Hubungan Sikap, Budaya dan Sumber Informasi dengan Perilaku Orang Tua melakukan
Sirkumsisi pada Bayi Perempuan di Desa Cibitung Kulon Pamijahan
Disusun oleh:
NPM: 07170100100
TAHUN 2018
Sikap, Budaya Dan Sumber Informasi Dengan Perilaku Orang Tua Melakukan Sirkumsisi Pada
Bayi Perempuan Di Desa Cibitung Kulon
Pamijahan Bogor
ABSTRAK
Sirkumsisi pada bayi perempuan sampai saat ini masih menjadi pro-kontra dikalangan masyarakat,
termasuk di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap, budaya dan sumber
informasi dengan perilaku orang tua melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan di Desa Cibitung
Kulon Pamijahan Bogor tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik, desain
cross sectional dengan jumlah populasi 76 responden dan menggunakan metode total sampling. Data
diperoleh dari kuesioner yang diiisi oleh para ibu. Hasil uji chi-square didapatkan bahwa a da
hubungan antara sikap (P=0,014) dengan perilaku orang tua melakukan sirkumsisi pada bayi
perempuan, ada hubungan antara budaya (P=0,041) dengan perilaku orang tua melakukan sirkumsisi
pada bayi perempuan, ada hubungan antara sumber informasi (P=0,024) dengan perilaku orang tua
melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan. Kesimpulan dalam penelitian ini hampir seluruh
responden melakukan sirkumsisi pada bayi perempuannya yaitu sebanyak 76,3% dari 76 orang dan
adanya hubungan yang signifikan antara sikap, budaya dan sumber informasi dengan perilaku orang
tua melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan di Desa Cibitung Kulon Pamijahan Bogor tahun 2018.
Saran diharapkan agar mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai larangan melakukan praktik
sirkumsisi pada bayi perempuan.
ABSTRACT
Until now, Circumcision in female baby is still become pro and contra in society, including in
Indonesia. The purpose of this study was to investigate the relation of attitude, culture and information
source with parents behavior doing circumcision to female baby in Cibitung Kulon village sub-district
Pamijahan Bogor 2018. This research method used analytic description, cross sectional and total
population with 76 respondens and design with total sampling method. The data was obtained from
questionnaire filled by mothers. The result of chi-square test pointed out that there are relation
between attitude (P=0,014) with parents behavior doing circumcision in female baby, there are
relation between culture (P=0,041) with parents behavior doing circumcision in female baby, there
are relation between information source (P=0,024) with parents behavior doing circumcision in
female baby. The conclusion of this research was almost all respondents doing circumcision in female
baby as much as 76,3% from 76 respondents and there are significant relation between attitude,
culture and information source with parents behavior doing circumcision in female baby in Cibitung
Kulon village Pamijahan Bogor 2018. Suggestion expected to socialize to community about regarding
prohibitions doing circumcision practice to female baby.
Setuju Nakes
43 86,0 7 18 94,7 1 5
Non nakes 40 70,2 17 29
Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan Sikap, Budaya Dan Sumber Informasi Dengan Perilaku
Orang Tua Melakukan Sirkumsisi Di Desa Cibitung Cibitung Kulon Pamijahan Bogor Tahun
2018
Sumber : hasil olah data 2018
Analisis bivariat adalah analisis yang menyebutkan bahwa budaya berpengaruh
ditunjukan untuk mengetahui hubungan antara terhadap perilaku orang tua melakukan
2 variabel yaitu variabel bebas dengan variabel sirkumsisi dan sebanyak 7 orang ( 43,8%) dari
terikat dengan menggunakan uji Chi Square 16 orang responden menyebutkan bahwa
pada α=5%. Bila nilai p>α (5%) maka budaya tidak berpengaruh terhadap perilaku
keputusan Ha ditolak dan sebaliknya nilai p<α orang tua untuk tidak melakukan sirkumsisi.
(5%) maka keputusannya Ha diterima yaitu ada Hasil uji statistik dengan melihat nilai dari
hubungan antara Sikap, Budaya dan Sumber Fisher Exact Test diperoleh nilai p= 0,041
Informasi dengan Perilaku Orang Tua maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
melakukan Sirkumsisi pada bayi Perempuan) di yang signifikan antara budaya dengan perilaku
Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan orang tua melakukan sirkumsisi. Nilai OR
tahun 2018.11 3,465 artinya responden yang menyebutkan
faktor budaya berpengaruh terhadap perilaku
Hasil analisa hubungan antara sikap
orang tua melakukan sirkumsisi berpeluang 3
dengan perilaku diperoleh bahwa ada sebanyak
kali untuk melakukan sirkumsisi pada bayinya.
