Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANTROPOLOGI KESEHATAN

RESUME ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Nama : DWI ALMIRA TRISNANAGARI

NIM : P1337420120022

Kelas : 2 A2

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. Aplikasi antropologi dalam asuhan keperawatan
1. Tempat dan suasana
Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman
bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung.
Suasana diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa
diinterogasi.
2. Penampilan perawat
Penampilan seorang perawat juga perlu diperhatikan karena ini akan meningkatkan
kepercayaan pasiennya. Seorang perawat yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik
dari pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga seorang perawat yang tampak
ramah, santai akan lebih mudah melakukan anamnesis daripada yang tampak galak,
ketus dan tegang.
3. Periksa kartu dan data pasien
Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data
pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup kemungkinan
kadang-kadang terjadi kesalahan data pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data,
misalkan pasien A tetapi kartu datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien
dengan nama yang sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan,
diagnosis dan terapi sebelumnya. Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali
berguna untuk anamnesis dan pemeriksaan saat ini.
4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat
dengan leluasa menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan
bahasanya sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan
bila melantur. Pada saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-
pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya.
Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana.
5. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat
dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa
Indonesia atau sulit dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
6. Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dokter
melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang
panjang.
7. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik
pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam
posisi bebas atau posisi letak paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah
tampak sesak, apakah dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-
putus, apakah tampak segar atau lesu, pucat dan lain-lain.
8. Gunakan metode yang sistematis
Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka
anamnesis yang baku. Dengan cara demikian maka diharapkan tidak ada informasi
yang terlewat
B. Hubungan Antara Budaya dan Kesehatan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Melville J Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan keberadaanya
sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang
ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri.Yaitu
melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan
kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan
teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap
masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika
pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa
masyarakat untuk menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis
penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian
perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep kesehatan ditambah juga
dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional
secara kuratif.Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan
adalah penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning
(hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna
penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam.
Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM
di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans.Ini menunjukkan bahwa
kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Sedangkan Antropologi Kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu,
lingkungan yang dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma
budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya
memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena pengertian
budaya itu sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat
istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai bagian
penting yang tak terpisahkan dari kehidupan. Sebagai makhluk hidup yang menyadari
akan pentingnya kesehatan, pemahaman akan budaya masyarakat sangat penting
dalam memecahkan masalah-masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, semoga
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai