Anda di halaman 1dari 6

RESUME

MODIFIKASI PERILAKU

“Asesmen Perilaku Dalam Prinsip Modifikasi Perilaku “

Disusun Oleh :
Hamidah Azzahra
A1I021017
PAUD VI.A

Dosen Pengampu :
Mona Ardina,S.Psi,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
A. Asesmen Perilaku
Menurut Purwanto perilaku adalah segala tindakan atau perbuatan manusia yang
kelihatan atau tidak kelihatan yang didasari maupun tidak didasari termasuk didalamnya
cara berbicara, cara melakukan sesuatu dan bereaksi terhadap segala sesuatu yang
datangnya dari luar maupun dari dalam dirinya. Asesmen Perilaku Assessment perilaku
merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam memodifikasi sebuah perilaku yaitu
dengan mengumpulkan berbagai data yang relevan berhubungan dengan perilaku
bermasalah yang akan dimodifikasi atau diubah(Asri & Suharni, 2021).
Asesmen perilaku merupakan alat dalam modikası perilaku yang digunakan untuk
mengukur perilaku individu apakah perilaku yang demunculkan itu meningkat atau
berkurang Asesmen digunakan secara hati-hati dan menjadi bagian dan perilaku Asermen
merupakan tolok ukur untuk memberi pertimbangan pada perubahan pelaku Asesmen
juga merupakan pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan
berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kemampuan individu Pada dasarnya, tujuan
modifikasi perilaku ini adalah untuk mendukung perilaku anak yang adaptif atau perilaku
yang dapat diterima oleh lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Selain itu, modifikasi perilaku juga bertujuan untuk mengurangi atau
meniadakan munculnya perilaku yang tidak adaptif atau perilaku yang tidak dapat
diterima oleh lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang cenderung
merugikan perkembangan anak itu sendiri.
B. Metode Asesmen Perilaku Metode asesmen perilaku adalah teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang perilaku individu. Metode modifikasi perilaku ini yang
berfungsi untuk meningkatkan efektivitas kehidupan seseorang. Pada umumnya metode
ini lebih banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat dari apda metode psikoterapi,
karena memang dapat dilakukan sendiri oleh seseorang yang berkepentinagn dengan
modifikasi perilaku tersebut tanpa harus bergantung pada psikoterapis.
Sebagai suatu metode yang memang banyak digunakan oleh masyarakat yang
mengerti akan modifikasi perilaku, tentunya hal ini memiliki sasaran tertentu. Adapun
sasaran utama dari modifikasi perilaku ini adalah untuk mengubah perilaku secara
lahiriah secara keseluruhan dalam setiap aspek kehidupan setiap indvidu. Maksudnya
adalah untuk menghilangkan gejala – gejala kelainan, bukan hanya untuk mencapai
insight mengenai penyebab perilaku tersebut. Namun telah disadari oleh para
pengembang metode modifikasi perilaku ini bahwasanya mengabaikan dasar atau
penyebab perilaku adalah tindakan yang memang tidak masuk akal. Berikut adalah
penjelasan tentang beberapa metode asesmen perilaku:
1) Observasi Langsung Melakukan observasi terhadap perilaku anak secara langsung
dapat memberikan informasi tentang perilaku yang perlu dimodifikasi. Perhatikan
apakah ada pola perilaku yang tidak diinginkan, seperti agresi, hiperaktif, atau
kesulitan dalam berinteraksi sosial. Metode ini melibatkan pengamatan dan
pencatatan perilaku individu secara real-time. Observasi langsung bisa dilakukan
di berbagai setting, seperti di rumah, sekolah, atau tempat kerja. Pengamat
mencatat frekuensi, durasi, intensitas, dan konteks perilaku. Misalnya, guru
mungkin mengamati perilaku seorang siswa di kelas untuk memahami kapan dan
dalam konteks apa perilaku bermasalah tersebut terjadi. Observasi langsung dapat
memberikan gambaran yang akurat tentang perilaku dalam konteks alami, tetapi
mungkin memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan.
2) Wawancara Wawancara dengan orang tua atau pengasuh,Berbicara dengan orang
tua atau pengasuh anak dapat memberikan wawasan tentang perilaku anak di
rumah atau di lingkungan sehari-hari. Orang tua atau pengasuh mungkin memiliki
pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku anak dan dapat memberikan
informasi tambahan tentang kebutuhan modifikasi perilaku. Wawancara dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi dari individu yang perilakunya sedang
diasesmen atau dari orang lain yang mengetahui perilaku tersebut. Wawancara
dapat mencakup pertanyaan terstruktur atau semi-terstruktur tentang perilaku,
situasi di mana perilaku tersebut terjadi, dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
Misalnya, psikolog mungkin mewawancarai orang tua tentang perilaku anak
mereka di rumah. Wawancara dapat memberikan wawasan mendalam tentang
pengalaman individu, tetapi mungkin dipengaruhi oleh bias subjektif.
3) Penggunaan Alat Ukur atau Skala Menggunakan alat ukur yang valid dan
reliabel, seperti skala perilaku atau kuesioner, dapat membantu dalam
mengidentifikasi perilaku yang perlu dimodifikasi. Alat ukur ini dapat digunakan
oleh orang tua, guru, atau profesional kesehatan untuk mengumpulkan informasi
tentang perilaku anak secara sistematis. Alat ukur atau skala dapat digunakan
untuk mengukur aspek tertentu dari perilaku. Ini bisa berupa kuesioner, checklist,
atau skala rating yang dirancang untuk mengukur intensitas, frekuensi, atau
dampak perilaku. Misalnya, skala perilaku anak (Child Behavior Checklist)
adalah alat yang sering digunakan untuk menilai berbagai aspek dari fungsi
emosional dan perilaku anak. Alat ukur atau skala dapat memberikan data yang
kuantitatif dan mudah dibandingkan, tetapi mungkin tidak menangkap nuansa
atau kompleksitas perilaku. Setelah mengetahui bahwa modifikasi diperlukan,
berikut adalah beberapa metode modifikasi yang dapat digunakan:
a) Penguatan positif,Memberikan penguatan positif, seperti pujian,
penghargaan, atau hadiah, ketika anak menunjukkan perilaku yang
diinginkan. Ini dapat meningkatkan motivasi anak untuk terus
melakukan perilaku positif tersebut
b) Penggunaan aturan dan batasan yang jelas, Menyediakan aturan dan
batasan yang jelas dan konsisten dapat membantu anak memahami
harapan dan konsekuensi dari perilaku mereka. Hal ini dapat
membantu mengarahkan perilaku anak ke arah yang lebih positif.
c) Modifikasi lingkungan,Mengubah lingkungan fisik atau sosial anak
dapat membantu mengurangi faktor-faktor pemicu perilaku tidak
diinginkan. Misalnya, mengatur ruang bermain anak agar lebih
terstruktur atau mengurangi paparan terhadap stimulus yang memicu
perilaku agresif.
d) Pembelajaran social.Mengajarkan anak keterampilan sosial dan
emosional yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain
dengan cara yang positif. Ini dapat melibatkan pengajaran tentang
kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, dan pengelolaan emosi.
e) Kolaborasi dengan profesional:,Jika diperlukan, bekerjasama dengan
profesional seperti psikolog anak atau konselor dapat memberikan
bantuan dalam merancang dan melaksanakan modifikasi perilaku yang
tepat untuk anak.
C. Prinsip Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku adalah suatu pendekatan yang berfokus pada perubahan perilaku
yang dapat diamati dan diukur. Ini didasarkan pada teori belajar, yang menyatakan bahwa
perilaku dapat dipelajari dan diubah melalui proses seperti penguatan dan hukuman.
Modifikasi perilaku telah digunakan dengan sukses dalam berbagai bidang, termasuk
pendidikan, kesehatan mental, dan manajemen organisasi. Ada beberapa prinsip kunci
dalam modifikasi perilaku:
1) Penguatan (Reinforcement) Penguatan (Reinforcement) adalah proses di mana
konsekuensi yang menyenangkan atau menguntungkan mengikuti perilaku,
meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut akan terjadi lagi. Penguatan bisa
positif (menambahkan sesuatu yang diinginkan) atau negatif (menghilangkan
sesuatu yang tidak diinginkan).
2) . Hukuman (Punishment) Adalah proses di mana konsekuensi yang tidak
menyenangkan mengikuti perilaku, mengurangi kemungkinan perilaku tersebut
akan terjadi lagi. Hukuman bisa positif (menambahkan sesuatu yang tidak
diinginkan) atau negatif (menghilangkan sesuatu yang diinginkan).
3) Pemodelan (Modeling) Adalah proses di mana individu belajar perilaku dengan
mengamati orang lain. Pemodelan sering digunakan dalam terapi perilaku untuk
mengajarkan keterampilan baru.
4) Shaping Adalah proses di mana perilaku kompleks dipelajari melalui penguatan
bertahap. Misalnya, anak mungkin diberi penguatan untuk mendekati air sebelum
diberi penguatan untuk masuk ke dalam air.
Salah satu jenis asesmen perilaku yang sangat penting dalam modifikasi
perilaku adalah analisis fungsi, yaitu: a) A (Antecedens), merupakan faktor-faktor
yang menjadi penyumbang terjadinya tingkah laku. b) B (Behavior), merupakan
segala hal yang “memelihara” tingkah laku, terkait dengan frekuensi munculnya
perilaku, dan lama munculnya perilaku tersebut. c) C (Consequence), merupakan
kejadian-kejadian yang menyertai tingkah laku. Kejadian-kejadian ini berfungsi
untuk meningkatkan, memperkuat atau mengurangi tingkah laku, misalnya pujian,
perhatian, perasaan tenang, dan lainlain
D. Teori Asesmen Perilaku Dalam asesmen perilaku anak usia dini, terdapat beberapa teori
yang digunakan untuk memahami dan menganalisis perilaku anak. Berikut adalah
beberapa teori yang sering digunakan dalam asesmen perilaku anak usia dini: a) Teori
Perkembangan Piaget, Teori ini dikembangkan oleh Jean Piaget dan fokus pada
perkembangan kognitif anak. Dalam asesmen perilaku anak usia dini, teori ini digunakan
untuk memahami kemampuan kognitif anak, seperti kemampuan berpikir, memecahkan
masalah, dan memahami konsep-konsep abstrak. b) Teori Psikososial Erikson,Teori ini
dikembangkan oleh Erik Erikson dan fokus pada perkembangan sosial dan emosional
anak. Dalam asesmen perilaku anak usia dini, teori ini digunakan untuk memahami
perkembangan emosional anak, hubungan sosial, dan konflik yang mungkin dialami
dalam tahap perkembangan tertentu. c) Teori Prinsip Pembelajaran Behavioristik, Teori
ini mengemukakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh stimulus dan respons yang terjadi di
lingkungan. Dalam asesmen perilaku anak usia dini, teori ini digunakan untuk memahami
perilaku yang diamati dan mencari faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. d)
Teori Attachment Bowlby,Teori ini dikembangkan oleh John Bowlby dan fokus pada
hubungan emosional antara anak dan orang tua atau pengasuh. Dalam asesmen perilaku
anak usia dini, teori ini digunakan untuk memahami hubungan anak dengan orang tua
atau pengasuh, dan bagaimana hubungan tersebut mempengaruhi perilaku anak. e) Teori
Sistem Ekologi Bronfenbrenner, Teori ini dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner dan
fokus pada pengaruh lingkungan sosial dan konteks sosial terhadap perkembangan anak.
Dalam asesmen perilaku anak usia dini, teori ini digunakan untuk memahami pengaruh
lingkungan keluarga, sekolah, dan komunitas terhadap perilaku anak. E. Evaluasi Dan
Monitoring Adalah dua komponen penting dalam proses modifikasi perilaku. Evaluasi
melibatkan penilaian awal untuk memahami perilaku anak dan menentukan area yang
perlu diperbaiki. Sementara itu, monitoring melibatkan pengawasan dan pemantauan
terusmenerus terhadap kemajuan anak selama intervensi.
a) Evaluasi dalam Modifikasi Perilaku, a) Evaluasi awal: Evaluasi awal dilakukan
untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku anak, termasuk penyebab,
frekuensi, durasi, dan konteks perilaku tersebut. Evaluasi ini melibatkan observasi
langsung, wawancara dengan orang tua atau wali anak, serta penggunaan
instrumen penilaian yang relevan. Hasil evaluasi awal membantu dalam
merencanakan intervensi yang sesuai. b) Penentuan tujuan: Berdasarkan hasil
evaluasi awal, tujuan yang spesifik dan terukur ditetapkan. Tujuan ini harus
realistis dan dapat dicapai dalam jangka waktu yang ditetapkan. Misalnya, jika
anak mengalami masalah perilaku agresif, tujuan mungkin termasuk mengurangi
frekuensi atau intensitas perilaku agresif tersebut.
b) Monitoring dalam Modifikasi Perilaku a) Pemantauan kemajuan: Selama
intervensi, pemantauan terus-menerus dilakukan untuk melihat kemajuan anak
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Pemantauan ini dapat melibatkan
observasi langsung, pencatatan perilaku, dan penggunaan instrumen penilaian
yang relevan. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengukur perubahan
dalam perilaku anak dari waktu ke waktu. b) Penyesuaian intervensi: Hasil
asesmen perilaku dan pemantauan kemajuan anak digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas intervensi yang sedang dilakukan. Jika anak tidak mencapai tujuan
yang ditetapkan, intervensi dapat disesuaikan atau ditingkatkan.

RESUME

Repo Dosen ULM https://repo-dosen.ulm.ac.id Modifikasi Perilaku ABK

Walgito Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), (Jogjakarta: CV. Andi Offset, 2005)

Zakiyah dan Bintang Wirawan, Pemahaman Nilai-Nilai Syari’ah Terhadap Perilaku


Berdagang(Studi pada Pedagang di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung), Jurnal
Sociologie, Vol. 1, No. 4, 331.

Anda mungkin juga menyukai