43 orang (86,0%) dari 50 responden yang
mempunyai sikap setuju terhadap perilaku Hasil analisa hubungan antara sumber
orang tua melakukan sirkumsisi dan sebanyak informasi dengan perilaku diperoleh bahwa ada
11 orang ( 42,3%) dari 26 responden memiliki sebanyak 40 orang (70,2%) dari 57 responden
sikap tidak setuju untuk tidak melakukan yang menyebutkan bahwa sumber informasi
sirkumsisi. Hasil uji statistik dengan melihat dari non nakes mempengaruhi perilaku orang
nilai dari Continuity Correction diperoleh nilai tua melakukan sirkumsisi sedangkan hanya 1
p= 0,014 maka dapat disimpulkan bahwa ada orang (5,3%) dari 19 responden mendapatkan
Hubungan yang signifikan antara sikap dengan informasi dari nakes dan tidak melakukan
perilaku orang tua melakukan sirkumsisi. Nilai sirkumsisi. Hasil uji statistik dengan melihat
OR 4,505 artinya responden yang memiliki nilai dari Fisher Exact Test diperoleh nilai p=
sikap setuju terhadap sirkumsisi memiliki 0,024 maka dapat disimpulkan bahwa ada
peluang 4 kali untuk melakukan sirkumsisi hubungan yang signifikan antara sumber
pada bayinya. informasi dengan perilaku orang tua melakukan
sirkumsisi. Nilai OR 7,650 artinya responden
Hasil analisa hubungan antara budaya
yang mendapat informasi dari non nakes
dengan perilaku diperoleh bahwa ada sebanyak
berpeluang 7 kali untuk melakukan sirkumsisi
49 orang (81,7%) dari 60 responden yang
pada bayinya.
Pembahasan
Interpretasi data yang disajikan dalam memudahkan pemahaman terhadap hasil
penelitian ini berbentuk narasi sehingga penelitian, yaitu diuraikan bahwa berdasarkan
teori yang ada dan dapat dilihat adanya berlangsung, meskipun Kementerian Kesehatan
hubungan antara sikap, budaya dan sumber Indonesia sudah mencabut izin praktik tersebut.
informasi dengan perilaku orang tua melakukan
Maka dari itu untuk mencegah
sirkumsisi pada bayi perempuan di Desa
keberlangsungan praktik sirkumsisi pada bayi
Cibitung Kulon Pamijahan Bogor Tahun 2018.
perempuan perlu dilakukan upaya untuk
Hubungan sikap dengan perilaku orang tua menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat
melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan mengenai dampak yang ditimbulkan jika
melakukan sirkumsisi dengan cara petugas
Hasil analisa hubungan antara sikap
kesehatan menyampaikan informasi mengenai
dengan perilaku diperoleh bahwa ada sebanyak
dampak dari sirkumsisi dan adanya pelarangan
43 orang (86,0%) dari 50 responden yang
praktik sirkumsisi. Informasi ini bisa
mempunyai sikap setuju terhadap perilaku
disampaikan pada saat ibu Antenatal Care, pada
orang tua melakukan sirkumsisi dan sebanyak
saat ibu melakukan persalinan di tenaga
11 orang (42,3%) dari 26 responden memiliki
kesehatan atau dilakukannya penyuluhan
sikap tidak setuju untuk tidak melakukan
khusus tentang sirkumsisi pada bayi perempuan
sirkumsisi.
karena mengingat masih banyaknya masyarakat
Hasil uji statistik dengan melihat nilai Desa Cibitung Kulon Pamijahan Bogor yang
dari Continuity Correction diperoleh nilai p= melakukan praktik sirkumsisi.
0,014 maka dapat disimpulkan bahwa
Hubungan budaya dengan perilaku orang
menunjukkan nilai P lebi kecil dari nilai alpha
tua melakukan sirkumsisi pada bayi
yaitu 0,014 < 0,05 maka dapat disimpulkan Ho
perempuan
ditolak sehingga ada hubungan yang signifikan
antara sikap dengan perilaku orang tua Hasil analisa hubungan antara budaya
melakukan sirkumsisi. dengan perilaku diperoleh bahwa ada sebanyak
49 orang (81,7%) dari 60 responden yang
Menurut teori (Aziz, 2011) mengatakan
menyebutkan bahwa budaya mempengaruhi
bahwa Sikap merupakan suatu respon yang
perilaku orang tua melakukan sirkumsisi dan
ditimbulkan dalam bertingkah laku. Sikap juga
sebanyak 7 orang (43,8%) dari 16 orang
merupakan suatu reaksi atau respon yang masih
responden menyebutkan bahwa budaya tidak
tertutup dari seseorang terhadap suatu
mempengaruhi perilaku orang tua untuk tidak
stimulus/objek.12
melakukan sirkumsisi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Hasil uji statistik dengan melihat nilai
yang dilakukan oleh Karilla Paristi bahwa
dari Fisher Exact Test diperoleh nilai p= 0,041
responden yang memiliki sikap yang kurang
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
cenderung akan melakukan sirkumsisi pada
yang signifikan antara budaya dengan perilaku
bayi perempuannya.13
orang tua melakukan sirkumsisi.
Peneliti berasumsi bahwa sikap
Menurut teori R.Linton budaya dapat
merupakan salah satu faktor yang dapat
diartikan sebagai konfigurasi tingkah laku yang
menentukan perilaku orang tua untuk
dipelajari serta menghasilkan tingkah laku
melakukan sirkumsisi pada bayi perempuannya,
dimana unsur pembentuknya di dukung dan
dengan alasan karena seluruh keluarga
diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. 14
perempuannya disunat sehingga orang tuanya
pun menyuruh untuk melakukan sunat kepada Hal ini sejalan dengan penelitian
setiap bayi perempuan. Selain itu, faktor Rokhmah Islamiyatun yang menggunakan
kurangnya edukasi dan informasi tentang metode kualitatif di daerah Desa Baddui
dampak yang ditimbulkan akibat sirkumsisi Sulawesi Selatan, yaitu masyarakat pada
kepada masyarakat khususnya para ibu yang umumnya melakukan sirkumsisi memang atas
memiliki bayi perempuan akibat ketidaktahuan dasar tradisi jadi tidak bisa menolak. Budaya
tersebut mereka berpendapat bahwa melakukan yang melekat tersebut berkaitan erat dengan
sirkumsisi memiliki manfaat. Masyarakat juga agama islam, bahwa belum silam jika tidak
belum mengetahui bahwa sebenarnya melakukan sunat. Dalam penelitian lain yang
sirkumsisi merupakan salah satu bentuk dilakukan oleh Tutung nurdiyana yang
kekerasan yang terjadi pada anak-anak dan menggunakan metode etnografi di daerah
digolongkan sebagai kekerasan seksual Banjar melakukan sirkumsisi ini karena alasan
sehingga pada saat ini sirkumsisi masih tetap budaya yang menjadi simbol untuk menjaga
kesucian diri dan keturunan. Bagi sebagian
orang memaknai sirkumsisi perempuan sebagai nilai dari Fisher Exact Test diperoleh nilai p=
suatu cara untuk melanjutkan keturunan, karena 0,024 maka dapat disimpulkan bahwa ada
beranggapan bahwa sirkumsisi akan hubungan yang signifikan antara sumber
memperlancar proses persalinan kelak jika si informasi dengan perilaku orang tua melakukan
anak sudah berkeluarga, sehingga masyarakat sirkumsisi.
Banjar takut jika tidak dilakukan sirkumsisi
Menurut teori Linda, Sumber informasi
tidak akan mendapatkan keturunan.15
berhubungan dengan pengetahuan, baik dari
Peneliti berasumsi bahwa budaya sangat orang maupun media. Sumber informasi adalah
berperan terhadap setiap keputusan yang sesuatu yang menjadi perantara dalam
dilakukan oleh masyarakat contohnya mengenai menyampaikan informasi maupun media
perilaku sirkumsisi. Banyak masyarakat yang informasi untuk komunikasi massa.16
melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan
Ini sejalan dengan penelitian yang
akibat budaya yang sudah turun temurun dan
dilakukan oleh Dian Milasari,dkk, sumber
tradisi di lingkungan setempat, banyak mitos
informasi mengenai sirkumsisi paling banyak
mengenai sirkumsisi pada bayi perempuan
mendapatkan informasi dari non medis yaitu
seperti membuat perempuan lebih cantik dan
keluarga, orang tua, pemuka agama dan
dianggap perempuan yang utuh. Tetapi ada juga
pemangku adat.17
yang tidak mengetahui mitos apa yang terjadi
jika sirkumsisi tidak dilakukan dan ia hanya Peneliti berasumsi bahwa sumber
mengikuti adat dan budaya di lingkungan saja. informasi yang didapatkan dari orang tua
Maka dari itu banyak orang tua yang ataupun keluarga lainnya akan mempengaruhi
melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan perilaku masyarakat dalam melakukan suatu
karena pengaruh budaya yang sudah menjadi tindakan termasuk perilaku melakukan
kebiasaan dan ini sangat sulit untuk sirkumsisi pada bayi perempuannya. Orang tua
dihilangkan. ataupun keluarga menjadi orang yang paling
dipercaya di dalam lingkungannya karena
Selain itu, masyarakat di Desa Cibitung
mereka menganggap bahwa orang tua ataupun
Kulon memang masih berpegang teguh dengan
keluaga lain lebih berpengalaman daripada
budaya, kepercayaan lain selain tentang
dirinya sehingga apa yang dikatakan oleh orang
sirkumsisi yaitu bayi sebelum 40 hari dilarang
tua atau keluarga akan mudah dipercaya dan
keluar rumah karena takut ada makhluk halus,
diikuti. Oleh karena itu, informasi yang
bayi harus selalu dibedong karena takut tangan
didapatkan dari keluarga menjadi suatu
dan kakinya bengkok, bayi harus selalu pakai
motivasi dan dorongan agar masyarakat
gurita sampai 2 bulan agar perutnya tidak buncit,
dan lain sebagainya. melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan.
Dalam hal ini juga terlihat bahwa sirkumsisi
Memang sulit menghilangkan dan pada bayi perempuan sebagai kebiasaan yang
merubah suatu kebiasaan di masyarakat yang dilakukan turun temurun oleh keluarga dan
sudah membudaya, tetapi tidak ada salahnya terus menerus pada generasi seterusnya.
untuk melakukan edukasi kepada masyarakat
dalam menyikapi permasalahan mengenai mitos Kesimpulan
seperti ini, karena jika masih dilakukan bukan Berdasarkan hasil penelitian yang
memberikan dampak positif melainkan dampak dilakukan mengenai hubungan sikap, budaya
negatif. dan sumber informasi dengan perilaku orang
Hubungan sumber informasi dengan tua melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan
perilaku orang tua melakukan sirkumsisi di Desa Cibitung Kulon Pamijahan Bogor
pada bayi perempuan Tahun 2018. Jumlah responden sebanyak 76
responden, 58 orang (76,3%) melakukan
Hasil analisa hubungan antara sumber sirkumsisi pada bayi perempuan, 50 orang
informasi dengan perilaku diperoleh bahwa ada (65,8%) memiliki sikap setuju melakukan
sebanyak 40 orang (70,2%) dari 57 responden sirkumsisi, 60 orang (78,9%) melakukan
yang menyebutkan bahwa sumber informasi sirkumsisi karena alasan budaya, dan 57 orang
dari non nakes mempengaruhi perilaku orang (75,0%) mendapatkan informasi dari non tenaga
tua melakukan sirkumsisi sedangkan hanya 1 kesehatan. Hasil dari penelitian ini dapat
orang (5,3%) dari 19 responden mendapatkan disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
informasi dari nakes dan tidak melakukan bermakna antara semua variabel (sikap, budaya
sirkumsisi. Hasil uji statistik dengan melihat dan sumber informasi) dengan perilaku orang
tua melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan 4. Anonim. Pusat Studi Kependudukan dan
di Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan Kebijakan Universitas Gadjah Mada.
Bogor Tahun 2018. Dari setiap variabel sumber (https://cpps.ugm.ac.id diakses tanggal 27
informasi memiliki kemaknaan paling erat Februari 2018)
hubunganya dengan dengan perilaku orang tua 5. Kementerian Kesehatan Indonesia. Praktik
melakukan sirkumsisi pada bayi perempuan di Sirkumsisi. (http://www.hukor.depkes.go.id
Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan diakses pada 21 Februari 2018)
Bogor Tahun 2018. 6. Purwoastuti, Endang. Perialk dan Softskills
Saran kesehatan.Yogyakarta: Pustakabarupress; 2015