Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PSIKOLOGI KESEHATAN

Kelompok 2 (Kasus 2)
Dalam pernyataannya, R (20) menceritakan, dalam satu hari dia biasa mengonsumsi dua gelas
boba selama tiga sampai empat hari dalam seminggu. Kebiasaannya ini dia lakukan sejak
Desember 2019 dan terus berlangsung. Biasanya R mengonsumsi boba tiga sampai empat hari dalam
seminggu.Selama mengonsumsi boba, dia merasa tak ada yang aneh pada dirinya. Lambat laun, R
mulai merasakan ada hal yang aneh pada tubuhnya. Awalnya, dia merasakan kebas pada kaki.
Selama enam hari setelah itu, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang. Hingga akhirnya, dia
merasakan kakinya mengalami lumpuh sementara. R lalu memutuskan untuk memeriksakan
kondisinya ke dokter pada Maret 2020. "Dokter bilang ini kebanyakan gula, dan pas banget aku
sering konsumsi boba. Hingga suatu ketika, perempuan berusia 20 tahun ini merasakan kebas pada
kaki. Selama enam hari, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang. Kakinya kemudian mengalami
lumpuh sementara. R lalu memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter pada Maret 2020, dan
didiagnosis Diabetes Melitus tipe-2. "Dibawa ke dokter umum, bilangnya cuma kekurangan vitamin D.
Ternyata masih terasa berkedut, bahkan pas jalan kayak meleyot (layu) gitu kakinya. Akhirnya dibawa
ke dokter penyakit dalam dan dicek ternyata sudah DM (diabetes melitus) tipe-2,"
FORMAT TUGAS
ANALISIS KASUS KESEHATAN

COVER & NAMA KELOMPOK

I. Pendahuluan
 Latar Belakang (pencantuman fenomena atau kasus kesehatan)

II. Landasan Teori


Transtheoretical Model / model tahap perubahan diperkenalkan oleh James
Prochaska dan Carlo Diclemente pada awal tahun 1980-an dengan konsep awal yaitu
Stage of Change Model. Teori ini berfokus pada pengambilan keputusan individu
yang melibatkan emosi, kognisi, dan perilaku. Selain itu teori ini melibatkan metode self-
report untuk mengetahui sejauh mana kondisi ketergantungan seseorang. Dalam
analisisnya, Prochaska dan Warren (1997) menganalisis perubahan diri pada
perokok dengan perawatan profesional untuk perilaku merokoknya dan menilai
seberapa sering subjek menggunakan 10 proses tersebut. Dari perilaku ini Prochaska dan
Warren (1997) menyimpulkan bahwa perilaku terjadi melalui serangkaian tahap. Lalu
stage mode ini meluas cakupannya, termasuk investigasi dan aplikasi dengan jangkauan
yang luas pada perilaku yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental termasuk
penyalahgunaakn alkohol dan obat, panic disorder, pencegahan AIDS, kepatuhan medis,
kehamilan, dan perilaku merokok. Perkembangan dari pengaplikasian ini diperluas,
divalidasi, dan ditantang dari konstruk inti dari transtheorical model. Menurut (Prochaska &
Wayne, 1997) dalam tahapannya, transtheoretical model membagi kepada 6 tahap, yaitu :
1. Pre ContemplationIni merupakan tahap dimana individu tidak tidak berniat
mengubah perilakunya.Individu biasanya akan berusaha untuk menghindari
membicarakan, membaca, atau memikirkan risiko perilakunya. Dalam tahap ini
individu dapat dikatakan belum atau tidak siap untuk melakukan perubahan.
2. Contemplation Individu masih menimbang-nimbang pro dan kontra dalam
mengubah perilakunya agar menjadi lebih sehat. Individu mulai menyadari bahwa
dalam perilaku mereka terdapat sesuatu yang bermasalah.
3. Preparation Di sinilah individu mulai berniat untuk mengubah perilakunya. Individu
telah berniat untuk mengambil tindakan (perubahan) mulai mengambil
langkah sedikit menuju perubahan perilaku yang lebih baik dan membuat
perencanaan seperti mulai berkonsultasi pada ahli kesehatan dan mengikuti
health education class.
4. Action Kebanyakan individu akan membuktikan bahwa dirinya dapat
mengubah perilaku bermasalahnya sedikit demi sedikit karena telah
mempersiapkannya dengan berbagai strategi sebagai upaya mencegah dorongan
perilaku bermasalah yang akanmuncul lagi. nilah tahap di mana individu
membuat modifikasi spesifik dalam perilakunya untuk mencapai target
behavior. Pada tahap ini melibatkan beberapa proses perubahan perilaku,
yaitu contingency management, yaitu meningkatkan penghargaan untuk
perilaku barunya (healthy behavior) dan mengurangi penghargaan terhadap
perilaku tidak sehatnya. Kemudian helping relationship, yaitu mencari dukungan
sosial untuk mendorong perubahan perilakunya menuju perilaku sehat. Lalu terdapat
counter conditioning, dimana individu mengubah pemikiran dan perilaku yang
tidak sehat dengan perilaku alternatif yang dapa tmendukung perubahan
menuju healthy behavior. Dan terakhir adalah stimulus control, yaitu
membuang pengingat yang dapat mengarahkan individu Kembali pada unhealthy
behavior dan menambahkan pengingat yang mengarahkan individu pada healthy
behavior.
5. Maintenance Pada tahap ini individu telah membuat perubahan besar
dalam gaya hidup danberusaha mencegah perilaku lamanya kembali, tetapi
prosesnya tidak sebanyak ditahapan action. individu berhasil mempertahankan
perilaku barunya dan bersiap untukmenuju ke tahap selanjutnya, sedankan jika
individu tidak berhasil maka akan menujutahap sebelumnya
6. Termination Individu pada tahap final ini memiliki kepercayaan diri maksimal dan
tidak memiliki keinginan untuk mengulang kebiasaan lamanya. Hal ini terjadi karena
memiliki self-efficacy atau kepercayaan individu untuk sukses dalam melakukan
suatu hal.

