seragam. Didalam industri pangan,homogenizer banyak digunakan untuk mereduksi ukuran
globula lemak didalam susu segar system emulsinya lebih stabil.
Homogenizer yang digunakan di dalam industri tersebut terdapat didalam banyak model dan
kapasitas.perbedaan model tersebut terdapat dalam banyak model dan kapasitas. Perbedaan
model tersebut umumnya terletak pada konstrukis lubang dan alat pengatur pengeluaranya.
d. Peralatan Ultrasonik
hasil pengembangan terakhir dibidang peralatan emulsi adalah peralatan ultrasonic. Peralatan
ini cocok untuk membuat emulsi yang mempunyai viskositas rendah,tetapi alat ini dapat juga
10 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai viskositas tinggi sampai yng berbentuk
pasta.
Bentuk generator mekanis yang digunakan untuk menghasilkan gelombang ultrasonic bagi
keperluan emulsifikasi bahan pangan adalah “weige resonator”
Prinsip dari alat ini yaitu suatu pisau dengan bentuk mata runcing ditempatkan didepan mulut
sebuah pipa. Cairan dipompa melalui pipa dan pancarannya menimpa mata pisau sehingga
terjadilah getaran. Pisau tersebut secara normal terjepit pada satu atau lebih titik dan
berensonansi pada frekuensi yang menghasikan gelombang ultrasonic didalam
cairan.intentitasnya tidak terlalu besar tetapi cukup ,dan dekatdengan pisau terjadi rongga
didalam cairan yang menyebabkan terjadi emulsifikasi. Cairan disuplai secara normal ke
mulut pipa oleh sebuah pompa tipe bergerigi yang getaran biasanya berkisar 50-200 psi.
frekuensi getaran biasanya berkisar 8-30 Khz dan ukuran partikel fase terdispersinya sekitar
1-2 mikron . peralatan ultrasonikyang dirancang untuk industri terdiri dari
kerangka,penyemrot yang dapat diatur,penyemrot yang dipasang pisau penggetar dan bel
rensonan.
11 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat minum. Emulsi yang
terbentuk sangat stabil dan tidak terlalu kental. Kestabilan emulsi yang dibuat
dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu
kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis film)
terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup
kecil sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi)
Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom arab menggunakan gom
arab sebanyak ½ dari jumlah minyaknya. Bahan obat cair BJ tinggi, contohnya
chloroform, bromoform ditambah minyak lemak 10 x beratnya, maka BJ
campuran mendekati satu. Gom sebanyak ¾ kali bahan obat cair. Balsam-
balsam Gom sama banyak dengan balsam. Oleum Iecoris Aseli menurut
Fornas dipakai gom 30 % dari berat minyak.
Tragacanth
Dispersi tragacanth dalam air sangat kental sehingga untuk memperoleh
emulsi dengan viskositas yang baik hanya diperlukan trgacanth sebanyak 1/10
kali gom arab. Emulgator ini hanya bekerja optimum pada pH 4,5 – 6.
Tragacanth dibuat corpus emulsi dengan menambahkan sekaligus air 20 x
berat tragacanth. Tragacanth hanya berfungsi sebagai pengental tidak dapat
membentuk koloid pelindung.
Agar-agar
Emulgator ini kurang efektif apabila dipakai sendirian. Pada umumnya zat ini
ditambahkan untuk menambah viskositas dari emulsi dengan gom arab.
Sebelum dipakai agar-agar tersebut dilarutkan dengan air mendidih kemudian
didinginkan pelan-pelan sampai suhu tidak kurang dari 45oC (bila suhunya
kurang dari 45oC larutan agar-agar akan berbentuk gel). Biasanya digunakan
1-2 %
Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan karena dapat menutup
rasa dari minyak tersebut. Cara mempersiapkan dilakukan seperti pada agar.
Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, karboksimetil selulosa 1-2 %.
Bentonit
Tanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang dapat
mengabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa sepert gel.
Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5 %.
2. Emulgator buatan
a. Sabun.
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka terhadap elektrolit.
Dapat dipergunakan sebagai emulgator tipe o/w maupun w/o, tergantung dari
valensinya. Bila sabun tersebut bervalensi 1, misalnya sabun kalium, merupakan
emulgator tipe o/w, sedangkan sabun dengan valensi 2 , missal sabun kalsium,
merupakan emulgator tipe w/o.
b. Tween 20 : 40 : 60 : 80
c. Span 20 : 40 : 80
b. Emulgator nonionik
Emulgator nonionik biasa digunakan dalam pelembab. Emulgator ini tidak
mempunyai muatan. Rantai karbon tak jenuh mudah disubstitusi oleh etilen
13 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
oksida. Proses etoksilasi yang berbeda dapat menghasilkan sifat amfifatik yang
berbeda. Apabila panjang rantai karbon dan cabang rantai berbeda maka akan
dihasilkan molekul yang berbeda yang dapat digunakan dalam pembuatan
produk perawatan kulit. Misal : tween dan span.
c. Emulgator kationik
Emulgator kationik digunakan dalam formulasi produk perawatan kulit.
Sebagian besar emulgator kationik dikenal memiliki aktivitas antimikroba.
Emulgator tipe ini tidak stabil pada pH tinggi dan konsentrasi ion negatif yang
tinggi. Permukaan kulit memiliki muatan negatif sehingga emulgator kationik
akan terikat pada kulit. Misal : senyawa ammonium kuartener
d. Emulgator polimerik
Emulgator polimerik biasa digunakan dalam pelembab. Contoh emulgator tipe
ini adalah silikon atau asam poliarilik. Polimer ini akan terdistribusi sepanjang
permukaan air dan minyak. Sisi lipofilik akan berikatan dengan fase minyak dan
sisi hidrofilik akan berikatan dengan fase air.
2 Evaluasi Kimia
Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.
3 Evaluasi Biologi
a. Kontaminasi mikroba
14 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
b. Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit
yang parah juga harus steril
c. Potensi zat aktif. Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara
topikal. (Akfar, PIM/2010)
Beberapa faktor masalah yang dapat mempengaruhi stabilitas emulsi antara lain :
Masalah Penyebab Cara Mengatasi
Koalesensi dari Kemungkinan droplet tidak Meningkatkan tegangan antarmuka
droplet fase stabil pada antarmuka dengan memilih campuran emulgator
terdispersi minyak-air yang lebih stabil
Gerak Brown Mengubah volume relatif tiap fase
Mengentalkan fase kontinyu
15 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Pembalikan fase Volume relatif yang tinggi Mengubah volume relatif tiap fase
Ketidakstabilan antarmuka Mengubah campuran emulgator
minyak-air Mengubah proses dengan
meningkatkan tekanan geser dan
mengurangi ukuran partikel
16 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
2. Konsentrasi fase dalam. Adalah salah satu faktor penyebab terjadinya creaming.
Butir-butir yang besar dan dapat bergerak dengan cepat akan menubruk butir-butir
yang kecil dengan pergerakan yang lambat. Bila konsentrasi fase dalam lebih besar,
shg butir-butir yg berada pada dasar sampai permukaan bersentuhan maka gerakan
dari butir-butir tidak memungkinkan lagi krn alasan ruang geometriknya.
3. Viskositas fase luar. Makin besar viskositas emulsi , maka makin kurang
gerakan/tumbukan butir-butir fase dalam, dengan demikian menghalangi bersatunya
fase dalam dan menghindari terjadinya creaming. Sesuai dengan hukum Stoke’s
d2 ( ρt - ρo ) g
V = ---------------------------
18 η
Efek dari gaya ini dapat diatasi dg cara :
Menambah bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan / surfaktan.
Menambah bahan yg dapat menempatkan diri pada permukaan antara kedua fase dan
mengikat kedua fase dengan kekuatan besar.
Menambah bahan yg membentuk suatu film / selaput tipis di sekeliling butiran-
butiran fase dalam yang secara mekanis mencegah kedua fase tersebut bersatu.
Ada beberapa faktor yang menentukan bentuk sediaan emulsi yaitu pemilihan emulgator,
sifat fisika kimia dari komponen fase minyak, volume tiap fase, dan ukuran droplet.
17 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
BAB III
PEMBAHASAN
Kosmetik memiliki berbagai bentuk sediaan salah satunya dalam bentuk emulsi.
Menurut F I ed. III Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok.Menurut F I ed. IV Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil(3).
Biasanya emulsi perawatan kulit merupakan sistem dua fase di mana fase kontinyu
memiliki volume relatif lebih besar daripada fase terdispersi. Selain bentuk emulsi yang
sederhana, terdapat emulsi jenis lain yaitu multiple phase emulsion (misalnya
emulsi O/W/O), emulsi liquid kristalin, dll.
18 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Emulgator merupakan molekul yang bersifat amfifatik sehingga dapat berikatan
dengan fase air dan fase minyak.
2. Cara mekanik (menggunakan pengadukan).
Pengadukan dengan kecepatan tinggi akan menurunkan ukuran partikel fase
terdispersi sehingga stabilitas semakin tinggi.
