FAMILY MEDICINE
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam proses belajar di kampus, Raisa juga mempelajari bagaimana mengisi status,
bentuk dan jenis keluarga. Raisa ingin mengetahui tentang Family Assesment Tools dalam
bentuk Genogram, Family Map, Family Life Cyrcle dan beberapa lainnya. Pada materi kuliah
oleh dosen,disampaikan juga tentang bagaimana ciri pelayanan dokter keluarga, pembinaan
keluarga dan pencatatan serta rekam medik dalam dokter keluarga.
JUMP 1:TERMINOLOGI
-Family Medicine:ilmu yang memberikan perawatan primer untuk individu dan keluarga di
semua jenis usia,jenis kelamin dan penyakit
-Home Visite : kedatangan petugas kesehatan kerumah pasien untuk lebih mengenal
kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan pasien.
-Genogram :pohon atau struktur keluarga yang menggambarkan riwayat atau genera dari
keluarga
-Family Life Cycle :istilah untuk menggambarkan perubahan pada anggota,komposisi dan
fungsi keluarga
-Family Assessment Tools :alat yang digunakan untuk menggambarkan struktur dan fungsi
keluarga
-sebagai dokter pelayan primer yang terlatih dan memberikanpelayan diberbagai bidang
dengan penekanan utama keoada keluarga sebagai unit.
-merupakan barisan pertahanan prtama
- Memberikan pelayanan kesehatan pribadi,dan Memberikan pelayanan kesehatan pribadi,dan
mengevaluasi kebutuhan penderitanya akan mengevaluasi kebutuhan penderitanya akan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Konsep dengan intergrasi,manfaat dengan menyeluruh dan terbina hungan antara keluarga
dan dokter,penyembuh untuk penderita.
Dengan banyaknya jenis adat dan bentuk keluarga yang di jalani leh masyarakat maka hal
yang dapat dilakukan adalah menanyakan bagiaman keadaan kelurga adalam posisi dan
bentuk serta jenis keluara yang mereka anuti selain itu dapt pula malukan observasi ke
masyarakat sekitar keluarga yang akan dilayani.
Genogram adalah pohon keluarga yang menggambarkan faktor biopsikososial individu dan
keluarga dalam 3 generasi. Genogram dapat pula menggambarkan siklus hidup keluarga,
penyakit, dan hubungan antaranggota keluarga. Kegunaan genogram adalah untuk
mengetahui hubungan di antara anggota keluarga, masalah medis dan psikologis keluarga
yang sederhana, mudah, cepat serta murah.Informasi yang didapat dari genogram dapat
digunakan oleh seorang dokter untuk mengambil keputusan terhadap masalah pasien dan
keluarganya.
-alat visual untuk menggambarkan hubungan dan pola interaksi dalam kelurga :kedekatan
berlebih antar eluarga,disinjecment(isolasi anatar keluarga) dan dapat terjadi dalam 1
kelaurga.
Coalition :anak lebih berpihak kesalah satu anggota keluarga
JUMP 5 LO
1.Sejarah dan perkembangan keluarga dan implimentasi dalam system kesehatan
nasional
1. Sejarah Internasional
1923 Dr. Francis Peabody mulai merasakan bahwa kedokteran modern telah terkotak-
kotak sehingga membutuhkan adanya dokter generalist
1950an masa spesialistis, sangat sedikit dokter yang mau menjadi generalist
1959 The American Medical Association menyusun suatu rancangan pendidikan khusus
yang bersifat formal
"The treatment of a disease must be completely impersonal; the treatment of a patient must
be completely personal.“ (Francis W. Peabody)
Oleh Millis (1966) penyebab berkurangnya minat dokter dalam menyelenggarakan pelayanan
dokter umum adalah :
1. Makin menurunnya harga diri seorang dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis.
2. Makin berkurangnya kesempatan memperdalam pengetahuan dan keterampilan sebagai
dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis.
3. Makin buruknya kondisi kerja dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis.
Selain itu karena para dokter umum rata-rata tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan
klinis yang memadai serta tidak mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran,
menyebabkan pelayanan yang tidak memuaskan
Sementara itu, jumlah pelayanan dokter spesialis terus meningkat dan menyebabkan
timbulnya berbagai masalah lainnya, yang jika diperinci menurut subsistem kesehatan :
A. Peralatan canggih
Sehingga jalan keluar yang diajukan (dalam pandangan dunia secara keseluruhan) :
2. Menggantikan dokter umum dengan dokter keluarga yang terdidik secara khusus.
3. Melatih semua dokter (termasuk spesialis) dalam filosofi dan teknik pelayanan kesehatan
yang menyeluruh.
Sesuai dengan latar belakang tersebut dan juga berbagai peristiwa khusus yang terjadi di
masing-masing negara, akhirnya gerakan dokter keluarga tersebut mulai bermunculan.
Di Indonesia, Konsep ini pertama kali diajukan oleh IDI pada 1980 sebagai hasil
Muktamar ke-17, dilanjutkan pada Muker ke-18. Namun setelah sekian lama, kedudukan DK
dalam sistem pelayanan kesehatan kita masih belum jelas. Disadari bahwa perlu tekad politis
dari pemerintah, profesi dan masyarakat untuk mengukuhkan kedudukan DK dalam sistem
pelayanan kesehatan kita. Upaya sinergisme dalam rangka pengembangan DK di Indonesia
telah dilakukan dalam suatu wadah kerjasama tripartit yang terdiri dari Depkes, KDKI/IDI
dan Fakultas Kedokteran.
Menurut The American Academy of Family Physician (1969) Pelayanan kedokteran yang
menyeluruh dan memusatkan pelayanannya pada keluarga sebagai suatu unit, pada mana
tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau
jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
Menurut IDI
Dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan
titik berat kepada keluarga yang tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang
sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tapi bila
perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya. Dokter keluarga memiliki pengetahuan
dan keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai
wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.
Ada juga terjemahan secara maknawi mengenai Dokter Keluarga menurut para ahli lainnya,
termasuk menurut (KDI, 2003) yang tidak dicantumkan di sini.
PENGERTIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
- Pengaruh fungsi keluarga pada timbul dan kembangnya permasalahan kesehatan keluarga
- Cara pendekatan kesehatan untuk mengembangkan fungsi tubuh dan keluarga dalam
keadaan
Dengan tidak memandang usia, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan
yang ada
COMPREHENSIVE:
INTEGRATED
Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dalam bentuk interaksi antara Dokter, Pasien
dan Keluarga serta melibatkan seluruh komunitas masyarakat disekitarnya.
HOLISTIC
Dilaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi semua aspek kehidupan Pasien
sebagai manusia seutuhnya yang meliputi aspek-aspek : Biologis, Psikologis, Sosial, Spiritual
SUSTAINABLE
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan melalui ikatan perkawinan, adopsi
atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, mental dan sosial serta emosional dan tiap anggota
keluarga (Duvall, 1997). Keluarga merupakan suatu sistem tempat individu anggota keluarga
berinteraksi di dalam keluarga (teori sistem). Perilaku dan sikap anggota keluarga dibentuk
oleh hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. Setiap perubahan pada salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain.
Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing tahap
perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi tugas
yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya. Menurut Duvall
(1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-Stage Family Life Cycle) :
a. “Married couples (without children)” (Pasangan nikah dan belum memiliki anak).
b. “Childbearing Family (oldest child birth-30 month)” (Keluarga dengan seorang anak
pertama yang baru lahir).
c. “Families with preschool children (oldest child 2,5- 6 years)” (Keluarga dengan anak
pertama yang berusia prasekolah).
d. “Families with School Children (Oldest child 6-13 years )” (Keluarga dengan anak yang
telah masuk sekolah dasar).
e. “Families with teenagers (oldest child 13- 20 years)” (Keluarga dengan anak yang telah
remaja).
f. “Families launching young adults (first child gone to last child’s leaving home)” (Keluarga
dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah).
g. “Middle Aged Parents (empty nest to retirement)” (Keluarga dengan orang tua yang telah
pensiun).
h. “Aging family members (retirement to death of both spouse)” (Keluarga dengan orang tua
yang telah lanjut usia).
