Anda di halaman 1dari 17

[Type text]

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI


YOGYAKARTA
JL. KH. Wachid Hasyim No. 47, Yogyakarta 55262
TELP (0274) 376717 FAX (0274) 379049
Email : rsb_rachmi@yahoo.com twitter : @RSBRachmiJogja

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI
NOMOR:
TENTANG:
PEDOMAN PEMULANGAN PASIEN

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit mempunyai kewajiban


memberi pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskrimasi dan efektif
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit;
b. Bahwa Rumah Sakit membuat, melaksanakan,
dan menjaga mutu pedoman pemulangan pasien
R S K I A Rachmi Yogyakarta.
c. Bahwa Rumah Sakit wajib menyusun
pedoman pemulangan pasien RSKIA Rachmi
Yogyakarta.

Mengingat : 1. UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran
2. UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 Tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/MENKES/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2008
Tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
[Type text]

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Pedoman pemulangan pasien RSK IA Rachm i


Pertama : Keputusan Direktur tentang pedoman pemulangan pasien
RSKIA Rachmi
Kedua : Keputusan pedoman pemulangan pasien di RSKIA Rachmi
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
dan apabila dikemudian hari temyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di Yogyakarta
Pada tanggal…….
Direktur,

dr. Sussy Listisrsasih, MMR


NIK
[Type text]

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK


RACHMI

PEDOMAN PEMULANGAN PASIEN

EDISI 1

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI


JL. KH. Wachid Hasyim No. 47
Yogyakarta 55262
[Type text]

Telp: 0274-376717 email: rsb_rachmi@yahoo.com


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga pedoman
pemulangan pasien RSKIA Rachmi ini dapat selesai disusun
Panduan ini merupakan pedoman kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam
menjalankan pelayanan di RSKIA Rachmi. Dalam pedoman ini diuraikan tentang
petunjuk pelaksanaan pemulangan pasien di RSKIA Rachmi.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terma kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman
pemulangan pasien RSKIA Rachmi.

Tim Penyusun
[Type text]

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI


YOGYAKARTA
JL. KH. Wachid Hasyim No. 47, Yogyakarta 55262
TELP (0274) 376717 FAX (0274) 379049
Email : rsb_rachmi@yahoo.com twitter : @RSBRachmiJogja

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI
NOMOR :
TENTANG
PEDOMAN PEMULANGAN PASIEN RUMAH SAKIT KHUSUS
IBU DAN ANAK RACHMI
DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK RACHMI

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit mempunyai kewajiban


memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
anti diskrimasi dan efektif mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit.
b. Bahwa Rumah Sakit membuat, melaksanakan, dan
menjaga mutu pedoman pemulangan pasien RSKIA
Rachmi.
c. Bahwa Rumah Sakit wajib menyusun
pedoman pemulangan pasien RSKIA Rachmi.

Mengingat : 1. UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran
2. UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/MENKES/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2008 Tentang
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit
[Type text]

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSKIA RACHMI TENTANG


PEDOMAN PEMULANGAN PASIEN RSKIA RACHMI
Pertama : Memberlakukan pedoman pemulangan pasien RSKIA
Rachmi sebagaimana dimaksud dalam ketetapan ini untuk
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan medis di
RSKIA Rachmi.
Kedua : Pedoman pemulangan pasien di RSKIA Rachmi sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di Yogyakarta
Pada tanggal…….
Direktur,

dr. Sussy Listisrsasih, MMR


NIK
[Type text]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


KEPUTUSAN DIREKTUR NO. TENTANG PEDOMAN PEMULANGAN
PASIEN...................................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A........................................................................................Latar Belakang
B....................................................................................................Tujuan
C........................................................................................Ruang Lingkup
D...............................................................................Batasan Operasional

BAB II TATALAKSANA
A.......................................................................................................Triase
B............................................................Evaluasi Visual atau Pengamatan
C.Pemeriksaan Fisik atau Hasil dari Pemeriksaan Fisik maupun
Psikologik..................................................................................................
D.Pemeriksaan Laboratorium Klinik atau Diagnostik Imajing
(Radiologi).................................................................................................
E.Skrining Diagnostik Test Sebelum Rawat Inap dan Rawat Inap
Di Ruang Khusus................................................................................

BAB III DOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. L atar Belakang
[Type text]

Discharge planning / rencana pemulangan pasien adalah suatu proses


sistematik untuk perkiraan, persiapan dan koordinasi yang dilakukan
petugas kesehatan untuk memfasilitasi perbekalan perawatankesehatan
pasien sebelum dan setelah pemulangan.
Discharge planning juga merupakan suatu progress yang
berkesinambungan dan harus sudah dimulai sejak awal pasien masuk ke
rumah sakit (untuk rawat inap yang telah di rencanakan sebelumnya /
elektif) dan sesegera mungkin pada pasien-pasien non elektif.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga
menjamin perawatan yang berkelanjutan disaat keadaan yang penuh
dengan stress. Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk
Rumah Sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan
segera dilaksanakan, periksa apakah pasien / orang terdekat telah mendapat
instruksi tertulis atau intruksi verbal tentang penanganan, obat – obatan,
dan aktivitas yang boleh dilakukan di Rumah. Tanda dan gejala yang
menunjukkan perlunya kontak yang terus – menerus dengan pelayanan
kesehatan perlu ditinjau.
Discharge planning bertujuan memberikan informasi kepada klien
dab keluarga pada saat:
a. Pasien datang pertama kali di Rumah Sakit.
b. Persiapan pasien akan pulang

C. Ruang Lingkup
Meliputi pemulangan pasien rawat inap dan ruang perawatan intensif
di area:
1. Bangsal Nifas.
2. Kamar Bayi.
3. Bangsal Anak.
4. Bangsal perawatan dewasa
5. HCU

D. Batasan Operasional
[Type text]

Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi
dilakukan kepada :
1. pasien yang telah menjalani perawatan di RSKIA Rachmi baik dari
poliklinik regular dan bangsal serta IGD di RSKIA Rachmi
2. Semua pasien yang akan menjalani rawat inap dan yang akan
menjalani rawat jalan di RSKIA Rachmi
Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) dilakukan oleh dokter dan
perawat baik pada kondisi pasien pulang dalam kondisi sembuh, pulang
kondisi kritis, ataupun pulang atas permintaan sendiri.

BAB II
TATALAKSANA

A. Asesmen awal saat pasien masuk rumah sakit


a. Identifikasi, persiapan, dan rancang Discharge planning
b. Peninjauan ulang rekam medis pasien (anamnesis, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis dan tata laksana)
c. Lakukan anamnesis : identifikasi alas an pasien di rawat, termasuk
masalah social dan perubahan terkini
d. Asesmen kebutuhan perawatan pasien berdasarkan kondisi dan
penyakit yang dideritanya
[Type text]

e. Asesmen mengenai kemampuan fungsional pasien saat ini,


misalnya fungsi kognitif, mobilitas
f. Asesmen mengenai kondisi keuangan dan status pendidikan pasien
g. Asesmen mengenai status mental pasien
h. Asesmen mengenai kondisi rumah / tenpat tinggal pasien
i. Tanyakan mengenai medikasi terkini yang di konsumsi pasien saat
di rumah
j. Identifikasi siapa pendamping utama / penanggung jawab
perawatan pasien
k. Diskusikan mengenai kebutuhan pasien dan pendamping utama /
penanggung jawab perawatan pasien
l. Tanyakan mengenai keinginan / harapan pasien atau keluarga
m. Libatkanlah mereka dalam perencanaan Discharge planning
(karena pasien yang paling tahu mengenai apa yang dirasakannya dan
ingin dirawat oleh siapa)
n. Gunakan bahasa awam yang dimengerti oleh pasien dan
keluarganya
o. Setelah asesmen pasien dilakukan, tim Discharge planner / DPJP,
PPJP, dan Karu akan berdiskusi dengan tim multidisipliner mengenai :
1) Asesmen resiko : pasien dengan resiko tinggi
membutuhkan Discharge planning yang baik dan adekuat. Berikut
adalah krirteria pasien risiko tinggi :
 Usia ≥65 tahun
 Tinggal sendirian tanpa dukungan social secara langsung
 Dirawat kembali dalam 30 hari
 Pasien tidak di kenal/ tidak ada identitas
 Tidak bekerja / tidak ada asuransi
2) Identifikasi dan diskusi pilihan perawatan apa yang tersedia
untuk pasien
3) Verifikasi availabilitas tempat perawatan pasien setelah
pulang dari rumah sakit.
B. Saat di ruang Rawat Inap
a. Tetapkan prioritas mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien
dan keluarga
b. Gunakan pendekatan multidisiplin dalam menyusun perencanaan
dan tata laksana pasien
c. DPJP dan PPJP di ruangan harus memastikan pasien memperoleh
perawatan yang sesuai dan adekuat serta proses Discharge planning
berjalan lancer
d. DPJP dan Karu
[Type text]

Tugas DPJP karu adalah:


1) Mengkoordinasi semua asek perawatan pasien termasuk
discharge planning, asesmen, dan peninjauan ulang rencana
perawatan
2) Memastikan semua rencana berjalan dengan lancer
3) Mengambil tindakan segera bila terdapat masalah
4) Mengkoordinasi semua aspek perawatan pasien termasuk
Discharge planning, asesmen, dan peninjauan ulang rencana
perawatan.
5) Memastikan semua rencana berjalan dengan lancer
6) Mengambil tindakan segera bila terdapat masalah.
7) Mendiskusikan dengan pasien mengenai perkiraan tanggal
pemulangan pasien dalam 24 jam setelah pasien dirawat.
8) Identifikasi, melibatkan, dan menginformasikan pasien
mengenai rencana keperawatan, pastikan bahwa kebutuhan-
kebutuhan khusus pasien terpenuhi
9) Catat semua perkembangan ke dalam rekam medis pasien
10) Finalisasi discharge planning pasien 48 jam sebelum pasien
dipulangkan dan konfirmasi dengan pasien dan keluarga / PJ
Perawatan pasien
e. Berikut adalah beberapa peralatan tambahan yang diperlukan
pasien sepulangnya dari rumah sakit (bila diperluka) : Peralatan yang
portable dan sederhana : mudah digunakan, intruksi penggunaan
minimal. Contoh: tongkat, toilet duduk
f. Pilihan transportasi yang dapat digunakan adalah :
1) Ambulance
2) Mobil pribadi
3) Taksi
g. Identifikasi dan latihan professional kesehatan yang dapat merawat
pasien sertalakukan koordinasi dengan tim multidisiplin dalam
merancang Discharge planning pasien
h. Yang dimaksud tim multi disiplin ini adalah para professional
kesehatan dari disiplin ilmu yang berbeda-beda, seperti pekerja social,
perawat, terapis, dokter
i. Lakukan diskusi dengan pasien dan keluarga mengenai alasan
pasien di rawat, tatalaksana, prognosis dan rencana pemulangan pasien
j. Tanyakan kepada pasien : “Anda ingin di rawat siapa sepulangnya
dari rumah sakit?
[Type text]

k. Biasanya pasien akan memilih untuk dirawat oleh anggota


keluarganya.
l. Tanyakan kepada keluarganya mengenai kesediaan mereka untuk
merawat pasien. Pastikan mereka di informasikan mengenai cara
merawat pasien
m. Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui oleh pemberi layanan
perawatan pasien sepulangnya dari rumah sakit/ carer (biasanya
Keluarga)
1) Rencanan pemulangan pasien secara tertulis dan lisan
2) Kondisi medis pasien
3) Hak carer untuk memperoleh asesmen
4) Penjelasan mengenai seperti apa terlibat dalam perawatan
pasien
5) Keuntungan yang di dapat
6) Dampak financial
7) Akses penerjemah untuk memungkinkan komonikasi dan
pemahaman yang efektif
8) Pemberitahuan mengenai kapan pasien akan di pulangkan
9) Pengaturan transportasi
10) Demonstrasikan cara menggunakan peralatan tertentu
sebelum pasien di pulangkan dan pastikan terdapat jadwal
pengecekan alat yang rutin
11) Aturlah jadwal pertemuan berikutnya dengan pasien dan
pendamping / PJ perawatan pasien
n. Jika pasien menolak keterlibatan keluarga dalam diskusi, staf harus
memberitahukannya kepada keluarga dan menghargai keinginan pasien
o. Jika terdapat konflik antara keinginan pasien dan keluarganya
dalam merancang discharge planning, staf harus melakukan peninjauan
ulang mengenai rencana perawatan dan mencari solusi realistic dari
masalah yang timbul. Salah satu cara adalah dengan konferensi kasus
yang melibatkan multidisipliner.
C. Saat pasien akan di pulangkan dari Rumah Sakit
a. Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien
sebaiknya dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai
b. Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau
tidak adalah DPJP / konsultan penanggung jawab pasien (atau oleh orang
lain yang mendapat delegasi kewenangan dari konsultan)
c. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam
perencanaan dan pelaksanaan pemulangan pasien
[Type text]

d. Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh (Holistik)


e. Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien
f. Pertimbangkan juga aspek social, budaya, etnis, dan financial
pasien
g. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien
dipulangkan dari rumah sakit) yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan pasien. Penentuan tempat ini dilakukan oleh DPJP dan tim
perawatan bersama dengan penanggung jawab pasien. Berikut adalah
beberapa contoh tempat perawatan :
1) Perawatan di rumah dengan penggunaan peralatan
tambahan untuk menunjang perawatan pasien
2) Pemulangan pasien ke rumah tanpa perlu perawatan khusus
3) Perawatan di rumah dengan di damping oleh perawat /
pendamping pasien
4) Rumah sakit / fasilitas perawatan jangka panjang
5) Fasilitas keperawatan yang terlatih
6) Rumah perawatan umum, seperti panti jompo, dan
sebagainya
h. Jika tempat perawatan selanjutnya tidak memadai (tidak dapat
memenuhi kebutuhan pasien), maka pasien tidak dapat di pulangkan
i. Tim discharge planners (DPJP, PPJP, Ka.Unit, Tim PKRS) harus
berusaha untuk mencari tempat perawatan yang dapat menunjang
kebutuhan pasien
j. Pastikan terjadinya komonikasi efektif antara pelaksana perawatan
primer, sekunder, dan social unjtuk menjamin bahwa setiap pasien
menerima perawatan dan penanganan yang sesuai dan adekuat
k. Petugas rumah sakit sebaiknya melakukan komonikasi dengan
dokter keluarga pasien / tim layanan primer mengenai rencana
pemulangan pasien
l. Identifikasi pasien-pasien yang memerlukan perawatan khusus/
ekstra seperti kebutuhan perawatan kebersihan diri, social, dan
sebagainya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan pasien dan berikan
dukungan tambahan
m. Diskusikan kembali dengan pasien dan buatlah kesepakatan
mengenai rencana keperawatan
n. Finalisasi rencana keperawatan dan aturlah proses pemulangan
pasien
[Type text]

o. Pastikan bahwa pasien dan keluarga / pendamping telah


memperoleh informasi yang adekuat
p. Hak pasien sebelum di pulangkan:
1) Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis,
asesmen medis, rencana perawatan, detail kontak yang dapat
dihubungi, dan informasi relevan lainnya mengenai rencana
perawatan dan tatalaksana selanjutnya.
2) Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya,
bersama dengan kerabat, pendamping, atau teman pasien.
3) Rancangan rencana pemulangan dimulai sesegera mungkin
baik sebelum / saat pasien masuk rumah sakit
4) Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang
relevan dengan perawatannya dan tersedia di masyarakat.
5) Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas
perawatan jangka panjang, termasuk dampak finansialnya.
6) Diberikan nomor kontak yang dapat di hubungi saat pasien
membutuhkan bantuan / saran mengenai pemulangannya.
7) Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail
layanan yang dapat diakses
8) Memperoleh informasi lengkap mengenai criteria
dilakukan perawatan yang berkesinambungan
9) Tim discharge planners (DPJP, PPJP, Ka Unit, Tim PKRS)
tersedia sebagai orang yang dapat di hubungioleh pasien dalam
membantu memberikan saran
10) Memperoleh akses untuk memberikan komplin mengenai
pengaturan discharge planning pasien dan memperoleh
penjelasannya.
q. Pada pasien yang ingin pulang dengan sendirinya atau pulang
paksa (dimana bertentangan denagn saran dan kondisi medisnya), dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1) Pasien memahami resiko yang dapat timbul akibat pulang
paksa
2) Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang
berhubungan dengan pulang paksa, dikarenakan kondisi medisnya
3) Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang
berhubungan dengan pulang paksa dikarenakan gangguan jiwa.
r. Dokumentasikan rencana pemulangan pasien di rekam medis dan
berikan salinannya kepada pasien dan dokter keluarganya
[Type text]

s. Ringkasan / resume discharge planning pasien berisi :


1) Resume perawatan pasien selama di rumah sakit
2) Resume rencana penanganan / tatalaksana pasien
selanjutnya
3) Regimen pengobatan pasien
4) Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan
dan terapi selanjutnya.
5) Janji temu dengan professional kesehatan lainnya
6) Detail mengenai pengaturan layanan di komonitas / publik
dan waktu pertemuannya
7) Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi
emergency / pembatalan pertemuan / muncul masalah-masalah medis
pada pasien
t. Rencanakan dan aturlah pertemuan selanjutnya dengan pasien
[Type text]

BAB III
DOKUMENTASI

Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan peyanan kesehatan kepada


pasien secara kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan
kesehatan tersebut bertujuanuntuk meningkatkan keselamatan pasien / patient
safety. Pelayan kesehatan tersebut meliputi: pelayan intra rumah sakit yang
didokumentasikan pada lembar catatan perkembangan dan rencana pemulangan
pasien dibuat dan direncanakan sejak pasien di rumah sakit.
Discharge planning terhadap pasien yang menjalani rawat inap baik dari
poliklinik dan IGD meliputi: tempat perawatan pasien, lokasi kamar perawatan,
kapan akan mendapatkan perawata lanjutan, pemenuhan kebutuhan selama pasien
mendapat perawatan, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien, kapan pasien akan menjalani rawat jalan / perawatan lanjutan,
dimana pasien akan menajalani kontrol, tindakan apa yang harus dilakukan apabila
dirumah mengaami kegawatan, serta cara melakukan kontrol terhadap pasien
sesuai dengan kondisi terakhir. Kurun waktu penyusunan discharge planning:
pasien harus dibuatkan discharge planning maksimal 1 x 24 jam setelah pasien
rawat inap memnuhi kriteria sebagai berikut: Umur > 65 tahun, terdapat
keterbatasan mobilitas fisik, memerlukan perawatan atau pengobatan lanjutan,
memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL. Sedangkan rawat inap
dalam kondisi pemulangan kritis seperti:
a. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya: pasien post operasi
b. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri
misalnya: ibu post partum
c. Pasien yang tidak mandiri, misal: bayi dan anak.
Maka discharge planning harus dibuatkan sesegera mungkin maksimal 1 x 24 jam
setelah pasien rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien. Discharge planning
dibuat kurang 1 bulan dan kondisi pasien sama baik pada waktu masuk maupun
pulang discharge planning tidak dibuat kembali kecuali ada kondisi dan keadaan
yang berbeda.
Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria diatas pembuatan discharge planning
maksimal diselesaikan 1 x 24 jam sebelum pasien pulang.
[Type text]

Anda mungkin juga menyukai