Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 18: PARADIGMA SEHAT

PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN

Tutor : drg. Surartono Dwiatmoko, MM

Oleh Kelompok Tutorial XI :

Ketua : Aisya Nurrachma (NIM : 161610101106)


Sekertaris : Marisa Icha Aisya (NIM : 161610101110)
Anggota : Astrid Ganadya (NIM : 161610101101)
Pintan Qorina (NIM : 161610101102)
Rizky Kurniawan (NIM : 161610101103)
Paramadiva Zefina P. (NIM : 161610101104)
Ajeng N. A. (NIM : 161610101105)
Dhilan Purna Aji (NIM : 161610101107)
Syeifira Salsabila (NIM : 161610101108)
M. Bintang Menara (NIM : 161610101109)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2019

SKENARIO 2 PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN


Seorang dokter gigi bekerja di puskesmas melihat kondisi kebersihan rongga mulut di
masyarakat rendah, terutama pada anak-anak. Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan
bahwa banyak anak-anak yang melakukan kebiasaan sikat gigi hanya pada saat mandi. Dokter
gigi mempunyai tanggung jawab untuk merubah perilaku gosok gigi tersebut kearah perilaku
sehat. Teori-teori perubahan perilaku dan bentuk perubahan perilaku dipelajarinya kembali
untuk memahami situasi yang dihadapinya dan menentukan langkah-langkah agar strategi
yang diterapkannya berhasil. Strategi yang dipilihnya untuk mendapatkan perubahan perilaku
sikat gigi tersebut adalah memberikan penyuluhan dan gosok gigi bersama di sekolah sekolah.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah memberikan informasi untuk memotivasi warga sekolah
agar memilki perilaku yang mendukung status kesehatan gigi mulutnya. Selain itu, drg juga
memberikan hadiah sikat gigi pada siswa sebagai motivasi untuk berperilaku sehat.

STEP 1
CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS
1. Perubahan perilaku: perubahan yg terjadi pada behaviour seseorang dikarenakan beberapa
faktor seperti pengetahuan, keadaan lingkungan, sikap.

2. Motivasi: dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu/ mencapai suatu tujuan.

STEP 2
PROBLEM DEFINITION
1. Bagaimana terjadinya perubahan perilaku pada seseorang?

2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan perilaku?

3. Bagaimana cara dokter dapat merubah perilaku anak dalam skenario menjadi perilaku sehat
dan apa saja langkah-langkah agar strategi yang diterapkannya berhasil?

4. Siapa saja yg berperan untuk mewujudkan program tersebut agar berhasil?

STEP 3
BRAINSTORMING

1. Karena adanya pertimbangan yg mendasari misal karena terpaksa dan dipaksa. Karena
meniru publik figur tertentu. Karena menghayati karena pengalaman pribadi. Menurut
driving force perilaku adalah keseimbangan antara kekuatan pendorong yang berasal
dari luar dan restraining force atau kekuatan penahan dari individu masing2. Perubahan
perilaku terjadi karena tidak ada keseimbangan antara keduanya. Driving force
meningkat penahan tetap atau df tetap dan penahan menurun, pendorong meningkat
penahan menurun. Karena ada motivasi untuk perubahan perilaku agar tujuan tercapai.
karena pengetahuan, sikap, motivasi sehingga terjadi perubahan perilaku. Proses
perubahan perilaku sebagai proses belajar awalnya ada rangsangan yg dapat diterima /
ditolak. Apabila diterima maka rangsangan bekerja secara efektif, proses selanjutnya
rangsangan diolah diubah menjadi tindakan untuk bersikap. Proses terakhir motivasi
yaitu menyebabkan tindakan yg dapat merubah perilaku. Perubahan perilaku
bergantung pada kebutuhan masing-masing individu.

2. Perilaku baik menjadi tidak baik atau sebaliknya

Bentuk perubahan perilaku:

Alamiah contoh usia

Terencana: karena ingin mendapatkan sesuatu yg berguna

Kesediaan fasilitas untuk berubah contoh teknologi, ojek online

3. Menentukan sasaran program tersebut dgn observasi sesuai usia, keadaan sekolah

Menentukan metode dan media agar program berhasil contoh metode kelompok jenis
permainan atau kombinasi poster dan simulasi, drama, video edukasi, kesediaan
fasilitas di lokasi

Kegiatan dokter gigi kecil agar siswa dapat menyampaikan informasi pada temannya
sesuai bahasa anak-anak. Memunculkan motivasi pada anak-anak seperti memberi sikat
gigi. Memberi pengetahuan pada guru agar anak-anak berubah perilakunya menjadi
lebih sehat karena anak-anak cenderung meniru perilaku orang yang dipercayainya.

Evaluasi program apakah berhasil atau tidak, kunjungan berkala.

4. Siswa, pihak sekolah dan karyawan, dokter gigi, orangtua, guru


STEP 4
MAPPING

Perubahan Perilaku
Kesehatan

Teori Menurut Faktor – faktor penentu Indikator Perilaku


Para Ahli perilaku kesehatan Kesehatan
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu mengkaji teori-teori perubahan perilaku kesehatan

2. Mahasiswa mampu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

3. Mahasiswa mampu mengkaji proses terjadinya perubahan perilaku kesehatan


4. Mahasiswa mampu mengkaji strategi yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku
kesehatan dan evaluasinya

STEP 6
REPORTING PROBLEM

1. Mahasiswa mampu mengkaji teori-teori perubahan perilaku


kesehatan

Perubahan Perilaku
• perubahan alamiah (natural change)  kejadian alamiah karena adanya peningkatan
usia

• Perubahan terencana (planned change)  direncanakan sendiri oleh subjek misalnya


ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai

• Kesediaan untuk berubah ( Readdines to change)  disebabkan oleh adanya motivasi


dan inovasi dalam masyarakat misalnya adanya teknologi dan fasilitas untuk berubah.

1. Teori Health Belief Model

Tergantung pada kepercayaan orang tersebut terhadap persepsi :

1. Keganasan penyakit

2. Kerentanan terhadap penyakit itu

3. Keuntungan bila melakukan perilaku baru

4. Hambatan bila melakukan perilaku baru

Dia akan mudah mengikuti saran apabila

1. Pernah merasakan penyakit tersebut

2. Rentan terhadap penyakit tersebut

2. Transtheoritical Model (TTM)

Menurut TTM, individu bergerak maju melalui 5 tahap tersebut diatas dalam
perjalanan mereka menuju sebuah perubahan yaitu:

1. Pre-contemplation – belum siap untuk melakukan perilaku sehat

Pada tahap ini, orang belum ingin untuk memulai perilaku sehat dalam waktu dekat
(kira-kira dalam 6 bulan). Mereka mungkin belum menyadari kebutuhan untuk
berubah.

2. Contemplation  Tahapan perenungan ( mencapai kesiapan)

Pada tahap ini, seseorang/individu sedang berpikir tentang memulai berperilaku sehat
kira-kira dalam 6 bulan kedepan. Tetapi, mereka barangkali masih berada bagian sisi
bawah dari perubahan itu.

3. Preparation  siap untuk melakukan perilaku sehat


Pada tahap ini, seseorang/individu telah siap untuk memulai berperilaku sehat dalam
kira-kira 30 hari kedepan. Mereka mengambil langkah-langkah yang diyakini dapat
menolong mereka untuk membuat mereka berperilaku sehat sebagai bagian dari
kehidupan mereka. Contohnya, mereka mengatakan kepada teman-teman dan
keluarganya bahwa mereka mau berubah.

4. Action  mengerjakan perilaku sehat

Pada tahap ini, orang mulai melakukan perilaku sehat, tapi mereka telah melakukannya
kurang dari 6 bulan. Ini jelas nampak pada si pelajar dan mereka yang disekitarnya
bahwa mereka sedang bergerak maju. Pelajar-pelajar itu sedang menegakkan komitmen
untuk berubah.

5. Maintenance  memelihara perilaku sehat

Pada tahap ini, seseorang telah (selalu) memelihara perilaku sehat untuk lebih dari 6
bulan. Hal ini penting untuk si pelajar , pada tahapan ini, untuk sadar terhadap situasi-
situasi yang mungkin menggoda mereka untuk tergelincir kembali kedalam perilaku
tidak sehat (Notoatmojo, 2014).

2. Mahasiswa mampu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

Perilaku sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

a. Faktor dari dalam (internal)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut
dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Faktor internal ini
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosio psikologis. Faktor biologis
bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan
minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya. Untuk faktor
sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia,
kemampuan kognitif yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia serta kemampuan komatif yang merupakan aspek volisional yang
berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi
perilaku manusia. Ketika faktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang baik
pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan menimbujan perilaku yang buruk
pula. Faktor internal yang bermacam-macam yang berada dalam diri seseorang akan
menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam-macam.

b. Faktor dari luar (eksternal)

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau individu. Faktor yang
timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan mempengaruhi perilaku sosial seorang
individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu
tersebut hidup dan ditambah dengan adanya reinforcement (hukuman dan hadiah) yang ada
dalam komunitas tersebut. Pengaruh linkungan terhadap perilaku individu dapat berupa kondisi
masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta faktor ekonomi individu. Kondisi masyarakat
yang baik dan stabil akan berdampak baik pada perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi
masyarakat yang tidak kondusif akan menimbulkan perilaku yang buruk sebagai bentuk
perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim dan cuaca juga mempengaruhi
perilaku seseorang. Disini perilaku timbul sebagai wujud penyesuaian diri terhadap cuaca yang
sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini merupakan
faktor dalam perilaku seseorang. Keadaan ekonomi yang kurang dan sulit akan menjadikan
seseorang berbuat nekat dan semaunya tanpa mempedulikan oranglain. Seseorang akan
melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhanya dengan melakukan pelanggaran terhadap
norma dan aturan yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan melakukan kegiatan
yang melanggar aturan. Semua dilakukan demi memenuhi kebutuhan yang terus mendesak.
Faktor eksternal yang selanjutnya yaitu adanya hadiah dan hukuman. Hukuman ataupun hadiah
akan menjadi pendorong yang sangat kuat dalam perilaku manusia. Seseorang akan selalu
berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya hukuman juga akan
menjadi kendali serta kontrol terhadap perilaku sosial manusia. Dengan adanya hukuman dan
hadiah maka seseorang akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. Faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi bentuk perilaku manusia dalam kehidupanya. Begitu banyak dan
begitu kompleks faktor yang mempengaruhi perilaku sosial manusia. Baik faktor lingkungan
atau dengan adanya reinforcement (hadiah dan hukuman), mempunyai pengaruh yang cukup
signifikan terhadap perilaku sosial. Perilaku yang timbul juga bermacam-macam sesuai dengan
faktor mana yang menyebabkan dan mempengaruhi. Perilaku baik dan perilaku buruk dapat
timbul karena faktor-faktor tersebut. Untuk perilaku baik tentu tidak menimbulkan masalah.
Namun, untuk perilaku buruk tentu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar
(Lindawati, 2015).

3. Mahasiswa mampu mengkaji proses terjadinya perubahan perilaku kesehatan

Ada 6 langkah proses perubahan perilaku kesehatan yaitu :

a. Penilaian Sosial
Penilaian sosial menentukan persepsi orang akan kebutuhan dan kualitas hidup mereka.
Pada tahap ini ahli perencana memperluas pemahaman mereka pada masyarakat
dimana mereka bekerja dengan beragam data, tindakan terpadu. Penilaian sosial
penting untuk berbagai alasan yaitu pengaruh antara kesehatan dan kualitas hidup yang
saling berpengaruh timbal balik dengan pengaruh masing-masing.

b. Penilaian Epidemiologi
Penilaian epidemiologi membantu menetapkan permasalahan kesehatan yang
terpenting dalam suatu masyarakat. Penilaian ini dihubungkan dengan kualitas hidup
dari masyarakat, juga sumber daya yang terbatas sebagai permasalahan kesehatan yang
meluas di masyarakat.

c. Penilaian Perilaku dan Lingkungan


Penilaian perilaku dan lingkungan merupakan faktor-faktor yang memberi konstribusi
kepada masalah kesehatan. Dimana faktor perilaku merupakan gaya hidup perorangan
yang beresiko memberikan dukungan kepada kejadian dan kesulitan masalah
kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan merupakan semua faktor-faktor sosial dan
fisiologis luar kepada seseorang, sering tidak mencapai titik kontrol perorangan, yang
dapat dimodifikasi untuk mendukung perilaku atau memengaruhi hasil kesehatan.

d. Mengidentifikasi faktor yang mendahului dan yang dikuatkan yang harus ditempatkan
untuk memulai dan menopang proses perubahan. Faktor ini diklasifikasikan sebagai
pengaruh, penguat dan pemungkin dan secara bersama-sama memengaruhi
kemungkinan perubahan perilaku dan lingkungan.

e. Penilaian Administrasi dan Kebijakan

Merancang intervensi yang strategis dan rencana akhir untuk implementasi. yaitu,
administrasi dan kebijakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan kebijakan,
sumber-sumber dan keadaan umum yang berlaku dalam konteks program diorganisasi
yang dapat menfasilitasi atau menghalangi program implementasi

f. Implementasi dan Evaluasi

Dalam langkah ini program kesehatan siap untuk dilaksanakan untuk mengevaluasi
proses, dampak dan hasil dari program, final dari tiga langkah dalam model
perencanaan precede-proceed, secara halus, proses evaluasi menentukan tingkat
tertentu dari program yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Penilaian yang
berpengaruh kuat berubah pada predisposing, reinforcing dan enabling faktor sebaik
dalam perilaku dan faktor lingkungan (Notoatmojo, 2010).

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni :

1. Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek)

2. Tertarik (Interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus

3. Evaluasi (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Mencoba (Trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus (Zumroh, 2010).

4. Mahasiswa mampu mengkaji strategi yang dapat dilakukan untuk merubah perilaku
kesehatan dan evaluasinya

a) Inforcement (Paksaan):

- Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau
perundangan.
- Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng).

b) Persuasi

Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui pesan seperti
jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti diskusi
tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik.

c) Fasilitasi

Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan
sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan
strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi.

Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan
aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.

d) Education :

Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi
atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan
waktu lama (Prabandari, 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Lindawati, I A Sri Rahayu Endang. 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku
Sosial Remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbur Jember. Undergraduate thesis. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.

Prabandari, Yayi Suryo. 2009. Strategi perubahan Perilaku. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada

Zumroh, Hasana. 2010. Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan.
Surabaya: Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai