Anda di halaman 1dari 5

BAB III

TINJAUAN KHUSUS KLINIK

A. Sejarah Klinik
Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari pembangunan
kesehatan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
dan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. untuk mencapai
hal tersebut pemerintah mengupayakan beberapa pihak baik baik dari pemerintah
sendiri maupun swsta untuk mencapai pelayanan yang optimal bagi masyarakat
terutama masyarakat yang jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan.
Di dalam melaksanakan pembangunan kesehatan tersebut partisipasi masyarakat
swasta dalam berbagai upaya kesehatan semakin meningkat. karna pembangunan
kesejahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah
maupun masyarakat. keikutsertaan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan
tercermin dengan semakin meningkatnya usaha –usaha kesehatan yang di
selenggarakan oleh pihak swasta baik berupa rumah sakit, rumah bersalin, balai
pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak maupun klinik rawat inap.
Partisipasi pihak swasta dalam bidang kesehatan masyarakat tentu sangat
membantu dan memenuhi kerja dan dana perintah, sehingga kegiatan kesehatan dapat
dialihkan dari kegiatan kuratif kepada kegiatan preventif dan promotif. pemantapan
manajemen dan perlindungan menjadi sangat penting pelayanan yang di
selenggarakan oleh swasta. oleh karna itu pelayanan kesehatan harus sesuai dengan
kewenangan dan fungsi yang tepat dalam prosedur kerja.
Seiring dengan perkembangan kabupaten pangandaran, khusus nya lokasi klinik
puspa medika centre dan pertumbuhan penduduknya, maka sewajarnya klinik
berperan serta dalam pelayanan kesehatan masyarakat luas dalam menunjang program
pemerintah, sehingga mengharapkan klinik untuk memberikan pelayanan untuk
kalangan masyarakat umum di sekitarnya. ataupun perusahaan-perusahaan yang
berada di dalam jangkauan wilayahnya dalam hal pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan dari klinik di berikan , berkaitam dengan mutu dan
berinterasi pada keputusan pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat
meningkatkan mutu dan kepercayaan terhadap klinik.
Oleh karna itu keberadaan klinik di perlukan, karena semua orang memerlukan
kesehatan. maka di harapkan keberadaan klinik ini dapat membantu kebutuhan
tentangan sehat itu sendiri. kemudian demgan di bukanya operasional 24 (dua puluh
empat) jam sehari dapat membantu masyarakat luas, klien-klien perusahaan dan
PNS/TNI/PORLI khususnya dalam hal pelayanan kesehatan.
B. Visi Dan Misi
Adapun visi dan misi klinik yang di miliki oleh klinik puspa medika centre :
1. Visi
a. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
b. Menjadi lembaga pelayanan kesehatan yang terpercaya.
2. Misi
a. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat besertablingkungannya.
b. menyediakan pelayanan kesehatan yang efektif dan sfisien.
c. meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan.
d. meningkatkan keilmuan (knowledge, skill, attitude) dan memberikan
kenyamanan kerja kepada para SDM ( sumber daya alam ) dengan program
yang terarah dan terientasi.
e. peningkatan kesehatan dan kerja sama propesional dalam sistem pelayanan
medis.
f. menjadi mitra medis yang menjunjung asas kepercayaan demi tercapainya
hasil investasi yang optimal.
C. Struktur Organisasi
1. Pemilik Usaha : HJ. Nanang Suganto,S.Kep
2. Ketua Pelaksana : Okeu Maulana Suprayoga,S.Kep
3. Wakil Ketua : Cecep Novie Sukma Sonjay,S.ST
4. Sekeraris I : Yulianty Siti Puspasarina,S.ST
5. Sekertarid II : Wiwit Tutik Rostina,Amd.AF & M
6. Bendahara I : Anikoh Nuraeni,AM.Keb
7. Bendahara II : Hj.Lina Siti Hermina,AM.Keb.
Adapun Susunan struktur pelayanan medis klinik puspa medika centre
(terlampir).
D. Pengelolaan Instalasi Farmasi Klinik
1. Pengelolaan klinik
a. perencanaan
perencanaan di klinik adalah obat yang akan di pesan di catat terlebih
dahulu ke dalam sebuah kertas.
b. pengadaan
pengadaan di klinik adalah klinik tidak mengadakan obat sendiri melainkan
memesan ke apotek lain yang lebih besar dan untuk alkes di dapat dari
perusahaan alkes yang datang ke klinik.
c. penerimaan
penerimaan di klinik adalah penerimaan barang sebelum di keluarkan dan di
simpan, barang datang di cek terlebih dahulu.
d. penyimpanan
penyimpanan di klinik adalah menyimpan obat-obatan sesuai dengan al-
fabetis,bentuk sediaan, dan berdasarkan farmakologi.
e. pendistribusian
pendistribusiaan di klinik adalh pendistribusian obat yang masuk pertama
dan di keluarkn atau di gunakan pertama atau awal.
f. pelaporan
pelaporan di klinik adalah laporan harian mencatat pengeluaran obat dan
pemasukan obat.

g. pemusnahan
pemusnahan di klinik adalah yang berbahan dasar dari plastik di bakar
sedangkan yang ampul dan berbahan kaca di buang ketempat khusus
pembangunan limbah medis.
2. Pelayanan kefarmasiaan di klinik puspa medika centre :
pengelolaan farmasi di klinik puspa medika centre meliputi :
a. screeaning resep
kegiatan screeaning resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimbangan klinis.
kajian administrasi meliputi :
1) nama pasien,umur,jenis kelamin dan berat badan.
2) nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf.
3) tanggal penulisan resep.
b. dispensing
dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
obat. setelah melakukan pengkajian resep di lakukan hal sebagai berikut :
1) menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep : menghitung kebutuhan
jumblah obat sesuai dengan resep, mengambil obat yang dibutuhkan pada
rak penyimpanan dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa
dan keadaan fisik obat.
2) melakukan peracikan obat billa di perlukan.
3) memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi : warna putih untuk obat
dalam/oral ; warna biru untuk obat luar dan suntik ; menempelkan label
“Kocok Dahulu” pada sediaan obat suspensi atau emulsi.
4) memasukan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang
salah. setelah penyiapan obat di lakukan hal sebagai berikut:
a. sebelum obat di serahkan kepada pasien harus di lakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumblah obat (kesesuaian antara penulisa etiket dengan
resep).
b. memanggil nama pasien.
c. memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
d. memberika informasi cara menggunaan obat dan hal-hal yang terkait
dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang
harus di hindari, kemudian efek samping, cara penyimpanan obat dan
lain-lain.
e. penyerahan obat kepada pasien hendaknya di lakukan dengan cara
yang baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya tidak stabil.
f. memastikan bahwa yang menerim obat adalah pasien atau
keluarganya.
g. menyimpan resep pada tempatnya.
h. apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan
pormulir sebagaimana terlampir
1. Pelayanan informasi obat (PIO)
pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang di lakukan apoteker
dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat
kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. informasi mengenai obat
termasuk obat resep,obat bebas dan herbal. informasi meliputi dosis, bentuk
sediaan, informasi khusus, rute dan metode pemberian, farmakokinetik,
farmakologi, terpetik dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil
dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika
atau kimia dari obat-obatan lain.
kegiatan pelayanan informasi obat meliputi :
a) menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
b) membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan masyarakat
(penyuluhan)
c) memberian informasi dan edukasi kepada pasien
d) melakukan penelitian dan penggunaan obat
e) meembuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah
f) melakukan program jaminan mutu.
Pelayanan informasi obat harus di dokumentasikan untuk membantu
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat. hal-hal yang harus di
perhatikan dalam dokumentasi pelayanan informasi obat :
(1) Topik pertanyaan
(2) tanggal dan waktu pelayanan informasi obat di berikan
(3) metode pelayanan informasi obat (lisan, tertulis, lewat telepon). data
pasien ( umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat
alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui, data laboratorium)
(4) uraian pertanyaan
(5) jawaban pertanyaan
(6) referensi
(7) metode pemberian jawaban (lisan,tertulis,ber telepon,) dan data apoteker
yang memberikan pelayanan informasi obat.

Anda mungkin juga menyukai