Dalam membuat suatu sediaan emulsi ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Terutama dalam pemilihan jenis emulgator. Pemilihan emulgator tergantung dari tujuan dari
penggunaan sediaan kosmetik. Macam-macam emulgator dikelompokkan berdasarkan
sumbernya dan berdasarkan muatannya. Emulgator berdasarkan sumbernya dibagi lagi
menjadi dua yaitu dari alam dan buatan. Emulgator magnesium alumunium silikat/veegum
adalah emulgator alam yang baik bila digunakan untuk membuat sediaan emulsi kosmetik.
Magnesium alumunium silikat akan membentuk emulsi tipe o/w sehingga akan membentuk
emulsi dengan konsistensi yang tidak terlalu kental dan mudah menyerap ke dalam epidermis
dan melembabkan kulit, karena mengandung air yang cukup banyak. Selain itu emulgator
tween dan span merupakan emulgator buatan yang baik. Tween dan span merupakan
emulgator nonionik, yaitu tidak memiliki muatan. Emulgator nonionik biasa digunakan dalam
pelembab. Rantai karbon tak jenuh mudah disubstitusi oleh etilen oksida. Proses etoksilasi
yang berbeda dapat menghasilkan sifat amfifatik yang berbeda. Apabila panjang rantai
karbon dan cabang rantai berbeda maka akan dihasilkan molekul yang berbeda yang dapat
digunakan dalam pembuatan produk perawatan kulit.
Namun untuk mempertahankan emulsi agar tetap dalam bentuk yang sama dalam
penyimpanan, maka stabilitas perlu diperhatikan. Emulsi mengandung air sehingga menjadi
media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Untuk mempertahankan stabilitas emulsi
secara mikrobiologi maka perlu ditambahkannya pengawet. Bahan pengawet penting
ditambahkan, dengan tujuan agar tidak terjadi penguraian oleh mikroorganisme dan
perusakan oleh mikroorganisme. Selain itu untuk mempertahankan konsistensi emulsi maka
perlu ditambahkan bahan pengental. Bahan pengental selain memperbaiki viskositas emulsi,
bahan pengental juga sebagai penstabil terhadap perubahan panas dan pH, sehingga dapat
mencegah terjadinya creaming atau koalesen/cracking dan dapat meningkatkan estetika
emusi.
Pembuatan emulsi skala industri :
Globul kecil didispersikan ke dalam fase pendispersi, lalu perlahan
membentukcream emulsi ukuran globul berpengaruh pada viskositas produk,
dengan emulsiyang bagus dengan ukuran 0,5-2,5 mn. Hal penting yaitu : ukuran partikel
optimal ; volume viskositas ; tegangan permukaan air dan minyak. Penambahan
surfaktan akan menghasilkan penurunan tegangan permukaan sehingga menghasilkan
emulsi yang bagus dan stabil.
Pencampuran air ditambah minyak ditambah emulgator yang cocok akan menghasilkan
emulsi yang baik bisa juga menggunakan homogenizer sehingga menurunkan ukuran
globul lebih lanjut. untuk skala kecil bisa digunakan mortir dan alu atau mixer dengan
mengagitasi, tergantung volume dan viskositas e m u l s i ya n g a k a n d i b u a t .
P e n c a m p u r a n d a p a t d i g u n a k a n t u r b i n m i x e r s e p e r t i silverson mixer
19 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
homogenizer. tipe mesin pendek, vertikal, sudut pisaunya tertutup dengan lubang ring
yang tetap dan dihubungkan oleh mesin penggerak yang adadipusat.
-cairan menjadi sasaran utama dalam pencampuran oleh rotary bland lalu
diberhentikan secara paksa dilubang ring.Perbedaan model itu mungkin terjadi pada
setiap batch, umumnya dalam ribuan liter termasuk model inline.
Pencampuran dalam wadah sirkulasi cairan dimodifikasi d
a n d a p a t dipanaskan atau didinginkan.Homogenizer sering digunakan saat
pencampuran atau untuk mengecilkan ukuran globul hingga dapat diproduksi.
s e m u a p e k e r j a a n p r i n s i p n ya u n t u k m e n d e s a k e m u l s i d i b a w a h t e k a n a n , seh
ingga partikel halus terbentuk oleh logam dipermukaannya
-jika dua campuran tidak dapat bercampur
digunakan getaran ultrasonik,a l t e r n a t i f l a i n d e n g a n m e n e k a n d a n
m e m i s a h k a n p r o d u k l u b a n g d a p a t terbentuk pada daerah pemisah yang lain.
