EL-HAKIM
Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun
PEDOMAN 6 SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya. Buku
Pedoman 6 Sasaran keselamatan pasien dapat terselesaikan. Penulisan Buku Pedoman 6 Sasaran
keselamatan pasien ini dilakukan dalam rangka untuk menjawab tantangan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan di rumah sakit.
Baik atau tidaknya mutu pelayanan di rumah sakit sangat tergantung kapada seluruh karyawan
dan dokter sebagai pelaku utama dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu kami berharap
melalui Pedoman 6 Sasaran Keselamatan Pasien ini dapat membantu terhadap upaya
penigkatan proses pelayanan di Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun.
Pembuatan Pedoman ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks maupun
konten, untuk itu kami membuka diri untuk saran dan kritik demi perbaikan kedepan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan konstribusi
dalam penyusunan buku Pedoman ini, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga Buku Pedoman enam sasaran keselamatan pasien
membawa manfaat bagi peningkatan pelayanan yang bermutu di Rumah Sakit Khusus bedah
Rawamangun.
SK KEBIJAKAN......................................................................................................I
KATA PENGANTAR..............................................................................................II
DAFTAR ISI.............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
1. Latar Belakang………………………………………………………… 1
2. Tujuan…………………………………………………………………. 2
a. Tujuan Umum…………………………………………………….. 2
b. Tujuan Khusus……………………………………………………. 3
3. Ruang Lingkup……………………………………………………….. 3
4. Landasan Hukum……………………………………………………... 3
BAB II DEFINISI…………………………………………………………….. 4
BAB IV Dokumentasi…..........................................................................................54
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut
sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan
institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien
merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isu mutu
dan citra rumah sakit.
Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat
dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap
memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya
KTD.
1
6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7 %
dengan angka kematian 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap
diseluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000-98.000 per tahun.
Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di
berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan
rentang 3,2-16,6 %. Dengan data-data tersebut, berbagai negara segera melakukan
penelitian dan mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (near miss) masih
langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktek”, yang belum tentu
sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di
rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) telah mengambil
inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite
tersebut telah aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan pelaksanaan keselamatan
pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien
rumah sakit.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Sebagai Panduan bagi manajemen RS Khusus Bedah Rawamangun untuk menjadi
acuan dalam melaksanakan 6 sasaran keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit.
b. Tujuan Khusus :
1) Sebagai acuan dalam tatalaksana 6 sasaran keselamatan pasien di RS Khusus
Bedah Rawamangun
2) Sebagai acuan Semua karyawan Khusus Bedah Rawamangun untuk dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
3) Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah.
3. RUANG LINGKUP
1. Pedoman 6 Sasaran Keselamatan Pasien ini diterapkan kepada semua pasien di Rumah
Sakit Khusus Bedah Rawamangun.
2. Pelaksana pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat, staf administrasi, dan staf
pendukung yang bekerja di rumah sakit.
4. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.
BAB II
DEFINISI
1. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan
tentang bukti – bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan
keterangan tersebut dengan individu seseorang.
5. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
6. High Alert Medications
High alert medications adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).
10. Infeksi
Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme,
dengan/tanpa disertai gejala klinik. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care
Associated Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs merupakan infeksi yang terjadi
pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi
dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada
petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
11. Jatuh
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau
tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh
ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya.
BAB III
TATALAKSANA
Melalui IGD
Tidak
Tidak Ya
Ya
Cetak label identitas Lengkapi identitas
1. pasien pada lembar RM
Cetak label identitas Buat Gelang
Cek Ulang identitas pasien 2.
1. identitas dengan menempelkan stiker pada gelang identi
Lengkapi identitas pasien pada lembar RM Cetak Label Identitas BuatCekGelang
Ulang data identitas pada gelang
Buat Gelang identitas
n menempelkan dengan
stiker pada menempelkan
gelang stiker
RM,pada
identitas identitas
(No Namagelang identitas
, Tanggal
dengan Lahir)(No
menempelkan RM,pada
2.stiker Namagelang
, Tanggal Lahir)(No RM, Nama , Tanggal Lahir)
identitas
da Cek Ulang data identitas pada gelang
gelang Cek Ulang data identitas pada gelang 3.
3.
4.
4.
Jika ada obat-obatan yang pengucapannya mirip maka harus dieja dengan
menggunakan kode internasional (Metode orari) yaitu:
A ALFA H HOTEL O OSCAR V VICTOR
Heparin
Insulin
Infuse benzodiazepine
Infuse opioid
Infuse epidural
Infuse bensodiazepin
Heparin
6. Insulin IV
a. Singkatan ‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan singkatan.
b. Infuse insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ‘high alert’ , ikuti
protokol standar HCU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah
dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label.
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1 cc, selalu
gunakan spuit insulin (khusus)
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin/
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
j. Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
k. Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka (injeksi jarum
suntik). Tanggal dibuka / digunakannya insulin untuk pertama kali harus dicatat
pada vial.
7. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi Kalium (klorida, asetat, dan
fosfat) ≥ 0,4 Eq/ml
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat ( misalnya pada kecepatan melebihi 10 mEq/jam)
atau dengan dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan henti jantung.
b. KCl tidak boleh diberikan sebagai IV push / bolus.
c. Hanya disimpan di Farmasi, HCU, dan kamar operasi
d. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3% dalam 500ml.
e. Berikan label pada botol infuse: ‘larutan natrium hipertonik 3%’ (Tulisan berwarna
merah)
f. Protokol untuk KCl :
Indikasi infuse KCl
Kecepatan maksimal infuse
Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
Penentuan bahwa semua infuse KCl harus diberikan via pompa
Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara berbarengan
(misalnya: tidak boleh memberikan KCl IV sementara pasien sedang
mendapat infuse KCl di jalur IV lainnya)
Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl IV,
jika diperlukan
Lakukan pengecekan ganda
Macam-macam elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu adalah :
Untuk mencegah resiko infeksi di RS Khsus Bedah Rawamangun ada beberapa cara salah
satunya yaitu mencuci tangan.
Gambar (1)
Gambar (2)
6. SKP 6 . Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
Penilaian pasien risiko jatuh di ruang rawat inap dengan menggunakan skala :
Tingkat Risiko
:
Total Skor 7 – 11 : Risiko Rendah untuk Jatuh
Total Skor ≥ 12 : Risiko Tinggi untuk jatuh
Skor minimal :7
Skor Maksimal 23
a. Intervensi Risiko Rendah (Intervensi jatuh standar)
1) Orientasikan ruangan pasien dan keluarga
2) Lakukan Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan resiko jatuh
3) Pastikan bel berfungsi dengan baik dan terjangkau oleh pasien
4) Sesuaikan tinggi tempat tidur pasien
5) Tempatkan pasien pada tempat tidur yang sesuai (box untuk bayi dan anak-anak)
6) Pastikan pasien ada yang menunggu (orang tua/keluarga)
7) Side roll/pagar tempat tidur terpasang
8) Rem tempat tidur terkunci
9) Gelang resiko jatuh terpasang
10) Alat-alat yang sering digunakan didekatkan dari jangkauan pasien
11) Benda-benda yang menghalangi jauhkan
12) Identifikasi kebutuhan sesuai tingkat ketergantungan
13) Bantu aktivitas pasien :personal hygiene/kekamar mandi/berpindah
b. Intervensi Risko Jatuh Tinggi
1. Pastikan lantai kering tidak licin
2. Penggunaan alat bantu jalan/kruk, tongkat, dll didekatkan
3. Penerangan kamar tidur cukup
4. Mobilisasi bertahap dengan pendampingan
5. Observasi ketat jika mendapatkan terapi laxantian/diuretic
6. Berikan latihan ROM
7. Restrain jika pasien gelisah/membahayakan pasien
8. Pastikan alat terpasang aman ( infuse cateter, drainase luka)
9. Alas kaki slip tidak licin
10. Pemasangan segitiga jatuh
2. Morse fall scale untuk pasien dewasa >18 tahun dan <60 tahun
Skor
Faktor risiko Skala Poin
pasien
Riwayat jatuh , Ya 25
yang baru atau
dalam 3 bulan Tidak 0
terakhir
Diagnosis sekunder Ya 15
(≥ 2 diagnosis
medis) Tidak 0
Terpasang infus Ya 20
Tidak 0
Lemah 10
normal/tirah baring/imobilisasi 0
Jumlah Skor
Tingkat Resiko :
Tidak berisiko bila skor 0 – 24
Risiko rendah bila skor 25 – 50
Risiko tinggi bila ≥ 50
Intervensi risiko jatuh sesuai dengan tingkat resiko:
a. Tidak berisiko
1) Orientasikan ruangan pasien dan keluarga
2) Lakukan Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan risiko jatuh
3) Pastikan bel berfungsi dengan baik dan terjangkau oleh pasien
b. Intervensi Jatuh Risiko Rendah ( intervensi jatuh standar)
1) Orientasikan ruangan pasien dan keluarga
2) Lakukan Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan resiko jatuh
3) Pastikan bel berfungsi dengan baik dan terjangkau oleh pasien
4) Sesuaikan tinggi tempat tidur pasien
5) Tempatkan pasien pada tempat tidur yang sesuai
6) Pastikan pasien ada yang menunggu
7) Side roll/pagar tempat tidur terpasang
8) Rem tempat tidur terkunci
9) Gelang resiko jatuh terpasang
10) Alat-alat yang sering digunakan didekatkan dari jangkauan pasien
11) Benda-benda yang menghalangi jauhkan
12) Identifikasi kebutuhan sesuai tingkat ketergantungan
13) Bantu aktivitas pasien :personal hygiene/kekamar mandi/berpindah
c. Intervensi jatuh risiko tinggi
1) Pastikan lantai kering tidak licin
2) Penggunaan alat bantu jalan/kruk, tongkat, dll didekatkan
3) Penerangan kamar tidur cukup
4) Mobilisasi bertahap dengan pendampingan
5) Observasi ketat jika mendapatkan terapi laxantian/diuretic
6) Berikan latihan ROM
7) Restrain jika pasien gelisah/membahayakan pasien
8) Pastikan alat terpasang aman ( infuse cateter, drainase luka)
9) Alas kaki slip tidak licin
10) Pemasangan segitiga jatuh
3. Penilaian pasien risiko jatuh geriatri (≥ usia 60 tahun keatas)
No Risiko Skala Skor
1 Gangguan gaya berjalan (diseret, 4
menghentak, berayun )
2 Pusing / pingsan pada posisi tegak 3
3 Kebingungan setiap saat 3
4 Nokturia/ Inkontinen 3
5 Kebingungan intermiten 2
6 Kelemahan umuum 2
7 Obat – obat berisiko tinggi (diuretic, 2
narkotik, sedative, anti psikotik , laksaif,
vasodilator, antiaritmia, anti hipertensi,
obat hipoglikemik, antidepresana,
neuroleptik, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan 1
sebelumnya
9 Osteoporosis 1
10 Gangguan pendengaran dan atau 1
penglihatan
11 Usia 70 tahun keatas 1
Jumlah Skor
Tingkat Risiko :
Risiko Rendah: skor 1 - 3
Risiko Tinggi : skor ≥ 4
Intervensi Standar Risiko Rendah (Intervensi jatuh standar)
1) Orientasikan ruangan pasien dan keluarga
2) Lakukan Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan risiko jatuh
3) Pastikan bel berfungsi dengan baik dan terjangkau oleh pasien
4) Sesuaikan tinggi tempat tidur pasien
5) Tempatkan pasien pada tempat tidur yang sesuai (box untuk bayi dan anak-anak)
6) Pastikan pasien ada yang menunggu
7) Side roll/pagar tempat tidur terpasang
8) Rem tempat tidur terkunci
9) Gelang risiko jatuh terpasang
10) Alat-alat yang sering digunakan didekatkan dari jangkauan pasien
11) Benda-benda yang menghalangi jauhkan
12) Identifikasi kebutuhan sesuai tingkat ketergantungan
13) Bantu aktivitas pasien :personal hygiene/kekamar mandi/berpindah