Anda di halaman 1dari 6

REVIEW PENELITIAN ETNOGRAFI

“Ethnography Of Nonadherence: Culture, Poverty, and Tuberculosis In Urban


Bolivia (Greene, 2004)”

Dosen pengampu : Ignatius Praptoraharjo, MA., Ph.D


Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Disusun Oleh:

ADRIANA MARDIAH
S022208001

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATN MASYARAKAT


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2022
A. Apa masalah pokok yang menarik penulis untuk melakukan penelitian ini?
Prevalensi tuberkolusis di Bolivia yang diperkirakan mencapai 216 kasus
per 100.000, termasuk yang tertinggi di Amerika Latin selama lebih dari satu
decade (WHO 1998, 2003). Di Bolivia, tingkat kejadian TB lima hingga delapan
kali lebih tinggi dari rata-rata nasional (PAHO, 1996, 2001). Pada tahun 1998
tingkat deteksi DOTS dalam program pengobatan di Bolivia yaitu 77,5% tingkat
kegagalan dan 38% yang dimasukkan dalam rencana pengendalian TB nasional
pada tahun 1998 tidak berhasil diobati (WHO 1998, 2003).
Di Boliviam asosiasi yang kuat antara etnis asli dan kemiskinan semakin
mempermasalahkan penyebab ketidakputhan budaya dan structural.
Hambatannya antara penyedia laynana kesehatan dan penduduk setempat.
Menurut Abos-Hernandez dan Olle Goig (2002) bahwa perbedaan budaya dalam
kepercayaan untuk praktik kesehatan sebagai hambatan distribusi perawatan
kesehatan yang efektif untuk pasien di Aymara. Selain itum kota Aymara
mengalami tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi.
Ketidakpatuhan TB seperti ketersediannya pelayanan kesehatan secara
demografis dan temporal, biaya pengobatan dan kualitas pelayanan yang
tersedia. Selain itu, kemiskinan dan diskrimiasi dapat memengaruhi literasi dan
pendidikan serta dapat mengubah prioritas kebutuhan dan kemampuan untuk
mempertahankan jadwal yang tetap sehingga mempengaruhi kemampuan
individu dalam mematuhi pengobatan.
Kemiskinan merupakan faktor penting dalam kehidupan sehari-hari bagi
kebanyakan di Ladera Esre. Tingkat kemiskinan di seluruh kota Bolivia sekitar
52,6%. Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan arus masuk migran di
daerah pedesaan di pinggiran kota telah merusak pasar tenaga kerja tidak teramil
sehingga tingkat pengangguran meningkat secara signifikan (Albo, 1991).

B. Bagaimana peneliti melakukan penelitiannya?


1. Bagaimana proses peneliti ini masuk ke dalam kelompok yang menjadi
subjek penelitiannya?
 Studi ini dimulai sebagai kolaborasi dengan Fundacion San Gabriel di
system perawatan kesehatan Nirlaba yang melayani lingkungan dan kota
kumuh yang berkembang di sisi timur La Paz. Menyusun daftar pasien
TB di Ladera Este yang belum menyelesaikan pengobatan, mengalami
kesulitas menyelesaikan pengobatan, atau hsilnya tidak diketahui. Data
diperoleh dari daftar resmi program pengendalian TB nasional Bolivia
dan bantuan dokter, perawatm dan petugas kesehatan di system Distrik
III.
2. Bagaimana peneliti menentukan sampel/informan? Apa alasannya?
 Peneliti menentukan sampel/informan menggunakan daftar atau data
resmi dari Program Pengendalian TB Nasional Bolivia dan bantuan
dokter, perawat serta petugas kesehatan di District III Health System.
Data yang disusun dari pasien TB di Ladera Este yang belum
menyelesaikan pengobatan atau yang hasilnya tidak diketahui. Dengan
bantuan petugas kesehatan komunitas, peneliti mengunjungi rumah
pasien untuk mengidentifikasi populasi pasien yang tidak patuh terhadap
pengobatan.
Ketidakpatuhan ini sendiri diartikan oleh dokter di Health system yaitu
seorang pasien yang telah melewatkan setidaknya satu minggu berturut-
turut dari jadwal pengobatan mereka. Pada daftar data awal sekitar 25
kasus ketidakpatuhan, lalu lima diantaranya setuju untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Tiga orang perempuan dan 2 laki-laki diberi
informed consent dalam bahasa Spanyol sebelum dilakukan wawancara
dimana rentang usia 18 hingga usia 33 tahun.
3. Bagaimana melakukan pengumpulan data dan interview?
 Pengumpulan data dengan wawancara yang direkam di rumah pasien, di
tempat kerja mereka, di klinik dan rumah sakit atau di sekitar
lingkungannya. Dan interview di bantu oleh Dolores Charlay yaitu
seorang etnografer Aymara yang membantu menerjemahkan pertanyaan-
pertanyaan dari jawaban pada saat percakapan beralih ke Aymara dan
membantu mentranskrip wawancara yang berisikan frasa Aymara.
Data disajikan dalam makalah sebagian besar dari observasi kasus di
klinik, tempat kerja, lingkungan sekitar dan rumah. Termasuk lima studi
kasus yang berpusat pada anggota keluarga, atasan di tempat
kerja/pemberi kerja, penyedia layanan kesehtan dan anggota masyarakat.
Salah satu rumah tangga infroman termasuk seorang yatiri (dukun) dalam
keluarga besar, peneliti dapat mengamati dan berpartisipasi dalam
upacara penyembuhan yang dilakukan yatiri untuk pengobatan informan
dan anggota lainnya. Demikian pula para dokter dari District III Health
System mengizinkan untuk peneliti berpartisipasi dalam kegiatan di
rumah sait dan mengamati kunjungan hingga prosedur pengobatan di RS
dan juga di sekitar klinik.

C. Apa hasil pokok penelitian ini?


Sebagian besar informan menggunakan setidaknya satu bentuk
pengobatan Aymara di beberapa titik dalam pengelolaan tuberkulosisnya. Dalam
pengobatan Aymara terdapat perbedaan pandangan yaitu tergantung dari
pengalaman dan keyakinan masing-masing. Beberapa masyarakat percaya
dengan pengobatan Aymara dan adapula yang percaya pengobatan barat.
Adanya ketakutan terhadap tenaga kesehatan sehingga masyarakat yang
menderita TB tidak mau menjalani pengobatan lagi. Dimana tenaga kesehatan
terkesan memarahi, menyalahkan, meneriakkan pasien dan memberi pertanyaan-
pertanyaan yang menyudutkan pasien TB.
Data etnografis yang disajikan disini tidak mendukung hipotesis bahwa
faktor-faktor yang ditentukan secara budaya adalah penyebab utama kegagalan
pengobatan pada popilasi perkotaan Aymara. Di populasi Bolivia, ada perbedaan
linguistic dan tradisonal tampak lebih signifikan, materi pendidikan yang
sensitive secara budaya mungkin sangat membantu pengendalian TB. Masalah
biaya juga adalah hambatan dalam pengobatan TB. Dimana sulitnya biaya
trasnportasi untuk mencari layana kesehatan, dan biaya rumah sakit. Sedangkan
di Bolivia tingkat ekonomi atau kemiskinan cukup tinggi, sehingga hal ini
menjadi hambatan pengobatan.

D. Apa pelajaran yang anda peroleh dari melakukan kajian terhadap penelitian ini?
Menggambarkan kondisi objektif pada suatu kelompok budaya dengan sudut
pandang yang berbeda pada tingkah laku sosial. Menjadi sarana memahami
masyarakat yang komplek dan multicultural dalam memilih metode pengobatan
TB. Memberikan gambaran terkait pola kecenderungan perilku sosial manusia,
mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal pasien dan memberikan wawasan
tentang aspek kehidupan sosial seperti persepsi, nilai-nilai dan kepercayaan.
E. Jika diminta melakukan penelitian etnografi, hal-hal apa saja yang perlu
disiapkan dengan mengacu proses penelitian dari artikel tersebut. Pilih sebuah
topic atau kelompok yang sesai dengan minat anda.
 Hal-hal yang perlu disiapkan :
1. Menetapkan seorang informan, dalam langkah ini melakukan wawancara
etnografis yang harus dilakukan adalah memilih informan yang jelas.
Menentukan informan sesuai yang dibutuhkan peneliti, mencari seseorang
yang sudah tau tentang informasi yang dibutuhkan.
2. Mewawancarai seorang informan, wawancara etnografis merupakan jenis
peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Wawancara etnografis
adalah mengaplikasikan percakapan persahabatan di dalamnya dan
menjadikannya sebagai alat untuk memudahkan peneliti mendapat
informasi yang dibutuhkan.
3. Membuat catatan etnografis, langkah ini diperlukan perekaman, catatan
ringkas agar tidak lupa informasi yang didapatkan.
4. Mengajukan pertanyaan deskriptif, bertujuan untuk memperoleh sampel
ungkapan dalam jumlah besar melalui bahasa asli informan.
5. Melakukan analisis wawancara etnografis, dengan tujuan mengungkapkan
system makna budaya yang digunakan oleh masyarakat yang diteliti.
6. Membuat analisis domain, peneliti membuat istilah pencakup dari apa
yang disampaikan informan. Istilah-istilah ini memiliki keeratan
hubungan kebahasaan secara semantic yang jelas.
7. Mengajukan pertanyaan structural, pada langkah ini penliti mempunyai
pertanyaan terstruktur untuk melangkapi pertanyaan yang kecil-kecil atau
pertanyaan deskriptif.
8. Membuat analisis taksonomik, upaya memfokuskan pertanyaan yang
telah diajukan.
9. Mengajukan pertanyaan kontras, peneliti bisa mengajukan pertanyaan
yang berkebalikan alias kontras dengan suatu pernyataan yang memiliki
makna berbeda.
10. Membuat analisa komponen, dibuat ketika dan setelah di lapangan.
11. Menemukan tema-tema budaya
12. Menulis etnografi
 Topic yang sesuai dengan minat
Topic terkait masalah kesehatan Ibu dan Anak pada pernikahan usia dini.
Masalah ini tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan
dalam masyarakat tempat mereka berada. Dampak negative dari penikahan
dini yaitu resiko kematian ibu dan bayi, remaja yang mengalami kekerasan
dalam rumah tangga. Kasus pernikahan dini di Indonesia masih banyak
terjadi di beberapa daerah dan menyumbang angka kematian dan kesakitan
ibu dan anak. Dampak lain seperti kejadian keguguran, kelahiran premature,
perdarahan hingga kematian. Sebaiknya remaja memiliki pengetahuan terkait
kesehatan reproduksi dari sumber terpercaya serta adanya dukungan
pemerintah untuk menghindari pernikahan dini terjadi. Beberapa daerah yang
masih banyak ditemukan pernikahan dini yaitu di Sulawesi Barat, Sulawesi
Selatan dan NTB.

Anda mungkin juga menyukai