BLOK XI SKENARIO 6
“Ergonomi ”
Disusun Oleh :
1. RENATA AJENG SASRIFAHIRA 10617095
2. RENOLD AJI DHARMA P. 10617096
3. RIA AYU ARROHMAH 10617097
4. RIF ATIR RIZQIYAH 10617098
5. RIKZA RUKMANA RUKSIN 10617099
6. RISTA AYU DEWI NIRWANDA 10617100
7. RIZKA DEWI ALFINA 10617101
8. RIZKI AMELIA SAFITRI 10617102
9. ROMADINI DELAKUSUMA 10617103
10. RYAMIZARD TOAR UMAR 10617104
11. RYAN AGUNG MULYANA 10617105
12. SAYYDATUN NAZIAH 10617106
13. SHABILLA QORIBADHA F. S. 10617107
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan
Adapun makalah IKGM ini tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak
dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga tidak lupa kami mengucapkan
makalah.
makalah ini mulai dari penyusunan maupun materi tersebut. Untuk itu diperlukan
kritik dan saran agar dapat memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang memerlukan ketelitian di area perawatan yang relatif kecil, yaitu daerah
mulut, sehingga sering dijumpai dokter gigi yang melakukan pekerjaannya dengan
posisi janggal dalam waktu relatif lama. Terkadang dokter gigi juga hanya
Dokter gigi menganggap bahwa mereka yang harus bergerak menghampiri pasien,
daripada mengatur posisi duduk pasien di atas kursi gigi. Hal tersebut tentu saja
dapat menimbulkan resiko pada kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ergos dan Nomos. Ergos
memiliki arti kerja dan Nomos memiliki arti hukum, jadi pengertian ergonomi
secara garis besar adalah “studi tentang manusia untuk menciptakan sistem kerja
yang lebih sehat, aman, dan nyaman (Arief cahyanto, 2009). Pada dasarnya semua
jenis pekerjaan mempunyai tatacara atau aturan kerja masing masing agar
ergonomi tidak hanya sekedar mencegah gangguan pada otot dan kerangka (work-
mencegah penyakit dan kelainan tubuh. Dalam membuat aturan kerja tersebut
teknologi, psikologis, sosial budaya dan lainnya yang bisa berdampak pada
gangguan kenyamanan kerja, kelelahan, kelainan otot dan kerangka serta penyakit
jabatan. Ergonomi adalah “applied science” yang kajiannya pada ‘designing’ dan
interaksi yang efisien dan aman "fitting the job task to the person performing the
B. Rumusan Masalah
Pelayanan Kesehatan?
C. Hipotesis
Kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ERGONOMI
A. Definisi Ergonomi
B. Tujuan Ergonomi
C. Ruang lingkup
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi : ergonomi fisik, ergonomi
kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan
faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang
penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga
didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik
1. KURSI DOKTERK
karakteristikdari kursi dokter gigi adalah berkaki 5, tinggi yang daoat
disesuaikan, sandaran punggung sesuai lekuk tubuh, sandaran tangan
dapat diatur. Dokter gigi selalu menggunakan kursi yang dapat diatur
dan ada penyangga dibagian lumbal, torakal dantangan
2. KURSI PASIEN
Kursi pasien merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Ini
berguna agar pasienmerasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Sandaran
tempat duduk pasien sebaiknya dapat diatur, yaitu sandarandapat tegak
atau terlentang. Ini disesuaikan dengan kebutuhan. Tungkai kaki pasien
hendaknya lurus, sehingga pasien merasa lebih nyaman dan rileks.
Ketinggian kursi pasien dapat diatur oleh doktergigi dengan menggunakan
kaki. Diusahakan meminimalkan penggunaan kaki dengan lebih membuat
nyaman pasien pada posisi horizontal
3. TEMPAT ALAT
Tempat alat-alat praktik gigi haruslah mudah dipindahkan, stabildan dapat
diatur tinggi rendahnya. Ini semua diperhatikan untuk kenyamanan
pemakainya. Selain itu tempat alat juga hendaknya ergonomis
penataannya (Lay-Out Ergonomis) , artinya harus dalam area
jangkauanpemakai, dalam hal ini dokter gigi. Perhatikan juga agar
penggunaan jari jari yang berlebihan dihindari pada saat melakukan
praktik kedokteran gigi
4. PENEMPATAN LAMPUBEKERJA
Penempatan lampu bekerja saat dokter gigi melakukan
aktivitasnya sangat penting. Jadi perlu diperhatikan posis dan letak
dari lampu tersebut, diusahakan agar cahaya lampu mengenai obyek yang
dijadikan area kerja. Cahaya jangan mengenai tubuh atau terhalang oleh
bagian tubuh. Suhu ruangan tempat praktik dokter gigi harus nyaman
dan tidak boleh terasa panas, karena akan mengganggu aktivitas
dokter gigi saat bekerja. Suhu yang diakibatkan oleh lampu
penernangan perlu diperhatikan, sehingga perlu memilih lampu yang tidak
menimbulkan panas tinggi saat dipergunakan.Lampu penerangan untuk
bekerja harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dipindah
pindahkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padagambar di bawah ini
a. Operator zone
Sebagai tempat pergerakan
b. Transfer zone
Adalah tempat transfer alat dan bahan antara dokter gigi dengan tangan
asisten. Jangan memberikan alat diatas tangan pasien
c. Static zone
Adalah daerah tanpa pergerakan dokter gigi maupun perawatan gigi serta
tidak terlihat oleh pasien. Zona ini digunakan untuk menempatkan meja
instrumen bergerak (mobile cabinet), yang berisi instrument tangan serta
peralatan yang dapat membuat takut pasien
d. Asistant zone
Sebagai tempat pergerakan perawat gigi atau asisten
F. Faktor resiko
Faktor- faktor resiko ergonomic adalah unsur- unsur tempat kerja yang
berhubungan dengan ketidaknyamanan dialami pekerja saat bekerja, dan jika
diabaikan lama-lama bisa menambah kerusakan pada tubuh pekerja diakibatkan
kecelakaan. (University of Caucasian Lost among Asians-Labar Occupational
Safety and Health /UCLA-LOSH).
Kondisi berikut menunjukan beberapa tanda-tanda suatu system kerja yang tidak
ergonomis :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesenambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan
pasien.
BAB III
PETA KONSEP
ERGONOMI
HUKUM KERJA
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki
performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy,
keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang
berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat.
Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki
pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan
peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia
adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur
manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-
tugas yang manusiawi.