Nim : PO7124122089
MK : Konsep Kebidanan
Meskipun penelitian tentang media sosial dalam pemasaran dan branding semakin meningkat,
hubungan antara media sosial dan brend gestalt masih dalam tahap yang membutuhkan eksplirasi
lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemasaran media sosial (PMS)
terhadap empat dimensi brand gestalt yaitu storycape, sensescape dan stakeholder pada
perusahaan indoor theme park disulawesi utara. Penelitian ini menggunakan desain deskriftif
kuantitatif dimana data yang digunakan merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei
terhadap 122 sample yang merupakan pengunjung indoor theme park trans studio mini kawanua.
Analisa data dilakukan menggunakan structura equation model (SEM) dengan bantuan program
statistic smartPLS. Hasil analisis menunjukan bahwa PMS memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap empat dimensi brend gestalt yaitu storycape, sensescape, servicescape dan
stakeholder. Hasil ini memberikan iformasi yang bernilai kepada praktisi dan pemasar indoor theme
park tentang peranan sosial media dalam membangun prespsi brand yang kuat dalam benak
pelanggan.
Menurut itan dan korda (2015) pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan pengetahuan dan
perilaku yang lebih sehat menunjukkan hasil yang efektif, hal ini dapat dilihat dari penelitian
dotulong (2017) Yang mengkaji proses pemasran sosial yang dilakukan oleh TNI. Lembaga negara ini
melakukan pemasaran sosial nilai nilai mereka melalui media sosial untuk mengonstruksi citra
mereka. TNI berupaya mengontruksi citra sebagai Lembaga spesialis perang menjadi Lembaga yang
manunggal dengan rakyat, humanis dan berdedikasi dalam menjalankan berbagai tugas
kemanusiaan lainnya. Hasilnya TNI dinilai sebagai Lembaga negara yang paling dipercaya ( dimyati,
2016 dalam dotulong, 2019). Penelitian lain yang dilakukan andarini (2015) menunjukan bahwa
organisasi nirlaba AIMI bukan hanya mampu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya ASI kepada anak, tetapi mampu menjadi Gerakan nyata yang bersifat nasional untuk
saling mendukung dalam proses memberi ASI kepada anak. Dalam pemasaran sosial yang mereka
lakukan, AIMI memanfaatkan media sosial, milis, dan website untuk memasarkan kampaye mereka.
Mekipun media sosial memiliki potensi yang cukup besar sebagai alat untuk promosi dan Pendidikan
Kesehatan, mesia ini, seperti media promosi Kesehatan tradisional, membutuhkan aplikasi yang
cermat dan mungkin tidak selalu mencapai hsil yang diinginkan. Berdasarkan paparan konsep
mengenai pemasaran sosial media sosial dari penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk mendalami
tema bagaimana media sosial digunakan untuk pemasaran sosial, terutama oleh Lembaga negara.
Selanjutnya Zeithaml dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran tradisional terdiri dari
4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat/lokasi) dan promotion (promosi). Sementara
itu untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasran yang diperluas (expanded markrting mix for
sevices) dengan penambahan unsur non traditional marketing mix yaitu people (orang), phisical
evidence (fasilitas fisik) dan process (proses), sehingga menjadi tujuan unsur (7P).Masing masing dari
tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan
mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya (zeithami, 2001:18-
21).
Produk jasa menurut kloter (200:428) merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk deperhatikan diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi, pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan produk yang ditawarkan meliputi barang fisik,
jasa orang atau pribadi, tempat, organisasi dan ide jadi produk dapat berupa manfaat tangible
maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. Didalam jasa Pendidikan tinggi produk atau
jasa yang ditawarkan kepada mahasiswa reputasi, prospek dan variasi pilihan.
Referensi : https://www.journal.stilamkop.ac.id
https://journal.untar.ac.id
https://jurnal.stt.web.id