Demam Tifoid
Oleh:
Pembimbing:
1
2
LEMBAR PENGESAHAN
Demam Tifoid
Disusun Oleh:
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Toni Prasetyo, Sp.PD selaku dokter
pembimbing departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Pertamina Bintang Amin
Bandar Lampung
Mengetahui,
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut di dunia. Beberapa sistem surveilans untuk kasus demam tifoid di negara
penyakit yang sesungguhnya sangat sulit diperoleh. Data surveilans yang tersedia
21.650.974 kasus, kematian terjadi pada 216.510 kasus tifoid dan 5.412.744 pada
dapat kurang tepat, apalagi karena pemeriksaan penunjang diagnosis yang tidak
akurat.1
disebabkan oleh salmonella typhi. Demam paratifoid adalah penyakit sejenis yang
disebabkan oleh salmonella paratyphi A,B dan C. Gejala dan tanda penyakit
demam tifoid sehingga gejala demam klasik yang meningkat secara perlahan
4
Sampai saat ini, baku emas diagnosis demam tifoid adalah pemeriksaan
biakan empedu walaupun hanya 40%-60% kasus biakan positif, terutama pada
awal perjalanan penyakit. Biakan spesimen tinja dan urin menjadi positif setelah
sensitivitas biakan darah menjadi rendah. Biakan sumsum tulang lebih sensitif,
namun sulit dilakukan dalam praktek, invasif, dan kurang digunakan untuk
kesehatan masyarakat.1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menonjol. Demam ini bisa diikuti dengan gejala tidak khas lainnya, seperti
adalah konstipasi dan obstipasi, meskipun diare juga bisa terjadi. Gejala
lain pada saluran pencernaan adalah mual, muntah, atau perasaan yang
tidak enak diperut. Pada kondisi yang parah, demam tifoid bisa disertai
gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai berat, dari
hingga kematian.3
dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu
6
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.3
hingga malam hari. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas
permenit), lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah.3
mealui kultur. Kondisi isolasi salmonella relatif sulit dan lama, maka
positif, terutama pada awal perjalanan penyakit. Biakan spesimen tinja dan
masyarakat.
a. Pemeriksaan hematologi
penyakit, namun kisaran jumlah leukosit bisa lebar. Pada anak yang lebih
Laju endap darah pada tifoid dapat meningkat. SGOT SGPT dapat
b. Pemeriksaan Widal
dan H S.typhi dan sudah digunakan lebih dari 100 tahun. Pemeriksaan
awal penyakit.1
keempat, dan tetap tinggi selama beberapa minggu. Pada fase akut mula-
yang sudah sembuh aglutinin O masih tetap dijumpai setelah 4-6 bulan,
sedangkan H lebih lama yaitu 9-12 bulan. Oleh karena itu uji widal bukan
antigen.3
9
antigen yang digunakan bahkan dapat memberikan hasil negatif pada 30%
dan nilai prediksi positif 80%. Hasil pemeriksaan Widal positif palsu dapat
penting untuk demam tifoid. Titer aglutinin O yang positif dapat berbeda
S. typhi. Dalam dua dekade ini, pemeriksaan antibodi IgM dan IgG
(d-H), dan kapsul (virulence [Vi] antigen). Telah banyak penelitian yang
hampir 100% pada pasien demam tifoid dengan biakan darah positif S.
terhadap skala warna dan nilai > 6 dianggap sebagai positif kuat. Namun
pada kasus tersangka demam tifoid di daerah endemis karena IgM dapat
Uji Typhidot
Uji Typhidot dapat mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang terdapat pada
protein membran luar Salmonella typhi. Hasil positif pada uji Typhidot
spesifik antibodi IgG san IgM terhadap antigen S typhi sebesar 50 kD,
yang terdapat pada strip nitroselulosa.3 pada beberapa penelitian uji ini
kultur.
Uji IgM Dipstik
Uji ini secara khusus mendeteksi anti IgM secara spesifik terhadap
S.Typhi pada spesimen serum atau whole blood. Uji ini menggunakan strip
IgM (sebagai kontrol), reagen deteksi yang mengandung antibodi anti IgM
perlengkapan ini stabil untuk disimpan selama 2 tahun pada suhu 4-25
dan cepat (dalam satu hari) dilakukan tanpa peralatan khusus apapun,
12
Uji Tubex
Uji tubex merupakan uji semikuantitatif kolometrik yang cepat
(beberapa menit) dan mudah untuk dikerjakan. Uji ini mendeteksi anti
S.typhi O9 pada serum pasien, dengan cara menghambat ikatan antar IgM
anti O9 dapat dilakukan lebih dini. Yaitu pada hari ke 4-5 untuk infeksi
primer dan hari ke 2-3 untuk infeksi sekunder. Perlu diketahui bahwa uji
tubex hanya dapat mendeteksi IgM dan tidak dapat mendeteksi IgG
lampau.3
Hasil interpretasi uji tubex:
Tabel 2.1 Interpretasi hasil uji tubex
Skor Interpretasi
<2 Negatif Tidak menunjukan infeksi tifoid aktif
3 Berderline Pengukuran tidak dapat disimpulkan.
Ulangi pengujian, apabila masih
13
spesivitas yang baik (berturut-turut 75-80% dan 75-90%). Pada tahun 2006
sensitivitas uji tubex sebesar 100% (widal 53,1%), spesivisitas 90% (widal
Bila darah yang dibiak terlalu sedikit hasil biakan bisa negatif.
semakin meningkat.3
BAB III
KESIMPULAN
tifoid di negara berkembang masih sering didasarkan atas kriteria klinis. Hal ini
menjadi masalah, karena demam tifoid mirip dengan banyak penyakit demam
tanpa tanda lokal yang jelas. Pada anak, stadium awal perjalanan penyakit demam
tepat berupa rapid diagnostic test RDT) yang hasilnya cepat disertai konfirmasi
pemeriksaan biakan empedu yang tetap merupakan baku emas dengan tujuan
Pemeriksaan Widal satu kali pada serum akut tidak dianjurkan karena sering
DAFTAR PUSTAKA