Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP

HARGA DIRI REMAJA DESA WONOAYU


KECAMATAN WAJAK
Achmad Zulkifli Adnan
Mauliawati Fatimah
Munaela Zulfia
Fina Hidayati
email: f.guidance@yahoo.com

Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Mulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana 50 Malang Jawa Timur

Abstrak- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap
harga diri pada remaja Desa Wonoayu Kecamatan Wajak. Hipotesis yang diajukan adalah adanya
pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri remaja Desa Wonoayu Kecamatan Wajak. Adapun
responden dalam penelitian ini adalah 103 orang dengan menggunakan instrumen dukungan
sosial dan instrumen harga diri. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis
Regression pada SPSS 16.0 for windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
dukungan sosial terhadap harga diri remaja Desa Wonoayu Kecamatan Wajak dengan hasil
signifikansi tinggi dengan nilai p< 0,05 (p = 0,000). Pengaruh dukungan sosial menunjukkan nilai
15,5% terhadap harga diri dan 84,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor – faktor diluar dukungan
sosial. Sehingga dapat diindikasikan ada beberapa factor lain yang mempengaruhi remaja desa
Wonoayu dalam menghargai dirinya.

Keyword: dukungan sosial, harga diri, remaja


PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2016 Pusat Penelitan dan Layanan
Psikologi. Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016

PENDAHULUAN berada pada masa transisi dari kanak-kanak menuju


ke dewasa. Pada masa ini individu akan mengenali
Masa remaja adalah masa dimana remaja
tugas perkembangan dalam dirinya, salah satunya
dituntut untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan
adalah perkembangan sosial. Salah satu bentuk
lingkungannya. Remaja selain sebagai makhluk
perkembangan sosial adalah interaksi sosial dengan
individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
teman. Interaksi sosial dengan teman merupakan
individu, remaja harus bertanggungjawab terhadap
wujud aktualisasi diri individu di lingkungan sekolah.
dirinya sendiri baik dalam memenuhi kebutuhan
Hal ini merupakan unsur penting untuk memenuhi
maupun menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat
kebutuhan harga diri. Adanya interaksi sosial, maka
merusak. Sebagai makhluk sosial, remaja harus
individu dapat menemukan jati dirinya. Apabila
mampu berhubungan dengan remaja lain (Faizatul
interaksi sosial tersebut tidak berjalan dengan baik,
Amilin dan Retno Lukitaningsih, 2014).
maka individu tersebut terindikasi mempunyai masalah
Masa adolescence, menurut Hurlock (1980:206),
dalam dirinya. Dalam hal ini, dibutuhkan kemampuan
mencakup kematangan mental, emosional, sosial,
individu untuk memahami dirinya agar mendapatkan
dan fisik. Masa remaja ditandai oleh perubahan-
harga diri di lingkungannya.
perubahan fisik dan psikologis yang pesat. Remaja

Jurnal Psikoislamika | Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016 53


