Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah–Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial. Laporan ini disusun untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok tutorial 11 dalam skenario kedua Blok 22 Manajemen
Pelayanan Kesehatan Semester Ganjil 2019-2020.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terimakasih kepada drg. Mohamad Basofi selaku tutor yang
telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok 11 Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember dan memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu
yang telah didapatkan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.
Penyusun
SKENARIO 2
MANAJEMEN PRAKTEK
Seorang dokter gigi praktek sore telah bekerja selama 15 tahun mempunyai
pasien yang banyak. Tiap hari rata-rata jumlah pasien yang berkunjung sekitar 15
orang. Semua kegiatan perawatan gigi pasien ditangani sendiri. Beberapa hari yang
lalu dokter gigi tersebut mengeluhkan adanya kelainan di daerah punggung, leher dan
pergelangan tangan. Dokter gigi tersebut merasakan sakit yang luar biasa, bahkan
dokter gigi tersebut tidak bisa beraktifitas secara normal. Hasil pemeriksaan dokter
menunjukkan bahwa beliau mengalami musculoskeletal disorders karena dokter gigi
bekerja tidak secara ergonomi. Saran dari dokter yang merawatnya agar dalam
bekerja merawat pasien dibantu oleh asisten sehingga dokter gigi bekerja secara four
handed dentistry dan menjaga keselamatan kerja.
STEP 1
CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS
1. Four handed dentistry: merupakan perawatan gigi yang dilakukan dengan konsep
4 tangan dilakukan bersamaan meliputi asisten dan operator dimana asisten fokus
pada peralatan dan operator fokus pada perawatan pasien.
2. Ergonomi: ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan
pekerjaannya
3. Musculoskeletal disorder: gangguan yang mengganggu fungsi sendi, ligamen,
otot, tendon, dan tulang belakang. Biasanya timbul rasa nyeri berkepanjangan dan
terjadi karena menerima beban statik terlalu lama dan terus-menerus.
STEP 2
PROBLEM DEFINITION
1. Bekerja sendirian tidak dibantu asisten sehingga dokter gigi berdiri secara tiba-
tiba, duduk tiba-tiba, dan membungkuk secara tiba-tiba. Selain itu ada faktor usia
dokter gigi, kondisi fisik dokter gigi, dan ketegangan pada otot leher pada saat
melihat rongga mulut pasien, mungkin juga peletakan tumpuan tangan yang
kurang tepat saat memegang alat.
Penyebab MSDS:
1. Pengerahan tenaga terlalu kuat
2. Posisi pada saat perawatan pada pasien tidak sesuai
3. Kondisi medis dan tingkat kebugaran buruk
4. Faktor peralatan dirancang kurang baik dan benar contohnya pencahayaan
kurang.
2. a. Menggunakan dental unit yang sesuai standar
b. Posisi pasien dan posisi dokter gigi harus senyaman mungkin
c. Ada jeda perawatan setiap pasien
d. Meletakkan alat-alat yang mudah dijangkau
e. Posisi tinggi duduk pasien sesuai dengan tinggi operator
Prinsip kerja ergonomi
1. Re-arrangement: menyusun kembali letak alat yang akan digunakan sehingga
operator tidak perlu melakukan pergerakan yang tidak diperlukan
2. Elimination: alat dan bahan yang tidak diperlukan dapat disingkirkan dari dekat
operator
3. Combination: menggabungkan dua alat atau gerakan seperti satu tahap untuk dua
fungsi dan menggunakan alat dengan double ended instrument.
4. Simplify: menyederhanakan alat dan prosedur dengan tata letak yang baik.
3. Konsep ini dibagi menjadi 4:
1. Static zone: arah jam 11 sampai jam 2 pada zona ini tidak ada pergerakan baik
oleh asisten maupun operator, biasanya untuk meja instrumen yang bergerak
2. Assistant zone: arah jam 2 sampai jam 4 merupakan zona asisten dokter gigi
bekerja, biasanya di sebelah kiri pasien
3. Transfer zone: arah jam 4 sampai jam 8 merupakan zona alat dan bahan berpindah
tangan dari asisten ke dokter gigi
4. Operator zone: arah jam 8 sampai jam 11 tempat operator/ dokter gigi bekerja
Posisi pasien mengahdap ke arah jam 6, letak kepala belakang arah
jam 12.
PR: bagaimana jika operator dominan tangan kiri?
5. Musculoskeletal apa yang mungkin terjadi pada dokter gigi apabila tidak bekerja
secara ergonomi?
- Tension neck syndrome: ketegangan otoot leher, disebabkan oleh postur flexion
ke arah belakang dalam waktu yang lama sehingga ada gejala kekakuan otot
leher, kejang otot dan rasa sakit yang menyebar ke bagian leher
- Low back pain: penekanan pada daerah lumbar terutama pada L4 dan L5 apabila
dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke depan maka akan
terjadi penekanan pada diskus pada tulang belakang dan berhubungan dengan
posisi duduk yang salah, kusi yang tidak ergonomis dan peralatan yang tidak
sesuai
Ergonomi merupakan ilmu terapan yang membantu atau mempelajari tentang tata
cara dalam penyeseuaian antara kemampuan dan keterbatasan manusia untuk
meningkatkan keselamatan dan produktivitas tempat kerja (Katrova, 2017).
Menurut arti harfiahnya berasal dari bahasa yunani ergon artinya kerja dan nomos
artinya aturan. Jadi ergonomi merupakan aturan atau norma dalam sistem kerja.
- Ilmu tentang hubungan antara manusia dan mesin yang digunakan dan
lingkungan kerjanya
Manfaat ergonomi
Prinsip Ergonomi
- simplify: menyederhanakaan alat dan prosedur yang baik sesuai tata letak
(Katrova, 2017).
Posisi dokter gigi saat melakukan perawatan pada pasien dapat menyebabkan
kontraksi otot secara terus menerus yang menghasilkan suatu pola ketidakseimbangan
otot yang merupakan ciri khas yang terjadi pada profesi dokter gigi.Tanda-tanda
adanya gangguan muskuloskeletal adalah rasa sakit pada daerah leher, bahu dan
punggung, kesemutan pada lengan dan jari-jari, kekejangan otot, kaku otot, dan rasa
pegal sekitar daerah punggung dan bahu (Lelly dan Anorital, 2012).
LBP adalah gangguan umum yang melibatkan otot, saraf, dan tulang
belakang. Nyeri dapat bervariasi dari nyeri konstan yang tumpul hingga
perasaan tajam yang tiba-tiba. Nyeri punggung bawah dapat diklasifikasikan
berdasarkan durasi sebagai akut (nyeri berlangsung kurang dari 6 minggu),
sub-kronis (6 hingga 12 minggu), atau kronis (lebih dari 12 minggu). Kondisi
ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut oleh penyebab yang mendasari sebagai
rasa sakit mekanik, non-mekanik, atau terusan. Gejala nyeri punggung bawah
biasanya membaik dalam beberapa minggu sejak dimulainya, dengan 40-90%
orang merasa lebih baik dalam enam minggu.
Upper Left Back Pain biasa disebabkan oleh otot tulang belakang atau
punggung. Dalam kasus lain, rasa sakit mungkin tidak berhubungan dengan
punggung seperti ginjal atau pankreas dapat menyebabkan rasa sakit yang
menyebar ke punggung bagian atas. Jenis rasa sakit tergantung pada
penyebabnya. Dapat terasa seperti sakit terus menerus, tumpul atau sakit yang
tajam dan tiba-tiba. Nyeri dapat hilang dengan istirahat dari aktivitas. Upper
Left Back Pain dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika rasa sakit
disebabkan oleh kondisi kronis, akan persisten hingga dilakukan perawatan.
Upper Left Back Pain sering disebabkan oleh muscle strain, hernia diskus
spinal, spinal stenosis (penyempitan kanalis spinal dikarenakan bone spurs),
fraktur, dan postur tubuh yang buruk (Menezes dkk, 2012).
Ketegangan pada otot leher yang disebabkan oleh postur leher yang flexion
kea rah belakang dalam waktu yang lama sehingga timbul gejala kekakuan
pada otot leher, spasme, dan nyeri yang menyebar ke bagian leher (Manusov,
2012).
RSI adalah kategori cedera pada sistem muskuloskeletal dan saraf yang
disebabkan oleh kinerja yang berulang, tenaga yang kuat, getaran, kompresi
mekanis, atau posisi yang berkelanjutan atau posisi tidak nyaman. Nama-
nama umum lainnya termasuk gangguan stres berulang, cumulative trauma
disorder (CTD), dan sindrom overuse (Afsharnezhad dkk, 2016).
CTS adalah kondisi medis karena kompresi saraf median pergelangan tangan
di carpal tunnel. Gejala utama adalah rasa sakit, mati rasa dan kesemutan di
ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan sisi ibu jari dari jari manis. Gejala
biasanya mulai secara bertahap dan pada malam hari. Rasa sakit bisa
merentangkan lengan. Kekuatan genggaman yang lemah dapat terjadi, dan
setelah jangka waktu yang lama otot-otot di pangkal ibu jari dapat mati. CTS
dapat disebabkan tugas-tugas pekerjaan yang melibatkan tindakan manual
yang sangat berulang atau postur pergelangan tangan tertentu (American
Academy of Orthopaedic Surgeons, 2016).
Pencegahan MSD’s
Profesi dokter gigi menghabiskan hari kerja dengan posisi tubuh yang canggung dan
posisi tubuh yang statis sesuai dengan prosedur yang tepat. Posisi yang canggung dan
statis yang dilakukan oleh dokter gigi tersebut apabila secara terus menerus dilakukan
dan dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan MSD's. Oleh sebab itu ada
berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah MSD’s, antara lain (Bhandari
dkk., 2013).
Posisi duduk dan berdiri harus berseling untuk mengurangi posisi yang melelahkan
dan memaksimalkan keragaman postur. Dimana gerakan berseling tersebut akan
membantu untuk mengurangi kelelahan otot. Posisi berdiri menggunakan otot-otot
yang berbeda dengan posisi duduk, oleh karena itu melakukan posisi yang
berseling antara 2 posisi tersebut dapat memberikan kesempatan pada otot untuk
beristirahat, sedangkan kelompok otot lainnya bekerja (Gosavi dkk., 2013).
2. Gunakan Bantuan
Ketika duduk ataupun berdiri hal yang harus kita perhatikan adalah tidak
bersandar ke depan atau membungkuk pada postur yang tidak menggunakan alat
atau bantuan pendukung dalam waktu yang panjang. Posisi duduk seharusnya
lurus atau agak berbaring di kursi yang memiliki sandaran belakang yang baik, dan
menggunakan penunjang kaki yang baik jika diperlukan (Gosavi dkk., 2013).
Penelitian menunjukkan bahwa menjaga bentuk punggung bagian belakang ketika
duduk dapat mengurangi atau mencegah sakit punggung bagian belakang. Sedikit
memiringkan sudut dari kursi sekitar 5 sampai 15 derajat meningkatkan bentuk
dari punggung. Hal ini akan menempatkan pinggul sedikit lebih tinggi dari lutut
dan meningkatkan sudut pinggul lebih dari 90 derajat yang memungkinkan posisi
dekat dengan pasien (Gosavi dkk., 2013).
Kesalahan yang sering terjadi dialami dokter gigi adalah pada saat memposisikan
pasien dengan posisi terlalu tinggi. ini menyebabkan peninggian pada bahu dan
otot lengan yang menyebabkan otot statis berkepanjangan sehingga terjadi
ketegangan di leher dan bahu. Penggunaan kacamata pembesar (loop)
memungkinkan operator mempertahankan jarak kerja yang lebih baik dan posisi
pasien pada ketinggian yang tepat dengan bahu rileks dan lengan bawah kira-kira
sejajar dengan lantai (Rajgopal, 2000).
4. Posisi kerja
Dalam bekerja dokter gigi juga harus memperhatikan bagaimana posisi kerja yang
baik untuk menghindari terjadinya MSD's. 12-hour clock position merupakan
posisi yang baik untuk diterapkan, adapun posisi tersebut sebagai berikut
(Rajgopal, 2000):
1. 8 o’clock position
Posisi operator pada posisi jam 8 berada di depan pasien.
2. 9 o’clock position
Posisi operator pada posisi jam 9 berada disamping pasien.
3. 10 to 11 o’clock position
Posisi operator pada posisi jam 10 ke 11 berada di sudut dari sandaran
kepala pasien.
4. 12 o’clock position
Posisi operator pada posisi jam 12 berada di belakang sandaran kepala.
5. Mengendalikan sistem kerja
Mengontrol bahaya MSD's pada pekerja adalah metode yang paling efektif untuk
mencegah MSD's. Kontrol biasanya dilakukan dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Beberapa bentuk APD dapat membantu mengurangi risiko MSD's. Contoh alat
pelindung diri yang termasuk adalah sarung tangan yang dimana fungsinya adalah
untuk menyerap goncangan, bantalan lutut gel, atau sol. Bentuk APD lainnya,
seperti sabuk pengaman atau pergelangan tangan, belum terbukti efektif dalam
mencegah MSD untuk orang dewasa sehat rata-rata (Rajgopal, 2000).
Sendi memiliki kekuatan yang baik dan posisi stabil saat berada dalam posisi
netral. Pekerjaan harus dirancang agar sebagian besar dilakukan dengan postur
netral. Sikap canggung, seperti bekerja di atas bahu, meningkatkan risiko MSD's
(Rajgopal, 2000).
9. Dengan melakukan stretching. Dalam praktik kedokteran gigi, sangat sulit untuk
menghindari posisi statis yang berkepanjangan. Posisi statis yang dilakukan
secara terus menerus akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada otot karena
otot hanya bekerja pada satu sisi atau berotasi hanya pada satu arah saja. Hal ini
menyebabkan hilangnya fleksibilitas otot pada arah yang berlawanan dengan
posisi statis yang dilakukan sehingga dapat mengarah pada rasa sakit dan
terjadinya MSD's (Rundcrantz dkk., 1991). Peregangan yang dilakukan
berlawanan arah dengan posisi statis dapat mencegah ketidakseimbangan pada
otot dan mencegah terjadinya MSD's. Selain itu, stretching dapat menimbulkan
beberapa efek pada tubuh seperti meningkatnya aliran darah menuju otot sehingga
meningkatkan suplai nutrisi pada otot dan diskus vertebralis, meningkatnya
produksi cairan sinovial pada sendi, mengurangi terjadinya trigger point, menjaga
ROM dari sendi, dapat menimbulkan respon rileks pada sistem saraf pusat,
memanaskan otot sebelum memulai pekerjaan, serta dapat mengidentifikasi
struktur yang menegang yang dapat mengarah pada cedera (Valachi, 2003).
10. Gunakan kursi dental dengan sistem ergonomik atau kursi dental selalu diatur
dengan posisi yang mendukung postur yang tepat.
11. Usahakan agar posisi dokter gigi lebih dekat dengan pasien. Hindari postur yang
membungkuk yang menyebabkan rasa sakit pada punggung dan leher.
12. Hindari kecenderungan dokter gigi untuk menyesuaikan posisi terhadap pasien,
namun usahakan pasien didudukkan sesuai dengan posisi yang benar bagi dokter
gigi.
13. Hindari mengangkat siku atau lengan terlalu tinggi untuk mencegah otot terlalu
tegang.
14. Siapkan waktu untuk memposisikan pasien pada posisi horisontal (terlentang)
dengan sudut yang benar, pada saat melakukan perawatan untuk gigi rahang atas,
sedangkan posisi pasien setengah horisontal untuk perawatan gigi rahang bawah.
15. Gunakan bantal di bawah leher pasien untuk mempertahankan posisi kepala yang
benar selama melakukan perawatan gigi pada rahang atas.
16. Lakukan latihan yoga, meditasi, senam ringan, relaksasi otot dengan pengurutan,
mandi uap setelah melakukan kegiatan yang sangat menegangkan otot.
17. Senantiasa melakukan perubahan posisi, agar tidak hanya dalam posisi menetap,
kaku dan hindari postur yang menetap dalam jangka waktu lama.
18. Gunakan sarung tangan yang cocok, jangan terlalu cekat dan jangan juga longgar,
karena dapat mengakibatkan carpal tunnel syndrome (CTS).
19. Gunakan dental-loupe untuk membantu penglihatan agar tidak terjadi kelelahan
pada mata.
20. Bilamana menerapkan four-handed dentistry dalam praktik, maka lakukan dengan
konsep yang benar, agar lebih efisien dan bermanfaat.
21. Sebaiknya dokter gigi menggunakan semacam korset (lumbosacral support) yang
berfungsi sebagai penyangga tulang belakang sewaktu merawat pasien.
22. Ada jeda waktu antara satu pasien dengan pasien lainnya agar dapat
mengistirahatkan otot.
d. Letak peralatan yang harus ditangani asisten lebih banyak berada pada sisi
asisten untuk memudahkan pemindahan alat ke dokter gigi. Posisi alat harus
berada di depan asisten dan jangan di samping asisten, agar tidak perlu
melakukan pergerakan tubuh memutar.
e. Asisten juga harus berada di daerah yang bebas agar mudah memindahkan
alat tanpa melewati dada pasien. Alat yang dipindahkan sebaiknya melewati
batas dagu pasien.
Lelly, A. dan Anorital. 2012. Gangguan Muskuloskeletal pada Praktik Dokter Gigi
dan Upaya Pencegahannya. Media Litbang Kesehatan. Volume 22 Nomor 2.
Manji I. Designing Better Dentistry: The Ergonomic Approach. J Can Dent Assoc
1992; 58(3):172-3.
Manusov EG. 2012. "Evaluation and diagnosis of low back pain". Prim. Care. 39 (3):
471–9.
Menezes Costa Lda, C; Maher, CG; Hancock, MJ; McAuley, JH; Herbert, RD; Costa,
LO. 2012. "The prognosis of acute and persistent low-back pain: a meta-
analysis". Canadian Medical Association Journal. 184 (11): E613–24.
Rajgopal, T., 2000. Musculoskeletal disorders. Indian J Occup Environ Med, 4, pp.
2-3.