Terdapat perbedaan tugas perkembangan keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga:
a. Tahap “Married couples (without children)” (pasangan nikah dan belum memiliki
anak).
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yakni: keluarga suami, keluarga
istri, dan keluarga sendiri.
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman.
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi.
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada tahap ini anak
perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam
aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan
anaknya yang berusia remaja.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/197007262003122-
SRI_MASLIHAH/bab_2_lapr..pdf
2..konsep keluarga
Tipe/bentukkeluarga(Murwani,2007)
1. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-
anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan satu
saudara, misalnva nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, parnan, bibi, dan
sebagainya.
3. Keluarga bcrantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti
4. Keluarga duda /janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi kerena perceraian
atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga
Tugas Keluarga
Tugas keluarga menurut (Friedman ,1998)
1. Menurut Friedman (1998) ada lima tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yaitu sebgai berikut:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan sosial balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan yang ada.
Peran keluarga
Menurut (Friedman, 1998).
a. Peranformal
1) Peran parental dan perkawinan. Nye dan Gecas (1976) mengidentifikasi 8 peran
dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu.
a) Peran sebagai provider (penyedia)
b) Peran sebagai pengatur rumah tangga.
c) Peran perawat anak
d) Peran sosialisasi anak.
e) Peran rekreasi.
f) Peran persaudaraan (kinship) atau memelihara hubungan keluarga paternal dan
maternal.
g) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan efektif pasangan).
h) Peran seksual.
2) Peran perkawinaan.
Minuchin (1974) menekankan pentingnya hubungan peran
suami atau istri yaitu kebutuhan bagi pasangan untuk memelihara suatu hubungan
perkawinan kokoh. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi hubungan perkawinan,
menciptakan situasi dimana suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak.
Memelihara suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah satu
tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
b. Peran informal
1) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara para
anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
2) Inisiator – kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-
cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
3) Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian dari konflik
dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan posisi dan mengakui
kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian "setengah jalan".
4) Perawat keluarga : orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota
keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan kegiatan- kegiatan
keluarga, berfungsi - mengangkat keterikatan / keakraban
FungsiKeluarga(Effendi,1998)
1. Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
c) Memenuhi kebutuhan grzi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Mcmberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
d) Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber-sumber pcnghasilan untuk pemenuhan kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk mernenuhi kebutuhan
keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang misalnya
pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat - tingkat perkembangannya.
6. Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan - tindakan yang
tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
7. Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan
anak dan anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
8. Fungsi religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga
untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan ada kehidupan lain setelah didunia ini.
9. Fungsi rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing - masing
anggotanya.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunitig0a0-5108-2-bab2.pdf
jenis keluarga
Berdasarkan Anggota
Keluarga Inti (nuclear family) Terdiri dari suami, isteri dan anak kandung
Keluaraga Besar (extended family) Disamping suami, istri dan anak
kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal
dan ataupun garis horizontal yang dapat berasal dari pihak suami atau pihak
istri.
Keluarga Campuran (blended family) Terdiri dari suami, isteri, anak
kandung dan anak tiri, ibu tiri, bapak tiri
Keluarga Orang Tua Tunggal (single parent family) Terdiri dari pria
atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau
mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama.
Keluarga Hidup Bersama (commune family) Terdiri dari pria, wanita dan
anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggung jawab serta
memiliki kekayaan bersama.
Keluarga Tinggal Bersama (cohabitation family) Terdiri dari pria dan
wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
Keluarga Serial (serial family) Terdiri dari pria dan wanita yang telah
menikah dan mungkin telah punya anak, ttp kemudian bercerai dan masing-
masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-
masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga.
Keluarga Gabungan (composite family) Terdiri dari suami dengan
beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau isteri dengan beberapa suami
dan anak-anaknya (poliandri) yang hidup bersama, dll
Berdasarkan lokasi (adat dalam penentuan tempat tinggal sepasang suami istri)
Berdasarkan pola otoritas
Patriarkal otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki
tertua, umumnya ayah)
Matriarkal otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan
tertua, umumnya ibu)
Equalitarian suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
struktur keluarga
Struktur dan Fungsi Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus
berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku
anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat
bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai
menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda.
Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga.
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari
keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga
yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi
keluarga.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan
kebenaran (honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
a. StrukturKeluarga
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
Perilaku peran
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual c. Strukturkekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga seperti::
Konsensus
Tawar menawar atau akomodasi
Kompromi atau de facto
Paksaan
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/MAKALAH_KELUARGA.pdf
C. SCREEM
Social
Menggambarkan interaksi sosial keluarga dengan lingkunganya. Contoh
patologi : Keluarga tersebut ter-isolasi dari lingkungan
Cultural
Identifikasi terhadap kebanggaan, kelekatan dan kepercayaan terhadap budaya.
Contoh patologi : Superioritas atau inferioritas budaya dan/atau rigid dogma.
Religious
Kebiasaan keluarga dalam meyakini dan menjalankan keyakinan religiusnya dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh patologi : dogma ketat yang menghalangi hidup sehat
Economic
Stabilitas ekonomi keluarga termasuk kepuasan mereka dalam masalah finansial dan
kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dalam kondisi kehidupan normal Contoh
patologi : Kemiskinan atau perencanaan ekonomi yang salah
Educational
Tingkat pendidikan yang memungkinkan keluarga memahami tentang kesehatan dan
gaya hidup yang mendukung Kesehatan. Contoh patologi : Sulit memahami pesan
kesehatan)
Medical
Keluarga dapat menjangkau layanan kesehatan yang mereka butuhkan dengan sumber
daya yang mereka miliki dan memanfaatkanya dengan baik. Contoh patologi : Tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan
FATs lainnya : Family life cycle, Family map, Family life line, dll
3.kesehatan keluarga
Metode-metode pembinaan
Metode yang digunakan dalam pembinaan keluarga ada yang bersifat langsung dalam
suatu proses interaksi dan ada juga yang bersifat tidak langsung. Metode yang
digunakan memiliki bagian penting dalam mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
a. Metode kasih sayang.
Kasih sayang adalah sesuatu yang harus dirasakan dalam mendidik anak. Kasih
sayang dibuktikan oleh ibu dan ayah dalam membesarkan anaknya dalam kandungan.
Suami istri harus menjaga jalinan kasih sayang ini sehingga anak dalam kandungan
dapat merasakanya. Kasih sayang suami terhadap istrinya yang sedang mengandung
harus terpancar dalam sikap, perbuatan dan perkataan.
b. Metode beribadah.
Bagi ibu hamil, keimanan dan ketakwaan harus ditingkatkan dengan cara
meningkatkan kualitas ibadah wajib dan sunah. Ibu hamil yang semangat
menjalankan ibadah memberi dampak keteladanan kepeda anak yang sedang
dikandungnya. Ibu hamil harus melibatkan atau mengajak anaknya dengan mengelus
perutnya untuk sama-sama menjalankan salat (ibadah).
c. Metode membaca Al-Qur’an.
Seorang ibu hamil harus senantiasa membaca Al-Qur’an dengan tetap
melibatkan atau mengajak anaknya untuk membaca Al-Qur’an. Harus diyakini ibu
hamil yang membaca Al-Qur’an akan didengar oleh janinya. Hal ini penting agar ibu
hamil termotivasi untuk membaca Al-Qur’an sebanyak-banyaknya. Banyak penelitian
membuktikan bahwa adanya respon positif dari bayi yang ada dalam kandungan, ini
mengandung makna bahwa hubungan yang harmonis sudah terjalin antara ibu dan
anak sejak dalam kandungan.
d. Metode bercerita.
Suami bisa menyampaikan cerita-cerita tentang kejujuran, kebaikan, keistimewaan,
kesalehan, kewatakan para nabi, para sahabat, para ulama, para pahlawan, dan lain
sebagainya. Sehingga cerita ini akan menjadi pelajaran bagi anaknya.
e. Metode berdoa.
Suami dan istri yang hamil senantiasa berdoa kepada Allah agar anak
yang dikandungnya menjadi anak yang saleh dan salehah, berakhlak mulia, taat
kepada orang tua, cerdas, mandiri, sehat walafiat, bermanfaat dan sukses dunia
akhirat.
f. Metodebernasyid(bernyanyi).
Dalam menerapkan metode ini seorang ibu harus pandai-pandai memilih
musik lagu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan perasaan
nyaman, senang, dan damai sehingga ia memiliki motivasi yang tinggi dalam menjaga
akan anak yang sedang dikandungnya.
g. Metode kebiasaan.
Metode ini dimaksud bahwa ibu hamil harus membiasakan dengan niat dan aktivitas-
aktivitas yang baik. Ia mengerjakan pekerjaannya dengan
membiasakan tepat waktu, disiplin, bekerja dengan ikhlas, membiasakan memulai
pekerjaan dengan menyebut nama Allah, membiasakan untuk bangun malam,
membiasakan untuk ramah, sopan, dan santun, membiasakan untuk melakukan
dengan yang baik ini memiliki pengaruh yang positif bagi pendidik anak dalam
kandungannya.
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2832/1/USWATUL%20RAHMI.pdf
konferensi keluarga
Konsep Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat dari aspek individu dan
kelompok sosial, dimana mereka salaing bertemu dan menentukan sistem serta
bentukbentuk hubungan yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dan
tergoyahnya pola-pola kehidupan yang sudah ada. Di sisi lain interaksi sosial dapat
diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama atau
dalam kehidupan sosial (Setiadi dan Kolip, 2010).
Proses interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat dan keluarga, secara sosiologis
memiliki dua syarat utama, yaitu:
1. Adanya Kontak Sosial: secara harafiah kontak berarti bersama-sama
menyentuh masyarakat secara individu maupun kelompok seperti berbicara
dengan orang lain secara berhadap-adapan atau melalui teknologi modern
telepon rumah/handphone, membaca surat, saling mengirim imformasi dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, kontak sosial adalah sebuah aksi
individu/kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku,
dan si penerima membalas aksi tersebut dengan reaksi (Setiadi dan Kolip,
2010).
2. Adanya Komunikasi: komunikasi itu merupakan aksi antara dua pihak/lebih
yang melakukan hubungan dalam bentuk saling memberikan tafsir atas pesan
yang disampaikan oleh masing-masing fihak. Melalui tafsir pada perilaku
fihak lain, seseorang dapat mewujudkan perilaku sebagai reaksi atas maksud
yang diinginkan oleh pihak lain.
Konsep Keluarga.
Keluarga dalam arti yang sempit sebagaimana di kemukakan oleh Soekanto (1998)
dipandang sebagai inti dari suatu kelompok sosial yang terkecil dari masyarakat yang
terbentuk berdasarkan perkawinan dan sebuah keluarga terdiri dari seorang suami
(ayah), istri (ibu) dan anak-anak. Sementara menurut Mulyono (1986) bahwa keluarga
pada hakekatnya merupakan wadah/tempat pembentukan karakteristik setiap anggota
keluarga, terutama anak-anak yang masih berada dalam pengawasan/bimbingan serta
tanggungjawab kedua orang tuanya.
Lebih lanjut Mulyono (1986) mengatakan, keluarga itu merupakan kesatuan/unit
terkecil di dalam masyarakat dan menempati posisi yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat, sehingga keluarga dipandang mempunyai peranan besar dan
vital dalam mempengaruhi seseorang anak atau anggota keluarga yang lainnya,
teristimewa ketika anak-anak memasuki masa akil balik. Pengertian keluarga tersebut
di atas sejalan dengan pengertian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1999) bahwa yang namanya keluarga sudah pasti terdiri dari bapak, ibu, dan anak-
anaknya. Namun UndangUndang No: 10 Tahun 1992 tentang Pembangunan keluarga
menyebutkan keluarga itu merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami istri dengan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu
dengan anaknya.
Bila keluarga dilihat dalam perspektif Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974
pasal 1 menetapkan bahwa keluarga dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah
secara agama, adat, dan hukum yang berlaku di Indonesia, sehingga perkawinan
dinyatakan sebagai ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk suatu rumah tangga yang bahagia
secara lahir dan batin.
Konsep Harmonisasi
Di dalam kehidupan keluarga terdapat anggota-anggota keluarga yang antara satu dan
lainnya memiliki peranan dan fungsi yang berbeda, misalnya seorang ayah kedudukan
sebagai kepala rumah tangga yang fungsinya dan peranannya mencari nafkah buat
menghidupi semua keluarganya, sementara seorang ibu rumah tangga berkedudukan
sebagai ibu rumah tangga yang berperan dan berfungsi sebagai pemelihara anak-anak,
mengurus rumah, anak-anak berkedudukan sebagai fihak yang diasuh dan dibesarkan
dengan harapan nantinya menjadi generasi penerus keluarga untuk meneruskan
kelangsungan hidup orang tuanya kelak.
Untuk lebih jelas dan rinci peneliti akan uraikan beberapa fungsi keluarga yang
dikemukakan oleh Setiadi dan Kolip (2011:309-3110) berikut ini.
3. Fungsi Pengatur Keturunan: salah satu fungsi keluarga yang tidak kalah
pentingnya dengan fungsi yang lain adalah fungsi seksual sebagai upaya untuk
melakukan reproduksi keturunan dan melanjutkan kehidupan keluarganya
dikemudian hari.
4. Fungsi Sosialisasi/Pendidikan: keluarga juga berfungsi untuk mendidik anak-
anaknya mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga dewasa dengan
memberikan bekal nilai-nilai sosial yang berlaku dalam kehidupan keluarga
maupun bermasyarakat.
5. Fungsi Ekonomi/Unit Produksi: dalam kehidupan keluarga harus ada
pembagian kerja yang jelas diantara anggota-anggota keluarga untuk
melaksanakan produksi barang dan jasa yang diperlukan dalam kebutuhan
sehari-hari.
6. Fungsi Pelindung: salah satu fungsi keluarga yang paling penting adalah
memberikan perlindungan kepada semua anggota keluarga dari berbagai
bahaya yang dialami oleh sebuah keluarga.
7. Fungsi Penentuan Status: dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang
besar, maka keluarga akan mewarisi statusnya pada tiap-tiap anggota sehingga
tiap-tiap angggota keluarga memiliki hak yang istimewa.
8. Fungsi pemeliharaan: setiap keluarga berkewajiban untuk memelihara anggota
keluarganya yang sakit, menderita, dan mengayomi yang sudah tua/jompo
sehingga mereka-mereka yang seperti itu dapat merasakan kebahagian hidup.
9. Fungsi efeksi: kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang
atau rasa dicintai, baik oleh orang tua, saudara, dan anggota keluarga lainnya.
Home visite
Kedokteran Keluarga
Menurut National University of Singapore (2004) kedokteran keluarga adalah ilmu
yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer,
komprehensif dan berkelanjutan (kontinu) kepada individu dalam hubungannya
dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Istilah lain dari kedokteran keluarga
adalah Primary Care Medicine, General Practice, Family Medicine. Kedokteran
keluarga menekankan keluarga sebagai unit sosial yang memberikan dukungan
kepada individu. Masalah kesehatan pasien sering disebabkan oleh masalah pada
keluarga dan begitu juga sebaliknya bahwa masalah kesehatan pasien dapat
menyebabkan masalah kesehatan keluarga.
Beberapa nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga antara lain:
Pelayanan berpusat pada pasien (patient centered care) dan perhatian khusus
kepada hubungan dokter pasien,
Pendekatan holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya disebabkan dimensi fisik
tetapi juga dari segi psikologi dan sosial (bio-psiko-sosial) dari pasien, keluarga dan
komunitasnya. Pendekatan holistik sangat penting pada zaman sekarang ketika
teknologi tinggi kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi
pelayanan kesehatan,
Kedokteran pencegahan: memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih
panjang daripada kedokteran kuratif ,
Mencakup semua usia (Life cycle): melayani pasien segala usia, sehingga disebut
“specialist in breadth”,
Tempat pelayanan: klinik, di rumah pasien, setting pelayanan lainnya.
Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan yang menyeluruh/ komprehensif
yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit di mana tanggung
jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau
jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
Selain itu, pelayanan kedokteran keluarga merupakan pelayanan spesialis yang luas
yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin
ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
penyakit kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang membentuk kesatuan
yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biomedik dan klinik sehingga mampu
mempersiapkan dokter untuk mempunyai peran unik dalam menyelenggarakan
penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling serta bertindak sebagai
dokter pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.
Dokter keluarga (DK) merupakan dokter praktek umum (DPU) dan dokter pelayanan
primer (DPP) yang menerapkan pendekatan kedokteran keluarga (Wonodirekso,
2008). Sebagai DPU, dokter keluarga memiliki cakupan pelayanan tidak dibatasi oleh
golongan usia, jenis kelamin, organologi, jenis penyakit dan status sosial. Dan sebagai
DPP, dokter keluarga melakukan kontak pertama dengan pasien dan kewenangannya
sebatas pelayanan kesehatan tingkat primer atau bukan spesialistik. Penerapan konsep
kedokteran keluarga diperoleh dokter lulusan melalui pendidikan lanjutan khusus.
Dokter keluarga merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan primer. DK
merupakan dokter tempat kontak pertama dan kelanjutannya (continuing care) dengan
pasien guna menyelesaikan secara komprehensif dan terpadu semua masalah sedini
dan sedapat mungkin dengan mengutamakan pencegahan dan pemantauan berkala
pada penyakit kronis.
Namun, kompetensi sebagai dokter layanan primer ini sebatas yang diperoleh selama
pendidikan yaitu kedokteran dasar. Hal ini menggambarkan belum seluruh cakupan
ilmu dan keterampilan dokter layanan primer dikuasai dan dimahiri. Selain itu, masih
banyaknya dokter yang masih belum memahami peran dokter keluarga terutama
sebagai DPP. Di sisi lain, perlu disadari bahwa layanan kesehatan primer bukan
layanan kesehatan yang sederhana namun masalah kesehatan yang dihadapi sangat
kompleks dan luas serta membutuhkan pemahaman ilmu kedokteran dan ilmu sosial
yang luas dan dalam (Abrori, 2010).
Dokter keluarga dalam pelayanannya memiliki 9 prinsip antara lain:
Komprehensif dan holistik
Kontinu
Mengutamakan pencegahan
Koordinatif dan kolaboratif
Personal sebagai bagian integral dari keluarganya
Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
Menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum
Sadar biaya dan sadar mutu
Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan
Merupakan kumpulan RM dari masing- masing anggota keluarga, yang disimpan menurut
nomor urut atau huruf pertama nama kepala keluarga (KK).
Merupakan suatu RM berbentuk buku, dipakai bersama oleh semua anggota keluarga.
a. T anggal kedatangan
(Clinical Data)
Sistem pencatatan medis yang dikembangkan dengan pendekatan metode ilmiah untuk
menunjang pemecahan masalah secara klinik.