-campuran koloid cocok untuk sediaan emulsi secara terus menerus
-P e n g a d u k a n p r o d u k d i a n t a r a r o t o r d a n s t a t o r ya n g m a n a d a p a t t e r p i s a h
menghasilkan emulsi dengan ukuran globul yang kecil
-Hal penting untuk memastikan metode pembuatan dalam skala lab lebih mudah
untuk produksi skala besar tanpa mengubah kualitas produk
-saat pembuatan biasanya fase terdispersi ke dalam fase kontinue pada saatpencampuran.
bahan bahan dilarutkan,. dicampur dalam fase dimana mereka dapat larut. ini hal penting
dalam pembuatan emulsi tipe w/o
-Pada emulsi tipe o/w kadang dibuat dengan teknik infersi yang mana fase pelarut perlahan
ditambahkan ke fase minyak sampai tercampur.
-emulsi w/o terbentuk, tetapi fase pelarut ditambahkan terbalik untuk membentuk
produk. metode ini sering untuk memproduksi emulsi dengan ukuran yang sangat
kecil.
Uji Organoleptis
Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan emulsi pada penyimpanan pada suhu
endah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12 jam.
20 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-
rata larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak satupun
volume wadah yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika
A adalah volume rata-rata kurang dari 100 % dari yang tertera pada etiket akan tetapi
tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dari 95 % dari volume yang tertera pada
etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak
kurang dari 90 % dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian terdadap
20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah tidak
kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari
30 wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera
pada etiket.
Uji Viskositas
Penentuan viskositaas : Dilakukan terhadap emulsi, pengukuran viskositas dilakukan
dengna viskometer brookfield pada 50 putaran permenit (Rpm).
21 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Uji Homogenitas.
Bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan krim.
Diambil 1 gram pada bagian atas, tengah, dan bawah kemudian dioleskan pada sekeping
kaca transparan. Diamati jika terjadi pemisahan fase.
Uji pH.
Menurut Warsitaatmaja(1997), sediaan topikal biasanya memiliki pH yang sama dengan
pH kulit yaitu antara 4,5 – 7 pH yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan iritasi
kulit.
22 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Persyaratan Kosmetik(4)
Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan.
b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
c. Terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
(BPOM RI).
3. Persyaratan Emulsi(3)
Sediaan emulsi yang baik harus :
Stabil dan homogen
Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati
ukuran partikel koloid
Tidak terjadi creaming atau cracking
Warna, bau dan rasa menarik
4. Emulgator yang baik untuk penggunaan kosmetik adalah emulsi tipe o/w karena dapat
melembabkan kulit, contoh emulgator yaitu magnesium alumunium silika/veegum
dan tween & span.
5. Untuk mempertahankan stabilitas emulsi perlu ditambahkan bahan pengawet untuk
menghindari tumbuhnya mikroba di dalam emulsi dan perlu ditambahkan bahan
pengental untuk meningkatkan viskositas, mempertahankan pH sediaan sehingga
mencegah terbentuknya creaming atau koalesen/cracking dan meningkatkan estetika
emulsi.
23 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
6. Evaluasi pada emulsi :
1. Uji Organoleptis
2. Uji Homogenitas
3. Uji Ukuran Partikel
4. Uji Viskositas dan rheologi
5. Uji Stabilitas emulsi
6. Uji pH
7. Uji Volume Terpindahkan
8. Uji Tipe emulsi
9. Uji Daya serap
10. Uji Daya sebar
4.2 Saran
Dalam membuat suatu kosmetik harus diketahui dahulu anatomi dan fisiologi dari bagian
tubuh yang akan dikenakan kosmetik. Sehingga dalam pembuatan sediaan dapat
dikondisikan dengan keadaan baian tubuh tersebut. Pemilihan emulgator sangat penting
untuk mencapai tujuan penggunaan emulsi kosmetik.
24 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
DAFTAR PUSTAKA
25 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i
Diskusi
Pertanyaan:
Jawaban :
2. Karena kalo tidak sesuai dengan pH kulit akan mempengaruhi acid mantel yang ada
di kulit . pH normal kulit 4,5 – 6,5 . Jika sediaan terlalu basa maka akan menyebabkan
kulit menjadi bersisik dan jika terlalu asam akan menyebabkan kulit iritasi.
3. Syarat mutu pelembab kulit (berdasarkan SNI 16-4399-1996) disajikan pada Tabel 1.
4. Penyimpanan pada suhu 37o-45oC selama 3 bulan tanpa ada tanda ketidakstabilan
menunjukkan bahwa produk stabil pada suhu kamar (25o-30oC) selama lebih kurang
setahun, dengan menganggap bahwa reaksi yang terjadi pada suhu yang dinaikkan
sama dengan reaksi yang terjadi pada suhu kamar.
26 | K o s m e t o l o g i D a n T e k n o l o g i K o s m e t i k - E m u l s i