Anda di halaman 1dari 12

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Berdasarkan Permenkes RI No. 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang

Perubahan Atas Sesuai dengan Permenkes Nomor 356/Menkes/PER/IV/2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah unit pelaksana teknis di lingkungan

Kementrian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian penyakit.

2.2. Sejarah Kantor Kesehatan Pelabuhan

2.2.1. Periode HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan)

Pada tahun 1911 di Indonesia, Pes masuk melalui Pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya. Pada tahun 1923 kemudian Pes masuk

melalui Pelabuhan Cirebon. Pada periode ini, Indonesia masih hidup

dalam zaman kolonial Belanda. Regulasi yang diberlakukan adalah

Quarantine Ordonanti. Penanganan kesehatan di pelabuhan

dilaksanakan oleh Haven Arts (Dokter Pelabuhan) di bawah Haven

Master (Syahbandar). Saat ini di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts,

yaitu di Pulau Rubiah di Sabang dan Pulau Onrust di Teluk Jakarta.

2.2.2. Periode Pelabuhan Karantina


6

Pada masa kemerdekaan, sekitar tahun 1949-1950 pemerintah

Republik Indonesia membentuk 5 pelabuhan karantina. Pelabuhan

tersebut yaitu, Pelabuhan Karantina Kelas I tanjung Priok dan Sabang,

Pelabuhan Karantina Kelas II Surabaya dan Semarang serta

Pelabuhan Kelas III Cilacap. Pada saat ini periode peran resmi

pemerintah Republik Indonesia dalam kesehatan pelabuhan di mulai.

Pada tahun 1959 Indonesia mengeluarkan Peraturan

Pemerintah No 53 Tahun 1959 tentang pelabuhan karantina.

Perkembangan selanjutnya, untuk memenuhi amanat pasal 4 dan 6 sub

3 undang-undang tentang pokok-pokok kesehatan (UU No 9 Tahun

1960, Lembaran Negara Tahun 1960 No 131), terlahirlah Undang-

undang No 2 Tahun 1962 tentang karantina udara.

2.2.3. Periode DKPL (Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut ) dan DKPU

(Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara)

Pada tahun 1970 terbit SK Menkes No. 1025/DD/Menkes,

tentang pembentukan Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut (DKPL)

sebanyak 60 DKPL dan Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara (DKPU)

sebanyak 12 DKPU. Pada DKPU maupun DKPL non eselon,

kegiatan DKPL dan DKPU baik teknis maupun administratif meski

satu kota dijalankan secara terpisah.

2.2.4. Periode Kantor Kesehatan Pelabuhan


7

SK Menkes No. 147/Menkes/IV/78, DKPL dan DKPU dilebur

menjadi kantor kesehatan pelabuhan dan pembinaan teknisnya berada

di bawah bidang Desenban kantor wilayah Departemen Kesehatan

dimana pimpinan KKP adalah eselon III B. Berdasarkan SK Menkes

No. 147/Menkes/IV/78 KKP terdiri atas


10 KKP kelas A
10 KKP kelas B
3. SK Menkes 630/Menkes/ SK/SII/85 menggantikan SK Menkes 147

(Eselon KKP dan IIIB) jumlah KKP menjadi 46 terdiri atas:


10 KKP kelas A
36 KKP kelas B (ditambah Dili dan Bengkulu)
4. SK Menkes No 265/Menkes/ SK/III/2004 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan yang baru. KKP

digolongkan menjadi:
KKP kelas I (Enselon IIB) terdapat 2 KKP
KKP kelas II (Enselon IIIA) terdapat 14 KKP
KKP kelas III (Enselon IIIB) terdapat 29 KKP
5. Permenkes 265 Tahun 2004 dan Permenkes 356/Menkes/PER/IV/

2008 memberlakukan di lingkungan kementrian kesehatan terdapat:


KKP kelas I terdapat 7
KKP kelas II terdapat 21

KKP kelas III terdapat 20

6. Permenkes RI Nomor. 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan. KKP diklasifikasikan

ke dalam 4 (empat) kelas, yaitu:


KKP kelas I terdapat 7
KKP kelas II terdapat 21
KKP kelas III terdapat 20
KKP kelas IV terdapat 1

2.3. Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan


8

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang memiliki visi sesuai

visi Jokowi Nawa Cita, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar

negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan

pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional

dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.


2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan

memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada

institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi

melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.


3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan.


4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.


5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan

kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar";

serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia

Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan

program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah Kampung

Deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk

rakyat di tahun 2019.


6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa

Asia lainnya.
9

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.


8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali

kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan

kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek

pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai

patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di

dalam kurikulum pendidikan Indonesia.


9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan

ruang-ruang dialog antarwarga.


2.4. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri kesehatan (Permenkes)

Nomor 2348/Menkes/PER/2011 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

mempunyai tugas untuk melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya

KEPALA epidemiologi, kekarantinaan,


penyakit , penyakit potensial wabah, surveilans
H. Suyadi, SH., SKM.
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,

pengawasan OMKABA (Obat, Makanan, Kosmetik, dan Bahan bahaya).


Kasubag. Tata Usaha

Suyanto,
2.5. Bagan Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan KelasSEII

Kasie Pengendalian Kasie Pengendalian Resiko Kasie Upaya Kesehatan


Karantina dan Surveilans Lingkungan dan Lintas Wilayah
Epidemiologi
H. Asrul Hudaira,Spd,MKM. H.Suprapto,SKM.,M.Kes.
H. Hazairin, SKM.

INSTALASI
KELOMPOK JABATAN WILAYAH KERJA
Instalasi Laboratorium FUNGSIONAL
Bandara Raden
Klinis dan Lingkungan
Sanitarian Intan II Barat

Epidemiologi Pelabuhan Laut


Bakauheni
Entomologi
Pelabuhan Laut
Dokter Teluk Samangka
Rawajitu
Analis Kesehatan

10

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang

Sumber daya manusia di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Panjang terdiri dari 67 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau ASN dan 12

orang pegawai honorer. Sejumlah pegawai tersebut ditempatkan di berbagai

wilayah kerja KKP Kelas II Panjang seperti di Kantor Wilayah Kerja

Pelabuhan Bakauheni, Kantor Wilayah Kerja Pelabuhan Teluk Semangka,

Kantor Wilayah Kerja Bandara Raden Intan II Branti dan Pelabuhan

Rawajitu.

2.6. Uraian Tugas


Sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri kesehatan (Permenkes)

Nomor 2348/Menkes/PER/2011 tentang Perubahan Atas Sesuai dengan

Permenkes Nomor 356/Menkes/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), tugas dari masing-masing unit di

KKP Kelas II Panjang, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Subbagian Tata Usaha

a. Melakukan koordinasi dan penyusunan program


b. Pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha
c. Pengelolaan keuangan
d. Penyelenggaraan pelatihan
e. Penyelenggaraan kepegawaian
f. Penyenggaraan perlengkapan dan rumah tangga

2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidimiologi


11

a. Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, menyusun

laporan
b. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kekarantinaan, surveilans

epidemiologi penyakit, penyakit potensi wabah, penyakit baru, dan

penyakit yang muncul kembali


c. Pengawasan alat angkut dan muatannya
d. Pengawasan lalu lintas OMKABA
e. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan
f. Melaksanakan kajian dan pengembangan teknologi

g. Pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan surveilans epidemiologi di

wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara

3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan


a. Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan

laporan
b. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan pengendalian vektor dan

binatang penularan penyakit


c. Melaksanakan pembinaan sanitasi
d. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan
e. Melaksanakan kajian dan pengembangan teknologi
f. Pelatihan teknis bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja

bandara
4. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
a. Menyiapkan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan

laporan
b. Melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan

kerja, kesehatan mantra, kesehatan haji, perpindahan penduduk,

penanggulangan bencana
c. Melaksanakan vaksinasi internasional
d. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan
e. Melaksanakan kajian dan pengembangan teknologi
f. Pelatihan teknis bidang upaya kesehatan di wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas darat Negara


5. Instalasi
12

Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan

operasional Kantor Kesehatan Pelabuhan dan penunjang administrasi,

yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan pelayan

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, KKP menyenggarakan fungsi, yaitu:

1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan

lintas batas negara


4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensi wabah,penyakit

baru, dan penyakit yang muncul kembali


5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan

kimia
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilens epidemiologi sesuai

penyakit yang berkaitan lalu lintas nasional, regional, dan International


7. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi kesiap siagaan dan penanggulangan

kejadian liar biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan

matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji


8. Pelaksanaan fasilitas dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas darat negara


9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika

dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan

mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor


10. Pelaksanaan pengawasan alat angkut dan muatannya
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas batas negara


12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas negara


13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,

pelabuhan, dan lintas batas negara


13

14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan

surveilans epidemiologi
15. Pelaksanaan pelatihan teknis dibidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan

lintas batas negara


16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP

2.7. Wilayah Kerja

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

2348/MENKES/PER/X/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor

356/MENKES/PER/IV/2008 tentang struktural Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan. Wilayah Kerja (Wilker) Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Panjang adalah sebagai berikut:

1. Wilayah Kerja Bandara Raden Intan II Branti Kabupaten Lampung Selatan

dengan jarak 28,6 KM


2. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Bakauheni Kabupaten Selatan dengan jarak

85,8 KM
3. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Teluk Semangka Kota Agung Kabupaten

Tanggamus dengan jarak 99,5 KM


4. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Rawajitu Mesuji dengan jarak 197 KM

Dari wilayah kerja bandara/pelabuhan tersebut diatas, mempunyai

kegiatan kepelabuhan yang berbeda, yaitu :

1. Pelabuhan Panjang dan Rawajitu sebagai pelabuhan konvensional, cargo

dan peti kemas.

2. Pelabuhan Teluk Semangka sebagai Pelabuhan Khusus (Pelsus) tanker

bahan bakar minyak.


14

3. Pelabuhan Bakauheni sebagai pelabuhan penyeberangan/penumpang yang

menghubungkan antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

4. Bandara Radin Inten II Branti merupakan Bandara domestik.

2.8. Hasil Kegiatan KKP Kelas II Tahun 2015

1. Pemeriksaan kesehatan kapal dinyatakan sehat dan diterbitkan

Certificate of Pratique (COP) sebanyak 433 kapal pada tahun 2015.


2. Penerbitan PHQC di KKP Kelas III Panjang sebanyak 11.407 kapal
3. Penerbitan SSCEC dan SSCC sebanyak 359 sertifikat pada tahun 2015.
4. Jumlah dokumen buku kesehatan yang diterbitkan di KKP Kelas II

Panjang sebanyak 359 dokumen buku kesehatan pada tahun 2015.


5. Penerbitan dokumen health certificate untuk komuditi OMKABA di

KKP Kelas II Panjang sebanyak 434 sertifikat pada tahun 2015.


6. Hasil pemeriksaan 60 sampel darah didapatkan 87% sampel negatif TB

baik di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni dan Pelabuhan Teluk

Semangka pada tahun 2015.


7. Survey perilaku HIV dengan hasil baik di Pelabuhan Penyeberangan

Bakauheni dan Pelabuhan Teluk Semangka.


8. Jumlah sarana air bersih yang diawasi selama tahun 2014 berjumlah 29

sarana.
9. Jumlah pencapaian sampel makanan yang diambil dan diperiksa di

Laboratorium Kesehatan sebanyak 28 sampel pada tahun 2015.


10. Kegiatan pengawasan sanitasi alat angkut .
11. Tingkat kepadatan lalat yang tertinggi pada bulan Mei 2015, dengan

rerata. Dimana menurut Index kepadatan lalat termasuk kategori sedang.


12. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan pada situasi matra/situasi khusus

arus mudik, Natal dan Tahun baru di 2 Lokasi Kabupaten dan Kota, pada

saat posko Arus Mudik Idul Fitri Tahun 2015 dilaporkan bahwa seluruh

pemudik yang memerlukan pelayanan kesehatan di Posko mudik KKP


15

Kelas II Panjang sebanyak 485 orang dan 100% pemudik tersebut

mendapat pelayanan kesehatan.


13. Jumlah jamaah Calon haji yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak

5054 orang pada tahun 2015 dan sebanyak 5056 orang pada tahun 2016.
14. Capaian kegiatan penerbitan pengawasan P3K kapal sebanyak 165 kapal

pada tahun 2015.


15. Realisasi kegiatan vaksinasi yellow fever sebanyak 54 orang pada tahun

2015.
16. Kegiatan penerbitan International Certificate of Vaccination (ICV)

sebanyak 9319 buku pada tahun 2015.


17. Realisasi kegiatan penerbitan izin angkut jenazah yang dicapai sebanyak

22 penerbitan pada tahun 2015.


18. Realisasi kegiatan penerbitan izin angkut orang sakit yang dicapai

sebanyak 58 penerbitan pada tahun 2015.


19. Pelayanan Medical Check Up di KKP Kelas II Panjang sebanyak 43

orang pada tahun 2015.


20. Pencapaian kegiatan penerbitan laik terbang di KKP Kelas II Panjang

sebanyak 96 surat layak terbang pada tahun 2015.

2.9. Sasaran Kegiatan Yang Belum Terealisasikan di KKP Kelas II Panjang

Melaksanakan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan

kimia
Melaksanakan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas darat negara


Melaksanakan jejaring informasi kesehatan dan teknologi dibidang

kesehatan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas negara


Melaksanakan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan dan

surveilans kesehatan pelabuhan.


16

Anda mungkin juga menyukai