Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN BELAJAR
I.

KONSEP DASAR BELAJAR


A. DEFINISI
Belajar adalah suatu usaha untuk merubah tingkah laku yang diperoleh
melalui latihan maupun pengalaman untuk memperoleh pengetahuan dan
menuju ke sikap yang lebih baik.
Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
1. James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar;
Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku
2.

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.


Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan

perubahan-perubahan

dalam

pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.


3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka
Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh
4.

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.


Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar;
Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.


5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka
Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar dan Pembelajaran
6. Djamarah, Syaiful Bahri, (Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
7.

kognitif, afektif dan psikomotor.


R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka
Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh

motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah


laku
8. Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan
pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan
melalui hafalan.
9. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning
mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or
capacity, wich persists over a period time, and which is not simply
ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus
menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja.
Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar
diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
10. Lester D. Crow and Alice Crow, belajar adalah acuquisition of
habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
Belajar

berhubungan

dengan

kebutuhan

pasien

dalam

keperawatan adalah belajar untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang


tersedia untuk menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang akan
membantu meningkatkan kondisi kesehatan.
Gangguan belajar adalah suatu gangguan yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk mendapatkan, meraih dan menggunakan
kemampuan akademis seperti membaca dan berhitung. Namun berkaitan
dengan

kesehatan

gangguan

belajar

adalah

gangguan

yang

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk untuk memahami sebuah


informasi dan keterbatasan kamampuan tentang perilaku sehat untuk
meningkatkan kondisi kesehatan.
Pasien yang dirumah sakit merupakan orang-orang yang
mengalami gangguan belajar dimana gangguan belajar yang paling
sering dialami oleh semua pasien di suatu rumah sakit adalah berkaitan
dengan defisiensi pengetahuan yang merupakan ketidaktahuan atau
kurang informasi kognitif, informasi yang salah tentang topik tertentu
yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien sehingga hal
tersebut dapat mempengaruhi keadaan pasien.
2

B. ETIOLOGI/FAKTOR PREDISPOSISI
Penyebab dari seseorang mengalami defisiensi pengetahuan diakibatkan
karena yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya informasi

yang menyebabkan kurangnya juga

pengetahuan dari orang tersebut. Hal yang berkaitan dengan


kurangnya informasi akan menyebabkan pasien tidak memahami
betul tentang prenyakit yang diderita dan juga pengobatan yang
harus dijalani sehingga hal tersebut akan mengakibatkan pasien
tidak patuh dalam menjalani pengobatan dan hal tersebut akan
memperburuk kondisinya. Seperti pasien DM informasi mengenai
nutrisi yang harus dipenuhi pasien dan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi oleh pasien DM seperti pisang dimana makanan
tersebut akan mengakibatkan kadar gula semakin eningkat sehingga
perlu diberikan informasi berupa edukasi kepada pasien yang
mengalami masalah seperti itu.
2. Informasi yang salah juga menyebabkan orang mengalami
defisiensi pengetahuan karena hal tersebut akan mengakibatkan hal
yang tidak diinginkan terjadi yang bisa merugikan orang lain
(pasien). Seperti contohnya pasien salah meminum obat yang
diberikan oleh perawat, dimana perawat menginstruksikan pasien
untuk meminum obat 3x1 sehari, namun pasien meminum obat
dalam sekali minum langsung meminum 3 obat, hal ini
mengakibatkan akibat yang sangat merugikan kepada pasien
sehingga informasi yang harus disampaikan kepada pasien haruslah
dimengerti dan dipahami dimana perawat harus memberikan
instruksi yang jelas dan benar.
3. Informasi yang berlebih juga merupakan penyebab dari terjadinya
defisiensi pengetahuan karena apabila informasi yang diberikan
secara berlebihan itu tidak akan efektif diterima oleh pasien
sehingga pasien akan menjadi tidak mengerti dengan informasi
yang sebenarnya ingin disampaikan dan juga informasi yang
berlebih seperti informasi itu seharusnya tidak disampaikan kepada
pasien namun disampaikan secara berlebih itu akan mengakibatkan

hal-hal yang menyebabkan

pasien

mengalami rasa yang tidak

nyaman. Seperti contohnya pasien yang mengidap HIV AIDS dan


kita memberikan informasi yang berlebih seperti menyampaikan
bahwa pasien HIV AIDS akan meninggal hal tersebut akan
memengaruhi

kondisi

pasien

selama

pengobatan

sehingga

perkembanagan kesehatan pasien menurun, tentu hal tersebut tidak


diinginkan.
C. CIRI-CIRI BELAJAR
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),
maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau
dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan
usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obatobatan.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar
adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997)
mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan
disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan
hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya
semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat,
dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu

proses

belajar.

Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi


pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari
tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi
Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi
perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan,

sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi


Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan
yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi
pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan
tentang Hakekat Belajar. Ketika dia mengikuti perkuliahan
Strategi Belajar Mengajar, maka pengetahuan, sikap dan
keterampilannya tentang Hakekat Belajar akan dilanjutkan dan
dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan Strategi Belajar
Mengajar.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh :
seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka
pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat
dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku
dirinya

sendiri

maupun

mempelajari

dan mengembangkan

perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.


4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan
ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar
tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam
Prose

Belajar

Mengajar

tidak

perlu

mempertimbangkan

perbedaanperbedaan individual atau perkembangan perilaku dan


pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran
Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk
menerapkan

prinsip - prinsip

perbedaan

individual

maupun

prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.


5. Perubahan yang bersifat aktif.

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif


berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin
memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka
mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan
mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman
tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung
menetap dan menjadi bagian

yang

melekat

dalam

dirinya.

Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka


penguasaan keterampilan

mengoperasikan komputer tersebut

akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.


7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi
pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek
mungkin dia ingin memperoleh
keterampilan

pengetahuan,

tentang psikologi pendidikan

sikap

dan

yang diwujudkan

dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan


tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif
dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi
Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh
pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan
dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar
tentang Teori-Teori Belajar, disamping memperoleh informasi
atau

pengetahuan

tentang

Teori-Teori

Belajar,

dia

juga

memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai


Teori-Teori Belajar. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan
dalam menerapkan Teori-Teori Belajar.

Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku


yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal,
baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama
terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan

individu

dalam

melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan


simbol-simbol,

misalnya:

penggunaan

simbol matematika.

Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan


dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit,
konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat
dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk

melakukan

pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam


konteks

proses

pembelajaran,

strategi

kognitif

yaitu

kemampuan mengendalikan ingatan dan cara - cara berfikir agar


terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan
pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih
menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu
untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata
lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan
memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu
obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran,
perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar
akan tampak dalam :
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali
menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang
keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa
secara baik dan benar.

2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun


sifatnya

motorik,

keterampilan-keterampilan

itu

memerlukan

koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.


3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi
arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif
sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan
sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip
dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis
seperti bagaimana (how) dan mengapa (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu
sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan
takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan
sebagainya.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai
hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif,
afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.
Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki
keinginan untuk belajar:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas
manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari
kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari
diketahuinya.
5. Agar
mampu

bersosialisasi

dan

apa

yang

beradaptasi

telah
dengan

lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi
diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

8. Untuk mengisi waktu luang.

D. PATHWAY (PATOFISIOLOGI)

PENYAKIT YANG DIDERITA

KURANG INFORMASI

INFORMASI YANG SALAH INFORMASI YANG BERLEBIH

KETIDAKEFEKTFAN
DALAM
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KPAHMAN
MENGENAI PENYAKITNYA
PEMILIHAN
KETIDAKMAMPUAN
LINGKUNGAN
DALAM
YANG TIDAK
KETIDAKPATUHAN
MELAKUKAN
TEPAT PERAWATAN
DALAM SECARA
MELAKUKA
MA

DEFISIENSI PENGETAHUAN

PERKEMBANGAN KESEHATAN PASIEN MENURUN

10

II.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Pengkajian untuk Defisiensi Pengetahuan
Periksa keakuratan umpan balik untuk memastikan bahwa pasien
memahami program terapi dan informasi lainnya yang relevan
1. Pengkajian individual (NIC)
a. Tentukan kebutuhan belajar pasien
b. Lakukan penilaian terhadap tingkat pengetahuan pasien saat ini
dan pemahaman terhadap materi (misalnya pengertahuan tentang
prosedur atau penanganan yang diprogramkan)
c. Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi
khusus (misalnya tingkat perkembangan, status psikologis,
orientasi, nyeri, keletihan, kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi,
keadaan emosional, dan adaptasi terhadap penyakit)
d. Tentukan motivasi pasien untuk mempelajari informasi tertentu
(yaitu

kepercayaan

kesehatan,

riwayat

ketidakpatutan,

pngalaman buruk dengan perawatan kesehatan dan mempelajari


kesehatan serta tujuan yang berseberangan)
e. Kaji gaya belajar pasien
2. Pengkajian untuk Pasien / Keluarga
a. Beri penyuluhan sesuai dengan tingkat pemamhaman pasien,
ulangi informasi bila diperlukan
b. Gunakan berbagai pendekatan penyuluhan, redemostrasi , dan
berikan umpan balik secara verbal dan tertulis
c. Penyuluhan individu (NIC)
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bangun kredibilitas sebagai guru bila perlu
3) Tetapkan tujuan pembelajaran bersama yang realistis dengan
klien
4) Pilih metode dan perawatan yang sesuai
5) Beri waktu kepada pasien untuk mengajuan beberapa
pertanyaan dan mendiskusikan permasalahannya
6) Dokumentasikan materi yang dipersentasikan materi tertulis
yang diberikan dan pemahaman pasien tentang atau perilaku
pasien yang meperlihatkan pembelajaran pada catatan medis
permanen.
7) Ikut sertakan keluarga atau orang terdekat bila perlu
3. Aktivitas Kolaboratif
a. Beri informasi tentang sumber-sumber komunitas yang dapat
menolong pasien dalam memprtahankan program terapi
11

b. Buat rencana pembelajaran multi disipliner yang terkoordinasi,


sebutkan perencanaannya
4. Aktivitas lain
Berinteraksi dengan pasien dengancara yang tidak menghakimi untuk
memfasilitasi pembelajaran
5. Perawatan di Rumah
a. Penyuluhan penting dilakukan baik di tatanan perawatan dirumah
maupun ditatanan rumah sakit. Semua intervensi diatas dapat
diadaptasi untuk perawatan dirumah
b. Cari ruang yang sesuai di dalam rumah untuk proses belajar
mengajar
c. Kaji tingkat melek huruf: sesuaikan materi dan strategi yang
diberikan
d. Pertimbangkan penggunaan videoconference atau teleconference
dan program komputer
6. Pengkajianuntuk Bayi dan Anak
Gunakan cara komunikasi dengan strategi penyuluhuan yang seuai
dengan tahap perkemangan anak (misalnya remaja dapat belajar
dengan baik secara berkelompok)
7. Pengkajianuntuk Lansia
a. Kaji keterbatasan fisik dan mental untuk belajar

(misal :

kemampuan mendengar yang menurun, kehilangan keterampilan


psikomotor) dan sesuaikan penyuluhan anda sesuai kebutuhan
b. Pastikan kacamata dan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
c. Berikan materi tertulis sehingga klien dapat menggunakannya
nanti di tatanan yang yang lebih santai
d. Berikan informasi secara berulang dan penekanan, persingkat
waktu pertemuan
B. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin diperoleh untuk pasien dengan gangguan
kebutuhan belajar adalah defisiensi pengetahuan.
DEFISIENSI PENGETAHUAN
1. Definisi
Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topik tertentu.
2. Batasan Karakteristik
a) Perilaku hiperbola
b) Ketidakakuratan mengikuti perintah
c) Ketidakakuratan melakukan tes

12

d) Perilaku tidak tepat (misalnya: histeris, bermusuhan, agitasi,


apatis)
e) Pengungkapan masalah
3. Faktor yang Berhubungan
a) Keterbatasan kognitif
b) Salah interpretasi informasi
c) Kurang pajanan
d) Kurang minat dalam belajar
e) Kurang dapat mengingat
f) Tidak famailier dengan sumber informasi

C. INTERVENSI
Difisiensi

NOC

NIC

pengetahuan

Knowledge : disease Teaching : disease proces

Definisi : ketiadaan

proces
Knowledge : health

atau

difisiensi

informasi
yang

kognitif

behavior

berkaitan

Kriteria hasil

dengan topik tertentu.

Berikan

penilaian

tentang

tingkat

pengetahuan

pasien

tentang proses penyakit

Pasien dan keluarga

Batasan

menyatakan tentang

yang spesifik
Jelaskan patofisiologi

karakteristik :

penyakit,

kondisi,

dari

prognosis

dan

bagaimana

program pengobatan
Pasien dan keluarga

berhungan

Prilaku hiperbola
Ketidakakuratan
mengikuti

penyakit

dan

hal

ini

dengan

anatomi dan fisiologi

mampu

perintah
Ketidakakuratan

prosedur

yang

gejala yang biasa pada

melakukan tes
Perilaku
tidak

dijelaskan

secara

penyakit, dengan tanda

tepat (misalnya,
histeria,

melaksanakan

benar.
Pasien dan keluarga

,dengan cara yang tepat.


Gambarkan tanda dan

yang tepat
Identifikasi

bermusuhan,

mampu menjelaskan

kemungkinan

agitasi, apatis)
Pengungkapan

kembali

penyebab,dengan

dijelaskan

apa

yang

cara

yang tepat

13

masalah
Faktor

perawat/tim
yang

kesehatan lainnya.

pada

berhubungan

informasi
Kurang pajanan
Kurang minat

dalam belajar
Kurang dapat

mengingat
Tidak familier

informasi

pasien

tentang

kondisi,dengan

Keterbatasan
kognitif
Salah intepretasi

Sediakan

cara

yang tepat
Hindari jaminan yang

kosong
Sediakan bagi keluarga
atau

SO

informasi

tentang

kemajuan

pasien dengan cara yang

tepat
Diskusikan
gaya

dengan sumber
informasi

perubahan

hidup

yang

mungkin

diperlukan

untuk

mencegah

komplikasi yang akan


datang dan atau proses

pengontrolan penyakit.
Diskusikan
pilihan

terapi atau penanganan.


Dukung pasien untuk
mengeksplorasi
mendapatkan

atau
second

informasi atau opinion


dengan cara yang tepat

atau diindikasikan.
Rujuk pasien pada grup
atau

agensi

di

komunitas lokal,dengan

cara yang tepat.


Instruksikan
mengenai
gejala
melaporkan

tanda

pasien
dan
untuk
pada

14

pemberi

perawatan

kesehatan,dengan

cara

yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Juall Carpenito, Lynda-Moyet. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta:
EGC
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan
NANDA Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai