Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT

(ICRA) KONSTRUKSI

RSKIA RACHMI YOGYAKARTA TAHUN 2018

RSKIA RACHMI YOGYAKARTA

JL KH WACHID HASYIM 47 YOGYAKARTA

2018
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................................ iii
1. DEFINISI..................................................................................................................... 1

2. RUANG LINGKUP..................................................................................................... 1

2.1 Desain .................................................................................................................. 2

2.2 Konstruksi............................................................................................................. 2

2.3 Pembahasan Rekomendasi Dari ICRA................................................................. 3

2.4 Pemantauan........................................................................................................... 3

3. TATA LAKSANA........................................................................................................ 4
4. DOKUMENTASI ......................................................................................................... 7
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RSKIA RACHMI

NAMA KETERANGAN TANDA TANGGAL


TANGAN
Pembuat Dokumen
Authorized Person
Direktur RSKIA Rachmi
BAB I
DEFINISI

Infection Control Risk Assesment (ICRA) untuk kontruksi pembangunan merupakan

proses menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui

air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.

Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi

jenis/macam kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan tingkat resiko

penyebaran infeksi dari kegiatan konstruksi tersebut.

Fokus dari kegiatan tersebut pada pengurangan resiko dari infeksi, melalui tahapan

perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas.


BAB II
RUANG LINGKUP

1.1.DESAIN
Desain membutuhkan "perencanaan jangka panjang" untuk bangunan baru atau
direnovasi dan menambahkan fasilitas baru dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. Jumlah, lokasi, dan jenis ventilasi dan ruang lingkungan yang aman
b. Ventilasi khusus misalnya kamar operasi, isolasi untuk airborne disease
c. Pembuangan bahan-bahan infeksius
d. Sistem air untuk membatasi Legionella sp . dan patogen oportunistik ditularkan melalui
air lainnya.
e. Permukaan yang aman dan mudah dibersihkan.

2.2 KONSTRUKSI
Bangunan dan daerah sekitar bangunan diperkirakan akan dipengaruhi oleh konstruksi
harus mencakup pertimbangan berikut:
a. Apakah dampak bangunan mengganggu layanan penting untuk pasien dan petugas.
b. Penentuan bahaya tertentu dan tingkat perlindungan bagi pasien dengan kerentanan
terhadap infeksi
c. Dampak pemadaman potensial atau keadaan darurat dan perlindungan pasien selama
direncanakan atau tidak direncanakan mis: pemadaman listrik, pembuangan
material/puing, arus lalu lintas, pembersihan
d. Lokasi yang beresiko terkena dampak pembangunan harus diketahui dan dilakukan
tindakan.
2.3 PEMBAHASAN REKOMENDASI DARI ICRA
Meliputi hal-hal berikut:
a. Penempatan pasien dan relokasi pasien bila diperlukan
b. Barrier/perlindungan yang diperlukan untuk melindungi daerah-daerah yang berdekatan
dan pasien rentan dari kontaminan udara.
c. Perlindungan system ventilasi dari resiko kontaminasi selama proyek berlangsung.
d. Edukasi petugas rumah sakit, pengunjung dan pekerja konstruksi
2.4 PEMANTAUAN
Pemantauan tindakan pengendalian infeksi dengan pemantauan terus menerus dari
efektivitas mereka sepanjang proyek. Pemantauan dapat dilakukan oleh pengendalian
infeksi di rumah atau petugas lain yang sudah dilatih.
BAB III
TATA LAKSANA

LANGKAH PERTAMA :
Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D)
Tipe A Aktifitas inspeksi dan non-invasif.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada):
 Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja, maksimal 1
plafon per 50 m2
 Pengecatan (tanpa proses penggosokan)
 Pemasangan wallpaper, pekerjaan trim listrik, perbaikan ledeng ringan, dan
aktifitas yang tidak menyebabkan debu atau membutuhkan pembongkaran
dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan visual
Tipe B Skala kecil, durasi aktifitas tidak lama yang menghasilkan debu minimal.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada):
 Instalasi kabel telepone dan komputer
 Pembongkaran dinding atau langit2 dimana perpindahan debu dapat dikontrol
Tipe C Pekerjaan yang menyebabkan timbulnya debu dalam jumlah sedang dan besar
atau membutuhkan pembongkaran terhadap komponen gedung yang tetap atau
telah dirakit.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Pengampelasan dinding untuk pengecatan atau pemasangan wallpaper
 Pembongkaran lantai, langit-langit (plafon) dan kusen
 Pembangunan dinding baru
 Pembuatan saluran atau instalasi listik diatas plafon
 Pekerjaan pemasangan kabel dalam jumlah besar
 Semua aktifitas yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 shift jam kerja

Tipe D Proyek pembongkaran dan konstruksi mayor


Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada):
 Aktifitas yang membutuhkan lebih dari 1 shift jam kerja
 Membutuhkan pembongkaran berat atau pembuangan seluruh sistem kabel
 Konstruksi baru
LANGKAH KEDUA:
Identifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terpengaruh. Apabila lebih dari 1 kelompok
resiko, pilih kelompok dengan resiko terbesar:
Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi

Area
 Echocardiography  Instalasi Gawat Darurat  Area dengan pasien
Perkantoran  Fisioterapi  Kamar bersalin immuno-compromised
 Laboratorium  CSSD
 Kamar perawatan  HICU
 Perinatologi  Kamar isolasi
 Poli bedah bertekanan negative
 Poli anak  Kamar Operasi
 Farmasi
 Kamar pemulihan
(recovery room)

LANGKAH KETIGA:
Padankan antara Kelompok Resiko Pasien dengan Tipe Proyek Konstruksi pada matrix berikut,
untuk mendapatkan Kelas Pencegahan atau Level Aktifitas Pencegahan Infeksi yang diperlukan.

Kelompok Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Pasien

Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D


Resiko Rendah I II II III/IV
Resiko Sedang I II III IV
Resiko Tinggi I II III/IV IV
Resiko Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV

Persetujuan dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diperlukan bila aktifitas
konstruksi dan level resiko mencapai Kelas III atau Kelas IV dan membutuhkan prosedur
pencegahan infeksi.
AKTIFITAS PENCEGAHAN INFEKSI YANG DIBUTUHKAN
BERDASARKAN KELAS
Selama Proyek Konstruksi Setelah Proyek Konstruksi Selesai

Kelas 1. Lakukan pekerjaan dengan metode Bersihkan area kerja setelah pekerjaan
I meminimalisir timbulnya debu dari selesai
pekerjaan konstruksi
2. Segera mengganti plaforn yang
diambil untuk pemeriksaan visual
Kelas 1. Lakukan tindakan aktif untuk 1. Usap permukaan kerja dengan cairan
II mencegah debu terdispersi ke atmosfer pembersih / desinfektan
2. Lakukan penguapan pada permukaan 2. Sebelum ditransportasikan, tempat-kan
kerja untuk mengontrol debu pada saat sampah konstruksi dalam wadah tertutup
memotong / membongkar rapat
3. Segel pintu yang tidak digunakan 3. Lap dengan lap basah permukaan atau
dengan tape sedot dengan HEPA filter vacum
4. Segel dan tutup ventilasi udara sebelum meninggalkan area kerja
5. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC 4. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC di
di area kerja area kerja
Kelas 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC 1. Jangan melepas penghalang dari area
III di area kerja untuk mencegah kerja sampai dengan proyek yang
kontaminasi pada sistem saluran sudah selesai diinspeksi oleh Panitia
2. Lengkapi semua barier kritikal seperti K3 dan Panitia PPI, serta telah yang
gipsum, triplek, plastik, untuk dibersihkan seluruhnya oleh Unit
menyegel area kerja dari area Kebersihan
perawatan atau gunakan metode kubik 2. Lepaskan bahan penghalang secara
kontrol (keranjang dilapisi plastik dan hati-hati untuk meminimalisir
disegel koneksinya dengan area kerja penyebaran debu dan debris
menggunakan HEPA vacum untuk sehubungan dengan proyek konstruksi
memvacum bila keluar) sebelum 3. Sedot area kerja dengan HEPA filter
konstruksi dimulai vacum
3. Pertahankan tekanan udara negatif 4. Usap permukaan kerja dengan cairan
didalam area kerja menggunakan unit pembersih / desinfektan
filtrasi udara dengan HEPA 5. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC
4. Angkut sampah konstruksi di dalam di area kerja
kontainer tertutup rapat
5. Pada saat pemindahan, tutupi wadah
atau troli, segel dengan tape kecuali
memiliki tutup yang solid.
Kelas 1. Isolasi sistem HVAC di area kerja 1. Jangan melepas penghalang dari area
IV untuk mencegah kontaminasi pada kerja sampai dengan proyek yang
sistem saluran sudah selesai diinspeksi oleh Panitia
2. Lengkapi semua barier kritikal seperti K3 dan Panitia PPI, serta telah
gipsum, triplek, plastik, untuk dibersihkan seluruhnya oleh Unit
menyegel area kerja dari area Kebersihan
perawatan atau gunakan metode kubik 2. Lepaskan bahan penghalang secara
kontrol (keranjang dilapisi plastik dan hati-hati untuk meminimalisir
disegel koneksinya dengan area kerja penyebaran debu dan debris
menggunakan HEPA vacum untuk sehubungan dengan proyek konstruksi
memvacum bila keluar) sebelum 3. Sebelum ditransportasikan, tempat-kan
konstruksi dimulai sampah konstruksi dalam wadah
3. Pertahankan tekanan udara negatif tertutup rapat
didalam area kerja menggunakan unit 4. Pada saat pemindahan, tutupi wadah
filtrasi udara dengan HEPA atau troli, segel dengan tape kecuali
4. Segel lubang, pipa, saluran dan memiliki tutup yang solid,
tusukan 5. Sedot area kerja dengan HEPA filter
5. Bangun anteroom (ruang antara) dan vacuum
minta semua personil untuk melewati 6. Usap permukaan kerja dengan cairan
ruangan ini sehingga bisa divacum pembersih / desinfektan
dengan HEPA filter sebelum 7. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC
meninggalkan area kerja atau mereka di area kerja
dapat menggunakan baju kerja yang
dilepas setiap meninggalkan area kerja
6. Semua personil yang memasuki area
kerja diminta untuk menggunakan
sepatu kerja. Sepatu kerja harus
dilepas setiap kali pekerja
meninggalkan area kerja.

LANGKAH KEEMPAT
Identifikasi hal-hal lain terkait proyek konstruksi, antara lain :
1. Identifikasi area sekeliling area proyek, kaji potensi akibat yang dapat timbul akibat proyek
konstruksi
Unit di Bawah Unit di Atas Samping Kiri Samping Belakang Depan
Kanan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko

2. Identifikasi lokasi aktifitas spesifik, contoh kamar pasien, ruangan obat, dll
3. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan:
 Ventilasi
 Pipa air
 Instalasi listrik dengan kemungkinan terjadinya pemadaman listrik

4. Identifikasi penghalang yang diperlukan dengan menggunakan kajian pencegahan infeksi


sebelumnya. Tipe penghalang apa yang diperlukan (gipsum, plastik, triplek, tembok, dll),
perlukan penggunaan HEPA filter?
5. Pertimbangkan potensial resiko kerusakan akibat air. Apakah ada resiko terkait dengan
ketahanan struktur (dinding, atap, langit-langit)
6. Jam kerja: Apakah pekerjaan konstruksi dikerjakan diluar jam pelayanan pasien?
7. Lakukan perencanaan terkait kebutuhan jumlah kamar isolasi atau kamar dengan tekanan
udara negative
8. Lakukan perencanaan terkait dengan jumlah dan tipe wastafel sarana cuci tangan
9. Apakah panitia PPI setuju dengan jumlah minimal wastafel pada proyek ini?
10. Apakah panitia PPI setuju dengan rencana pembersihan area kerja
11. Lakukan perencanaan pembuangan limbah konstruksi dengan tim proyek, seperti jalur
keluar-masuk, pembersihan, pembuangan debris, dll.
BAB IV
DOKUMENTASI

IJIN KONSTRUKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


DAFTAR TILIK KAJIAN AWAL RESIKO
Tang : ............................ : ......................
gal .......... Tang
Mulai gal
Seles
ai
Nama : ..............................................................................................
Proyek ...............................
Lokasi : ..............................................................................................
Proyek ...............................
Lingkup : ..............................................................................................
Kerja ...............................
Dikaji : ..............................................................................................
Oleh ...............................

Anda mungkin juga menyukai