Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGA NEGARAAN

KESEHATAN ANAK DI YOGYAKARTA DI DAERAH SALEMAN DI

JALAN DEWAN KARANG NONGKO

Diajukan untuk memeneuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan

Dosen Pengajar : Martini.,sh.,mh

Disusun Oleh Tingkat

Kelompok 4

Angetyo devi 1A ( 23051003 )

Fajriyah apriliani 1B ( 23051017 )

Muhamad alfiano 1B ( 23051025 )

Maria ludvina sj 1B ( 23051024 )

Riri nur anisah 1A ( 23051041 )

Putri Anggraini 1B (23051036)

Najwa nafisah w 1B ( 23051011 )


INSTITUT KESEHATAN HERMINA

PRODI D3 KEPERAWATAN

OKTOBER 2023

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga makalah yang berjudul “KESEHATAN ANAK DI YOGYAKARTA DI
DAERAH SALEMAN DIJALAN DEWAN KARANG NONGKO ” ini dapat terselesaikan
dengan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya makalah ini, kami harap dapat menambah
pengetahuan kami lebih mendalam mengenai Kesehatan anak.

Kami menyampaikan terima kasih pada beberapa pihak yang sudah membimbing kami
untuk mengerjakan makalah ini hingga selesai, Kami sampaikan rasa syukur dan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu yaitu :

1. Yulianar Khiat, S.E,MARS, SH, MH, Selaku Ketua Yayasan Hermina.


2. Dr. Lisnadiyanti, SKM, M.Kep, Selaku Rektor Institute Kesehatan Hermina.
3. Ns. Musripah, M.Kep, Selaku kaprodi D3 Keperawatan Hermina Manggala Husada.
4. Martini.,Sh.,Mh Selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Kewarga Negaraan.
5. Staff Institut Kesehatan Hermina.
6. Serta teman – teman seperjuangan yang telah mendukung kami dalam penyusunan
dan penyelesaian makalah.

Semoga makalah ini bisa bermanfaa Semoga makalah ini dapat memberikan kelancaran
tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua pihak.

Jakarta, 20 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1

1.2 Tujuan………………………………………………………………………………. 1

BAB 2 TINJAUAN TEORI………………………………………………………………... 2

2.1 Konsep Kesehatan…………………………………………………………………… 2

2.2 Makna kesehatan anak……………………………………………………………….. 2

2.3 integrasi dan integritas kesehatan.…………………………………………………… 2

BAB 3 KASUS ………………………………………………………………………………… 3

BAB 4 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………... 4

BAB 5 PENUTUP………………………………………………………………………………. 5

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………. 5

5.2 Saran……………………………………………………………………………………… 5

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………… 6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman dan teknologi pada saat ini, ada banyak sekali jenis penyakit
yang tidak hanya dapat menyerang orang dewasa tetapi juga mampu menjangkit anak-anak. Bayi
atau anak-anak lebih rentan terkena virus dari luar yang bisa menyebabkan mereka terinfeksi.
Jika dikaitkan dengan teori, apabila anak sudah diberi perisai berupa imunisasi dasar secara
lengkap saat bayi, maka resiko penularan virus juga diharapkan akan berkurang.
Berdasarkan data bps proyeksi penduduk yogyakarta 2017 usia 6-18 thn yaitu 59,4 juta
banyaknya korban yang terkena sakit,di karenakan cuaca sedang memburuk,maka sebagai
amanah dalam pemenuhan atas hak kesehatan yang sama untuk semua anak indonesia,kegiatan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di laksanakan di wilayah Yogyakarta untuk
meningkatkan akses penjaringan kesehatan dan pemeriksaan,dapat dilakukan dengan mendorong
mereka datang ke puskesmas atau ikut serta dalan kegiatan posyandu agar terhindar dari
penyakit.
Menurut Kementerian Kesehatan di yogyakarta, permasalahan kesehatan yang
dialami saat ini adalah banyaknya anak sekolah yang gemar jajan dilingkungan sekolah, maka
dari itu anak butuh diperhatikan dalam melakukan tentangan makanan atau jajanan yang di
konsumsi agar makan dan jajanan menyumbangkan energi dan zat bergizi untuk faktor yang
penting bagi pertumbuhan anak, sehingga pertumbuhan kesehatan anak menjadi berkualitas.
1.2 Tujuan Penulisan

A. Tujuan Umum

Menghasilkan dokter yang berkompeten, berpengetahuan luas, mampu menangani masalah di


bidang Ilmu Kesehatan Anak, mampu berperan sebagai pendidik dan peneliti baik dalam tingkat
nasional maupun internasional sesuai dengan standar 9 KKNI

B.Tujuan Khusus

1.Mampu dan terampil melakukan diagnosis dan tatalaksana berbagai penyakit di bidang Ilmu
Kesehatan Anak; bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan
teknologi, ataupun masalah yang dihadapi masyarakat.

2.Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem
pelayanan sesuai dengan sistem kesehatan nasional dan berpegang teguh pada etik kedokteran
Indonesia

3.Mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik.komunikasi yang dilakukan dalam suatu


hubungan antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan
untuk mencapai kesamaan bersama.

4.Mampu menjadi individu yang unggul dan inovatif, mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi kedokteran dan humaniora berdasarkan moral agama, serta mampu
bersaing di tingkat nasional dan internasional.

5.Mampu melakukan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis penalaran ilmiah dan karya
penelitian yang dapat memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta mampu melakukan pemberdayaan masyarakat secara inovatif agar masyarakat memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri dan berkelanjutan.
BAB 2

TINJUAN TEORI

2.1 konsep kesehatan

Sehat adalah salah satu konsep yang harus dipahami,sehat terhadap di kepribadian sesorang
seutuhnya meliputi sehat fisik,sehat mental dan sehat sosial yang tidak bisa di pisahkan

Secara umum pengertian kesehatan yaitu suatu kondisi atau keadaan secara umum seseorang
dari segi semua aspek, dalam pengertian kesehatan ini dimaksud yaitu tingkat keefesien dari
fungsional dengan atau tanpa metabolisme dari suatu organisme dan juga termasuk manusia.

Gizi dan kesehatan adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan Undang - undang No
23 tahun 1992 kesehatan mencakup 4 aspek yakni fisik( badan ),mental ( jiwa ) , sosial dan
ekonomi.

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang
saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan
bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat
dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat,
2009).

Konsep “Sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat
luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari
penyakit atau cacat.
2.2 Makna kesehatan pada anak

Makna adanya kesehatan sangat penting diperkenalkan kepada anak sejak usia dini,
Pendidikan kesehatan yang diberikan sejak dini akan membiasakan anak untuk hidup sehat sejak
dini.

Sehingga pada akhirnya akan tumbuh menjadi sehat, cerdas, dan ceria. Pendidikan kesehatan
yang diberikan kepada anak dimulai dari lingkungan keluarga sebab keluarga merupakan tempat
pertama anak belajar dan menimba ilmu, Keluarga dikatakan sebagai tempat yang pertama
belajar anak karena lingkungan keluarga yang pertama perkembangan pada anak dasarnya dari
lingkungan keluarga.

Untuk menjaga kesehatan dapat dimulai dari membiasakan hidup bersih dan pola hidup sehat
mulai dari mengkonsumsi makanan yang mungkin dapat menyebarkan bibit-bibit penyakit.

Makna kesehatan pada anak adalah keadaan optimal dari segi fisik, mental, dan sosial yang
memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Kesehatan anak meliputi
berbagai aspek, yaitu:

1. Fisik; Fisik yang sehat pada anak mencakup aspek-aspek seperti pertumbuhan yang normal,
kekuatan dan kebugaran tubuh yang memadai, serta tidak adanya penyakit fisik yang serius.

2. Mental dan Emosional; Kesehatan mental dan emosional anak melibatkan keberadaan kondisi
yang memungkinkan anak untuk memiliki kesejahteraan psikologis seperti mampu mengelola
emosi dengan baik, memiliki rasa percaya diri yang sehat, dan memiliki keseimbangan mental
yang stabil.

3. Sosial; Kesehatan sosial pada anak mencakup kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
orang lain, memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman, keluarga, dan masyarakat, serta
mampu membangun keterampilan komunikasi.
2.3 integrasi dan integritas kesehatan

Secara umum integrasi pelayanan kesehatan adalah kolaborasi atau menggabungkan beberapa
komponen pelayanan atau bahkan organisasi-organisasi itu sendiri untuk menjalankan proses
bersama guna mencapai tujuan bersama.

Membentuk Tim Koordinasi di dinas kesehata provinsi untuk memfasilitasi pelaksanaan


integrasi layanan kesehatan primer pada saat uji coba maupun tahap replikasi secara nasional.

Tujuan bersama yang dimaksud di antaranya dapat berupa peningkatan outcome kesehatan
pasien atau peningkatan status kesehatan komunitas (ACMA, 2016).

Integrasi kesehatan dapat mencakup beberapa dimensi, antara lain:

1. Integrasi pelayanan kesehatan; Menggabungkan berbagai jenis layanan kesehatan, seperti


pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta melibatkan berbagai tingkat
fasilitas dan profesi kesehatan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesinambungan pelayanan
dan keterhubungan antara berbagai jenis layanan.

2. Integrasi kebijakan kesehatan; Mengintegrasikan berbagai kebijakan kesehatan ke dalam satu


kerangka kerja yang kompreh.

Integritas kesehatan anak mengacu pada penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak
kesehatan anak serta kebijakan dan tindakan yang memastikan kesejahteraan fisik, emosional,
dan sosial anak,Berikut adalah beberapa contoh dari aspek integrita kesehat anak :

1. Hak atas perawatan kesehatan: Anak-anak memiliki hak untuk mendapatkan akses yang setara
dan layanan perawatan kesehatan yang berkualitas, termasuk pemeriksaan rutin, vaksinasi,
pengobatan jika sakit, dan perawatan lanjutan jika diperlukan.

2. Perlindungan terhadap kekerasan dan penelantaran: Integritas kesehatan anak melibatkan


melindungi anak-anak dari kekerasan fisik, emosional, dan seksual. Anak-anak juga harus
dilindungi dari penelantaran dan diberikan perawatan yang memadai serta lingkungan yang aman
untuk tumbuh dan berkembang.

BAB 3

KASUS ( NARASI )

A.Pendahuluan :

Diare merupakan perubahan konsistensi tinja yang terjadi secara tiba-tiba akibat jumlah air di
dalam tinja meningkat melebihi normal dan frekuensi defekasi meningkat lebih dari 3 kali dalam
24 jam. Diare merupakan penyebab kedua kematian pada anak dibawah usia lima tahun di dunia.
Diare persisten atau kronis merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi
tingkat kematian anak di dunia.

B. Ilusi kasus :

Pada tahun 2011-2019 Didaerah Yogyakarta di Didaerah seleman dijalan dewan karang
nongko nomor 6,banyaknya anak terkena penyakit,berdasarkan data bps proyeksi penduduk
yogyakarta 2017 usia 6-18 tahun sekitar 59,4 jt banyak korban yang terkena diare,dikarenakan
faktor cuaca yang sangat tidak stabil

C. Pemeriksaan Fisik:

Mata sedikit cekung, konjungtiva anemis, bibir kering dan pucat, serta turgor
kulit kembali lambat.

D. Penatalaksanaan :

Pemberian oralit, tablet zinc selama 10 hari berturut-turut, meneruskan makan, antibiotik
secara selektif dan nasihat pada ibu/keluarga.
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Pengaturan hukum tanggung jawab negara terhadap hak anak dibidang kesehatan

Dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak mengatakan


bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan
upaya kesehatan yang pengakuan dan perlindungan hak-hak anak bertujuan agar mereka dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar sebagai anak, serta menghindari sejauh mungkin anak-
anak dari berbagai ancaman dan gangguan, yang mungkin datang dari luar lingkungannya,
maupun dari anak itu sendiri.

Pada tingkat internasional, hak anak dalam bidang kesehatan dijamin oleh beberapa instrumen
hukum, salah satunya adalah Konvensi Hak Anak yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) pada tahun 1989. Konvensi ini mengatur hak-hak anak, termasuk hak atas
kesehatan. Dalam konteks hukum Indonesia, tanggung jawab negara terhadap hak anak dibidang
kesehatan diatur dalam beberapa perundang-undangan berikut:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; Undang-undang ini


menegaskan bahwa negara mempunyai kewajiban untuk melindungi anak dari segala bentuk
kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi termasuk hak atas kesehatan.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-undang ini mengatur


mengenai penyelenggaraan sistem kesehatan di Indonesia, termasuk layanan kesehatan.

4.2 . Pelindungan anak dibidang kesehatan

Anak memiliki hak asasi yang sama pentingnya dengan orang dewasa. Semakin muda usia
anak, semakin penting hak tersebut untuk segera dipenuhi, Hak setiap anak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan juga didukung dalam UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Disebutkan
bahwa, upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak dalam kandungan, bayi, Balita,
hingga remaja; termasuk upaya pemeliharaan kesehatan anak cacat dan anak yang memerlukan
perlindungan.

4.3 . Faktor pendukung dan penghambatan kesehatan anak di daerah Yogyakarta

- Faktor pendukung kesehatan anak di daerah Yogyakarta antara lain :

1. Akses terhadap pelayanan kesehatan; Yogyakarta memiliki banyak fasilitas kesehatan, baik
rumah sakit maupun puskesmas, yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada
anak-anak.