 Teori lain yg relevan atau poin penting yang terkait atau berkaitan dengan permasalahan

III. Pembahasan
Dalam analisis ini, teori yang akan digunakan yaitu teori Transtheoretical Model / model
tahap perubahan dari Prochanska & DiClemente yang memiliki 6 tahap dan beberapa teori
pendukung.
a. Analisis dari Teori Transtheoretical Model
 Precontemplation (tahap 1) – (dalam tahap ini subjek belem mengerti akan resiko dari
perilakunya) ,dalam satu hari R biasa mengonsumsi dua gelas boba selama tiga sampai
empat hari dalam seminggu. Kebiasaannya ini dia lakukan sejak Desember 2019 dan terus
berlangsung. Biasanya R mengonsumsi boba tiga sampai empat hari dalam
seminggu.Selama mengonsumsi boba, dia merasa tak ada yang aneh pada dirinya.
 Contemplation / Perenuangan (tahap 2) – (Kebiasaannya ini dia lakukan sejak
Desember 2019 dan terus berlangsung. Biasanya R mengonsumsi boba tiga sampai
empat hari dalam seminggu.Selama mengonsumsi boba.
 Preparation (tahap 3) - Selama enam hari, rasa kebas pada kakinya tak kunjung hilang.
Kakinya kemudian mengalami lumpuh sementara. R lalu memutuskan untuk
memeriksakan kondisinya ke dokter pada Maret 2020.

b. Analisis dari Teori Illness Cognition


 Identity – Berdasarkan diagnosis dokter, sakit yang diderita oleh subjek R adalah Diabetes
melitus tipe-2 (kondisi dimana kadar gula dalam darah melebihi nilai normal. Disebabkan
tubuh tidak menggunakan hormon insulin secara normal).
 The Perceived Cause of Illness – Sakit yang dialami oleh subjek R disebabkan karena
subjek terlalu sering mengkonsumsi boba, dalam seminggu dapat mengkonsumsi 3-4 hari
dalam seminggu. Perilaku tersebut dilakukan sejak Desember 2019.
 Timelime – Pada bulan Maret 2020 subjek R mulai merasakan ada yang aneh oada
dirinya yaitu merasakan kebas pada kaki selama enam hari.
 Consequences – Dampak fisik yang dialami oleh subjek R adalah mengalami lumpuh
sementara pada kaki dan saat digunakan untuk jalan kaki terasa layu, hal tersebut secara
otomatis mempengaruhi aktifitas subjek.

IV. Kesimpulan & Saran

V. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai