Anda di halaman 1dari 2

Nama: Sulistiawati

Nim : PO7124122103

Kelas : D3B22

Mk : Konsep kebidanan

Dosen : Niluh Nita Silfia, SST,M.Keb

Sub-CPMK 26 : MENJELASKAN PANDANGAN BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT INDONESIA TERHADAP


MEDIS KEBIDANAN

1.Pengaruh Adat Istiadat Budaya dengan Kesehatan Ibu Hamil

Lili Farlikhatun, Nur Sitiyaroh, Nofa Anggraini, Rika Nurhasanah

Jurnal Antara Kebidanan 4 (4), 184-190, 2021

Salah satu kendala utama penerimaan program-program kesehatan adalah kendala budaya pada
masyarakat yang semula hanya mengenal sistem medis tradisional. Masyarakat dalam kesatuan
suku-suku dengan identitas kebudayaannya masingmasing, memiliki dan mengembangkan sistim
medisnya sendiri sebagai bagian dari kebudayaan mereka secara turun temurun. Metode penelitian
review studi etnografi dari 9 (Sembilan) kelompok etnis yang tersebar di Indonesia. Studi ini
memotret peran sosial ekonomi dan faktor budaya dalam mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan dari perspektif status reproduktif dan kesehatan ibu, perilaku sehat dan akses ke fasilitas
pelayanan kesehatan ibu. Hasil penelitian menyatakan perawatan kehamilan merupakan salah satu
faktor penting untuk diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami
perilaku perawatan kehamilan (antenatal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan
bayi dan si ibu sendiri. Berdasarkan kesimpulan penelitian budaya memang patut untuk dilestarikan,
budaya adalah jati diri dan ciri khas suatu daerah yang membedakannya dengan daerah yang lain.
Namun beberapa kebiasaan di sebuah masyarakat yang bisa merugikan orang-orang di dalamnya
bahkan bisa sampai membahayakan nyawa pelakunya sebisa mungkin untuk kita hindari. Dengan
semakin canggihnya teknologi juga semakin berkembangnya pendidikan dan ilmu pengetahuan
membuat kita bisa memilah dan memilih hal-hal yang baik ataupun yang buruk untuk dilakukan
termasuk kebiasaan / tradisi.

2. Analisis Praktik Tradisional Berbahaya: Sunat Perempuan Sebagai Indikator Kesetaraan Gender
Dalam Perspektif Agama, Transkultural, Dan Kesehatan Reproduksi Di Kabupaten Sumbawa

Evie Sulahyuningsih, Yasinta Aloysia Daro, Alfia Safitri

Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan 12 (1), 134-148, 2021

Sunat perempuan atau Female Genital Mutilation (FGM) tidak memiliki manfaat secara kesehatan
justru jika dilaksanakan secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang
bagi perempuan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis praktik tradisional berbahaya: sunat
perempuan sebagai indikator kesetaraan gender dalam perspektif agama, transkultural, dan
kesehatan reproduksi di Kabupaten Sumbawa. Penelitian inimerupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan Etnografi. Jumlah partisipan 19 orangyang dipilih dengan teknik purposive sampling
terdiri dari 5 partisipan tenaga kesehatan, 3 pemangku kebijakan, 5 tokoh agama, 1 pakar hukum, 2
partisipan tokoh adat dan 3 tokoh masyarakat. Hasil penelitian adalah sunat perempuan merupakan
aturan dan syiar dalam Islam. Sunat perempuan tidak dikaitkan dengan kesetaraan gender, tetapi
pelaksanaannya didasarkan pada tuntutan kebiasaan atau budaya setempat dan tuntunan agama
Islam. Ditinjau dari aspek kesehatan resproduksi sunat perempuan dipandang tidak memiliki
manfaat. Tindaklanjut perlunya pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa terkait
pelaksanaan sunat perempuan dan disosialisasi kepada intansi-intansi terkait serta masyarakat
sehingga peraturan tersebut dapat dilaksanakan. Kesimpulan penelitian adalah praktik sunat
perempuan masih dilaksanakan oleh sebagian besar masyarakat Sumbawa dimana pelaksanaannya
tidak dikaitkan dengan kesetaraan gender, tetapi didasarkan pada tuntutan budaya setempat dan
tuntunan agama Islam.

3. HUBUNGAN BUDAYA, KETERJANGKAUAN SARANA DAN PRASARANA SERTA PERSEPSI IBU


TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN PERTOLONGAN PERSALINAN DI KECAMATAN WARUNG
GUNUNG KABUPATEN LEBAK-BANTEN

Fitriatus Andia

Jurnal Obstretika Scienta 7 (1), 381-399, 2019

Pertolongan persalinan oleh paraji atau dukun beranak (non medis) akan menimbulkan berbagai
masalah yang merupakan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan
perinatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan budaya, keterjangkauan sarana
dan prasarana serta persepsi ibu terhadap perilaku pemilihan pertolongan persalinan di desa
Banjarsari Rt 025/004Tahun 2016. Sampel dalam penelitian berjumlah 42 ibu yang sudah pernah
melahirkan pada bulan Januari-Mei 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental
sampling dengan menggunakan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna budaya atau adat istiadat terhadap perilaku pemilihan pertolongan
persalinan dengan nilai p value 0,041 dan Odds Rasio (OR)= 4, 6. Ada hubungan yang bermakna
antara Keterjangkauan sarana dan prasarana terhadap perilaku pemilihan pertolongan persalinan
dengan Pvalue sebesar 0, 41 dan Odds Rasio (OR)= 4, 6. Ada hubungan yang bermakna antara
persepsi ibu terhadap perilaku pemilihan pertolongan persalinan dengan Pvalue sebesar 0, 00 dan
Odds Rasio (OR)= 39, 37. Perlu dilakukannya penyuluhan kepada masyarakat mengenai persalinan
yang aman, resiko persalinan pada dukun bayi serta pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan seperti bidan.

Anda mungkin juga menyukai