Disusun Oleh
Kelompok 2
NOVI AGUSTA
1001140031
QORI ANDRIANI
1001140037
RENO RISINDO
1001140041
SITI RAMADONA
1001140045
VIVIN ANGGREANI
1001140049
1001140053
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya serta memberikan perlindungan dan
kesehatan sehingga penyusun dapat menyusun makalah dengan judul
Penerapan Prinsip ergonomi di intensif care unit . Dimana makalah
ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas K3RS.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini
penyusun banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan
keterbatasan penyusun sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang
dimiliki penyusun, maka penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Sebagai manusia, penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik
dimasa yang akan datang.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya, Terima Kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
ii
DAFTAR ISI............................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................
D. Metode Penulisan.........................................................................
E. Sistematika Penulisan...................................................................
4
4
4
10
11
12
12
13
14
15
16
19
19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia
dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain
terlihat pada perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai
dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan
meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana
ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha
memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini
terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat
sebesar
genggaman
sehingga
lebih
memudahkan
dan
menggerakan
pemakaiannya.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasiinformasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka
membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien).
Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni
peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).
Tujuan Ergonomi
Secara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan. berikut ini
tujuan dalam penerapan ergonomi:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos(aturan), secara
keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi
tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain
1. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan
atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia
baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan
menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).
2. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan
sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera
pada pekerja. (OSHA, 2000).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari
ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran,
keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk
mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang
terlibat dengan pekerjaan tersebut.
Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam
fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana
dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan
produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari
manusia
fasilitas,
prosedur
dan
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi
kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan
keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasanketerbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi
untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut
sehari-hari.
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat
terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi
adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai
perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya
untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk
meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan
manusia.
bidang
kajian
ergonomi
yang
secara
lengkap
2.
3.
Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke
level yang lebih tinggi
pernafasan
- Renal Unit
b. ICU Umum
Dimana dirawat pasien yang sakit payah akut di semua bagian RS menurut
umur ICU anak & neonatus dipisahkan dengan ICU dewasa
tunjangan,kardio
jam
d) Ruangan dekat dengan kamar bedah
e)
f)
beberapa
i)
j)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
a)
b)
Ruangan khusus
c)
d)
Kepala : intensivis
tak terbatas
e)
f)
untuk
pasien lainnya.
g)
tahun
h)
i)
j)
k)
12. Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih
sadar ( Recovery Room)
13. Suhu ruangan diusahakan 22-25 C, nyaman , energi tidak banyak keluar.
14. Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar
15. Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kacakaca.
16. Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus
17. Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.
18. Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan
isolasi.
19. Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk
mengobservasi pasien
8. Ketenagaan
a. Tenaga medis
b. Tenaga perawat yang terlatih
c. Tenaga Laboratorium
d. Tenaga non perawat : pembantu perawat , cleaning servis
e. Teknisi
9. Sarana & Prasarana yang harus ada di ICU
RS dengan jumlah pasien lebih 100 orang sedangkan untuk R.ICU antara 1-2 %
dari jumlah pasien secara keseluruhan.
Bangunan : terisolasi dilengkapi dengan : pasienmonitor, alat komunikasi,
ventilator, AC, pipaair, exhousefan untuk mengeluarkan udara, lantai mudah
dibersihkan, keras dan rata, tempat cuci tangan yang dapat dibuka dengan siku &
tangan, v pengering setelah cuci tangan
R.Dokter & R. Perawat
R.Tempat buang kotoran
R. tempat penyimpanan barang & obat
R. tunggu keluarga pasien
R. pencucian alat Dapur
Pengering setelah cuci tangan R.Dokter & R. Perawat
R.Tempat buang kotoran
R. tempat penyimpanan barang & obat
Sumber air Sumber listrik cadangan/ generator, emergency lamp Sumber O2
sentral Suction sentral Almari alat tenun & obat, instrument dan alat kesehatanAlmari
pendingin (kulkas)Laborat kecil
Alat alat penunjang a.l.: Ventilator, Nabulaizer, Jacksion Reese, Monitor ECG,
tensimeter mobile, Resusitato, Defibrilator, Termometer electric dan manual,Infus
pump, Syring pump,O2 transport, CVP, Standart infuse, Trolly Emergency,Papan
resusitasi,Matras anti decubitus, ICU kid, Alat SPO2, Suction continous pump dll.
9. Indikasi Masuk ICU
a. Prioritas 1
Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan terapi intensif dan
agresif.
Gangguan atau gagal nafas akut
Gangguan atau gagal sirkulasi
Gangguan atau gagal susunan syaraf
Gangguan atau gagal ginjal
b. Prioritas 2
Pementauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital
Misal :
Observasi intensif pasca bedah operasi : post
terapi mengalami kegagalan, prognosa jangka pendek buruk sedikit kemungkinan bila
perawatan intensif dilanjutkan misalnya : pasien yang mengalami tiga atau lebih
gagal sistem organ yang tidak berespon terhadap pengelolaan agresif.
2
Prioritas III tidak ada lagi kebutuhan untuk terapi intensive jika diketahui
kemungkinan untuk pulih kembali sangat kecil dan keuntungan terapi hanya sedikit
manfaatnya misal : pasien dengan penyakit lanjut penyakit paru kronis, liver terminal,
metastase carsinoma
11. Tugas Perawat ICU
4
Identifikasi masalah
Observasi 24 jam
Daftar pustaka
OAI identifier:oai:generic.eprints.org:10931/core451
Provided by:uiana