MANAJEMEN PRAKTEK
Seorang dokter gigi praktek sore telah bekerja selama 15 tahun
mempunyai pasien yang banyak. Tiap hari rata-rata jumlah pasien yang
berkunjung sekitar 15 orang. Semua kegiatan perawatan gigi pasien dia tangani
sendiri. Beberapa hari yang lalu dokter gigi tersebut mengeluhkan adanya
kelainan di daerah punggung, leher dan pergelangan tangannya. Dia merasakan
sakit yang luar biasa, bahkan dia tidak bisa beraktifitas secara normal seperti
biasa.
Hasil
pemeriksaan
dokter
menunjukkan
bahwa
dia
mengalami
musculoskeletal disorders karena dokter gigi bekerja tidak secara ergonomi. Saran
dari dokter yang merawatnya agar dalam bekerja merawat pasien dibantu oleh
asisten sehingga bekerja secara four handed dentistry.
STEP 1
(Identifikasi Kata Sulit)
3. Ergonomi adalah :
Suatu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia dengan lingkungan
kerjanya.
1|Page
Ergonomi berasal dari kata ergon dan nomos, dimana ergon memiliki arti
kerja sedangkan nomos artinya aturan. Sehingga makna dari ergonomi itu
sendiri yaitu suatu hubungan manusia dengan lingkungan kerja agar tidak
ada gangguan.
Aturan yang mengatur hubungan tatacara kerja agar tercipta suatu pelayanan
yang baik.
STEP II
(Permasalahan)
2|Page
STEP III
(Analisis Permasalahan)
1. Karena faktor usia, dimana dokter gigi setelah lulus kira-kira usianya 23-24
tahun. Jika lama praktek 10 tahun, umur dokter gigi tersebut masih 33-34 tahun
dimana masih muda, sedangkan jika lama praktek 15 tahun, maka umur dokter
gigi tersebut 38-39 sudah akan menginjak ke usia 40 tahun. Dimana usia 40
tahun lebih rentan dengan masalah persendian.
Tetapi dalam hal ini, jangka waktu tidak menentukan, tergantung dari beban,
posisi dan intensitas yang terus menerus. Dimana pekerjaan sebagai dokter gigi
mungkin bebannya tidak sebesar kuli bangunan, sehingga tidak langsung
terkena dan butuh beberapa kali. Selain itu, harus ada gangguan atau beberapa
faktor yang mendukung dokter gigi tersebut terkena musculoskeletal disorders
dan juga tergantung manajemen prakteknya.
2. Prinsip-prinsip ergonomi :
Bekerja dalam posisi netral.
Mengurangi tekanan yang berlebihan pada otot.
Membuat semua alat atau instrumen mudah dijangkau. Dimana untuk
mengurangi gerakan yang berlebihan sehingga mengurangi kemungkinan
terkena MSDs.
Bekerja dalam ketinggian yang sesuai.
Letak instrumen dibawah siku.
Mengurangi alat-alat yang tidak dibutuhkan.
Tidak bekerja dalam posisi statis.
Mempersiapkan alat dan prosedur.
Posisi duduk pasien dan dokter gigi harus benar.
Menyediakan tempat yang sesuai.
Tidak bekerja terus-menerus dan harus meregangkan otot.
Memelihara lingkungan kerja yang nyaman.
3|Page
3. Ergonomi itu sendiri merupakan bekerja dalam posisi yang benar. Dimana saat
dokter gigi membungkuk terus-menerus dalam jangka waktu yang lama atau
bekerja secara tidak ergonomi atau dalam posisi yang tidak benar maka dokter
gigi tersebut akan lebih rentan terkena musculoskeletal disorders (MSDs).
Tetapi saat prinsip kerja yang ergonomi itu diterapkan oleh dokter gigi
tersebut, maka dokter gigi tersebut tidak akan rentan terkena MSDs. Dimana
posisi kerja dan gerakan merupakan penentu ataupun berpengaruh terhadap
seseorang tersebut mudah atau tidaknya terkena musculoskeletal disorders.
Selain bekerja secara ergonomi, peralatan yang ergonomi juga perlu dimana
agar dokter gigi lebih nyaman. Dimana peralatan dapat diletakkan atau
menempatkan peralatan yang lebih efisien dan efektif agar mempersingkat
waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan alat-alat tersebut saat dokter gigi
menangani pasien.
4. Four handed dentistry yaitu pembagian posisi kerja. Ada 4 zona yang
penerapannya disesuaikan seperti posisi angka pada jam, dimana 4 zona
tersebut yaitu :
Zona statis ( untuk meletakkan instrumen dan bahan) berada pada posisi
arah jarum jam 11 2.
Zona operator ( wilayah kerja dokter gigi ) berada pada posisi arah
jarum jam 8 11.
Zona asisten ( wilayah kerja perawat gigi atau asisten dari dokter gigi )
berada pada posisi arah jarum jam 2 4.
Four handed dentistry merupakan cara kerja antara dokter gigi dan asistennya
dalam keadaan yang normal atau paling nyaman. Dimana dokter gigi tidak
kidal. Tetapi saat dokter gigi tersebut kidal atau biasa bekerja dengan tangan
kiri, maka zona atau wilayahnya akan terbalik dari posisi atau keadaan normal
4|Page
yang telah disebutkan di atas dengan menggunakan dental chair yang telah
dimodifikasi.
Selain zona-zona tersebut, posisi kerja yang nyaman saat perawatan yaitu :
a. Untuk perawatan rahang atas kanan, posisi yang nyaman untuk dokter gigi
yaitu pada jam 10, sedangkan untuk asisten pada jam 3, dan untuk posisi
kepala pasien yaitu menghadap ke arah kiri.
b. Untuk perawatan rahang atas kiri, posisi yang nyaman untuk dokter gigi
yaitu pada jam 9 atau 10, dan kepala pasien menoleh menghadap operator.
c. Untuk perawatan rahang bawah kiri, posisi yang nyaman untuk dokter gigi
yaitu pada jam 9 dan pasien menghadap ke arah operator.
d. Untuk perawatan rahang bawah kanan, posisi yang nyaman untuk dokter
gigi yaitu pada jam 9 dan pasien sebaiknya tidak dalam posisi supine tetapi
membentuk sudut 450, kepala pasien menghadap operator, rahang pasien
sejajar siku operator.
e. Untuk perawatan pada gigi anterior baik rahang atas maupun rahang bawah,
yaitu posisi yang nyaman bagi dokter gigi pada jam 8.
Di Amerika, ada 4 pelaku dimana bukan four handed dentistry. Dimana
pelaku-pelaku tersebut yaitu :
1. Dentist (dokter gigi).
2. Dental higient (mengisi RM dan juga melakukan preventif).
3. Dental assistent (mengambil alat dan mengatur cahaya).
4. Dental technition (bekerja di laboratorium).
Sedangkan di Indonesia ada 2 pelaku saat menangani pasien sehingga disebut
dengan sebutan four handed dentistry. Dimana pelaku-pelaku tersebut yaitu :
1. Dokter gigi.
Dokter gigi yang melakukan perawatan pada pasien. Selain tuganya
merawat pasien, dokter gigi juga bertugas melatih asistennya.
2. Asisten.
5|Page
STEP IV
(Mapping)
Musculoskeletal Disorders
(MSDs)
Ergonomi
Manajemen Praktek
Tujuan
Four Handed Dentistry
Waktu
Prinsip
Komponen
6|Page
Tata Ruang
Sistem
Tujuan
STEP V
(Learning Objectives)
beberapa
faktor
penyebab
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
musculoskeletal disorder :
1. Pengulangan gerakan yang terus menerus
2. Kekuatan yang berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan dan
menimbulkan rasa nyeri otot.
3. Sikap kerja selama melakukan pekerjaan
Adanya faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dan secara langsung
menyebabkan musuloskeletal disorder melainkan saling berkaitan, serta lamanya
waktu dan besar kecilnya derajat faktor resiko tersebut juga sangat mempengaruhi
terjadinya musculoskeletal disorder.
7|Page
Faktor resiko:
Walaupun faktor penyebab kasus MSDs sangat sulit untuk ditentukan akan
tetapi faktor resiko memberikan ciri yang khas dan dapat dilihat dalam bidang
studi ergonomik. Faktor resiko tersebut meliputi:
Umur
Menurut Guo et al pada umumnya keluhan MSDS mulai dirasakan pada
umur 35-65 tahun. Hal ini teerjadi karena kekuatan otot dan ketahanan otot
mulai menurun sehingga resiko terjadinya kelelahan otot meningkat
Jenis kelamin
Menurut Astrand (1996) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya
sekitar 2/3 dari kekuatan otot laki-laki. Sehingga perbandingan keluhan
otot antara pria : wanita =1:3
8|Page
Kebiasaan merokok
Hal ini berkaitan erat dengan kesegaran tubuh, bila seseorang merokok
akan dapat menurunkan kesegaran tubuh seseorang. Sehingga akan mudah
lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran
karbohidrat terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbu;
rasa nyeri.
Ukuran Tubuh
Berat badan dan tinggi badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya keluhan MSDS meskipun pengaruhnya relatif kecil. Seseorang
yang gemuk mempunyai risiko 2.5 lebih tinggi daripada orang yang kurus.
Kekuatan (Force)
Mechanical stresses
Postur tubuh
Getaran
Temperatur
menjadi penyebab atau bukan. Suatu faktor resiko tidaklah selalu menjadi suatu
factor penyebab dari MSDs. Karena lamanya waktu tidaklah mudah untuk
memperlihatkan suatu faktor resiko menjadi penyebab MSDs akan tetapi derajat
faktor resiko tersebutlah yang dapat menunjukkan MSDs. Dengan cara yang
sama, suatu kasus MSDs bisa dihubungkan dengan suatu faktor resiko yang
merupakan suatu kombinasi dari berbagai faktor resiko ataupun faktor tunggal.
Evaluasi menjadi hal utama dari berbagai kasus MSDs karena
kemungkinan terjadinya faktor resiko tersebut dapat terjadi diluar pekerjaan.
Lebih lanjut, tidak setiap orang yang terkena faktor resiko dapat berkembang
9|Page
10 | P a g e
akut, peristiwa mendadak sakit tulang belakang atau penyakit pegal pada
pinggang berhubungan dengan suatu peristiwa yang spesifik. Cedera
seperti itu pada umumnya tidak dianggap sebagai MSDs yang di
hubungkan daengan gerakan berulang. Meskipun demikian, ada juga
cedera seperti itu yang menyebabkan rasa sakit apabila melakukan gerakan
berulang tertentu.
Perawatan dari sakit tulang belakang bagian bawah ini harus
dibedakan untuk masing-masing pasien. Karena penyebab timbulnya rasa
sakit pada tiap-tiap pasien itu berbeda-beda. Sementara ada bukti ilmiah
yang mendukung intervensi spesifik, seperti koreksi postur tubuh, posisi
tubuh pasien, latihan umum dan teknik-teknik fisioterapi spesifik yang
mungkin akan sangat bermanfaat.
kekuatan
dan
daya
tahan
yang lemah
dan
menyeluruh
11 | P a g e
12 | P a g e
sosial
melalui
peningkatan
2.2.2.
Reduce
Excessive
Force
(mengurangi
beban
yang
berlebihan)
Tekanan yang berlebihan pada otot akan berpotensi menyebabkan
kelelahan dan cedera.
2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.
Reduce
Excessive
Motions
(mengurangi
gerakan
berlebihan)
Kurangi jumlah gerakan selama kerja, baik lengan, jari maupun
punggung.
2.2.6.
2.2.7.
14 | P a g e
2.2.8.
2.2.9.
15 | P a g e
Pencahayaan
Pada ruangan reseptionis pencahayaan yang lebih decorative
dipilih, misalnya meja, floor lamps yang cukup untuk
membaca.
Ruang bisnis, laboratorium dan ruang sterilisasi sebaiknya
menggunakan fluorescent lighting yang memilki radiasi yang
sedikit panas.
Pencahayaan tambahan dibutuhkan di ruang klinisi untuk
prosedur dan di laboratorium.
2.3.4.
16 | P a g e
Traffic control
Perabot ruangan sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga
ketika pasien masuk ke dalam klinik akan menimbulkan kesan
yang nyaman.
Ruangan yang trepisah sebaiknya disediakan untuk pasien
yang akan check in dan check out.
Di
bagian
belakang
klinik
sebaiknya
didesain
untuk
Sound control
Ruang praktik sebaiknya meminimalkan suara dari ruang yang
satu dengan yang lain.
Music sebaiknya diputar untuk mengalihkan perhatian.
2.3.7.
Privacy
Ruang khusus membutuhkan privasi.
Ruang administrative sebaiknya didesain dengan privasi yang
baik khususnyua jika pasien akan mendiskusikan masalah
keuangan dengan staff bisnis.
2.3.8.
Ruangan
Pada dental office sebaiknya memillih ruangan : reception
area, sterilization area, administrative area, clinical treatment
area, the dentists private office, dental laboratory.
2.3.9.
Peralatan
Kriteria fisik yang harus dipertimbangkan ketika merancang
peralatan gigi :
17 | P a g e
18 | P a g e
A. Static zone arah jam 11 2 merupakan zona tanpa pergerakan dokter gigi
maupun perawat gigi. Serta merupakan zona yang tidak terlihat oleh
pasien. Sehingga dapat digunakan untuk meletakkan mobile cabinet dan
alat alat yang mungkin dapat membuat takut pasien.
B. Assistants zone arah jam 2 4 merupakan zona pergerakan perawat gigi.
C. Operators zone arah jam 8 11 merupakan zona pergerakan dokter gigi.
D. Transfer zone arah jam 4 8 merupakan zona dimana alat dipertukarkan
antara dokter gigi dan perawat gigi.
Berikut ini adalah peran komponen yang dihubungkan dengan tata letak
peralatan di dental unit dan posisi pasien, diantaranya :
Letak peralatan yang harus ditangani asisen lebih banyak berada pada sisi
asisten untuk memudahkan pemindahan alat ke dokter gigi. Posisi alat
berada di depan asisten dan jangan di samping asisten, agar tidak perlu
melakukan gerakan tubuh memutar.
Asisten juga harus berada di daerah yang bebas agar mudah memindahkan
alat tanpa melewati dada pasien.
Tujuan
Mempercepat proses perawatan gigi yang diberikan pada pasien dan
mengurangi kelelahan baik untuk pasien dan tenaga pekerjaan Untuk
19 | P a g e
mendapatkan hasil yang optimal pada pekerjaan dokter gigi. hal ini dapat
dicapai dengan mengusai pengetahuan dan teknik kerja.
Untuk bekerja secara efisien. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan dengan
cara meletakkan peralatan dan bahan disusun secara berurutan dengan
tahap prosedur kerja yang dilakukan.
Supaya dokter gigi dapat bekerja dengan nyaman. Hal ini dapat dicapai
dengan cara meletakkan dental chair, meja peralata, lampu serta posisi
operator dan asistennya.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari pasien. kerja yang efisien dan
kenyamanan pasien akan memberikan rasa kepercayaan pasien kepada
dokter gigi dan membina hubungan yang positif antara pasien dengan
dokter gigi.
Mencegah
terjadinya
pergerakan
yang
menegangkan
otot
serta
20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Lederas S, Felsenfeld AL, Ergonomic and the Dental Office: an overview and
consideration of regulatory influence. J Calif Dent Assoc (online) 2002.
Available from http://www.cda.org/member/pubs/journal/regulatory.html.
Arief Cahyanto. Makalah: Aspek Ergonomik di Bidang Kedokteran Gigi.
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran. Bandung. 2003.
Rahmaniyah Dwi Astuti. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan beban Angkat
Terhadap Kelelahan Muskuloskeletal. Gema Teknik, No.2. Tahun X, Juli
2007.
www.theijoem.com/ijoem/index.php/ijoem/article/download/26/59.
International
21 | P a g e