Anda di halaman 1dari 17

Kasus defisit perawatan diri

Tuan A.R usia 28 tahun di rawat di RSJP Jawa barat dengan diagnose medis Skizofrenia
residual. Sebelum masuk rumah sakait klien sering marah marah tanpa sebab dan
berbicara sendiri. Sehingga keluarga membawa klien kembadi di rawat di RS. Kadang
klien menolah minum obat yang diberikan oleh ibunya. kontrol teratur karena dibujuk
oleh ibunya dan pamannya, menurut keluarga klien sangat takut terhadap pamannya
sehingga selalu menurut apabila diajak berobat. Selama ini klien sering kali tidak mau
mandi, sehingga badannya bau, kotor, kulitnya berdaki dan rambutnya gimbal. Klien
lebih banyak diam dikamar dan tidak mau bergaul dengan keluarga apalagi dengan
orang yang baru dikenalnya. Pada saat ini klien sudah dirawat di ruang tenang pun
masih suka menolak apabila dimandikan dan melakukan perawatan diri dengan
mengatakan kalau badan saya bersih tidak bau, klien tidak ada keinginan untuk
melakukan perawatan diri.

Buatlah :
1 Asuhan keperawatan pada klien diatas

2 SPTK pada pengkajian dan intervensi

3 Rencana TAK yang akan dilakukan

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn A.R Nama Mahasiswa : Tim SGD 1
Umur : 28 tahun No. RM :
Status : - Sumber data : klien dan keluarga
Marital

II ALASAN MASUK
klien sering marah marah tanpa sebab dan berbicara sendiri

III FAKTOR PREDISPOSISI


Klien sebelum nya mengalami gangguan jiwa dan minum obat tidak teratur

IV FAKTOR PRESIPITASI
V PSIKOSOSIAL
A.KONSEP DIRI
Harga Diri : klien terlihat tidak mau bergaul dengan orang lain
VI ALAM PERASAAN
( ) Sedih ( ) Putus Asa
(v) Ketakutan ( ) Gembira Berlebihan
VII AFEK
(v) Datar () Labil
( ) Tumpul () Tidak Sesuai
VIII MEKANISME KOPING MAL ADAPTIF
() Minum Alkohol (v) Menghindar
() Reaksi Lambat ( ) Mencederai Diri
() Bekerja Berlebihan () Lainnya

IX DATA
Ds : - Keluarga klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien sering
marah marah tanpa sebab dan berbicara sendiri
- Keluarga klien mengatakan kadang klien menolak minum obat yang
diberikan oleh ibunya

- Keluarga klien mengatakan klien sangat takut terhadap pamannya


sehingga selalu menurut apabila diajak berobat

- Keluarga klien mengatakan Selama ini klien sering kali tidak mau
mandi, sehingga badannya bau, kotor, kulitnya berdaki dan rambutnya gimbal

- Keluarga klien mengatakan Klien lebih banyak diam dikamar dan tidak
mau bergaul dengan keluarga apalagi dengan orang yang baru dikenalnya

Do : - diagnose medis Skizofrenia residual


- kontrol teratur karena dibujuk oleh ibunya dan pamannya
-Pada saat ini klien sudah dirawat di ruang tenang pun masih suka
menolak apabila dimandikan dan melakukan perawatan diri dengan mengatakan kalau
badan saya bersih tidak bau, klien tidak ada keinginan untuk melakukan perawatan diri.

X ANALISA DATA

NO DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF MASALAH


1. Ds : - Keluarga klien mengatakan Selama ini Kurang perawatan diri
klien sering kali tidak mau mandi, sehingga
badannya bau, kotor, kulitnya berdaki dan
rambutnya gimbal

Do : -Pada saat ini klien sudah dirawat di ruang


tenang pun masih suka menolak apabila
dimandikan dan melakukan perawatan diri
dengan mengatakan kalau badan saya bersih
tidak bau, klien tidak ada keinginan untuk
melakukan perawatan diri

XI MASALAH KEPERAWATAN
1 Kurang perawatan diri
2 HDR
3 Halusinasi
XII POHON MASALAH
HDR
AKIBAT
Defisit perawatan diri

Halusinasi
(Penyebab)

XIII ASUHAN KEPERAWATAN

No DX PERENCANAAN
Tujuan Kriteria / Evaluasi Intervensi
1 2 3 4 5
1. Kurang Setelah dilakukan tindakan .
perawatan keperawatan : Setelah dua kali SP1:15 maret 2014
diri 1 Pasien mampu pertemuan pasien 1.identifikasi
mampu menjelas kan - Kebersihan
melakukan
penting nya : diri
kebersihan diri - Kebersihan diri
secara mandiri - Berdandan
- Berdandan /
2 Pasien mampu - Makan
berhias
berhias atau - BAB/BAK
- Makan
berdandan secara 2.Jelaskan
- BAB/BAK
baik pentingnya
- Melakukan cara
3 Pasien mampu kebersihan diri
merawat diri 3.jelaskan alat dan
BAB/BAK secara
secara baik cara kebersihan diri
mandiri
4.masukan kedalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 2 : 15 maret 2014
1 Evaluasi sp 1
2 Jelaskan
penting nya
berdandan
3 Latih cara
berdandan
a.untuk pasien laki-
laki
-berpakaian
-menyisir rambut
-bercukur
b.untuk pasien
perempuan
-berpakaian
-menyisir rambut
-berhias
4.masukan
kedalam jadwal
harian pasien
SP 3 : (15 maret 2014
)
1.Evaluasi kegiatan
Sp 1 dan Sp 2
2.jelas kan cara dan
alat makan yang
benar
-jelaskan cara
mempersiap kan
makan
-jelaskan cara
merapih kan
peralatan makan
setelah makan
-praktek makan
sesuai dengan
tahapan makan yang
baik
3.latih kegiatan
makan
4.masukan kedalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 4 : (15 maret
2014)
1 Evaluasi
kemampuan
pasien yang
lalu (SP
1,2,3)
2 Latih cara
BAB//BAK
yang baik
-menjelas kan
tempat
BAB/BAK yang
sesuai
-menjelaskan
cara
membersihkan
diri setelah
BAB/BAK
Keluarga mampu: Setelah melakukan 2 SP 1.
Merawat anggota keluarga kali pertemuan SP 1 (16 Maret 2014)
yang mengalami masalah keluarga mampu : 1 identifikasi
kurang perawatan diri -meneruskan atau
masalah
melatih pasien dan
mendukung agar dalam
kemampuan pasien merawat
dalam perawatan diri pasien dengan
nya meningktat masalah :
-kebersihan
diri
-berdandan
-makan
-BAB/BAK
2. jelaskan
deficit perawatan
diri
3.jelas kan cara
merawat :
-kebersihan
diri
-berdandan
-makan
-BAB/BAK
4.bermain peran
cara perawat
5.RTL keluarga /
jadwal untuk
merawat
SP 2(16 maret 2014)
1 evaluasi Sp 1
2 latih keluarga
cara merawat
lansung
kepasien,kebe
rsihan diri
dan
berdandan
3 RTL
keluarga /
jadwal untuk
merawat
SP 3(16 maret 2014)
1 Evaluasi
kemampuan
Sp 2
2 Latih
keluarga
merawat
lansung ke
pasien cara
makan
3 RTL
keluarga
/jadwal untuk
merawat

SP 4(16 maret 2014)


1.evaluasi
kemampuan
keluarga
2.evaluasi
kemampuan
pasien
3.RTL
keluarga
-follow up
-rujukan
BAB III
STANDAR PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A STRATEGI PELAKSANAAN
Nama Mahasiswa : kelempok sgd 1
Nama Pasien/Ruangan : Tn.A.R
No.RM :
Hari,Tanggal : minggu 15 maret 2014
Hari Ke/Pertemuan Ke : 1
Fase : Orientasi/ Kerja

SP 1 :
(Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri)
1 Kondisi klien:

Ds : - Keluarga klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien sering


marah marah tanpa sebab dan berbicara sendiri

- Keluarga klien mengatakan kadang klien menolak minum obat yang


diberikan oleh ibunya

- Keluarga klien mengatakan klien sangat takut terhadap pamannya


sehingga selalu menurut apabila diajak berobat

- Keluarga klien mengatakan Selama ini klien sering kali tidak mau
mandi, sehingga badannya bau, kotor, kulitnya berdaki dan rambutnya gimbal

- Keluarga klien mengatakan Klien lebih banyak diam dikamar dan tidak
mau bergaul dengan keluarga apalagi dengan orang yang baru dikenalnya

Do : - diagnose medis Skizofrenia residual


- kontrol teratur karena dibujuk oleh ibunya dan pamannya
-Pada saat ini klien sudah dirawat di ruang tenang pun masih suka
menolak apabila dimandikan dan melakukan perawatan diri dengan mengatakan kalau
badan saya bersih tidak bau, klien tidak ada keinginan untuk melakukan perawatan diri.

2 Diagnosis keperawatan:

Kurang perawatan diri


3 Tujuan Keperawatan :

Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

4 Tindakan keperawatan :

SP1:
1.identifikasi
Kebersihan diri
Berdandan
Makan
BAB/BAK
2.Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3.jelaskan alat dan cara kebersihan diri
4.masukan kedalam jadwal kegiatan pasien

5 Strategi komunikasi

a Orientasi

Selamat pagi Tn.A.R perkenalkan nama saya perawat Aluy, yang bertugas di
rumah sakit ini..., dan saat ini bertugas merawat Tn.A.R
Bagaimana persaan Tn.A.R hari ini?
Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang apa yang Tn.A.R rasakan selama
ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?

b Fase kerja

Pak,bapak sehari mandi berapa kali? Biasa nya bapak mandi pakai sabun apa
tidak? Selesai mandi bapak berdandan atau tidak? Apakah bapak sudah tau cara
berdandan? Bagai mana cara bapak berdandan? Bisa kah bapak ceritakan bagai
mana Fase terminasi
Bagaimana perasaan H setelah peragaaan latihan tadi?
kalau halusinasi itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya? Mau pukul berapa saja latihannya?(Anda masukan
kagiatan latihan menghardik halusinasi ke dalam jadwal kagiatan harian pasien)
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
halusinasi dengan cara kedua? Jam berapa H? Bagaimana kalau dua jam alagi?
Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempatnya? Baiklah, sampai jumpa.

B STRATEGI PELAKSANAAN
Nama Mahasiswa : Atika Wulandari
Nama Pasien/Ruangan : Tn.H/ Ruangan kemuning
No.RM :
Hari,Tanggal : Senin 1 Juni 2014
Hari Ke/Pertemuan Ke : 2
Fase : Kerja

SP 2 :
(Latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua yaitu dengan bercakap-cakap
dengan orang lain)
1 Kondisi klien:

a Data Objektif :

- Klien terlihat berbicara sendiri


- Klien terlihat menyendiri
b Data Subjektif :

- Klien menyatakan sering berbicara sendiri,

- Klien Menyatakan bicaranya kacau,

- Klien Mengatakan suka marah- marah dan suka keluyuran

- Klien menyatakan ada bidadari yang berbicara dengannya

2. Diagnosis keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

1 Tujuan Keperawatan :

a Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan


b Memperagakan cara bercakap-cakap dengan orang lain

2 Tindakan keperawatan :

a Latih berbicara / bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul

3 Strategi komunikasi

c Orientasi

Selamat pagi H
bagaimana perasaan H hari ini? apakah halusinasi itu masih muncul?
apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?, berkurangkan halusinasinya?
Bagus! Sesuai janji kita tadi, saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20
menit. Mau dimana? Disini saja?

d Fase kerja

Cara kedua untuk mencegah/ mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap cakap dengan orang lain. Jadi, kalau H mulai melihat halusinasi itu,
langsung saja cari teman untuk di ajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan H. Contohnya begini.... tolong, saya mulai melihat halusinasi. Ayo ngobrol
dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah misalnya kakak, H katakan, Kak, ayo
ngobrol dengan H. H sedang melihat halusinasi. begitu H. Coba H lakukan seperti
yang tadi saya lakukan. ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih
terus ya, H!

e Fase terminasi

Bagaimana perasaan H setelah peragaaan latihan ini? jadi sudah ada berapa
cara yang H pelajari untuk mencegah halusinasi itu? Bagus, cobalah kedua cara
ini kalau H mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukan dalam
jadwal kegiatan harian H? Mau pukul berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti
lakukan secara teratur jika sewaktu waktu halusinasi itu muncul! Besok pagi
saya akan kemari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga
yaitumelakukan aktivitas terjadwal? Mau pukul berapa? Bagaimana kalau pukul
10? Mau dimana? Di sini lahi? Sampai besok
Selamat pagi

C STRATEGI PELAKSANAAN
Nama Mahasiswa : Atika Wulandari
Nama Pasien/Ruangan : Tn.H/ Ruangan kemuning
No.RM :
Hari,Tanggal : Senin 1 Juni 2014
Hari Ke/Pertemuan Ke : 3
Fase : Kerja

SP 3 :
(Latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga, yaitu melaksanakan aktivitas
terjadwal)
1 Kondisi klien:

a Data Objektif :

- Klien terlihat berbicara sendiri


b Data Subjektif :

- Klien menyatakan sering berbicara sendiri,

- Klien menyatakan ada bidadari yang berbicara dengannya

2 Diagnosis keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

3 Tujuan Keperawatan :

b Menyebutkan kegiatan yang sudah di lakukan.


c Membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan mampu memperagakannya

1 Tindakan keperawatan :
a Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul

2 Strategi komunikasi

a Orientasi

Selamat pagi H
bagaimana perasaan H hari ini? apakah halusinasi itu masih muncul?
apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?, berkurangkan halusinasinya?
Bagus! Sesuai janji kita tadi, saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal.. Kita akan latihan selama 30
menit. Mau dimana? Disini saja? Baiklah

b Fase kerja

Apa saja yang biasa H lakukan? Apa saja kegiatan yang biasa dilakukan? (terus
tanyakan sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah, banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus
sekali H dapat lakukan. Kegiatan ini dapat H lakukan untuk mencegah halusinasi
itu muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam
ada kegiatan.

c Fase terminasi

Bagaimana perasaan H setelah peragaaan latihan ini? jadi sudah ada berapa
cara yang H pelajari untuk mencegah halusinasi itu? Bagus, coba sebutkan 3 cara
yang telah kita latih untuk mencegah halusinasi. Bagus sekali. Mari kita masukan
dalam jadwal kegiatan harian H? Bagaimana kalau kita membahas cara minum
obat yang baik serta kegunaan obat pada kunjungan saya berikutnya?
Sampai Jumpa

D STRATEGI PELAKSANAAN
Nama Mahasiswa : Atika Wulandari
Nama Pasien/Ruangan : Tn.H/ Ruangan kemuning
No.RM :
Hari,Tanggal : Senin 1 Juni 2014
Hari Ke/Pertemuan Ke : 4
Fase : Kerja/ Terminasi

SP 4 :
(Latih pasien menggunakan obat secara teratur)
1 Kondisi klien:

a Data Objektif :

- Klien terlihat berbicara sendiri


b Data Subjektif :

- Klien menyatakan sering berbicara sendiri,

- Klien menyatakan ada bidadari yang berbicara dengannya

2 Diagnosis keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

3 Tujuan Keperawatan :

- Menyebutkan kegiatan yang sudah di lakukan


- Menyebutkan manfaat dari perogram pengobatan

4 Tindakan keperawatan :

- Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncull

5 Strategi komunikasi

a Orientasi

Selamat pagi H
bagaimana perasaan H hari ini? apakah halusinasi itu masih muncul?
apakah sudah dipakai 3 cara yang telah kita latih?, apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik! Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang H minum. Kita akan berdiskusi selama 20
menit. Mau dimana? Disini saja? Baiklah

b Fase kerja

H, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah halusinasi


berkurang/ hilang? Minum obat sangat penting supaya halusinasi yang H lihat
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang H
minum? (perawat menyiapkan obat pasien) ini yang warna orange (CPZ) 3
kali sehari pukul 7 pagi, pukul 1 siang dan pukul 7 malam gunanya untuk
membuat pikiran tenang. Ini yang putih (THP) 3 kali sehari pukulnya sama
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3
kali sehari, waktunya sama, gunanya untuk menghilangakn suara-suara.
Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh di berhentikan. Nanti
dikonsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, H akan kambuh dan
sulit untuk mengembalikan keadaan semula. Kalau obat habis H dapat minta
ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. H juga harus teliti saat menggunakan
obat-obat ini. Pastikan obatnya benar, artinya Hharus benar-benar
memastikan bahwa obat itu bebar-benar punya H. Jangan keliru dengan obat
milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obatdiminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat
waktunya. H juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan
harus cukup minum 10 gelas per hari.

c Fase terminasi

Bagaimana perasaan H setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah


berapa cara yang kita latih untuk mencegah halusinasi? Coba sebutkan!
Bagus!(jika jawaban benar) mari kita masukan jadwal minum obatnya pada
jadwal kegiatan H. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau
keluarga kalau di rumah. Nah, makanan sudah datang. Kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan.
Bagaimana kalau minggu depan? Mau pukul berapa? Bagaimana kalau pukul
10? Sampai Jumpa

Anda mungkin juga menyukai