Anda di halaman 1dari 18

Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No.

1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)


url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

Agustinus Hermino

Universitas Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan Selatan


agustinushermino@unism.ac.id, agustinus_hermino@yahoo.com

DOI: 10.33859/dksm.v11i1.623

Abstrak

Latar belakang: Pendidikan kesehatan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat.
Dengan pendidikan kesehatan berbasis karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang mahasiswa keperawatan akan menjadi memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya
hidup sehat dan berkehidupan sehat. Hal ini penting untuk mempersiapkan mahasiswa keperawatan
menjadi insan yang sehat secara jasmani maupun rohani, dan menjadi insan yang cerdas dalam
menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Tujuan: memberikan pemahaman kepada Dosen Keperawatan dan orangtua sebagai pendidik di
perguruan tinggi maupun di rumah dalam menumbuh kembangkan aspek-aspek hidup sehat dan
berkehidupan sehat dalam peibatan tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan (cognitive), perasaan
(feeling), dan tindakan (action) yang pada akhirnya akan menjadi sebuah pembiasaan positif untuk
hidup bersih dan sehat, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya.

Metode: Penulisan ilmiah ini dilakukan dengan melakukan analisa akademik dari aspek berbagai
sumber rujukan relevan sehingga menemukan makna teoritis baru dalam rangka menjawab tantangan
yang terjadi di masyarakat.

Hasil: Pendidikan kesehatan berbasis karakter dapat diajarkan melalui metode internalisasi dengan
mengedepankan pada peneladanan, pembiasaan, penegakan peraturan, dan pemotivasian. Dengan
demikian maka pendidikan kesehatan berbasis karakter dapat dilakukan secara intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Intrakurikuler terintegrasi ke dalam matapelajaran, sedangkan ekstrakurikuler
dilakukan di luar jam pelajaran, dimana kesemuanya dapat dilakukan melalui keteladanan,
penanaman kedisiplinan, pembiasaan, penciptaan suasana kondusif dan integrasi-internalisasi.
Disamping itu, kolaborasi komunikasi antara orangtua dan dosen kepada anak atau mahasiswa akan
membawa mahasiswa pada tumbuh kembangnya karakter yang baik dan kuat akan pentingnya hidup
sehat dan berkehidupan sehat yang akan menunjang pencapaian masa depan yang baik.

Kata kunci: pendidikan kesehatan, karakter, hidup sehat

1
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

The Role of Nursing Lecturers as Character-Based Role Models for Health Education

Abtract

Background: Health education aimed at giving a meaning to intelligent people and strong
characters. With character-based health education that is applied systematically and sustainably, a
child will have a good understanding of the importance of healthy living and healthy living. This is
important to prepare children to be healthy individuals physically and spiritually, and to be intelligent
people in facing all kinds of life's challenges, including challenges to succeed academically.
Purpose: Character-based health education has the aim to provide understanding to lecturers and
parents as educators at the university and at home in developing aspects of healthy living and healthy
living in engaging three aspects, namely aspects of knowledge or cognitive, feeling, and actions that
will eventually become a positive habit to live clean and healthy, both for themselves and the
environment.
Method: This scientific paper is carried out by conducting academic analysis from various aspects
of relevant reference sources so as to find new theoretical meaning in order to answer the challenges
that occur in society.
Results: Character-based health education can be taught through internalization methods by
prioritizing modeling, habituation, rule enforcement, and motivation. Thus, character-based health
education can be done intracuricularly or extracurricularly. Intrakuricular is integrated into the
subjects, while extracurriculars are done outside of class hours, all of which can be done through
example, instilling discipline, habituation, creating a conducive atmosphere and integration-
internalization. In addition, communication collaboration between parents and lecturers to children
or students will bring students to the development of good and strong character of the importance of
healthy living and healthy living that will support the achievement of a good future.

Keywords: health education, character, healthy life

Pendahuluan adalah mengembangkan potensi peserta didik


Karakter adalah cara berpikir dan untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap akhlak mulia.
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa bermaksud agar pendidikan tidak hanya
dan negara. Individu yang berkarakter baik membentuk insan Indonesia yang cerdas,
adalah individu yang bisa membuat keputusan namun juga berkepribadian atau berkarakter,
dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa
dari keputusan yang ia buat. yang tumbuh berkembang dengan karakter
Pembentukan karakter merupakan salah yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta
satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU agama. Untuk membentuk insan yang cerdas
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan tersebut maka diperlukan tubuh yang sehat,
bahwa di antara tujuan pendidikan nasional jasmani yang sehat, serta pemikiran yang

2
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

sehat, sehingga tercipta aura positif dalam anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30%
pemikiran dan perilaku yang ada. berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20%
Pendidikan kesehatan yang bertujuan sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa
melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan
tersebut seperti dikemukakan oleh Martin karakter dimulai dari dalam keluarga, yang
Luther King dalam Slavin (2006: 121), yakni: merupakan lingkungan pertama bagi
health education to build intelligence plus pertumbuhan karakter anak.
character… that is the goal of true education Namun bagi sebagian keluarga,
(pendidikan kesehatan untuk kecerdasan yang barangkali proses pendidikan kesehatan
berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan berbasis karakter yang sistematis di atas sangat
yang sebenarnya). Memahami pendidikan sulit, terutama bagi sebagian orangtua yang
kesehatan yang berbasis karakter tidak terlepas terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu,
dari pelibatan aspek pengetahuan (cognitive), seyogyanya pendidikan kesehatan berbasis
perasaan (feeling), dan tindakan (action). karakter juga perlu diberikan saat anak-anak
Dengan pendidikan kesehatan berbasis masuk dalam lingkungan perguruan tinggi,
karakter yang diterapkan secara sistematis dan terutama sejak play group dan taman kanak-
berkelanjutan, seorang anak akan menjadi kanak. Di sinilah khususnya peran dosen
cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini keperawatan, yang dalam filosofi Jawa disebut
merupakan bekal penting dalam dosen atau diistilahkan sebagai digugu lan
mempersiapkan anak menyongsong masa ditiru, dipertaruhkan. Karena dosen
depan, karena seseorang akan lebih mudah dan keperawatan adalah ujung tombak di kelas,
berhasil menghadapi segala macam tantangan yang berhadapan langsung dengan peserta
kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil didik.
secara akademis. Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel
Dasar pendidikan kesehatan berbasis Goleman dalam Seefeldt (2005) tentang
karakter ini, tentunya akan efektif bila keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata
diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi
biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia yang diawali dengan kesadaran akan
emas (golden age), karena usia ini terbukti pentingnya kesehatan, dan hanya 20 persen
sangat menentukan kemampuan anak dalam ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-
mengembangkan potensinya. Hasil penelitian anak yang mempunyai masalah dalam
yang dilakukan oleh Upright (2002) kecerdasan emosinya, akan mengalami
menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat
kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika mengontrol emosinya. Anak-anak yang

3
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia karena itu pendidikan kesehatan berbasis
pra-perguruan tinggi, dan kalau tidak ditangani karakter yang paling utama sejatinya diberikan
akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya kepada seorang anak, sejak usia dini, dalam
para remaja yang berkarakter akan terhindar institusi pendidikan yang paling kecil namun
dari masalah-masalah umum yang dihadapi berperan paling penting, yaitu keluarga. Dalam
oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, lingkup keluarga, seorang anak akan diberikan
narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan pemahaman akan makna kesehatan dan dapat
perbuatan atau perilaku yang menyimpang dari dibentuk karakter atau pola perilaku moralnya
aspek kesehatan secara umum. oleh orangtua yang terdiri dari ayah dan ibu.
Beberapa negara yang telah menerapkan Selain keluarga, terdapat institusi
pendidikan kesehatan berbasis karakter sejak pendidikan yang bisa dilibatkan oleh orangtua
pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika untuk menanamkan pemahaman akan
Serikat, Hongkong, Jepang, Cina, Singapura pentingnya kesehatan dalam penumbuh
dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara kembangan melalui karakter yang baik dalam
ini menyatakan bahwa implementasi diri anak-anak mereka. Institusi pendidikan
pendidikan kesehatan berbasis karakter yang yang dimaksud adalah perguruan tinggi.
tersusun secara sistematis berdampak positif Sebagai institusi pendidikan formal, perguruan
pada pencapaian akademis Przybylska, et al tinggi mulai dari jenjang pendidikan awal
(2014). hingga jenjang pendidikan tinggi berkewajiban
untuk membentuk karakter setiap peserta
Pengertian Pendidikan Kesehatan Berbasis didiknya. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi
Karakter merupakan mitra dari orangtua dalam
Ditinjau dari sudut etimologi, kata mendidik anak-anaknya untuk membentuk
“karakter” atau dalam bahasa Inggris disebut pola kepribadian, perilaku, sifat, tabiat, dan
“character” berasal dari kata Yunani watak.
“charassein”, dalam Webster’s New World Oleh karena itu pendidikan kesehatan
Dictionary of the American Language, berbasis karakter adalah usaha aktif untuk
“karakter” diartikan sebagai “pola perilaku membekali pengetahuan tentang kesehatan,
moral individu.” Oleh karena itu, pendidikan menanamkan kecintaan akan pentingnya hidup
kesehatan berbasis karakter dapat sehat serta membentuk kebiasaan hidup sehat
didefinisikan sebagai upaya membentuk pola sesuai dengan nilai, norma, budaya, dan agama
perilaku moral individu untuk hidup secara yang dianut, serta mengedepankan
sehat baik dari aspek jasmani maupun rohani serangkaian sikap (attitudes), perilaku
melalui proses yang berkesinambungan. Oleh (behaviors), motivasi (motivations) dan

4
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

keterampilan (skills) akan pemahaman yang komprehensif disengaja dan pro aktif; 4)
pentingnya hidup sehat. Dengan adanya menciptakan komunitas perguruan tinggi yang
pemahaman yang baik ini maka pendidikan penuh perhatian akan pentingnya hidup sehat;
kesehatan berbasis karakter dapat membentuk 5) memberi mahasiswa kesempatan untuk
kepribadian yang menjadi ciri hidup sehat dan melakukan tindakan nyata sebagai aplikasi
berperilaku sehat sesuai dengan karakteristik, dari pola hidup sehat; 6) membuat kurikulum
gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang akademik bidang kesehatan yang aplikatif; 7)
bersumber dari bentukan-bentukan yang menumbuh kembangkan motivasi mahasiswa
diterima dari lingkungan (acquired) dan jiwa untuk dapat mempraktekkan pola hidu sehat;
bawaan seseorang sejak lahir (iborn). 8) melibatkan staf perguruan tinggi untuk
Konsep Pendidikan Kesehatan Berbasis proses aplikasi pelaksanaan pola hidup sehat
Karakter dilingkungan perguruan tinggi; 9)
Pendidikan kesehatan berbasis karakter menumbuhkan kebersamaan pola hidup sehat;
adalah pendidikan yang memberikan 10) melibatkan keluarga dan anggota
pemahaman akan pentingnya hidup sehat yang masyarakat sebagai mitra; 11) melakukan
dilandaskan pada kedalaman budi pekerti, evaluasi karakter perguruan tinggi, fungsi staf
yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan perguruan tinggi sebagai pendidik karakter dan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan sejauh mana mahasiswa memanifestasikan
(action) untuk dapat secara terus menerus karakter dengan baik.
menerapkan dan mempraktekkan secara sadar Dengan adanya pendidikan kesehatan
tentang pentingnya pola hidup sehat. berbasis karakter yang diterapkan secara
Membangun karakter dari pintu sistematis dan berkelanjutan, maka seorang
pendidikan kesehatan perlu dilakukan secara anak akan menjadi cerdas emosinya (Putra, et
komprehensif , tidak hanya melalui pendidikan al (2020). Kecerdasan emosi ini akan menjadi
formal, namun juga melalui pendidikan non- bekal penting dalam mempersiapkan anak
formal. Berkenaan dengan hal ini maka menyongsong masa depan, karena seseorang
memerlukan 11 prinsip agar pendidikan akan lebih mudah dan berhasil menghadapi
kesehatan berbasis karakter dapat berjalan segala macam tantangan kehidupan, termasuk
efektif, yaitu seperti: 1) pengembangan makna tantangan untuk berhasil secara akademis .
dasar dari hidup sehat dan kehidupan yang Pendidikan kesehatan berbasis karakter
sehat sebagai fondasi; 2) pendefinisian telah menjadi perhatian berbagai negara dalam
karakter secara komprehensif yang mencakup rangka mempersiapkan generasi yang
pikiran, perasaan dan perilaku; 3) berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan
menggunakan pendekatan pola hidup sehat individu warga negara, tetapi juga untuk warga

5
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan dan komunikasi secara seimbang di antara


kesehatan berbasis karakter dapat diartikan mahamahasiswa dengan mahamahasiswa,
sebagai “the deliberate us of all dimensions of maupun mahamahasiswa dengan dosen; dan
school life to foster optimal character (c) moral doing akan lebih banyak
development” atau dapat diartikan sebagai menggunakan pendekatan individual melalui
sebuah upaya kita secara sengaja dari seluruh pendampingan pemanfaatan potensi dan
dimensi kehidupan di perguruan tinggi untuk peluang yang sesuai dengan kondisi
membantu pembentukan karakter secara lingkungan mahamahasiswa. Ketiga strategi
optimal. pembelajaran tersebut dirancang secara
Tujuan pendidikan kesehatan berbasis sistematis agar para mahamahasiswa dan
karakter adalah mengajarkan nilai-nilai dosen dapat memanfaatkan segenap nilai-nilai
kebermaknaan aspek kesehatan secara umum dan moral yang sesuai dengan potensi dan
untuk kehidupan sehari-hari dengan peluang yang tersedia di lingkungannya serta
mengedepankan nilai-nilai budaya lokal, dapat mulai didorong tumbuhnya kesadaran
aturan pemerintah, serta norma secara luas akan pentingnya hidup sehat dan berkehidupan
yang dapat diterima sebagai landasan perilaku yang sehat pula.
yang baik dan bertanggung jawab. Dengan demikian, hasil
Keseluruhan makna tersebut juga digambarkan pembelajarannya ialah terbentuknya kebiasaan
sebagai perilaku moral. Bila makna tersebut berpikir, bertindak, dan berperilaku secara
dapat diimplementasikan dengan baik dan sehat dalam arti peserta didik memiliki
terukur maka faktor kesehatan di Indonesia pengetahuan, kemauan dan keterampilan
dapat berkontribusi nyata dalam memperbaiki dalam berbuat kebaikan yang mebgedepankan
mutu sumber daya manusia dan berkontribusi pada kesadaran akan pentingnya hidup sehat
pula memperkuat sistem pendidikan yang ada, secara lahiriah maupun batiniah. Melalui
antara lain adanya generasi muda yang sehatg pemahaman yang komprehensif ini diharapkan
secara jasmani maupun rohani. dapat menyiapkan pola-pola manajemen
Berkenaan dengan hal di atas maka pembelajaran pendidikan kesehatan berbasis
strategi pembelajaran yang berkenaan dengan: karakter yang dapat menghasilkan anak didik
(a) moral knowing akan lebih mengedepankan yang memiliki karakter yang kuat dalam arti
pada pembelajaran berbasis inquiry yang memiliki ketangguhan dalam keilmuan,
berfokus pada sense of emphaty terhadap keimanan, dan perilaku shaleh, baik secara
kondisi yang sedang terjadi dilingkungan pribadi maupun sosial.
sekitar; (b) moral loving akan lebih Sejalan dengan pemahaman di atas,
mengedepankan pada terjadinya pola interaksi maka dari hasil pembelajaran kepada

6
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

mahamahasiswa keperawatan tersebut dapat pendidikan akhlak, dimana tujuannya adalah


terbentuk empat ciri dasar dalam pendidikan membentuk pribadi anak agar menjadi
kesehatan berabasis karakter, yaitu: pertama, manusia sehat secara jasmani dan rohani yang
keteraturan interior, di mana setiap tindakan baik, dalam berkehidupan sebagai warga
diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi masyarakat dan warga negara yang baik dan
pedoman normatif setiap tindakan; kedua, sehat pula. Adapun kriteria yang baik bagi
koherensi yang memberi keberanian, membuat suatu masyarakat atau bangsa, secara umum
seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak
terombang-ambing pada situasi baru atau takut dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan
risiko; ketiga, otonomi di mana seseorang bangsanya.
menginternalisasikan aturan dari luar sampai Oleh karena itu, hakikat pendidikan
menjadi nilai-nilai bagi pribadi; dan keempat, kesehatan berbasis karakter dalam konteks
keteguhan dan kesetiaan yang merupakan daya pendidikan keperwatan di Indonesia adalah
tahan seseorang guna mengingini apa yang pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai
dipandang baik, dan kesetiaan merupakan menjadi manusia yang cerdas yang didasarkan
dasar bagi penghormatan atas komitmen yang pada kesehatan jasmani dan rohani, yang
dipilih. Dengan keempat makna tersebut maka bersumber dari budaya bangsa Indonesia
para mahamahasiswa akan memiliki kesadaran sendiri, dalam rangka membina kepribadian
untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan generasi muda. Adapun aspek penguatan
mereka juga diharapkan mampu bertindak karakter berpijak pada karakter dasar manusia,
sesuai potensi dan kesadarannya yang bersumber dari nilai moral universal
tersebut. Selain itu makna yang substansial (bersifat absolut) yang bersumber dari agama
dalam diri seorang mahamahasiswa yang yang juga disebut sebagai the golden
berkarakter adalah senantiasa berusaha rule. Dengan demikian maka pendidikan
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap kesehatan berbasis karakter dapat memiliki
Tuhan YME, dirinya, sesama manusia, tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-
lingkungan, bangsa dan negara serta dunia nilai karakter dasar tersebut, seperti cinta
internasional pada umumnya dengan kepada Tuhan dan ciptaannya (alam dengan
mengoptimalkan potensi (pengetahuan) isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan
dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama,
dan motivasi (perasaaannya). percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang
Pada dasarnya, pendidikan kesehatan menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik
berbasis karakter memiliki esensi dan makna dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan
yang sama dengan pendidikan moral dan cinta persatuan.