Farzaee (2012) menemukan adanya hubungan Harga Diri
yang positif antara dukungan sosial dan harga diri. Baron & Byrne berpendapat bahwa harga diri
Selain itu dalam penelitian ini ditemukan bahwa merupakan evaluasi diri yang dibuat oleh setiap
dukungan sosial keluarga mampu memprediksi individu, sikap seseorang terhadap dirinya sendiri
kebahagiaan (r 0,08). Hubungan erat antara harga dalam rentang dimensi positif - negatif. Hal ini
diri dan dukungan sosial oleh keluarga bisa berasal sebagian didasarkan pada proses perbandingan
dari pemenuhan kebutuhan tentang harga diri dan sosial.
kebutuhan sosial. Hubungan positif antara dukungan Coopersmith (Pratiwi, 2011) menyebutkan
sosial dengan harga diri juga ditunjukkan hasil oleh terdapat empat aspek dalam Self-esteem yaitu power,
penelitian Kumar dkk (2014). Hal lain yang menarik
significance, virtue, dan competence. Kekuatan atau
adalah dukungan sosial memiliki hubungan negatif
power menunjukan adanya kemampuan seseorang
dengan agresi.
untuk dapat mengatur dan mengontrol tingkah
Dukungan Sosial laku serta mendapat pengakuan atas tingkah
Menurut Cohen & Hoberman (dalam Isnawati laku tersebut dari orang lain. Keberartian atau
& Suhariadi, 2013) dukungan sosial mengacu significance menunjukan pada kepedulian, perhatian,
pada berbagai sumber daya yang disediakan oleh afeksi dan ekspresi cinta yang di terima oleh
hubungan antar pribadi seseorang. Dukungan seseorang dari orang lain yang menunjukkan adanya
sosial memiliki efek yang positif pada kesehatan, penerimaan dan popularitas individu dari lingkungan
yang mungkin terlihat bahkan ketika tidak berada sosial. Kebajikan atau virtue menunjukan suatu
dibawah tekanan yang besar. ketaatan untuk mengikuti standar moral dan etika
Rook ( dalam Andarini & Fatma, 2013) serta agama dimana individu akan menjauhi tingkah
mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan laku yang harus di hindari dan melakukan tingkah
salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan- laku yang di izinkan oleh moral, etika dan agama.
ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat Kemampuan atau competence menunjukan suatu
kualitas umum dari hubungan interpersonal. Ikatan performasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan
dan persahabatan dengan orang lain dianggap dan mencapai prestasi (need of achievement)
sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara dimana level dan tugas-tugas tersebut tergantung
emosional dalam kehidupan individu. Menurut pada variasi usia seseorang.
Sarafino (1994), dukungan sosial adalah pemberian Menurut Coopersmith, (1967) ada beberapa
kenyamanan, kepedulian, penghargaan, atau bantuan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
yang dirasakan individu yang diterima dari orang penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri.
lain atau kelompoknya. Dukungan sosial membuat Pertama, penerimaan atau penghargaan terhadap
individu merasa nyaman, dicintai, dihargai, dan diri (self derogtrion). Indvidu yang berharga akan
dibantu oleh orang lain maupun suatu kelompok. memiliki penilaian yang lebih baik atau positif
Dukungan sosial yang diterima dapat membuat terhadap dirinya, sebaliknya individu yang merasa
individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, dirinya tidak berharga akan memiliki penilaian atau
timbul rasa percaya diri dan kompeten. Dukungan harga diri yang negatif. Kedua, kepemimpinan atau
sosial adalah pemberian informasi baik secara popularitas (Leadership/Popularity). Penilaian
verbal maupun non verbal, pemberian bantuan atau keberatian diri diperoleh seseorang pada saat
tingkah laku atau materi yang didapat dari hubungan seseorang harus berperilaku sesuai dengan tuntutan
sosial yang akrab, yang membuat individu merasa sosialnya menandakan kemampuan untuk membedakan
diperhatikan, bernilai dan dicintai. dirinya dengan orang lain atau lingkungan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan Dalam situasi ini seseorang akan menerima dirinya
sosial menurut Stanley (2007), adalah kebutuhan serta membuktikan seberapa besar pengaruh dirinya
fisik, meliputi sandang, pangan dan papan. Kebutuhan atau popularitas diantara teman-teman sebayanya.
sosial, Kebutuhan psikis Jika seseorang sedang Ketiga, keluarga - orang tua (Family–Parents)
menghadapi masalah baik ringan maupun berat, merupakan proporsi terbesar yang mempengaruhi
maka orang tersebut akan cenderung mencari pembentukkan harga diri. Hal ini disebabkan orang
dukungan sosial dari orang-orang sekitar sehingga tua dan keluarga merupakan model pertama dalam
dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai proses imitasi, dimana anak akan memberikan
(Aziz dan Fatma, 2013). penilaian terhadap dirinya sebagaimana orang tua
menilai dirinya yang berlangsung dalam jangka

54 Jurnal Psikoislamika | Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016


waktu yang relatif cukup lama. Keempat, asertivitas sosial sedang. Sementara yang memiliki dukungan
– kecemasan. Seseorang cenderung terbuka dalam sosial tinggi sebanyak 26 orang (25,2 %) dan hanya
menerima keyakinan (belief), nilai-nilai (Values), 7 orang (6,8 %) yang memiliki kategori dukungan
sikap (attitude), dan aspek moral dari seseorang sosial rendah.
maupun lingkungan tempat dimana seseorang Untuk harga diri diketahui bahwa mayoritas
berada jika dirinya diterima dan dihargai. Sebaliknya subjek penelitian sebanyak 80 orang (77,7%) termasuk
seseorang cenderung mengalami kecemasan bila dalam kategori harga diri sedang. Sementara yang
dirinya ditolak (rejection) oleh lingkungannya. memiliki harga diri tinggi sebanyak 15 orang (14,6
%) dan hanya 8 orang (7,8 %) yang memiliki kategori
METODE dukungan sosial rendah.
Penelitian ini menggunakan dua variabel Hasil menunjukkan nilai R = 0,394 dan R Square
penelitian, yaitu variabel bebas atau variabel X dan = 0,155 yang memiliki arti bahwa 15,5 % variabel
variabel terikat atau variabel Y. Adapun veriabel dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap
bebas dalam penelitian ini adalah dukungan sosial variabel harga diri dan 84,5 % lainnya dipengaruhi
dan variable terikat dalam penelitian ini adalah oleh faktor-faktor lain. Hasil anova diperoleh nilai
harga diri. F hitung sebesar 18.588 dengan taraf signifikansi
Metode pengumpulan data yang digunakan p sebesar 0,000 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan
dalam penelitian ini menggunakan skala dengan hasil yang signifikan dan mengindikasikan adanya
model Likert. Instrument penelitian ini terdiri dari pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri remaja
dua instrumen penelitian, yaitu skala dukungan Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak,. Coefficiences
sosial dan harga diri. Populasi yang diambil pada menunjukkan bahwa nilai dari konstanta regresi
penelitian ini adalah remaja yang berada di Desa dukungan sosial adalah 30.516 dan nilai konstanta
Wonoayu Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. regresi harga diri adalah 0,367. Dengan demikian
Subjek yang digunakan sebanyak 103 orang. dapat dibentuk persamaan garis regresi linier
Alat ukur yang digunakan adalah skala dukungan sederhana sebagai berikut:
sosial yang dan skala harga diri yang telah diadaptasi
oleh peneliti. Pada skala dukungan sosial dengan Y = a + bX
jumlah 23 aitem diperoleh kefisien reliabilitas sebesar Y = 30,516 + 0,367X.
0,825 dengan jumlah 17 aitem yang sahih.
Sedangkan pada skala harga diri dengan jumlah Hasil analisis regresi pada remaja putri
29 aitem diperoleh kefisien reliabilitas sebesar menunjukkan R square sebesar 25,6% yang
0,793 dengan jumlah 15 aitem. mengindikasikan dukungan sosial memiliki kontribusi
Data yang terkumpul dianalisis dengan sebesar 25,6 % terhadap variabel harga diri mereka
menggunakan teknik regresi sederhana, untuk dan 74,4 % lainnya dipengaruhi oleh factor-faktor
mengetahui pengaruh antara kedua variabel yakni lain diluar variabel dukungan sosial.
dukungan sosial (variabel bebas) dan harga diri
(variabel tergantung). Untuk pengolahan data, DISKUSI
perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas remaja
program SPSS-16 for windows. yang berada di Desa Wonoayu memiliki tingkat dukungan
sosial yang cukup baik dan hanya sedikit remaja
HASIL yang memiliki tingkat dukungan sosial rendah. Dalam
Berdasarkan hasil data deskripsi variabel hal ini, tidak semua orang mendapatkan dukungan
dukungan sosial memiliki nilai rata-rata sebesar sosial seperti yang diharapkannya. Setidaknya ada
59,97 , nilai terkecil (minimum) yaitu 41, nilai 3 faktor yang menyebabkan seseorang menerima
tertinggi (maksimum) yaitu 70 dan nilai standar dukungan (Sarafino, 1994).
deviasi sebesar 5,971. Sedangkan variabel harga diri
memiliki nilai rata-rata sebesar 52,5 , nilai terkecil Potensi Penerima Dukungan
(minimum) yaitu 28 , nilai terbesar (maksimum) Seseorang dapat memperoleh dukungan yang
yaitu 63 dan nilai standar deviasi sebesar 5,553. diharapkannya maka dia harus bersikap sosial,
Data rata-rata tingkat dukungan sosial, mempunyai sifat menolong, dan hal baik lainnya.
diketahui bahwa mayoritas remaja sebanyak 70
orang (68%) termasuk dalam kategori dukungan

Jurnal Psikoislamika | Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016 55


Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial sosial yaitu aspek emosional, aspek informatif,
Hubungan yang dimiliki individu dengan aspek instrumental dan aspek penilaian. Menurut
orang-orang dalam keluarga dan lingkungannya Stanley (2007), faktor – faktor yang mempengaruhi
dapat bervariasi dalam ukuran (jumlah orang yang dukungan sosial adalah kebutuhan fisik, kebutuhan
sering berhubungan dengan individu), frekuensi sosial dan kebutuhan psikis.
hubungan (seberapa sering individu bertemu dengan Sumbangan efektif (SE) variabel dukungan
orang-orang tersebut), komposisi (apakah orang- sosial terhadap harga diri remaja di Desa Wonoayu
orang tersebut keluarga, teman, rekan kerja, dan sebesar 15,5% ditunjukkan oleh koefisien determinan
sebagainya), dan kedekatan hubungan (r2) sebesar 0,155. Hal ini memiliki arti bahwa
Hal ini berarti subjek memperoleh dukungan terdapat 84,5% faktor lain yang mempengaruhi
sosial seperti yang diharapkannya, memperoleh diluar faktor dukungan sosial seperti konsep diri,
kesediaan dari seseorang yang diharapkan dapat kemampuan kognitif individu. Hasil penelitian
menjadi penyedia dukungan yang subjek butuhkan, ini menyebutkan bahwa dukungan sosial disertai
dan memperoleh kedekatan hubungan yang dimiliki aspek didalamnya memberikan kontribusi bagi
subjek dengan orang-orang dalam keluarga maupun harga diri remaja Desa Wonoayu. Dukungan sosial
lingkungannya. yang merupakan pertolongan dan dukungan yang
Dilihat dari tingkat harga diri remaja di Desa diperoleh seseorang dari interaksinya dengan orang
Wonoayu Kecamatan Wajak, mayoritas berada pada lain. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi
tingkat kategori sedang, disusul oleh beberapa yang bahwa terdapat orang-orang yang akan membantu
berada dalam kategori tinggi dan hanya sedikit apabila terjadi suatu keadaan atau peristiwa yang
remaja yang memiliki tingkat harga diri rendah. dipandang akan menimbulkan masalah dan bantuan
Myers (1992), membagi dua kelompok harga diri tersebut dirasakan dapat menaikkan perasaan
berdasarkan tinggi rendahnya. Adapun karakteristik positif untuk meningkatkan harga diri. Faktor yang
dua kelompok tersebut adalah : mempengaruhinya adalah kemampuan kognitif
Harga diri tinggi memiliki kecenderungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
karakteristik antara lain :Menghormati diri sendiri, penting pada harga diri individu. Inteligensi minimal
Menganggap diri berharga, Tidak menganggap rata-rata dibutuhkan bagi peningkatan harga diri
dirinya sempurna atau lebih baik dari orang lain pada diri individu. Individu yang memiliki harga
tetapi juga tidak lebih buruk. diri yang tinggi berarti individu tersebut memiliki
Harga diri rendah memiliki kecenderungan intelegensi yang baik (Coopersmith, 1967).
karakteristik : Menolak dirinya secara verbal dan Hal ini sesuai dengan Weiss (dalam Khera, 2002),
aktif, Tidak puas dengan dirinya, Tidak menyukai yang mengatakan bahwa fungsi dari dukungan sosial
gambaran dirinya dalam bentuk hubungan dengan juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan harga
orang lain, Tidak menyukai gambaran dirinya dan diri individu. Selain itu dengan adanya dukungan
menginginkan yang berbeda namun tidak yakin yang didapatkan oleh individu, maka individu akan
akan mampu mengubahnya. dapat meningkatkan rasa percaya dirinya dan
Dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki memotivasi penderita menjadi lebih baik, karena
harga diri tinggi akan merasa dirinya adalah orang individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi
yang berharga, puas akan dirinya sendiri, dapat cenderung lebih menghayati pengalaman hidupnya
menerima kritik, tahu akan keterbatasan dirinya, sebagai sesuatu yang positif, memiliki rasa percaya
rendah hati, aktif, mandiri, dan berani mengambil diri yang tinggi dan lebih memandang kehidupannya
resiko. Sedangkan remaja yang memiliki harga diri secara optimis dibandingkan dengan individu yang
rendah akan menganggap dirinya tidak berharga, memiliki dukungan sosial yang rendah.
mudah tersinggung, tidak yakin akan kemampuan Pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri
dirinya sendiri, tidak bersemangat, merasa diasingkan ini lebih didominasi oleh remaja putri yaitu dengan
dan mudah menyerah. nilai R square sebesar 25,6 %. Hal ini menunjukkan
Dukungan sosial merupakan salah satu istilah yang 25,6 % dukungan sosial berpengaruh terhadap harga
digunakan untuk menerangkan bagaimana hubungan diri remaja putri dan 74,4% sisanya dipengaruhi
sosial menyumbang manfaat bagi kesehatan mental oleh faktor lain. Hal ini disebabksn pola pikir
atau kesehatan fisik individu (Maslihah, S. 2011). mereka yang berbeda dan cara bertindak.remaja
House (Smet, 1999) menyatakan adanya beberapa putri cenderung lebih memperhatikan perubahan
aspek yang terlibat dalam pemberian dukungan fisiknya dan penerimaan teman sebaya (Simon dan

56 Jurnal Psikoislamika | Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016


Rosenberg, dalam Stainberg 2002). Meskipun demikian.
ini bisa bersumber dari keluarga, teman sebaya
Ancok (Gufron, 2010) berpendapat bahwa wanita
ataupun dari masyarakat.
selalu merasa harga dirinya lebih rendah dari pria,
seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri KESIMPULAN
yang kurang atau merasa harus dilindungi. Hal ini Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
karena peran orangtua yang berbeda-beda baik pada dukungan sosial terhadap harga diri pada remaja
pria ataupun wanita. Oleh karena itu peran orang desa Wajak. Hal ini menerangkan bahwa individu
terdekat dalam dukungan sosial sangat dibutuhkan yang mendapatkan dukungan sosial mempunyai harga
agar terbentuknya harga diri yang positif. Dukungan diri yang tinggi dalam menjalankan kegiatannya.
Mereka akan lebih percaya diri dalam menghadapi
hidup.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz & Anne Fatma. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri
Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Masa Persiapan Pensiun Pada Karyawan PT
Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis. Talenta Pupuk Kaltim. Jurnal Psikologi Industri dan
Psikologi 2 (2). Organisasi.Vol. 02 No.1 , hlm 1-6. Diakses
American Psychological Association. (2002). Developing pada tanggal 16Juni2016/pdf.
Adolescents A Reference For Professionals. Kasiram, Moh. (2008). Metode Penelitian. Malang:
Washington Dc. UIN Mapang Press
Amilin, Faizatul dan Retno Lukitaningsih. (2014). Khera. (2002). Kiat jitu menjadi pemenang : You
Penerapan Konseling Kelompok Kognitif Can Win. Alih Bahasa : Tim Penerjemah Mitra
Perilaku Untuk Menurunkan Kecenderungan Utama. Jakarta PT Prenhallindo & Pearson
Menarik Diri Pada Siswa Kelas Xmia 4 Sma Education Asia Pte Ltd.
Negeri 1 Mantub Lmongan. Jurnal BK UNESA. Maslihah, S. (2011). Studi Tentang Hubungan
Vol. 04. No.3. hal 156-165. Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di
Andarini, S.R. Fatma, A. (2013). Hubungan antara Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik
Distres dan Dukungan Sosial dengan Prokrastinasi Siswa SMIPIT Assyfa Boarding
Akademik pada Mahasiswa dalam Menyusun Myers, G. E & Michelle, T.M. (1992). The dynamic
Skripsi. Talenta Psikologi. Vol. II, No, 2, diakses of human communication : A Laboratory
pada tanggal 16 juni 2016/pdf. Approach. New York : Mc. Graw – Hill Inc.
Baron, A., Byrne. (2004). Psikologi sosial jilid I. Nurhidayati, Nuni &Duta Nurdibyanandaru . (2014).
Jakarta: Erlangga Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga
Burnett , Stephanie &Sarah-Jayne Blakemor. (2009). Dengan Self Esteem Pada Penyalahguna
The Development Of Adolescent Social Narkoba Yang Direhabilitasi .Jurnal Psikologi
Cognition. Values, Empathy, And Fairness Klinis Dan Kesehatan Mental Universitas
Across Social Barriers: Annals Of The New Airlangga. 03 (03).53-59.
York Academy Of Sciences. 51-56. Pratiwi, Lulun Rosana. (2011). Hubungan Kebermaknaan
Dispenduk Kabupaten Malang.www.Wajak.go.Id. Hidup dengan Self-Esteem pada Penghuni/
Diakses Pada 13 Juni 2016.Pukul 22.37. Siswa Pusat Rehabilitasi Naarkoba Rumah
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan. Damai. Skripsi Sarjana pada FIP
Jakarta: Erlangga. Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.
Kumalasari, Fani & Nur Ahyani, Latifah. (2012). School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi
Psikologi Univers Hubungan Antara Dukungan Undip. Vol 10 No. 2, 103-114.
Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Kumar, Rajesh dkk. (2014). Impact Of Social Support
Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. Vol. In Relation To Self-Esteem And Aggression
01. No.01. Among Adolescents. International Journal
Ghufron. (2010). Teori-teori Perkembangan. Of Scientific And Research Publications,
Bandung: Refika Aditama.Isnawati, Dian, Vol. 4 (12).
Fendy Suhariadi. 2013. Hubungan antara

Jurnal Psikoislamika | Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016 57


Smet, Bart. (1999). Psikologi Kesehatan. Jakarta Stang J. (2005). Adolescent Growth And Development.
: Grasindo Guidelines For Adolescent Nutrition Services.
Sarafino, E. P. (1994). Health psychology. New York http://www.Epi.Umn.Edu/Let/Pubs/Adol_
: John Wiley & Sons, Inc Book.Shtm
Farzaee, Nafiseh. (2012). Self Esteem And Social Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian.
Support Vs. Student Happiness. International Bandung: Alfabeta.
Research Journal Of Applied And Basic Sciences. Tahir, W.B. Dkk. (2015).Relationship Between Social
Vol., 3 (9), Support And Self Esteem Of Adolescent Girls.
Iosr Journal Of Humanities And Social Science
(Iosr-Jhss). 20 (1).42-46.

58 Jurnal Psikoislamika | Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai