Anda di halaman 1dari 13

Irigasi Kolon sebagai Pengganti Kolostomi pada Pembedahan Satu Tahap Penyakit Hirschsprung

Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 26, No.2, Agustus


2010; Korespondensi: Lulik Inggarwati. Laboratorium
Ilmu Bedah, Rumah Sakit
Umum Dr. Saiful Anwar Malang, Jl. Jaksa Agung
Suprapto No.2 Malang Tel. (0341) 362101-362102
Email: ell_ing@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pada pasien dengan penyakit Hirschprung dengan stasis fecal harus
di-dekompresi dahulu sebelum dilakukan penanganan definitive
untuk menghindari enterokolitis. Ada dua macam modalitas
dekompresi yaitu irigasi kolon dan kolostostomi (stoma).
Pembedahan definitive dapat dilakukan dalam satu tahap atau dua
tahap dan tidak terdapat perbedaan hasil luaran.
Penelitian ini bertujuan membandingkan diameter kolon dan
proporsi diameter kolon proksimal dan distal antara irigasi kolon
(satu tahap pembedahan) dan kolostomi (dua tahap pembedahan).
Uji klinis dilakukan pada 18 pasien yang dibagi secara acak dalam
dua kelompok yaitu irigasi kolon (satu tahap pembedahan) dan
kolostomi (dua tahap pembedahan). Tidak terdapat perbedaan
bermakna dalam diameter kolon antara irigasi kolon (satu tahap
pembedahan) dan kolostomi (dua tahap pembedahan). Pembedahan
satu tahap atau dua tahap mempunyai luaran yang sama dalam hal
proporsi diameter kolon.
Kata Kunci: Irigasi kolon, kolostomi, prosedur Duhamel

PENDAHULUAN
Penyakit Hirschsprung adalah kelainan bawaan
berupa terdapatnya segmen aganglion pada usus
dari anus ke arah proksimal
Insiden
1: 5.000-12.000 kelahiran hidup dan terdapat
pada semua ras atau etnik
Komplikasi
Enterokolitis pada
Hirschsprung

12-58%

kasus

penyakit

Pada penderita Hirschsprung yang mengalami


stasis feses harus segera dilakukan suatu tindakan
untuk mencegah terjadinya enterokolitis. Tindakan
yang dimaksud pada prinsipnya adalah
mengurangi akumulasi masa feses dalam saluran
pencernaan.
Tindakan tersebut bertujuan mengurangi dilatasi
atau diameter lumen usus proksimal dari segmen
aganglion, yang dilakukan dengan cara non- bedah
berupa irigasi kolon maupun dengan cara bedah
yaitu kolostomi, sebelum dilakukan pembedahan
definitive

Kelebihan irigasi kolon dibanding


kolostomi terletak pada fakta bahwa
irigasi kolon merupakan cara nonbedah sehingga irigasi kolon dapat
dilakukan oleh tenaga medis di
wilayah yang tidak terdapat ahli
bedah untuk kemudian diajarkan
kepada keluarga pasien agar
dilakukan di rumah, sambil
menunggu pasien khususnya bayi

Beberapa kerugian dilakukannya kolostomi yaitu


Merupakan tindakan invasif bedah dengan
pembuatan stoma
Menimbulkan jaringan parut paska-kolostomi,
rawat inap pasien lebih lama
Biaya yang dikeluarkan semakin banyak
Perawatan yang lebih sulit
Serta kemungkinan terjadinya penyulit
diantaranya prolap, stenosis, retraksi, hernia
para stoma, dermatitis kontak dan invaginasi

Pembedah > keberhasilan 90% kasus


Pembedahan satu tahap adalah dilakukan irigasi kolon terlebih
dahulu sebelum pembedahan definitif (prosedur Duhamel).
Pada pembedahan

dua

tahap

dilakukan

pembuatan

stoma/kolostomi dahulu sebelum pembedahan definitif.


Indikasi pembedahan satu tahap pada penyakit Hirschsprung
dilaksanakan

pada

penderita

neonatus

enterokolitis dan tidak terlambat terdiagnosa

tanpa

penyulit

Penelitian eksperimental klinis ini


bertujuan untuk membuktikan ada
tidaknya perbedaan diameter lumen
kolon setelah perlakuan irigasi kolon
dibandingkan kolostomi pada
pembedahan definitif Hirschsprung
tanpa penyulit

Metode
Penelitian ini dilakukan dengan desain
randomized clinical trial dengan populasi
terjangkau neonatus dengan penyakit Hirschsprung
tanpa penyulit yang dirawat di Bangsal bedah anak
RSSA Malang periode September 2005-2006

Variabel yang diukur adalah


diameter lumen usus yang diukur
dengan cara magnifikasi pada kolon
in loop, usus proksimal dan distal;
pembesaran lumen usus dan
keseuaian lumen usus. Perbedaan
pada dua kelompok diuji dengan uji
t-test tidak berpasangan
menggunakan SPSS versi 12.

Hasil

Tabel 2. perbandingan
pembesaran dan
kesesuaian diameter
lumen usus

Disamping

diameter

lumen

usus,

pembesaran
lumen
usus.
Kedua
kelompok
penilitian
mendapatkan
perlakuan
dekompresi (kolostomi atau irigasi)
selama 34 bulan. Perubahan besar
diameter awal lumen usus (kolon in
dilakukan

loop)

pengukuran

sampai

pada

saat

dilakukan

pembedahan definitif satu tahap (7.22


sd 1.39) atau dua tahap (7.67 sd 0.7)
bila dibandingkan tidak didapatkan
perbedaan yang bermakna (p value =
0,406). Kesesuaian lumen
usus
proksimal dan distal pada perlakuan
satu tahap (2.67sd 0.5)
dan dua
tahap (2.78 sd 0.7) tidak menunjukkan
perbedaan bermakna (p=0.69).

Anda mungkin juga menyukai