MUSCULOSKLETAL : GOUT
KMB-III
OLEH :
ABELINA THRESIA SIPAHUTAR 10.01.13.0001
DENNIS PALENCY
10.01.13.0015
10.01.13.0029
MARETHA ANGGRAINI
10.01.13.0035
SELVIA FOURWANTY
10.01.13.0057
10.01.13.0061
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/i dalam memenuhi tugas
studi di tingkat perkuliahan Semester IV pada mata kuliah KMB-III dan makalah
ini dibuat agar dapat menambah pengetahuan dalam ilmu bagi penyusun maupun
mahasiswa/i lainnya. Adapun judul yang penulis buat dalam makalah ini adalah
GANGGUAN PADA SISTEM MUSCULOSKLETAL : GOUT .
Didalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapat banyak bantuan,
doa, serta dukungan dari berbagai pihak. Dengan itu penulis banyak berterima
kasih kepada :
1. Ketua Stikes Perdhaki Charitas
2. Dosen pembimbing
3. Staff perpustakaan
4. Teman-teman seperjuangan
Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin,
sangat disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Namun tidak ada gading yang tak retak, begitupun dengan
makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukkan
baik kritik maupun saran yang kiranya dapat membangun dari para pembaca.
Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
khususnya teman-teman mahasiswa/i sekalian. Terima kasih.
Palembang, 20 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................iii-iv
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................1-14
I.
KONSEP DASAR MEDIS
2.1 Definisi
2.2 Anatomi Fisiologi
2.3 Etiologi
2.4 Manifestasi Klinis
2.5 Patofisiologi
2.6 Komplikasi
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
2.8 Penatalaksanaan
II.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB III : TINJAUAN KASUS........................................................................15-36
BAB IV : PENUTUP..............................................................................................v
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka........................................................................................................vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perubahanperubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia
lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula
pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout
arthritis.
Gout artritis akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui
pada usia 50-60 tahun.
Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah
pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg / 100 mI, lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang
nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka mencapai
usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan
akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol
dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu
jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya
penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
Kebanyakan gejala-gejala serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout Artritis.
1.4
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
BAB III
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A.KONSEP DASAR MEDIS
2.1 PENGERTIAN
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan Kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). .
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam
urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam
urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout
merupakan
kelompok
keadaan
heterogenous
yang
2.3 Etiologi
Penyebab
utama
terjadinya
gout
adalah
karena
adanya
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes
mellitus,
karena
kerusakan
pedis,dekat
tendo
Achilles
pada
Tidak jarang ditemukan pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam
darah tanpa adanya riwayat gout yang disebut hiperurisemia
asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi
kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari dan
kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.
2.4 Patofisiologi
Kelainan pada sendi metatarsofalangeal terjadi akibat ditemukan
penimbunan kristal pada membran sinovia dan tulang rawan artikular. pada pase
lanjut akan terjadi erosi tulang rawan , proliferasi sinovia , dan pembentukan
panus, erosi kistik tulang serta perubahan gout sekunder.selanjutnya terjadi topus
dan fibrosis serta ankilosis pada tulang kaki.
Adanya gout pada kaki menimbulkan respon lokal, sistemik , dan
psikologis. respon inflamasi lokal menyebabkan kompresi saraf sehingga
menimbulkan respon nyeri. degenerasi kartilago dan respon nyeri penyebab
hambatan mobilitas fisik. peningkatan metabolisme menyebabkan pemakaian
energi yang berlebihan sehingga klien cenderung mengalami malaise, anoreksia,
dan status nutrisi klien tidak seimbang. pembenukan panus pada pergelanagan
kaki menyebabkan masalah citra tubuh dan prognosis penyakit menyebabkan
ansietas.
3
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. kadar asam urat
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg
% normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa
yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan ureua dan kratinin
kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
e. Pemeriksaan cairan sendi
1) Tes makroskopik
Seperti susu
: gout
Kuning keruh
Kuning jernih
o Bekuan
Normal
: hemoragik
o Tes mucin
Normal
Mucin sedang : bekuan kurang kuat dan tidak ada batas tegas
rheumatoid arthritis
Mucin jelek
2) Tes mikroskopik
o Jumlah leukosit
Jumlah normal leukosit : kurang 200/mm3
200 500/mm3 penyakit non inflamatorik
2000 100 000/mm3 penyakit inflamatorik akut
Contoh : arthritis gout, arthritis reumatoid
Pemeriksaan Radiologi
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk
mengobati serangangout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di
kemudian hari. Obat ini jugadapat digunakan sebagai sarana diagnosis.Pengobatan
serangan akut biasanya tablet 0,5mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan
Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata dari berat pasien bersangkutan. Beberapa
pasien mengalami rasa mual yang hebat,muntah-muntah dan diarhea, dan pada
keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
2.Fenilbutazon.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk
mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek
samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga
cukup efektif.
3.Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah
komplikasi.
1. Golongan urikosurik
- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat
dalam serum.
- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
- Benzbromaron.
2. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi
hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan
seperti:
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-400 mg
per
hari
dapat
menurunkan
kadar
asam
urat
dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan
dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum
berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Dilakukan pembedahan
jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah
terlalu besar.
RM
Umur
Jenis klamin :
Agama
Alamat
Keluhan utama
- pada uumnya klien merasakan nyeri yang luarbiasa pada sendi ibu jari kaki
( sendi lain )
2. Riwayat kesehatan sekarang
P(provokatif) : kaji penyebab nyeri
Q ( quality/kualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region ) : kaji bagian persendian yan terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu
jari )
S (saverity) : apakah mengganggu aktivitas motorik /
T(time ) : kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ( biasanya terjadi pada malam hari )
3. Riwayat kesehatan masa lalu
- tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
4. Riwayat kesehatan keluarga
- Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
Pengkajian psikososial dan spiritual
Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
Sosial
spiritual
menurut agamanya
5.
1) Inspeksi
- Deformitas
- Eritema
- Perubahan range of motion
2) Palpasi
- Pembengkakan karena cairan / peradanagn
- Perubahan suhu kulit
- Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
- Nyeri tekan
- Krepitus
2. Diagnosa Keperawatan
1. nyeri berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada
membran sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliverasi
sinovia dan pembentukan panus.
2. Intoleransi aktivitas b.d penuruna rentang gerak, kelemahan otot, dan
kekakuan pada sendi.
3. INTERVENSI
No
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
nyeri berhubungan Rasa nyaman klien 1
Berikan
sendi,
Perencanaan
Intervensi dan Rasioanl
atau
kristal
tulang
artikular,
diberikan
sinovia,
bantalan. Istirahat
menurunkan metabolisme
erosi
rawan,
pergerakan
proliverasi
sinovia
terjadi.
panus.
dapat
rawan
tulang
dan
yang
pada
membran
posisi
pembentukan
sendi
yang
efek
vasodilatasi
. keduanya
mempunyai
efek
membantu
pengeluaran
impuls-
impuls nyeri
3
pada
tofi
menghindari
sepatu
misal
penggunaan
yang
sempit,
yang
pecah
maka
dapat 1
penurunan meningkatkan
gerak, aktifitas
sesuai
telah berkurang
2
pada Kriteria:
Pasien
dapat
tongkat.
fungsi
lakukan
dengan
dengan
mempertahankan
posisi 3
misal
latihan
ROM
tidak
adanya pembatasan
kontraktur.
Pasien
bila
dapat
terus
mempertahankan
atau meningkatkan
dimobilisasi
fungsi sendi.
4
Usahakan untuk
meningkatkan kembali
dari kokompensasi
bagian tubuh.
normal.
Pasien
dapat
mendemonstrasikan
tehnik atau perilaku
yang
memungkinkan
melakukan aktfitas
4. IMPLEMENTASI
Menurut Hydayat A (2008 :124)
implementasi merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan yang telah
direncanakan dalam rencan tindakan. ada 2 jenis tindakan yaitu jenis tindakan
yaitu jenis mandiri dan kolaborasi untuk setiap diagnosa keperawatan perawat
mengidentivikasi intervensi yang sesuai.
5. EVALUASI
1
Nyeri terkontrol
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
Rumah Sakit
: RS RK CHARITAS
Tgl. Pengkajian
: 20 Maret 15
Ruang / Kamar
: Lukas/10-1
Waktu Pengkajian
: 07.30
Tgl Masuk RS
: 19 Maret 2015
Auto Anamnese
Allo Anamnese
A. IDENTIFIKASI
I. KLIEN
Nama Initial
: Tn. R
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Jumlah Anak
: 5 orang
Agama / Suku
: Islam/Melayu
Warga Negara
WNI
Indonesia
-
WNA
: ........................
Daerah : ........................
Asing ..
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat Rumah
: Plaju
: Ny.N
Alamat
: Plaju
: Istri
UGD ( namanya )
Dokter
Praktek (namanya )
Diagnosa Medik
Saat Masuk
: Gout
:
Gout
Saat Pengkajian :
Gout
Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada pangkal ibu jari kaki kanan dan kirinya.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pasien merasakan nyeri sudah dirasakan sejak 6 bulan terakhir sering
merasa sakit pada pangkal ibu jari kaki kanan dan kirinya. Rasa sakit
biasanya dirasakan setelah ia makan soto kambing dan jeroan yang
Compos Mentis
Somnolens
Soporocomatous
Coma
Apatis
b. Kualitatif
:6
:5
Jumlah
15
: 140/80 mm Hg
: 100 mm Hg
3. Kesimpulan
4. Suhu
: 36,5 0C,
Axilar
- Rectal
Oral
5. Pernafasan : Frekwensi 20 x / menit
Irama :
Teratur
Kusmaul
Cheynes Stokes
Jenis
PENGUKURAN
Tinggi Badan
: 160 cm
Berat Badan
: 65 kg
Dada
Perut
IMT
: 25,39
Kesimpulan
Catatan
: .............................................
Keterangan :
: Pria
: Wanita
: Meninggal
---------- : Orang yang tinggal serumah
45
: Umur pasien
: Pasien
II.
Mandi
Berpakaian
Kerapian
0 : Mandiri
1 : Bantuan dengan alat
2 : Bantuan orang
3 : Bantuan orang dan alat
4 : Bantuan penuh
0
Mobilisasi ditempat tidur
0
Ambulasi
Postur tubuh
: tegak
Gaya jalan : tegap
Anggota gerak yang cacat
: tidak ada
Fiksasi
: tidak ada
Tracheostomi
: tidak ada
2. Pemeriksaan Fisik
JVP : 3 cmH2O. Kesimpulan : tidak ada
pembesaran
Perfusi pembuluh perifer kuku : kembali dalam 3
detik
Thorax dan Pernafasan
Negatif
Dyspnea deffort:
Sianosis
: simetris
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Sonor
Redup
Pekak
Batas Paru hepar : ics 5
Kesimpulan
: vesikuler
Suara Ucapan
: jelas
Suara Tambahan
: tidak ada
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis : tidak tampak
Klien menggunakan alat pacu jantung
Ya
Tidak
: tidak tampak
Negarif
Positif
: ics 2 sinistra
: linea media
clavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung HA : tunggal
Bunyi Jantung HP
: tunggal
Bunyi Jantung IT
: tunggal
Bunyi Jantung IM
: tunggal
Negatif
Positif
Murmur :
Negatif
Positif
: Tempat :
Grade :
HR : 80x / menit
Bruit Aorta
Negatif
Positif
A. Renalis
Negatif
Positif
A. Femoralis
Negatif
Positif
Negatif
Positif,
Tempat
Rentang gerak : terbatas
Mati Sendi
: tidak ada
Kaku Sendi
4 5
4 5
Kanan
1
5
Reflex Fisiologik
: positif
Reflex Patologik
: Babinski, Kiri
Negatif
Kanan
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Varices Tungkai
Negatif
Positif
Columna Vertebralis
Inspeksi :
Lordosis
Scoliosis
tidak ditemukan kelainan bentuk
Palpasi
: Nyeri tekan :
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Lain - lain
HASIL LABORATORIUM
NAMA/UMUR
: Tn.R
RUANG/KAMAR : LUKAS/10-1
N
o
Hasil
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
Asam urat
Out of
Within
Range
10,4
Range
2,4
3,9
3,3
225
9
Unit/Satua
Nilai
Rujukan
g/dl
x10^3L
x10^6L
%
x10^3L
mg/dl
11,7-15,5
3,8-10,6
3,8-5,2
35-47
150-440
2-7
ANALISA DATA
Nama / Umur
: Tn. R
Ruang / Kamar
: Lukas/10-1
Data
Etiologi
Problem
Subjektif
DS : Pasien
DO :
Objektif
mengatakan nyeri
-pasien tampak
meringis kesakitan
-skala nyeri 7
dan kirinya.
-nyeri seperti
Proses inflamasi
pada sendi
ditusuk-tusuk
-pada pangkal ibu
jari juga teraba
benjolan
-teraba panas dan
nyeri pada
benjolan
-rongent
*ditemukan
pembengkakan
jaringan lunak
dengan kalsifikasi
(tophus)
berbentuk seperti
topi terutama di
sekitar sendi ibu
jari kaki.
*tampak
pembengkakan
sendi
yang
asimetris dan kista
arthritis erosif.
*peradangan
efusi sendi
dan
-TTV:
TD : 140/80mmhg
N : 80x/mnt
S : 36,5 oC
Nyeri
RR : 20x/mnt
DS :
Pasien mengatakan DO :
sejak sakit tidak
-pasien tampak
dapat melakukan
meringis kesakitan
aktivitas seperti
saat menaiki
tempat tidur
-aktivitas mandi
jari kakinya.
pasien tampak
dibantu keluarga
-rongent
*ditemukan
pembengkakan
jaringan lunak
dengan kalsifikasi
(tophus)
berbentuk seperti
topi terutama di
sekitar sendi ibu
jari kaki.
*tampak
pembengkakan
sendi yang
asimetris dan kista
arthritis erosif.
*peradangan
efusi sendi
dan
-TTV:
TD : 140/80mmhg
N : 80x/mnt
Proses perjalanan
Gangguan
penyakit
mobilitas fisik
S : 36,5 oC
RR : 20x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur
: Tn.R
Ruang / Kamar
: Lukas/10-1
No
Diagnosa Keperawatan
I
Nyeri b.d Proses inflamasi pada sendi
DS : Pasien mengatakan nyeri pada pangkal ibu jari kaki
Nama
Verra
II
Verra
: Tn.R
Ruang / Kamar
: Lukas/10-1
No
Diagnosa Keperawatan
I
Nyeri b.d Proses inflamasi pada sendi
II
Nama
Verra
RENCANA TINDAKAN
Nama / Umur
No Diagnosa Keperawatan
I
Nyeri b.d Proses
: Tn.R
Rencana Tindakan
1. Kaji tingkat nyeri
Rasional Tiandakan
1. Untuk mengetahui skala
pasien
nyeri pasien
DS : Pasien
ttv pasien
DO :
-pasien tampak
5. Berikan kompres
meringis kesakitan
- TTV:
pasien
-skala nyeri 7
TD : 120/80mmhg
N : 60-100x/mnt
S : 36oC-37oC
RR : 18-20x/mnt
5.Keduanya mempunyai
efek membantu
pengeluaran endorfin dan
dingindapat menghambat
impuls-impuls nyeri
6.Mengurangi resiko terjadi
iritasi maka akan semakin
nyeri
7. Agar kebutuhan sehari-
pada benjolan
-rongent
Nama
Verra
*ditemukan
7. Libatkan keluarga
pembengkakan jaringan
dalam pemenuhan
lunak dengan
kebutuhan sehari-hari
pada pasien
kalsifikasi (tophus)
pasien
8. Untuk mengurangi nyeri
*tampak
obat analgesik
pembengkakan sendi
yang asimetris dan kista
arthritis erosif
*peradangan dan efusi
sendi
-TTV:
TD : 140/80mmhg
N : 80x/mnt
S : 36,5 oC
RR : 20x/mnt
pasien
RENCANA TINDAKAN
Nama / Umur
No Diagnosa Keperawatan
II
Gangguan mobilitas
: Tn.R
Rencana Tindakan
1.Kaji pola mobilisasi
Rasional Tiandakan
1.Untuk mengetahui
fisik teratasi
pasien
perjalanan penyakit
mobilisasi
DS :
meningkatkan aktivitasnya
pasien
Pasien mengatakan
pasien
melakukan aktivitas
kriteria hasil :
tongkat
melakukan aktivitas
5.Untuk memenuhi
jari kakinya.
pemenuhan kebutuhan
kebutuhan sehari-hari
kemampuan
sehari-hari pasien
DO :
pada pasien
-pasien tampak
6.Untuk meningkatkan
mandiri
aktivitas pasien
-TTV :
Nama
Verra
TD : 120/80mmhg
tampak dibantu
N : 60-100x/mnt
keluarga
S : 36oC-37oC
-rongent
RR : 18-20x/mnt
*ditemukan
pembengkakan jaringan
lunak dengan
kalsifikasi (tophus)
berbentuk seperti topi
terutama di sekitar
sendi ibu jari kaki.
*tampak
pembengkakan sendi
yang asimetris dan kista
arthritis erosif.
*peradangan dan efusi
sendi
-TTV:
TD : 140/80mmhg
N : 80x/mnt
S : 36,5 oC
RR : 20x/mnt
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama / Umur
: Tn.R
Ruang / Kamar
: Lukas/10-1
Tgl
No DP
20/3/15
I
Waktu
07.30
Intervensi
Mengkaji k/u pasien
Nama
Verra
Verra
Verra
pasien
R/pasien merasa nyaman
09.00
Verra
TD : 140/80mmhg
N : 80x/mnt
S : 36,5oC
RR : 20x/mnt
12.00
Verra
07.30
Verra
sakit sedang
-Pasien tampak dibantu dalam
mandi
07.35
Verra
Verra
S : 36,5oC
RR : 20x/mnt
12.00
EVALUASI KEPERAWATAN
Verra
Nama / Umur
: Tn. R
Ruang / Kamar
: Lukas/10-1
Tanggal
20/3/2015
No DP
I
Evaluasi
S : Pasien mengatakan masih nyeri pada ibu
Nama
Verra
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Verra
Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan
masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1.
rheumatoid artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi
akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2011. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.