7
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

kesadaran akan pentingnya hidup secara sehat


Fokus Pendidikan Kesehatan Berbasis dan berkehidupan secara sehat baik itu
Karakter ditataran rumah maupun perguruan tinggi.
Terdapat tiga fokus pendidikan Kolaborasi komunikasi dan kolaborasi
kesehatan berbasis karakter di era globalisasi perhatian antara dosen dan orangtua kepada
saat ini yang perlu dimaknai dengan baik, mahamahasiswa akan membuat jiwa anak
yaitu: pertama, pendidikan kesehatan yang tumbuh dalam perhatian yang positif dan
memusatkan diri pada pengajaran (teaching sehat.
values), dimana aspek pembelajaran Hal ini pula sejalan dengan yang
mengedepankan pada penanaman nilai-nilai dikemukakan dalam penelitian oleh Putra, et al
akan pentingnya kesehatan secara akademik (2020); Cavel (2010) bahwa pemahaman
maupun pengimplementasian hidup sehat pentingnya hidup sehat dan berkehidupan
dalam praktik sehari-hari mulai dari sehat secara sehat perlu ditanamkan sebagai nilai-
untuk diri sendiri, sehat untuk sesama, sehat nilai dari pendidikan karakter yang berpusat
untuk lingkungan dan sehat untuk hidup pada pengajaran yang mengutamakan isi nilai-
bersama di masyarakat yang lebih luas. Kedua, nilai makna kesehatan secara harafiah dan
pendidikan kesehatan yang memusatkan diri aplikatif untuk dijelaskan dan dipelajari,
pada klarifikasi nilai (value clarification), sehingga dapat menjadi sebuah sekumpulan
dimana aspek penjelasan dosen keperawatan kualitas keutamaan moral yang diketahui dan
akan menjadi sangat penting karena harus dipahami oleh mahamahasiswa, dimana
memberikan penjelasan terhadap aspek-aspek klarifikasi nilai lebih mengutamakan proses
yang layak dan tidak layak, tepat atau tidak penalaran moral serta pemilihan nilai yang
tepat. Proses ini merupakan pembelajaran mesti dimiliki oleh mahamahasiswa.
berbasis pengalaman (learning experience) Lebih lanjut pula Lie (2018) dan
sehingga pengalaman baik dan/atau Lickona (1991) mengemukakan pula bahwa
pembelajaran baik dari para dosen akan sangat fokus penguatan tumbuh kembang karakter
berguna dalam menjelaskan kepada para yang kuat bagi anak-anak adalah pada
mahamahasiswanya. Ketiga, pendidikan pertumbuhan karakter moral yang
kesehatan yang mempergunakan pendekatan mengutamakan perilaku untuk merefleksikan
pertumbuhan moral (character development), penerimaan nilai serta menekankan unsur
dimana kolaborasi antara peran dosen dan motivasi, serta aspek-aspek kepribadian yang
orangtua menjadi sangat penting karena relatif stabil yang akan mengarahkan tindakan
komunikasi antara keduanya akan sangat individu. Fokus pertama mengutamakan
membantu bagi tumbuh kembangnnya pengetahuan dan pengertian (intelectual),

8
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

fokus kedua, mengutamakan perilaku matra individual, matra sosial, dan matra
(conduct), namun tetap saja mereka moral. Pertama, matra individual. Pada matra
memberikan prioritas pada pemahaman, serta ini mengedepankan akan pentingnya
proses pembentukan dan pemilihan nilai. pemahaman hidup sehat dan berkehidupan
Sedangkan fokus ketiga mengutamakan sehat berdasarkan hal-hal yang telah
pertumbuhan motivasi internal dalam diinformasikan oleh orangtua di rumah
membentuk nilai selaras dengan tahap-tahap maupun dosen di perguruan tinggi.
perkembangan moral individu. Pemahaman individu ini akan menjadi sebuah
Sejalan dengan hal tersebut diatas, pembiasaan yang baik dimana masing-masing
Kaswardi (1993); Thurber & Walton (2012) anak akan dapat menjalankan pola hidup sehat
juga menegasan bahwa karakter atau akhlak secara mandiri. Kedua, matra sosisl. Matra ini
diajarkan melalui metode internalisasi dengan dapat berjalan dengan baik apabila matra
mengedepankan pada peneladanan, individual telah berjalan dengan sebagaimana
pembiasaan, penegakan peraturan, dan mestinya, dimana pembiasaan Pola Hidup
pemotivasian. Dengan demikian maka Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah rutin
pendidikan kesehatan berbasis karakter dapat dilakukan secara mandiri akan berjalan terus
dilakukan secara intrakurikuler maupun dilingkungan sosial sehingga dapat menjadi
ekstrakurikuler. Intrakurikuler terintegrasi ke embrio untuk pembiasaan hidup sehat dan
dalam matapelajaran, sedangkan berkehidupan yang sehat secara komunal.
ekstrakurikuler dilakukan di luar jam Ketiga, matra moral. Dengan berjalannya
pelajaran, dimana kesemuanya dapat kedua matra sebelumnya maka selanjutnya
dilakukan melalui keteladanan, penanaman akan menjadi gerakan moral untuk hidup sehat
kedisiplinan, pembiasaan, penciptaan suasana dan berkehidupan sehat. Matra moral
kondusif dan integrasi-internalisasi. mengedepankan keutamaan pada: 1)
Pilar Pendidikan Kesehatan Berbasis penghargaan terhadap kesehatan jasmani dan
Karakter Bidang Keperawatan. rohani; 2) pemghormatan akan pembiasaan
Pendidikan kesehatan berbasis karakter baik dan contoh baik; 3) transendental dan
yang utuh dan menyeluruh menawarkan keunggulan akademik; 4) penguasaan diri dan
beberapa alternatif pengembangan keutamaan empathy; 5) keberanian dan tanggung jawab;
untuk membentuk pribadi yang sehat baik 6) terampil dan demokratis; 7) menghargai
jasmani maupun rohani serta memiliki perbedaan dan kearifan lokal; dan 8) integritas
karakter individu menjadi pribadi moral.
berkeutamaan. Pilihan prioritas keutamaan Dalam upaya pengimplementasian
tersebut didasarkan pada tiga matra, yaitu ketiga matra sebagaimana dijelaskan

9
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

sebelumnya, maka terdapat tiga desain kepada mahamahasiswa. Pesan moral ini mesti
implementasi pendidikan kesehatan berbasis diperkuat dengan penciptaan kultur
karakter, yaitu pertama, desain pendidikan pembiasaan melalui pembuatan tata peraturan
kesehatan dengan mengutamakan pembiasaan perguruan tinggi yang tegas dan konsisten
di kelas pada perguruan tinggi. Desain ini terhadap budaya untuk hidup bersih dan sehat.
berbasis pada relasi dosen sebagai pendidik Ketiga, desain pendidikan kesehatan
dan mahasiswa sebagai pembelajar di dalam dengan mengarusutamakan pembiasaan hidup
kelas. Konteks pendidikan kesehatan adalah sehat di komunitas. Dalam mendidik,
proses relasional komunitas kelas dalam komunitas perguruan tinggi tidak berjuang
konteks pembelajaran. Relasi dosen- sendirian, namun masyarakat di luar lembaga
pembelajar bukan monolog, melainkan dialog pendidikan, seperti keluarga, masyarakat
dengan banyak arah sebab komunitas kelas umum, dan negara, juga memiliki tanggung
terdiri dari dosen dan mahamahasiswa yang jawab moral untuk mengintegrasikan
sama-sama berinteraksi dengan pembentukan pola hidup sehat dan
materi. Memberikan pemahaman dan berkehidupan yang sehat dengan basis karakter
pengertian akan keutamaan tentang hidup dalam konteks kehidupan mereka, sehingga
sehat dan berkehidupan sehat yang benar, makna karakter dapat berjelan dengan baik
termasuk di dalamnya pula adalah ranah non- karena adanya dukungan komitmen dari
instruksional, seperti manajemen kesehatan masyarakat secara luas dan dilaksanakan
kelas, konsensus kelas terhadap hidup sehat, secara simultan dan sinergis. Kesadaran
suasana belajar yang nyaman dan koridor komunal ini akan berdampak pada pembiasaan
berkehidupan yang sehat. pola hidup sehat dalam segala aspek yang akan
Kedua, desain pendidikan kesehatan pula memperkuat kualitas sumber daya
dengan mengarusutaakan kultur perguruan manusianya.
tinggi. Desain ini membangun kultur Anasir-anasir Strategis Pendidikan
perguruan tinggi berdasarkan nilai-nilai dan Kesehatan Berbasis Karakter Bidang
norma yang ditanamakan di perguruan tinggi Keperawatan
yang mampu membentuk karakter anak didik a) Peran Strategis Pendidik (Dosen
dengan bantuan pranata sosial perguruan Keperawatan) sebagai Role Model.
tinggi agar nilai tertentu terbentuk dan Dalam proses pendidikan kesehatan
terbatinkan dalam diri mahasiswa. Untuk berbasis karakter, posisi dosen menempati
menanamkan nilai moral hidup sehat dan posisi yang sangat sentral, karena melalui
berkehidupan secara sehat tidak cukup hanya peran dosen proses transformasi nilai-nilai
dengan memberikan pesan-pesan moral makna hidup sehat dan berkehidupan yang

10
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

sehat dapat dijelaskan dan dilakukan. Dengan terjerumus ke dalam perilaku dan karakter
demikian semestinya dalam proyeksi menyimpang dari norma-norma agama, sosial,
pendidikan kesehatan berbasis karakter dan budaya. Di saat orangtua dan dosen tidak
tersebut penggagas utamanya harus berawal mampu untuk memerankan diri sebagai figur
dari orangtua dalam kesehariannya di rumah, panutan dalam melakukan proses transformasi
yang kemudian dikomunikasikan kepada karakter dan kepribadian, lalu para anak didik
dosen diperguruan tinggi sebagai upaya yang mendapatkan figur panutan yang salah,
kolaborasi yang bersinergis. Dengan demikian maka yang terjadi adalah split personality pada
maka para dosen perlu melakukan pembiasaan anak didik yang kemudian berujung pada
yang hidup yang sehat terlebih dahulu oleh terjadinya proses alienasi (keterasingan
dirinya sendiri melalui proses rutinitas sebagai psikologis) pada mereka.
karakter itu sendiri sebelum tampil untuk Bisa jadi fenomena hidup tanpa
memposisikan diri sebagai pendidik kepada mengedepankan makna kesehatan, dekadensi
para mahasiswanya (Slavin, 2006). Dalam hal moral yang terjadi di kalangan anak didik
ini kompetensi yang harus dimiliki oleh justru dipicu oleh ketidakmampuan orangtua
seorang dosen adalah kemampuan untuk dan dosen untuk mentransformasikan nilai-
mengajar dan mengaarkan dengan maksimal nilai berkehidupan sehat dalam basis tumbuh
yang diikuti oleh kompetensi kepribadian kembang karakter kepada anak didik. Dengan
sebagai pendidik untuk mengantarkan peserta demikian apabila pendidikan kesehatan
didik memiliki karakter akan pentingnya pola berbasis karakter menjadi arus utama dalam
hidup bersih dan sehat dengan baik. pendidikan nasional, yang semestinya
Realitas yang terjadi di dunia pendidikan dilakukan terlebih dahulu dengan
pada masa sekarang adalah terjadinya krisis mempersiapkan tenaga pengajar yang
keteladanan di kalangan peserta didik, di mana profesional memiliki kepribadian dan karakter
dosen tidak mampu memosisikan diri sebagai yang baik, agar nantinya bisa menjadi figur
significant person dan role model, terlebih lagi panutan para mahasiswa atau anak
tidak mampu mengambil peran dan tanggung didik. Tidak ketinggalan, mahamahasiswa
jawab sebagai orangtua ketika di perguruan yang suatu saat berminat untuk menjadi
tinggi. Akibatnya para mahasiswa mengadopsi pendidik atau dosen harus mampu pula
atau mengambil tokoh-tokoh di luar dunia menciptakan dirinya sebagai calon dosen masa
pendidikan, seperti para penyanyi, bintang depan yang patut “digugu dan ditiru”. Digugu
film, dan tokoh-tokoh non- agama sebagai artinya diikuti dan dipatuhi segala apa yang
panutan dalam berprilaku. Maka wajar diucapkannya. Ditiru artinya dicontoh segala
kemudian para mahasiswa sangat mudah

11
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

apa yang dilakukan dan apa yang diperbuat moral, agama dan karakter yang bergerak
oleh dosen. secara sinergis.
Dosen sebagai role model seharusnya Dengan paradigma pembelajaran seperti
memang menjadi sumber yang menginspirasi ini, maka yang ditekankan oleh pendidik
dan memotivasi peserta didik. Hal ini berarti adalah penguasaan materi berdasarkan
bahwa ketika dosen sebagai profesi maka ia pembelajaran pengalaman hidup sehat dan
harus bertindak sebagai seorang profesional, berkehidupan sehat yang dipraktikkan
artinya ketika dosen melaksanakan tugas, ia langsung oleh dosen dengan kolaborasi
tidak hanya mengajar dikelas secara rutin, bersama peran orangtua maka akan tersedia
melainkan juga mendidik, membimbing, dan daya serap anak didik atau memorisasi
mengarahkan, melatih dan menilai praktis yang lebih dipentingkan. Praktik ini
Wannamaker (2013). Pendekatan keteladanan tergambar dengan jelas dalam model
semua pihak inilah merupakan sarana yang keseharian para dosen dan juga pembiasaan
memudahkan terbentuknya karakter anak-anak hidup sehat oleh anggota keluarga di dalam
bangsa. Tanpa adanya role model, karakter rumah yang akan dapat sebagai pemantik
tidak akan dapat dikembangkan dengan baik untuk tumbuh kembangnya hidup sehat bukan
dan denganadanya peran model oleh dosen hanya dari aspek nasihat oleh dosen dan
yang berkarakter, merupakan kunci utama di orangtua tetapi juga langsung masuk pada
dalam pendidikan karakter (Wu, 2015; ranah praktik yang akan lebih mudah dipahami
Upright, 2002). oleh para peserta didik atau mahasiswa.
Terciptanya model pembelajaran
b) Perlunya Revolusi Pengajaran humanities ini maka akan sangat membantu
Pendidikan Kesehatan Berbasis mahasiswa untuk lebih menyerap dengan
Karakter mudah apa yang sebaiknya dilakukan dan apa
Selain peran strategis dosen dalam yang semestinya dihindari, serta
proses pendidikan kesehatan berbasis karakter, kehumanitisan tersebut akan membawa
maka juga perlu dilakukan revolusi dalam mahasiswa memehami akan makna paradigma
pengajaran. Sebagaimana yang ditegaskan pendidikan kesehatan secara akademik dan
Santoso (1981) dan Lickona (1991), bahwa praktis dengan basis karakter yang diarahkan
model pembelajaran pendidikan yang pada kehendak dan motivasi, dan bukannya
mengedepankan nilai-nilai karakter untuk intelektualitas semata.
terciptanya berkehidupan yang sehat secara c) Model Evaluasi Pendidikan Kesehatan
jasmani dan rohani diperlukan pengetahuan Berbasis Karakter

12
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

Adapun persoalan yang terkadang matapelajaran, akan tetapi penanaman nilai-


nampak atau muncul membingungkan ketika nilai karakter dapat menjadi hidden curriculum
berbicara tentang karakter tersebut untuk dalam mata pelajaran tertentu yang basisnya
dilakukan evaluasi, yaitu tentang cara dan adalah humanities. Selain itu proses
tujuan evaluasi. Pendidikan karakter sering penanaman nilai-nilai karakter dan sekaligus
kali dianggap sebagai bidang yang sulit untuk proses evaluasinya, juga tidak bisa hanya
diukur, dinilai dan dievaluasi karena harus dimonopoli oleh pihak perguruan tinggi, akan
mengukur atau menilai pengetahuan tetapi melibatkan peran yang sifatnya sinergis
mahasiswa tentang makna hidup sehat dan antara orangtua di rumah, dan dosen di
berkehidupan yang sehat baik dari aspek perguruan tinggi. Dalam hal ini dosen juga
akademis maupun praktik, dan hal ini harus menjalin relasi yang baik dengan
terkadang memunculkan stigma melalui tes orangtua peserta didik. Hal ini seperti
tertulis akan lebih mudah dibandingkan dikemukakan oleh Yarmohammadi, et al
menilai perilaku mahasiswa. Ada persoalan (2014) bahwa kolaborasi komunikasi yang
serius berkaitan dengan cara-cara penilaian terjalin baik antara orangtua mahasiswa
dalam pendidikan kesehatan berbasis dengan dosen di perguruan tinggi akan
karakter. meningkatkan kepercayaan diri kepada anak
Masalah evaluasi sering dikaitkan atau mahasiswa untuk bisa belajar dengan
dengan tujuan pendidikan kesehatan berbasis baik, baik dari aspek akademis maupun
karakter itu sendiri. Apakah evaluasi mesti perilaku kesehariannya.
dikaitkan dengan kenaikan kelas, atau d) Dosen Sebagai Pembangun Citra Diri
kelulusan, seperti yang selama ini dianjurkan Positif Anak
pemerintah, di mana penilaian budi pekerti, Banyak perilaku dosen yang dapat
perilaku, sikap, bisa menjadi alasan untuk “membunuh” karakter anak, yaitu dengan
tidak menaikkan atau meluluskan mahasiswa? membuat anak merasa rendah diri. Seorang
Faktanya, kriteria penilaian yang sumir seperti dosen yang tidak pernah memberikan pujian
ini sering kali hanya sekedar menjadi macam atau kata-kata positif, kecuali cemoohan dan
kertas, dan tidak terjadi di lapangan. Asal anak kata-kata negatif, akan membuat muridnya
lulus ujian nasional, persoalan budi pekerti, menjadi tidak percaya diri. Rasa tidak percaya
moral, perilaku mahasiswa tampaknya masih diri yang telah terbentuk pada anak usia dini
bisa diabaikan. akan terbawa sampai dewasa. Peran dosen
Oleh karena itu dalam proses dalam membangun citra dosen yang positif
evaluasinya, pendidikan kesehatan berbasis pada anak sangat besar.
karakter tidak saja berdiri sendiri dalam sebuah

13
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

Menjadi dosen sebagai pendidik adalah sumber energi untuk kita senang dan
karakter tidak cukup hanya dengan membekali gembira untuk melakukan kebajikan.
mereka dengan teori dan seperangkat Kita semua para pendidik untuk terus
kurikulum saja tetapi juga menyangkut menebarkan benih kebajikan walaupun kita
bagaimana seorang dosen dapat menjadi idola tidak tahu bagaimana hasilnya nanti.
bagi muridnya, sehingga setiap perkataan dan Kemanapun kita pergi selalu menebarkan
tingkah laku dosen akan ditiru oleh muridnya. benih kebajikan dan tidak berfikir apakah
Seorang pendidik karakter yang benih yang kita tebar akan tumbuh dan juga
berhasil adalah yang dapat mencelupkan tidak berniat menikmati buahnya atau berteduh
dirinya secara menyeluruh (pikiran dan dibawahnya. Di perguruan tinggi, dosen perlu
perasaan) ketika sedang mengajar, dapat mengajarkan pendidikan kesehatan berbasis
membangun hubungan personal dengan karakter karena beberapa alasan, setidaknya
murid-muridnya, mempunyai kemampuan meliputi: pertama, mahasiswa tidak selalu
komunikasi secara efektif, mampu mengelola mendapatkan pendidikan kesehatan berbasis
emosinya dengan baik, serta mampu karakter di rumah. Sebenarnya pendidikan
menghidupkan suasana. Mencelupkan diri kesehatan berbasis karakter tersebut
secara total memang memerlukan sikap merupakan tugas orangtua secara awal di
dedikasi dan kecintaan terhadap profesi yang rumah, karena makna kesehatan pertama kali
sedang dijalaninya. Lickona (1991) diajarkan dalam lingkungan keluarga.
mengatakan bahwa untuk membangun Orangtua yang ingin anaknya memiliki
hubungan emosi dengan murid-muridnya, kesehatan yang baik dan kuat harus bersedia
seorang dosen juga harus dapat menunjukkan menyediakan waktu, energi, pikiran, dan
bahwa dirinya juga adalah sebagai manusia materi untuk mewujudkannya. Namun,
yang mempunyai perasaan. orangtua kadang sibuk bekerja dan tidak
Seorang pendidik karakter yang baik berkesempatan menghabiskan waktu bersama
adalah yang dapat memberikan inspirasi yang anak. Selain itu, anak yang berperguruan tinggi
menggairahkan kepada muridnnya sehingga sampai sore dan memiliki kegiatan sesudah
murid dapat jatuh cinta kepada kebajikan. pulang perguruan tinggi, membuat mereka
Istilah “fall in love in goodness” atau jatuh menghabiskan lebih banyak waktu dengan
cinta kepada kebajikan bisa dilakukan dengan dosen daripada dengan orangtua.
cara penuh inspirasi sehingga anak-anak Kedua, pendidikan kesehatan berbasis
bergairah untuk selalu menjadi anak yang baik karakter dapat berjalan dengan baik apabila
dan lebih baik lagi setiap saat. Karena cinta semua perangkat dalam keluarga dan
perguruan tinggi membangun hubungan yang

14
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

baik untuk tumbuh kembangnya karakter kuat untuk menjadi lulusan yang berpendidikan
dalam diri anak akan makna pentingnya hidup tinggi, namun yang lebih penting lagi adalah
sehat dan berkehidupan sehat. Ketika nilai bahwa mereka akan menjadi warga
mahasiswa berinteraksi dengan teman sebaya Negara yang hidup di dunia dalam keramahan,
dan dosen, hubungan yang baik terjalin saling menghormati, bekerjasama dengan
diantara mereka di ruang kelas. Hubungan ini orang lain.
tidak hanya sangat bermanfaat baik secara Dengan demikian maka dosen atau
sosial mapun personal, namun juga pendidik perlu: 1) menerapkan metode
meningkatkan manajemen pembelajaran yang pembelajaran yang melibatkan partisipatif
efektif dalam suasanan yang nyaman. aktif mahasiswa; 2) menciptakan lingkungan
Ketiga, pendidikan kesehatan berbasis belajar yang sehat dan kondusif; 3)
karakter dapat menciptakan lingkungan memberikan pendidikan karakter secara
perguruan tinggi yang positif. Dalam eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan
pembelajaran di kelas, kegiatan diskusi dan dengan melibatkan aspek knowing the good,
kegiatan lain membuat perguruan tinggi loving the good, and acting the good; dan 4)
menjadi memiliki atmosfer positif. Mahasiswa memperhatikan keunikan mahasiswa masing-
berinteraksi dengan teman sebaya, dan masing dalam menggunakan metode
hubungan mahasiswa-dosen semakin pembelajaran. Hal ini seperti pula yang
menguat. Kondisi ini memungkinkan dosen dikemukakan oleh Bustari (2005) bahwa
untuk berbagi pengalaman hidup. Keempat, dosen/pendidik perlu melatih dan membentuk
pendidikan kesehatan berbasis karakter itu karakter mahasiswa melalui pengulangan-
mudah dilakukan karena tidak harus pengulangan sehingga terjadi internalisasi
menghabiskan waktu beberapa jam di kelas, karakter secara konsisten.
namun dapat dilakukan dalam rutinitas hidup Dalam proses pembelajaran inilah
sehat mulai dari rumah sebagai aspek keterampilan intelektual dan motorik perlu
pembiasaan dan kemudian berlanjut di dikembangkan, oleh karena itu dosen
perguruan tinggi dalam berkehidupan bersama bertindak sebagai pelatih pada mahasiswanya.
warga perguruan tinggi sehingga tercipta Dosen profesional dapat dilihat dari
sebuah budaya dan pembiasaan yang baik akan keterampilan mengajar (teaching skills) yang
pentingnya hidup sehat. Kelima, Pendidikan mereka miliki. Keterampilan mengajar yang
karakter dapat mengubah dunia. Mahasiswa di dimiliki dosen dapat dilihat dari beberapa
perguruan tinggi akan menjadi orang dewasa indikator antara lain: 1) dosen sebagai
di masa depan. Mereka akan membentuk pembimbing dan fasilitator yang mampu
masyarakat. Memang penting bagi mereka menumbuhkan self learning pada diri

15
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

mahasiswa; 2) memiliki interaksi yang tinggi Oleh karena itu, ketika dosen harus
dengan seluruh mahasiswa di kelas; 3) membentuk mahasiswa agar berkarakter kuat,
memberikan contoh, pekerjaan yang dosen itu sendiri sudah memilikinya, sehingga
menantang (challenging work); dengan tujuan mahasiswa dapat meneladani perilaku, sikap,
yang jelas (clear objectives); 4) dan etika dosen yang dapat diamati dan dilihat
mengembangkan pembelajaran berbasis mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.
kegiatan dan tujuan; 5) melatih mahasiswa Dosen yang berkarakter adalah dosen yang
untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan memiliki nilai dan keyakinan yang dilandasi
mereka dan memiliki sense of ownership dan hakikat dan tujuan pendidikan serta digunakan
mandiri dalam pembelajaran; 6) sebagai kekuatan moral dalam menjalankan
mengembangkan pembelajaran individu; 7) tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu,
melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran dosen yang berkarakter kuat memiliki
maupun penyelesaian tugas–tugas melalui kemampuan mengajar, dan juga dapat menjadi
enquiry–based learning, misalnya dengan teladan bagi mahasiswanya. Jadi dalam
memberikan pertanyaan yang baik dan membentuk mahasiswa yang berkarakter kuat
analitis; 8) menciptakan lingkungan dan positif, dosen haruslah memiliki karakter
pembelajaran yang positif dan kondusif; dan yang kuat pula.
9) memberikan motivasi dan kebanggaan yang
tinggi. A. Penutup
Dengan memiliki keterampilan tersebut, Karakter merupakan kualitas atau
maka peran dosen sangat penting dalam kekuatan mental, moral, perilaku, sikap, dan
pembentukan karakter mahasiswa yang kuat kepribadian seseorang. Karakter merupakan
dan positif. Dosen juga memiliki peran yang kunci kesuksesan dalam kehidupan seseoran di
sangat vital dan fundamental dalam masa depan. Pendidikan kesehatan berbasis
membimbing, mengarahkan, dan mendidik karakter bidang keperwatan akan membentuk
mahasiswa dalam proses pembelajaran pribadi perawat yang cerdas dan berkarakter
(Rahman, 1998; Seefeldt, 2005). Karena peran kuat, dan hal ini dapat diterapkan pada setiap
mereka yang sangat penting itu, keberadaan matapelajaran perlu dikembangkan agar
dosen bahkan tak tergantikan oleh siapapun mahasiswa keperwatan menjadi manusia
atau apapun sekalipun dengan teknologi berkarakter.
canggih. Alat dan media pendidikan, sarana Dosen keperawatan perlu
prasarana, multimedia dan teknologi hanyalah mengembangkan nilai-nilai karakter dalam
media atau alat yang hanya digunakan sebagai dirinya dan memilik peran penting dalam
teachers’ companion (sahabat – mitra dosen). pembentukan karakter mahasiswa. Dosen

16
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

keperawatan perlu pula memiliki karakter Peace and Conflict: Journal of Peace
Psychology. ISSN: 1078-
yang kuat dan positif untuk dapat membentuk
1919.http://dx.doi.org/10.1037/pac00
mahasiswa keperawatan yang berkarakter. 00469.
Mereka tidak hanya menjadi pendidik dan
Rahman, M.1998. Manajemen Kelas. Jakarta:
pengajar bagi mahasiswa, namun mereka Depdikbud.
mampu menjadi teladan bagi mahasiswa.
Santoso, S. I. 1981. Pembinaan Watak Tugas
Utama Pendidikan. Jakarta: Penerbit
DAFTAR PUSTAKA UI Press.

Bustari, M. 2005. Manajemen Peserta Didik. Seefeldt, C. 2005. Social Studies for the
Yogyakarta: FIP UNY. preschool/primary child (7th ed.).
Upper Saddle River, NJ: Pearson.
Cavell, T. A. 2010. Social Adjustment, Social
Performance, and Social Skills: A Slavin, R.E. 2006. Educational Psycology:
Tri-Component Model of Social Theory and Pratice. Boston: Pearson
Competence. Journal of Clinical Education, Inc.
Child Psychology, 19(2), 111-122
http://dx.doi.org/10.1207/s15374424j Thurber & Walton. 2012. Homesickness and
ccp1902_2 Adjustment in University Students.
Journal of American College Health,
Kaswardi, E.M. 1993. Pendidikan Nilai Vol.60, No.5.
Memasuki Tahun 2000. Jakarta: http://dx.doi.org/10.1080/07448481.
Gramedia. 2012.673520
Upright, R. 2002. To tell a tale: The use of
Lickona, T. 1991. Educating for Character. moral dilemmas to increase empathy
How Our Schools Can Teach Respect in the elementary school child. Early
and Responsibility. Massachusetts: Childhood Education Journal, 30, 15-
Allyn and Bacon, Inc. 20.

Li, S. 2018. A Case Study of International Wannamaker, C. 2013. The Meaning and
Students’ Social Adjustment, Significance of Social Adjustment.
Friendship Development, and The Journal of Health and Physical
Physical Activity. Journal of Education, 10(1), p 12-54,
International Students, 8(1), p 389– http://dx.doi.org/10.1080/23267240.
408.http://dx.doi.org/10.5281/zenodo 1939.10622608
.1134317
Wu, Hsiao-ping. 2015. International Student’s
Przybylska, D; Borzecki, A; Drop, B; Challenge and Adjustment to
Przbylski, P; Drop, K. 2014. Health College. Hindawi Publishing
Education as an Important Tool in the Corporation Education Research
Healtcare System. Pol J Public International,
Health. 2014; 124(3): 144-147. DOI: http://dx.doi.org/10.1155/2015/2027
10.2478/pjph-20140032. 53

Putra, I, E; Campbell-Obaid, M; Suwartono, C.


2020. Belief about Human Nature as
Good versus Evil Influence
Intergroup Attitudes and Values.

17
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1 Juli 2020 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Peran Dosen Keperawatan Sebagai Role Model Pendidikan Kesehatan Berbasis Karakater

Yarmohammadi, Amirsardari, Akbarzadeh,


Sepidarkish, & Hashemian. 2014.
Evaluating the Relationship of
Anxiety, Stress and Depression with
Sleep Quality of Students Residing at
the Dormitories of Tehran University
of Medical Sciences in 2013. World
Journal of Medical Sciences, Vol. 11,
No.4, p. 432-438.
http://dx.doi.org/10.5829/idosi.wjms.
2014.11.4.84272.

18

Anda mungkin juga menyukai