BAB 1
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An.R
Usia
: 10 thn
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Agama
: Islam
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis di Poliklinik Puskesmas
Gedong Air pada tanggal 3 November pukul 10.00 WIB.
Keluhan Utama :
Ruam merah berair di bawah ketiak kanan sejak dua hari yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Hal ini dirasakan nyeri, gatal, berair dan terasa panas. Sebelumnya pasien tidak
pernah mengalami hal ini. Demam (+) sejak ruam-ruam muncul.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Dua hari yang lalu, saat pasien bangun tidur pasien merasakan mendadak
nyeri sekitar tiga cm di bawah ketiak kanan. Pasien juga mengeluh terdapat ruamruam berkelompok di sekitar ketiaknya. Hal ini dirasakan nyeri, gatal, berair dan
terasa panas. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal ini. Demam (+)
sejak ruam-ruam muncul. Keluhan lain di sangkal.
Pasien mengaku akhir-akhir ini aktivitasnya meningkat. Pasien belum
pernah berobat dan minum obat. Riwayat keluarga di sangkal, riwayat alergi obat
disangkal.
Kesadaran
Tekanan darah
:-
Nadi
: 72 kali/menit
Pernafasan
: 18 kali/menit
Suhu
BB
: 29 kg
: Kompos mentis
Status Generalisata
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Perkusi
Batas atas
Pinggang
Palpasi
: sonor
Abdomen
I
: BU (+)
Ekstremitas
STATUS DERMATOLOGI
Pada regio axilla dextra, terdapat vesikel multipel bergerombol yang
tersebar secara dermatomal, dengan ukuran lentikular, terletak di atas kulit
yang eritematosa. Pada palpasi teraba kulit yang hangat, vesikel teraba lunak
dengan permukaan yang licin.
IV. RESUME
Dua hari yang lalu, saat pasien bangun tidur pasien merasakan
mendadak nyeri di bawah ketiak kanan. Pasien juga mengeluh terdapat
ruam-ruam berkelompok di sekitar ketiaknya. Hal ini dirasakan nyeri,
gatal, berair dan terasa panas. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
hal ini. Demam (+) sejak ruam-ruam muncul. Keluhan lain di sangkal.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien di temukan di regio
axilla dextra, terdapat vesikel multipel bergerombol yang tersebar secara
dermatomal, dengan ukuran lentikular, terletak di atas kulit yang
eritematosa. Pada palpasi teraba kulit yang hangat, vesikel teraba lunak
dengan permukaan yang licin.
V. DIAGNOSIS KERJA
Herpes zoster
VI. Diagnosis Banding
Herpes Simplek
Varicella
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diusulkan.
VII. RENCANA TERAPI
1. Herpes zoster : Edukasi: mengurangi sementara aktivitas fisik, jangan
digaruk walaupun terasa sedikit gatal, hindari ruam yang pecah, jangan
berdekatan dengan anak-anak atau orang lain yang belum pernah
mengalami cacar air sebelumnya. Konsumsi obat harus teratur, termasuk
jam-jamnya, sehingga perlu menggunakan alarm jika diperlukan untuk
membangunkan pasien.
Asiklovir, 4 x 400 mg peroral selama 7 hari
Kontrol kembali ke dokter dalam waktu 7 hari
Vitamin C 1x1
2. Neuralgia akibat herpes zoster
Paracetamol, 3 x 250 mg peroral jika nyeri dan demam
VIII. PROGNOSIS
1. Ad vitam
: bonam
2. Ad functionam : bonam
3. Ad sanationam : bonam
PEMBAHASAN KASUS
Dua hari yang lalu, saat pasien bangun tidur pasien merasakan mendadak
nyeri sekitar tiga cm di bawah ketiak kanan. Pasien juga mengeluh terdapat ruamruam berkelompok di sekitar ketiaknya. Hal ini dirasakan nyeri, gatal, berair dan
terasa panas. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal ini. Demam (+)
sejak ruam-ruam muncul. Keluhan lain di sangkal. Dengan melihat lesi, Pada
regio axilla dextra, terdapat vesikel multipel bergerombol yang tersebar secara
dermatomal, dengan ukuran lentikular, terletak di atas kulit yang eritematosa.
Pada palpasi teraba kulit yang hangat, vesikel teraba lunak dengan permukaan
yang licin.
Pasien mengaku akhir-akhir ini aktivitasnya meningkat. Pasien belum
pernah berobat dan minum obat. Riwayat keluarga di sangkal, riwayat alergi obat
disangkal
Lesi yang terlihat cukup karakteristik untuk herpes zoster, yang mana
timbul gejala kulit yang unilateral, bersifat dermatomal sesuai dengan persarafan.
Pasien hanya mengatakan lesi terasa sakit. Lesi yang timbul juga khas berupa
vesikel yang berkelompok, dengan dasar berupa kulit yang eritematosa
(kemerahan). Keseluruhan penampakan kulit maupun gejala subjektif berupa
nyeri sangat menyokong ke arah herpes zoster, mengingat penyakit ini memiliki
perjalanan berupa masa tunas 7-12 hari, dengan timbulnya lesi dalam 1 minggu
berikutnya, kemudian masa penyembuhan sendiri selama 1-2 minggu berikutnya.
Pada pasien ini, keterlibatan dermatomal yang terlibat adalah antara T1-T3.
Herpes zoster merupakan suatu reaktivasi akibat infeksi awal yang
bermanifestasi sebagai varicella zoster (cacar air). Pada pasien ditemukan riwayat
cacar air pada saat berusia 7-8 tahun. Dengan demikian jelaslah bahwa infeksi
primer pada pasien ini telah terjadi.
kemudian
diberikan
pengobatan,
berupa
edukasi
dan
Untuk nyeri dan demam yang timbul pada pasien diberikan paracetamol
3x250 mg sebagai analgesik. Pasien kemudian dianjurkan untuk kontrol selama 7
hari kemudian kepada dokter, untuk melihat perbaikan pada pasien.