2. Program kesehatan anak yang baik; Pemerintah daerah dan pusat telah meluncurkan berbagai
program kesehatan anak, seperti imunisasi dan gizi buruk, untuk menyediakan layanan kesehatan
yang tepat kepada anak-anak di daerah ini.

3. Ketersediaan air bersih dan sanitasi yang memadai; Yogyakarta memiliki infrastruktur air
bersih dan sanitasi yang baik, yang berperan penting dalam mencegah penyakit infeksi pada
anak-anak.

4. Pendidikan kesehatan yang cukup; Pendidikan kesehatan yang disampaikan kepada anak-anak
dan orang tua mereka di sekolah dan puskesmas dapat membantu meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan.

- Faktor penghambatan kesehatan anak di daerah Yogyakarta, antara lain:

1. Ketidaktersediaan fasilitas kesehatan yang memadai; Beberapa daerah di Yogyakarta mungkin


masih kurang akses terhadap fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau puskesmas. Hal ini
dapat membuat sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik bagi anak-anak.

2. Kurangnya kesadaran tentang kesehatan; Beberapa keluarga mungkin kurang memiliki


pengetahuan atau kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan anak-anak. Hal ini dapat
menghambat praktik kesehatan yang baik, seperti imunisasi atau pemberian makanan bergizi.
3. Faktor ekonomi; Beberapa keluarga mungkin menghadapi keterbatasan ekonomi yang
membuat sulit untuk memenuhi kebutuhan kesehatan anak. Hal ini dapat berdampak pada pola
makan yang tidak teratur dan tidak bergizi untuk masa pertumbuan anak.

BAB 5

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan atas rumusan masalah dan sesuai dengan penelitian-penelitian yang tercantum
dalam seluruh kajian makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan:

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama
dalam melakukan aktifitasnya, kesehatan merupakan suatu harapan dan keinginan semua
manusia, namun tidak ada manusia yang tidak mengalami sakit. Sakit dan sehat selalu datang
silih berganti dalam kehidupan manusia.

Sehat merupakan keinginan dan harapan semua manusia, namun tidak ada manusia yang tidak
mengalami sakit, setiap manusia pasti pernah merasakan sakit sekurang-kurangnya satu kali
dalam seumur hidup. Sakit dan sehat merupakan suatu gejala yang dialami manusia tergantung
manuasianya bagaimana menjaga tubuhnya agar tetap sehat.

Kesehatan merupakan suatu upaya pemeriksaan awal untuk menemukan secara dini adany
potensi kecerdasan dan hambatan belajar dalam proses belajar mengajar pada manusia demi kian
adanya pemeriksaan kesehatan pada anak merupakan upaya peningkatan sehingga dapat
mengoptimalkan kualitas tubuh yang ada di dalam dirinya.
5.2. SARAN

Setelah mengambil kesimpulan dalam makalah ini, maka penulis

menawarkan beberapa saran yang mungkin berguna dalam kehidupan sehari-

hari. sehingga apa yang terkandung dalam makalah ini benar-benar dapat

memberikan sumbangan dalam menciptakan ketenangan baik lahir maupun

batin. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut;

1. Pengaturan hukum yang dijadikan sebagai tanggung jawab negara seperti Konvensi Hak Anak
dan UU No.35/2014 harus lebih tegas lagi dalam hal pelaksanaan serta pemberian sanksinya
apabila suatu negara tidak memberlakukannya, sehingga kelabilan akan penegakan pengaturan
hukum terhadap hak anak dibidang kesehatan yang saat ini terjadi bisa secara bertahap
mengalami penstabilan dalam penegakan aturannya.

2. Perlindungan hak-hak anak dibidang kesehatan perlu diperhatikan lagi melalui pengadaan
sarana dan prasara fasilitas kesehatan yang selayaknya untuk bisa digunakan sebagaimana
mestinya tanpa terkecuali terutama untuk masyarakat terlebih khusus anak yang dikatakan
kurang mampu pada bagian perekonomiannya
DAFTAR PUSAKA

1. Pudjiadi AH, Hegar B, Hardyastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, Penyunting.
Pedoman pelayanan medis Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI).

2.Sudarmo SM, Ranuh RG, Djupri LS, Suparto P. Peranan prebiotik dan probiotik dalam upaya
pencegahan diare pada anak.

3.Soegijanto S. Pediatri Pencegahan Mutakhir I, Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak.


Surabaya: FK Unair: 2000. Hlm.45-55.

4.Sudarmo SM.Peranan Probiotik dan Prebiotik Dalam Upaya Pencegahan dan Pengobatan Diare
Pada Anak. Dalam: Kongres Nasional II BKGAI. Bandung: BKGAI, 2003. Hlm.115-131.

Anda mungkin juga menyukai