Anda di halaman 1dari 18

Acy's blog

Home

11/20/2007
HERNIA INGUINALIS

I.

PENDAHULUAN
Kelainan ini merupakan salah satu kelainan yang banyak dijumpai didalam dunia

kedokteran, secara khusus didalam bidang Ilmu Bedah Digestif. Setiap tahun, sementara
diperkirakan ada sekitar 5 juta orang menderita hernia di kawasan benua Amerika, hanya
700.000 dari mereka yang dilakukan perbaikan secara operatif. Ahli medis memperkirakan
bahwa mereka yang menghindari penatalaksanaan disebabkan karena takut mengalami
operasi yang menyakitkan. Sekarang ini, sangatlah sedikit alasan untuk takut. Operasi hernia
biasanya dilakukan berbasis rawat jalan dan pasien dapat kembali melakukan aktivitas
sehari-harinya dalam beberapa hari.
Delapan puluh persen dari seluruh hernia berada di dekat regio inguinalis. Hernia
juga bisa terjadi di bawah regio inguinal (femoral), melalui umbilicus, sepanjang garis pasca
insisi dan di tempat-tempat lain. Hernia diberi nama menurut letaknya.
II. DEFINISI
Hernia ialah protrusi (tonjolan) abnormal daripada kantung garis peritoneal, melewati
aponeurosis otot yang meliputi regio abdomen. Kelemahan dari dinding otot abdomen
mengakibatkan ketidakmampuan untuk menampung organ-organ visceral di dalam rongga
abdomen. Hernia terdiri atas cincin, kantung, dan isi hernia.
III. ANATOMI

Daerah ini merupakan persimpangan dari regio abdominis dan pubis, dimana terdapat
hubungan antara regio abdominis-pubis melalui kanalis inguinalis yang merupakan suatu tempat
lemah (locus minoris resistensi). Melalui tempat lemah ini dapat terjadi penonjolan alat-alat
dalaman perut yang dikenal sebagai hernia inguinalis.
Perbatasan:
1.

Kraniolateral oleh annulus inguinalis internus (bagian terbuka dari fascia


transversalis & aponeurosis m. transversus abdominis).

2. Caudomedial oleh annulus inguinalis externus.


3. Atapnya oleh aponeurosis m. obliquus externus.
4. Dasarnya oleh ligamentum inguinale.
IV. ETIOLOGI & FAKTOR PREDISPOSISI
Secara fisiologis, kanalis inguinalis merupakan kanal atau saluran yang normal. Pada
fetus, bulan kedelapan dari kehamilan terjadi descensus testiculorum. Penurunan testis yang
sebelumnya terdapat di rongga retroperitoneal, dekat ginjal, akan masuk kedalam skrotum
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang dikenal sebagai processus vaginalis peritonei.
Pada umumnya, ketika bayi lahir telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak
dapat melalui kanal tersebut. Biasanya obliterasi terjadi di annulus inguinalis internus,
kemudian hilang atau hanya berupa tali. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup
yang hasilnya ialah terdapatnya hernia didaerah tersebut.
Setelah dewasa kanal tersebut telah menutup. Namun karena daerah tersebut ialah
titik lemah, maka pada keadaan yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen kanal
itu dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis akuisita. Sementara di usia ini
seseorang lebih produktif dan melakukan banyak aktivitas. Sehingga penyebab hernia pada
orang dewasa ialah sering mengangkat barang berat, juga bisa oleh karena kegemukan, atau
karena pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat sehingga sering mengedan pada saat
BAB.
Hernia pada orang tua terjadi karena faktor usia yang mengakibatkan semakin
lemahnya tempat defek. Biasanya pada orang tua terjadi hernia medialis karena kelemahan
trigonum Hesselbach. Namun dapat juga disebabkan karena penyakit-penyakit seperti batuk
kronis atau hipertrofi prostat.

V.

MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang timbul

pada waktu mengedan, batuk atau mengangkat beban yang berat dan menghilang waktu
istirahat baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha
biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah,
banyak menangis, dan kadang-kadang perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata.
Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetris pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau
labia dalam posisi berdiri maupun berbaring. Pasien diminta untuk mengedan atau batuk
sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam
keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba didorong apakah benjolan
dapat direposisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau kelingking pada anakanak, kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar.
VI. DIAGNOSIS
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia
reponibel keluhan satu-satunya ialah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri
jarang dijumpai: kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau paraumbilikal
berupa nyeri visceral karena regangan di mesenterium sewaktu satu segmen usus halus
masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau
terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik tergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat
pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantung hernia yang kosong
kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantung yang

memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut sebagai tanda sarung
tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar untuk ditentukan. Kalau kantung hernia berisi
organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau
ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak, dapat dicoba mendorong isi
hernia dengan menekan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan
apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu
jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari
menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau bagian sisi jari yang
menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis.
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi atau jika tidak dapat
direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan
ke kranial melalui annulus eksternus.

VII. KLASIFIKASI
1. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor
peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum
Hesselbach*. Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis
subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani,
umumnya terjadi bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan
hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.
*Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:

Inferior: Ligamentum Inguinale.

Lateral: Vasa epigastrika inferior.

Medial: Tepi m. rectus abdominis.

Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat aponeurosis


m.transversus abdominis.

2. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)

Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran,
yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak
tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita:
Hernia inguinalis indirekta congenital.
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama
sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga
tunika vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke
dalam kantong peritoneum tersebut.
Hernia inguinalis indirekta akuisita.
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian
saja. Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis
yang tidak menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei
ini dapat terisi dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika
vaginalis propria testis.
3. Hernia Pantalon
Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua
kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana.
Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.
Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, dan
biasanya baru ditemukan sewaktu operasi.

VIII. TATA LAKSANA


Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi
tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata , kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi
dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang
tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur

dibawah 2 tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia
jarang terjadi dibandingkan dengan dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih
elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian
sedatif dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk
operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus
dilakukan operasi segera.
Pemakaian bantal penyangga hanya dapat menahan hernia yang telah direposisi,
bukan untuk menyembuhkan. Cara ini tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan
komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan
sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi
testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis. Operasi
ialah satu-satunya pengobatan yang rasional. Indikasi operasi sudah ada sejak diagnosa sudah
ditegakkan.
Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas:
1. Herniotomi, yaitu dilakukannya pembebasan kantung hernia sampai ke lehernya,
kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi. Kantung hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2. Hernioplastik, yaitu dilakukannya tindakan memperkecil annulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernioplastik penting artinya didalam mencegah terjadinya residif.
Dikenal berbagai metode hernioplastik,seperti:
1. Metode Bassini, dengan memperkecil annulus inguinalis internus dengan jahitan
terputus , menutup dan memperkuat fascia transversa, dan menjahitkan pertemuan
m. transversus abdominis dan m. obliquus abdominis yang dikenal dengan nama
conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart.
2. Metode Mc Vay, dengan menjahitkan fascia transversa, m. transverses abdominis
dan pedikel aponeurosis dari batas inferior m. obliquus externus dengan
ligamentum Cooper.
Tidak ada satupun tehnik yang dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi residif. Yang
penting diperhatikan ialah mencegah terjadinya tegangan pada jahitan dan kerusakan pada
jaringan. Umumnya dibutuhkan plastik dengan bahan prostesis mesh misalnya.

Pada operasi hernia secara laparaskopik diletakkan prostesis mesh di bawah


peritoneum pada dinding perut.

HERNIA FEMORALIS
Pada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita kira-kira 4 kali
lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha. Sering penderita datang ke dokter atau
rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat paha
di bawah ligamentum inguinale, di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak
jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat paha tidak
ditemukan, karena kecilnya atau karena penderita gemuk. Hernia ini masuk melalui annulus
femoralis ke dalam kanalis femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum dorsal dari
ligamentum inguinale, tempat v.safena magna bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini
sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh lig.
Inguinale, kaudodorsal oleh pinggir os. Pubis yang terdiri dari lig. Iliopektineale (lig. Cooper),
sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis, dan di sebelah medial oleh lig. Lakunare Gimbernati.
Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari lig. Inguinale. Keadaan anatomi ini
sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.

Wednesday, February 3, 2016


Latest:

Bendungan Payudara

Keracunan Sianida

Cegah Dermatitis Atopik dengan Suplementasi Probiotik

Tatalaksana Nutrisi pada Anak Diare

Mekanisme Penyembuhan Tulang

Home

Basic Medicine
o

Gastrointestinal

Ginjal

Infeksi Imunologi

Kardiovaskular

Metabolik Endokrin

Muskuloskeletal

Neurosains

Penginderaan

Reproduksi

Respirasi

Sel&Biomolekuler

Clinical Aspects
o

Anak

Gastrointestinal

Ginjal

Infeksi Imunologi

Kardiovaskular

Kulit

Musculoskeletal

Neurosains

Obat

Penginderaan

Reproduksi

Respirasi

Hematologi Onkologi

Journal and News

Library

Gastrointestinal
Hernia Inguinalis
February 21, 2014January 9, 2016 Medicinesia 0 Comment hernia, hernia inguinalis,
hernia skrotalis
Artikel ini sudah dibaca 33598 kali!

disusun oleh Liana Srisawitri, S.Ked dan Adityo Budiarso, S.Ked


Hernia merupakan protrusi abnormal dari jaringan atau organ melalui defek dari dinding
sekelilingnya. Hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen, terutama pada daerah inguinal.
Diperkirakan bahwa 5% populasi akan mengalami hernia Hernia pada dinding abdomen terjadi
pada lokasi dengan aponeurosis dan fasia yang tidak dilapisi otot. Lokasi-lokasi ini antara lain
daerah inguinal, femoral, umbilikal, linea alba, bagian bawah garis semilunar, dan tempat yang
pernah dilakukan insisi. Hernia terdiri atas komponen kantung, isi, dan leher. Ukuran leher atau
orifisium hernia tidak berhubungan konsisten dengan ukuran kantung hernia.
1

Suatu hernia dikatakan reponibel bila isinya dapat dikembalikan ke dalam rongga abdomen. Bila
isi hernia tidak dapat kembali ke dalam rongga abdomen, hernia dikatakan ireponibel atau

inkarserata. Hernia strangulata biasa terjadi pada hernia dengan orifisium yang kecil dan kantung
yang besar. Pada hernia strangulata terjadi gangguan aliran darah, dapat berupa gangguan aliran
arteri, vena, atau keduanya, pada komponen isi hernia akibat obstruksi pada bagian orifisium.
Salah satu predisposisi terjadinya obstruksi intestina dan strangulasi adalah terjadinya adhesi
antara komponen isi hernia dengan lapisan peritoneum dari kantung.
1

Hernia Richter merupakan hernia yang berisi sebagian diameter sirkumferensial dari dinding
usus sehingga dapat terjadi keadaan strangulasi tanpa disertai obstruksi usus. Hernia juga
dibedakan menjadi hernia interna, hernia eksterna, dan hernia interparietal. Pada hernia eksterna,
isi hernia melewati seluruh lapisan dinding abdomen, sementara pada hernia interna, defek
terjadi pada dinding peritoneal sehingga terjadi protrusi usus. Pada hernia interparietal, isi hernia
berada di dalam lapisan muskuloaponeurotik dinding abdomen.
1

Tata laksana definitif hernia inguinalis adalah tindakan pembedahan. Ditegakkannya diagnosis
merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan. Prinsip pembedahan pada hernia adalah
herniotomi dan herniorafi. Herniotomi adalah tindakan membuka dan melepaskan kantung
hernia, sedangkan herniorafi adalah tindakan memperbaiki dinding posterior kanalis inguinalis.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam herniorafi antara lain open, preperitoneal, dan
laparoskopik.

Lokasi Hernia Abdominalis

Epidemiologi
Hernia pada daerah groin mencakup 75% dari seluruh hernia. Hernia inguinalis dibedakan
menjadi hernia inguinalis indirek dan direk. Pada hernia inguinalis indirek, kantung hernia
memasuki annulus inguinalis interna dan melalui annulus inguinalis eksterna menuju skrotum.
Sementara pada hernia inguinalis direk, kantung hernia terletak medial dari annulus inguinalis
interna. Dua pertiga kasus hernia inguinalis adalah jenis indirek. Hernia inguinalis indirek dan
direk juga dapat terjadi bersamaan. Laki-laki memiliki risiko 25 kali dibanding perempuan untuk
mengalami hernia inguinalis. Hernia inguinalis indirek lebih sering terjadi di sebelah kanan
karena penurunan testis sebelah kanan yang terjadi lebih lambat diikuti gangguan atrofi prosesus
vaginalis.
1

Embriologi

Prosesus vaginalis adalah suatu struktur yang terbentuk pada bulan ketiga kehamilan, berupa
divertikulum peritoneal yang terdiri dari bagian transversal fasia endoabdominal. Pembentukan
gonad terjadi pada minggu kelima gestasi di sebelah anteromedial nephrogenic ridges. Pada
janin laki-laki, gonad dan skrotum dihubungkan oleh gubernakulum, sementara pada janin
perempuan, gonad dan labia dihubungkan oleh ligamentum rotundum. Pada bulan ketiga
kehamilan mulai terjadi penurunan gonad. Pada bulan ketujuh gestasi, testis mencapai annulus
inguinalis eksterna. Penurunan testis pada janin dipengaruhi oleh calcitonin gene-related peptide
(CGRP) yang dihasilkan melalui androgen fetal oleh saraf genitofemoral. CGRP juga
mempengaruhi penutupan prosesus vaginalis paten (PPV). Akan tetapi, proses penutupan ini
belum dipahami sepenuhnya. Pada bulan ketujuh kehamilan, testis mulai turun dari kanal dengan
dipandu oleh prosesus vaginalis.
2

Penutupan Processus
Vaginalis

Anatomi
Lapisan terluar dari daerah groin adalah kulit dan jaringan subkutan, Di bawahnya terdapat arteri
dan vena iliaka sirkumflexa superfisialis, epigastrika superfisialis, dan pudenda eksterna. M.
obliquus eksternus berada di bawah lapisan subkutan. Otot ini mengarah ke inferior dan medial.
Aponeurosis m. obliquus eksternus terdiri dari lapisan superfisial dan lapisan dalam.
Aponeurosis m. obliquus eksternus, bersama dengan aponeurosis m. obliquus internus dan m.
transversus abdominis membentuk anterior rectus sheath dan linea alba. Aponeurosis m.
obliquus eksternus juga merupakan batas superfisial dari kanalis inguinalis.
1

Anatomi
Struktur Preperitoneal

Ligamentum inguinal (Poupart) merupakan bagian inferior dari aponeurosis m. obliquus


eksternus. Ligamen ini berjalan dari spina iliaka anterior superior menuju tuberkulum pubikum.
Ligamentum lakunar yang merupakan batas sebelah medial dari femoral space terbentuk dari
insersi ligamen inguinal ke pubis. Annulus inguinalis eksterna, tempat keluarnya korda
spermatikus dari kanalis inguinalis, merupakan pembukaan dari aponeurosis m. obliquus
eksternus yang terletak superior dan sedikit lateral dari tuberkulum pubikum.
1

M. obliquus internus mengarah ke superior dan lateral pada abdomen bagian atas dan mengarah
transversal pada bagian inguinal. Otot ini merupakan batas superior dari kanalis inguinalis.
Aponeurosis m. obliquus internus sebelah medial bergabung dengan aponeurosis m. transversus
abdominis membentuk conjoined tendon. M. transversus abdomis berjalan transversal pada
hampir seluruh bagiannya. Kekuaran dan keutuhan otot ini dan aponeurosisnya berperan penting
dalam terjadinya hernia inguinalis. Batas bawah m. transversus abdominis bergabung dengan m.
obliquus internus membentuk arkus aponeurosis transversus abdominis. Fasia transversalis
adalah suatu lapisan jaringan ikat yang melapisi otot dinding abdomen dan merupakan
komponen dari inguinal floor.
1

Aponeurosis m. transversus abdominis dan fasia pada batas atas femoral sheath berlanjut
menjadi traktus iliopubik. Krus inferior annulus inguinalis interna dibentuk oleh traktus ini,
sementara krus superiornya dibentuk oleh arkus aponeurosis m. transversus abdominis. Kanalis
inguinalis bermula dari annulus inguinalis interna dan berakhir pada annulus inguinalis eksterna.
Struktur ini berisi funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada
perempuan. Panjang kanalis inguinalis sekitar 4 cm dan terletak 2-4 cm kranial dari ligamentum
inguinale.
1

Funikulus spermatikus terdiri dari otot kremaster, pembuluh darah testikularis dan kremaster,
cabang genital n. genitofemoral, vas deferens, pembuluh limfe, dan prosesus vaginalis.
Aponeurosis m. obliquus eksternus melapisi kanalis inguinalis secara superfisial. Dinding kanalis
inguinalis sebelah kranial dibentuk oleh otot dan aponeurosis m. obliquus internus serta m.
transversus abdominis. Dinding inferior kanalis inguinalis dibentuk oleh ligamentum inguinale
dan ligamentum lakunare. Dinding posterior atau lantai kanalis inguinalis terdiri atas fasia
transversalis dan aponeurosis m. transversus abdominis.
1

Hernia direk terbentuk melalui segitiga Hesselbach, yaitu daerah yang dibatasi oleh pembuluh
darah epigastrika inferior di superolateral, rectus sheath di sebelah medial, danligamentum
inguinale di inferior. Hernia femoralis terjadi melalui kanalis femoralis. Kanalis femoralis adalah
daerah yang dibatasi oleh traktus iliopubik di sebelah anterior, ligamentum Cooper di sebelah
posterior, dan vena femoralis di sebelah lateral.
1

Etiologi
Hernia inguinalis indirek disebabkan oleh obliterasi prosesus vaginalis yang inkomplit.
Pembentukan hernia inguinalis indirek juga dipengaruhi oleh peningkatan tekanan intraabdomen dan pembesaran annulus inguinalis interna. Bila hernia inguinalis indirek tidak ditata
laksana, akan terjadi dilatasi annulus inguinalis interna lebih lanjut dan kelemahan inguinal floor.
Hernia inguinalis indirek tahap lanjut dapat mencapai skrotum. Hernia inguinalis direk
disebabkan oleh kelemahan fasia transversalis di daerah Hesselbach. Beberapa bukti
menunjukkan bahwa hernia inguinal direk dapat berkaitan dengan gangguan sintesis atau
metabolisme kolagen, baik yang bersifat kongenital maupun didapat.
3

Keadaan peningkatan tekanan intra-abdomen yang terjadi secara kronik dapat menyebabkan
progresi hernia. Kondisi-kondisi tersebut antara lain obesitas, kebiasaan mengangkat barang
berat, batuk, konstipasi (mengedan pada saat buang air besar), dan gangguan prostat (mengedan
saat buang air kecil). Keadaan lain yang berhubungan dengan progresi hernia antara lain sirosis
dengan asites, kehamilan, penggunaan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan
pembesaran atau keganasan organ pelvis. Kelemahan fasia transversalis yang disebabkan oleh
bertambahnya usia dan penyakit kronik mengakibatkan penurunan turgor jaringan pada daerah
Hesselbach.
3

Klasifikasi
Klasifikasi hernia pada lipat paha menurut Nyhus adalah sebagai berikut.

Klasifikasi Hernia Lipat Paha Menurut Nyhus

Pemeriksaan Klinis
Gejala utama dari hernia inguinalis adalah benjolan atau pembengkakan pada daerah lipat paha.
Beberapa pasien mengeluhkan rasa nyeri yang muncul tiba-tiba dan penonjolan yang timbul saat
mengangkat benda berat atau mengedan. Rasa nyeri dapat menjalar hingga skrotum. Hernia
sering ditemukan pada pemeriksaan medis rutin. Gejala yang ditimbulkan oleh hernia inguinalis
direk lebih ringan dan kemungkinan terjadinya hernia inkarseta atau strangulata lebih kecil.
Gejala semakin memberat seiring membesarnya hernia.
3

Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan yang dapat direposisi atau tidak dapat direposisi.
Pasien perlu diperiksa pada posisi berdiri dan berbaring. Identifikasi annulus inguinalis eksterna
dapat dilakukan dengan melakukan palpasi pada skrotum dengan jari pada superolateral
tuberkulum pubikum. Untuk menegakkan diagnosis hernia, pemeriksa harus merasakan adanya
protrusi jaringan pada annulus inguinalis eksterna saat pasien batuk. Hernia yang turun ke
skrotum hampir pasti merupakan suatu hernia inguinalis indirek. Pada pemeriksaan inspeksi saat
pasien berdiri dan mengedan, hernia direk tampak sebagai benjolan sirkular yang simetris dan

benjolan menghilang saat pasien berbaring. Sementara pada hernia indirek, benjolan tampak
berbentuk elips dan lebih sulit mengalami reposisi.
3

Pada pemeriksaan palpasi, didapatkan dinding posterior kanalis inguinalis yang keras dan tegang
pada hernia indirek dan dinding yang relaks atau tidak teraba pada hernia direk. Bila jari
pemeriksa diletakkan pada annulus inguinalis eksterna dan terjadi protrusi saat pasien batuk,
pada hernia direk protrusi terjadi pada bagian samping jari sementara pada hernia indirek
protrusi dirasakan pada ujung jari. Pemeriksaan auskultasi dilakukan untuk menentukan ada
tidaknya komponen usus pada hernia.
3

Pemeriksaan
Hernia

Diagnosis Banding

Diagn
osis Banding Hernia pada Daerah Lipat Paha

Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia menggunakan pemeriksaan transiluminasi yang


hasilnya positif pada hidrokel. Cara lain untuk membedakan hidrokel dengan hernia adalah
dengan mencoba meraba batas atas benjolan. Batas atas hidrokel dapat teraba, namun pada
hernia batas atas tidak teraba. Pada perabaan, varikokel memberikan sensasi bag of worms.
Pada kondisi inflamasi seperti epididimoorkitis, nyeri hebat yang menjalar hingga skrotum
disertai tenderness dan pembesaran testis serta epididimis. Pada torsio testis, benjolan teraba
keras dan testis tidak teraba pada palpasi skrotum. Pada tumor testis didapatkan konsistensi yang
padat pada palpasi. Pada pseudohernia terjadi denervasi otot dinding abdomen, misalnya pada
pasien dengan polio sebelumnya, sehingga terjadi penonjolan otot dinding abdomen pada saat
pasien mengedan. Aneurisma arteri femoralis dapat dibedakan dengan dengan adanya denyut dan
bising yang kadang didapatkan.
4

Anda mungkin juga menyukai