Tentang :
Disusun oleh :
AUDIA ROZINDRA
2010070170007
Dosen Pembimbing :
Dengan puji dan syukur atas kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia nya sehingga penulis dapat menyelesikan makalah Konsep dasar
keperawatan anestesiologi tentang menganalisis jurnal nasional atau internsional
Tapan,oktober 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A JURNAL 1
a. Tema jurna
b. Metode
c. Hasil/pembahasan
d. Kesimpulan
e. Saran
f. Kekurangan dan kelebihan
B. JURNAL 2
a. Tema jurnal
b. Metode
c. Hasil/pembahasan
d. Kesimpulan
e. Saran
f. Kekurangan dan kelebihan
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan
sistematik ,yaitu bahwa sakit merupakan suatu keadaan atau satu hal yang di
sebab kan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.
TUJUAN
PEMBAHASAN
JURNAL 1
Pendahuluan
Metode penelitian
Proses analisis ini dilakukan dengan cara menata secara sistematis catatan-
catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang persoalan yang diteliti, kemudian menyajikannya
sebagai temuan. Melalui kegiatan observasi, wawancara, data hasil catatan
lapangan, fieldnote, dan hasil transkrip wawancara dengan informan yang telah
ditentukan, dilakukan pengkoreksian kembali dan memilah-milah data sehingga
mendapatkan data penting yang terkait di dalam penelitian, yaitu konsep sakit,
sehat dan obat secara emic pada etnik Dayak Kebahan, dilanjutkan dengan
mengidentifikasikan dan mengklasisfikasi data tersebut yang juga dibantu dari
literatur-literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian.
Sebagai konsep dalam falsafal budaya Dayak kebahan, yang konsep tersebut
merujuk pada ethno-medicine atau cara pengobatan tradisional. Ethnomedicine
sendiri membahas tentang pemahaman masyarakat setempat tentang cara dalam
mengatasi penyakit yang sudah sejak dahulu kala digunakan sebagai sarana
pengobatan.
Dayak Kebahan memiliki religi tradisi yang mencakup konsep tentang dunia,
manusia, leluhur, penggunaan simbol-simbol. Religi Dayak Kebahan merupakan
bagian penting untuk memahami konsep sehat, sakit dan pengobatan tradisional.
Religi Dayak Kebahan memiliki pandangan akan kekuatan yang tertinggi, sebagai
yang berkuasa atas kehidupan di alam semesta ini yang disebut Petara.
Bagi Dayak Kebahan, di dalam dunia itu ada dua hal, yaitu alam semesta dan
manusia itu sendiri. ”Alam Semesta” yang dipahami oleh Dayak ada beberapa hal
yang mereka anggap penting, yaitu: tanah, hutan, dan binatang. Ketiga hal ini
tampak dari tradisi-tradisi mereka dan cara mereka berinteraksi dengan dunia di
sekitarya. Keyakinan akan adanya jiwa dan raga ini memberi konsep tersendiri
tentang sehat dan sakit bagi orang Kebahan.
Bagi orang dayak kebahan konsep sehat dapat di simpulkan oleh pengobat
(batra).dari para batra ditemui ;
(1) Batra I, menyatakan bahwa sehat jika seseorang itu jiwa dan raganya kuat dan
terhindar dari segala penyakit.
(2) Batra 2, menyatakan sehat itu adalah orang yang dapat bergerak dan
beraktifitas, jalannya tidak lemas. Kalau orang berjalan saja sudah lemas, itu
artinya orang tersebut terkena penyakit.
(3) Batra 3, menyatakan orang yang sehat adalah orang yang tidak mengalami
atau mampu menjaga tubuhnya dari penyakit baik penyakit biasa maupun
penyakit jiwa.
(4) Batra 4, menyatakan yang dimaksud dengan sehat adalah sehat mentalnya dan
kuat serta tidak mengalami keluhan terhadap adanya penyakit dalam dirinya.
(5) Batra 5, menyatakan sehat itu orang yang memiliki tubuh yang kuat dan tidak
terserang penyakit sehingga dapat beraktivitas dengan lancar.
Dari kelima batra tersebut dapat disimpulkan bahwa sehat adalah seseorang yang
memiliki badan yang sehat, mental yang kuat dan mampu beraktivitas dengan
lancar tanpa mengalami gangguan. Keadaan sehat menurut falsafah Dayak
Kebahan, merupakan suatu “anugerah” atau pemberian dari batu (petara).karna
ada petara ini masyrakat dayak kebahan meliliki mental yang kuat dan mendapat
tenaga agar tidak sakit.
Disisi lain jauh berbeda dengan dunia modren dimana diagnosa yang paling perlu
untuk menentukan suatu penyakit,pemeriksaan pun menurut kaidah kesehatan
agar mendapat keakuratan diagnosa pun juga dilakukan di laboratarium.namun
demikian pengobatan tradisional tidak pernah hilang karna sebagian masih
percaya pengobatan tradisional masih memiliki efek dalam penyembuhan
penyakit .
Pengobatan tradisional ini memiliki pantangan yang tidak boleh dilanggar
misalnya obatnya tidak boleh dilangkahi karna bisa menyebabkan obat tersebut
hilang khasiatnya berbeda dengan obat modren pantangan nya lebih mencakup
seperti makanan yang bisa membuat reaksi obat tidak mempan jika dimakan.
Dari segi penggunaan pun jauh berbeda obat tradisonal cenderung pemakaian nya
diolesi meski ada juga yang di makan dan di minum.sedangakan penggunaan
obat modren biasa nya diminum.
Masyarakat biasanya memiliki defenisi sakit karna ada gejala yang timbul
namun berbeda dengan masyarakat etnis memahami penyakit karna ada keluhan
yang dirasakan penyakit namun selalu di sangkut pautkan dengan pelanggaran
adat ,diganggu oleh roh roh jahat akibat pengaruh alam.
Di jurnal ini di jelaskan Dalam konsep masyarakat lokal, sakit secara umum
bisa berbentuk nyata dan tidak .Dayak Kebahan menyebut sakit yang tidak nyata
bisa berbentuk sakit ingatan atau garing panas (sakit jiwa), garing pulasit
(kemasukan roh jahat), sakit kuning dan kapidaraan yang sering menimpa
anakanak dan dianggap lebih berbahaya. Pada kelompok penyakit yang nyata,
sakit disebut sebagai kagaringan dan dianggap tidak terlalu berbahaya. Sakit
dikategorikan berbahaya atau tidak berbahaya, dikaitkan dengan kemampuan
batra dalam pengobatan. Umumnya sakit yang berbahaya, membutuhkan
kekuatankekuatan khusus dari batra dalam mengobati penyakit tersebut, namun
penyakit yang tidak berbahaya dapat disembuhkan sendiri oleh si sakit, misalnya
dengan beristirahat atau minum ramuan.
Perubahan mulai terjadi saat masyrakat dayak tidak manganggap alam sebagai
alam semata tetapi mereka menganggap alam sebagai tempat hidup dan alam
dianggap seperti pasar sebagai tempat terpenuhi kehidupan termasuk
apotik,mereka mulai menemukan tanaman dan hewan yang bisa bermanfaat untuk
kesehatan dan kesembuhan. Ketika terjadi kerusakan ekologis mulai lah punah
flora dan fauna berakibat hilanglah tanaman yang dianggap bisa mengobati
masyarakat dayak kebahan.
Pada saat ini kelangkaan tanaman obat menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan masyarakat Dayak kebahan beralih pada penggunaan obat-obat
medis. Dayak Kebahan turut mengalami perubahan pada bidang sosial ekonomi.
Keadaan sosial ekonomi terutama tingkat kemakmuran sangat besar pengaruhnya
terhadap pola hidup juga terhadap kebudayaan. Kondisi perekonomian Dayak
Kebahan saat ini telah dipengaruhi oleh pembangunan sumber daya manusia.
Peranan berbagai usaha mandiri di luar bertani telah banyak dikembangkan.
Berbagai profesi di luar petani telah banyak disandang Dayak Kebahan. Berbagai
pemberdayaan sosial ekonomi seperti sistem perkreditan rakyat, sistem dagang,
sistem produksi dan distribusi, kini bukanlah hal asing lagi sebagian besar Dayak
Kebahan. Oleh karna itu sebagian besar Dayak Kebahan mengalami perubahan
dalam merespon gejala sehat maupun sakit mereka. Saat ini, konsep kehidupan
sehat sering kali dikaitkan dengan nutrisi dan gizi makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
Selain perubahan pada ekologis dan sosial ekonomi, pengaruh pengetahuan juga
menjadi faktor yang mendorong perubahan masyarakat dalam merespon kondisi
sehat dan sakit pada Dayak Kebahan, hal tersebut bedasarkan sistem pengetahuan
yang mencakup segala pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang
digunakan dalam kehidupannya .oleh karna itu merka sadar akan pentingnya
kesehatan.seiring sejalan nya waktu pun pengobatan tradisional pun hilangkarena
batra kesulitan memcari bahan yang tidak ada lagi itu yang membuat masyarakat
dayak kebahan mulai mengomsumsi obat obatan modren ,dan juga ada nya
perkembangan pembangunan nasional seperti didirikan puskesmas dan disana
sudah tersedia obat obatan yang bisa dikonsumsi, masyarakat dayak pun dapat
banyak pengetahuan yang diberikan oleh pihak yang memiliki pengetahuan yang
lebih .
Bagi masyarakat modren sakit biasanya di pengaruhi proses biologis pasti bersifat
fisik ,namun berbeda dengan pandangan masyarakat dayak kebahan menurut
mereka sakit itu di pengaruhi dari faktor dari luar fisik. Pada etnis Dayak Kebahan
sehat dimaknai sebagai keadaan seseorang yang memiliki badan yang sehat,
mental yang kuat dan mampu beraktivitas dengan lancar tanpa mengalami
gangguan. Etnis Kebahan mengkonsepkan sakit dalam bentuk sakit yang nyata
dan sakit yang tidak nyata terutama ditinjau dari kemampuan mereka untuk
mengobatinya. Menurut mereka Sakit yang tidak nyata bisa berbentuk sakit
ingatan atau garing panas (sakit jiwa), garing pulasit (kemasukan roh jahat), sakit
kuning dan kapidaraan yang sering menimpa anak-anak. kata sakit hanya
digunakan pada kondisi sakit yang diakibatkan faktor eksternal yang bersifat
accidental misalnya terjatuh, terkena benda tajam atau benda keras. Sedangkan
“garing” merupakan sakit yang datang dari dalam atau natural tanpa banyak
dipengaruhi oleh harus terkena faktor eksternal, misalnya; badan lemah, atau
demam. Kekecewaan ataupun penderitaan secara batin pun dianggap sebagai
kondisi sakit oleh etnis. Sedangkan sakit dalam tubuh itu berupa sakit tulang, serta
urat sampai organ hati.Pengobatan biasanya dilakukan dengan memakan atau
meminum ramuan tanaman. Pengobatan lain yang digunakan ialah dengan melalui
tanaman yang diberi mantra. Terdapat juga teknik pengobatan dengan berdukun
atau yang dalam bahasa Dayak Kebahan disebut dibaliani (ritual pengobatan). ini
didasarkan pada pandnagan sumber dari sakit, yakni sakit disebabkan oleh nasib,
sakit disebabkan oleh manusia dan sakit yang disebabkan oleh hantu atau roh-roh
jahat.
Kelebihan
- jurnal ini menjelaskan dengan jelas tentang bagaimana konsep sehat sakit
di kalangan masyarakat etnis dayak kebahan.
- penulisan didalam jurnal ditulis dengan bahasa yang mudah di mengerti
dan penyusunan nya teratur.
- merode yang digunkan pun jelas dan penjelasan dari metode di jelaskan
dengan rinci.
Kekurangan
-satu yang tidak ada di jurnal ini yaitu tidak ada terdapat saran
JURNAL 2
Pendahuluan
Kota indonesia yang saat ini meliputi 30,9% total penduduk. Tingkat pertambahan
penduduk perkotaan selama dasawarsa terakhir ini besarnya lebih dari 53% per
tahun. Jika pertumbuhan penduduk perkotaan tetap saat ini maka diperkirakan
pada tahun 2020 akan mencapai 52,2% dari total penduduk (Ananta dan Arifin,
1999). Pertambahan penduduk yang sangat pesat ini salah satu
penyebabnyaadalah terkonsentrasinya bidang perdagangan, petbelanjaan, industri
dan lain-lain di daerah perkotaan. Hal ini mengakibatkan pemadatan penduduk
khususnya di kawasan perkarnpungan dan pemukiman liar.
Metode
Hasil
Karakteristik Responden
Peserta FGD sebanyak 54 orang yang terdiri dari 28 (51,85%) orang laki-laki dan
26 (48,15%) orang wanita. Masing-masing terbagi dalam 3 kelompok. Pada
kelompok laki-laki masing-masing 7 (25%) orang berpendidikan lulus SD dan
lulus SLTP serta 14 (50%) orang minimal SLTA. Sebanyak22 (78,5870) orang
bekerja wiraswasta/swasta, 3 (10,71%) orang PNS dan 3 (1 0,71%) orang
pengangguran. Pada kelompok wanita 14 (53,85%) orang berpendidikan lulus SD,
2 (789%) orang lulus SLTP dan 10 (38,46%) orang minimal lulus SLTA.
Sebanyak 22 (84,62%) orang sebagai lbu Rumah Tangga, masing-masing 2
(7,69%) orang bekerja swasta dan sebagai guru TK.
Disini yang di uji oleh kelompok diskusi ada dua (WUS & AKL) bisa dilihat di
matrik di bawah ;
AKL(angkatan laki- laki ) - pilek belum tentu sakit - anak sehat itu tidak lesu
WUS(Wanita-Usia Subur) -sakit itu tubuh ada -makan sehat banyak bermain
"Anak sehat itu tidak lesu tidak rewel banyakgerak .... tidak minat gendong ...."
'anak sehat ifu .... ya .... makannya lahap ..... yang biasanya bermain dengan
temannya .... ya ..... bermain .... lincah ...." "Kalauanakitu .... tiduran fetus .....
menangis terus tanpa sebab ..... badannya panas ..... itu sakit ..... namanya”
Dari segi pendapat banyak yang mengatakan penyakit seperti seperti kanker,
jantung, hepatitis termasuk jenis penyakit yang berat.namun sebagian dari mereka
mengatakan beratnya suatu penyakit tergantung dari pekerjaan dan apa yang
dimakan.
Disini dijelaskan kelompok AKL lebih memilih berobat di RS PHC (rort Health
Centre) jarak nya lebih deka meskipun biaya nya mahal.sedangkan kelompok
WUS lebih memilih di puskesmas biaya nya tergolong murah .namun ada juga
yang berpendapat berobat di puskesmas kurang puas karena tidak diperiksa oleh
dokter secara langsung dan obat nya terkadang tidak manjur.
Pembahasan
Disini juga dikatakan bahwa adanya perbedaan konsep antara disease dan illness
akan memunculkan 4 area kombinasi alternatif antara penyakit dan sakit.
Dijelaskan juga respons seseorang apabila sakit adalah melalui 5 tahapan yaitu:
tidak bertindak (no action), tindakan mengobati sendiri (self treatment), mencari
pengobatan tradisional (traditional remedy) khususnya untuk masyarakat
perdesaan. membeli obat ke warung (chemist shop), ke pengobatan modern
(puskesmas. US) dan dokter praktik.
Dan responden juga kurang tertarik berobat di puskesmas karna tidak dokter
langsung yang memeriksa meski pun biaya yang terbilang murah.
Kesimpulan
3. Warung, penjual obati jamu menjadi tujuan utama untuk pencarian pengobatan
sebelum ke pengobatan tenaga kesehatan.
Kelebihan
- Jurnal ini sudah menjelaskan bentuk dari konsep sehat sakit di kalangan
masyarakat pelabuhan dengan jelas
- Metode yang di gunakan sudah bagus dan mudah dipahami
- Hasil nya pun sudah bagus
- Di pembahasan pun sudah di paparkan penjelasan dari hasil secara
menyeluruh.
Kekurangan
- Tidak terdapat saran
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jurnal 1
Bagi masyarakat modren sakit biasanya di pengaruhi proses biologis pasti bersifat
fisik ,namun berbeda dengan pandangan masyarakat dayak kebahan menurut
mereka sakit itu di pengaruhi dari faktor dari luar fisik. Pada etnis Dayak Kebahan
sehat dimaknai sebagai keadaan seseorang yang memiliki badan yang sehat,
mental yang kuat dan mampu beraktivitas dengan lancar tanpa mengalami
gangguan. Etnis Kebahan mengkonsepkan sakit dalam bentuk sakit yang nyata
dan sakit yang tidak nyata terutama ditinjau dari kemampuan mereka untuk
mengobatinya. Menurut mereka Sakit yang tidak nyata bisa berbentuk sakit
ingatan atau garing panas (sakit jiwa), garing pulasit (kemasukan roh jahat), sakit
kuning dan kapidaraan yang sering menimpa anak-anak. kata sakit hanya
digunakan pada kondisi sakit yang diakibatkan faktor eksternal yang bersifat
accidental misalnya terjatuh, terkena benda tajam atau benda keras. Sedangkan
“garing” merupakan sakit yang datang dari dalam atau natural tanpa banyak
dipengaruhi oleh harus terkena faktor eksternal, misalnya; badan lemah, atau
demam. Kekecewaan ataupun penderitaan secara batin pun dianggap sebagai
kondisi sakit oleh etnis. Sedangkan sakit dalam tubuh itu berupa sakit tulang, serta
urat sampai organ hati.Pengobatan biasanya dilakukan dengan memakan atau
meminum ramuan tanaman. Pengobatan lain yang digunakan ialah dengan melalui
tanaman yang diberi mantra. Terdapat juga teknik pengobatan dengan berdukun
atau yang dalam bahasa Dayak Kebahan disebut dibaliani (ritual pengobatan). ini
didasarkan pada pandnagan sumber dari sakit, yakni sakit disebabkan oleh nasib,
sakit disebabkan oleh manusia dan sakit yang disebabkan oleh hantu atau roh-roh
jahat.
Jurnal 2
3. Warung, penjual obati jamu menjadi tujuan utama untuk pencarian pengobatan
sebelum ke pengobatan tenaga kesehatan.
Jadi kesimpulan nya menurut saya Konsep sehat sakit ini ditanggapi dengan
cara yang berbeda sesuai keadaan di suatu wilayah tertentu dari kedua jurnal yang
saya bahas kedua nya memiliki cara pandang yang berbeda misalnya pada jirnal
yang pertama karna keadaan yang tidak memadai pada awal nya membuat
masyarakat etnis dayak kebahan belum mempercayai atau mengetahui tentang apa
itu sakit dan apa itu sehat ,yang mereka tahu hanya sebagian kecil sebelum datang
nya perubahan yang ada di wilayah itu .oleh sebab itu mereka pada saat itu hanya
tau penyebab datang nya penyakit karena adanya faktor dari alam yang berbau
mistis dan percaya akan hal tersebut dan proses pengobatan nya pun
menggunakan bantuan dukun agar di bacai mantra yang mantra tersrbut di percai
bisa mrnyembukan dan bentuk dari obat nya pun jauh berbeda pada awalanya
mereka menggunakan ramuan dari tanaman maupun hewan yang di percayai
mengandung khasiat .butuh waktu lama untuk semua itu berkembang . di jurnal
kedua berbanding terbalik dengan jurnal pertama karna disni posisinya semua
sudah modren dan hampir berpengetahuan dengan informasi yang masuk ,masalah
pada jurnal kedua ini adalah di perekonomian yang minim yang menyebabkan
kurang nya pengetahuan tentang apa itu sehat dan sakit ,karna keadaan yang
menyebab kan mereka terpaksa tuli ,kehidupan yang kumuh yang dijalani
masyarakat di jurnal kedua dan ketidakbisaan untuk membayar pengobatan yang
mahal dan cenderung lebih memilih jalur pengbatan yang murah meski belum
tentu sembuh .namun ada juga dikalangan masyarakat yang masih bisa berpikir
bahwa hidup sehat itu perlu dan jika berobat pun tidak apa apa mahal asalkan
memberikan efek sembuh dengan cepat .semua yang dijelaskan di jurnal kedua
masyarakat menanggapi apa itu sehat sakit tergantung keadaan perekonomian
masyarakat.
Saran
Karna tidak ada dipapar kan saran pada kedua jurnal tersebut saya akan mencoba
menuliskan saran saya sesuai apa yang saya baca di kedua jurnal tersebut;
Jurnal 1
Daftar pustaka
Efriani, Gunawan, B., & Judistira, K. G. (2019). Kosmologi dan Konservasi Alam
pada Komunitas Dayak Tamambaloh di Kalimantan Barat. Studi Desain, 2(2),
66–74.
Grodner, M. (2010). Using the health belief model for bulimia prevention.
Journal of American College Health, 40(3), 107–112. https://
doi.org/10.1080/07448481.1991.993 6265
Lafreniere, P., Masataka, N., Butovskaya, M., Dessen, M. A., Atwanger, K.,
Montirosso, R., … Chen, Q. (2010). Early Education & Development Cross-
Cultural Analysis of Social Competence and Behavior Problems in Preschoolers.
9289(December 2013), 37–41. https://doi.org/10. 1207/s15566935eed1302
Neff, J. A., Crawford, S. L., Macmaster, S. A., Neff, J. A., & Macmaster, S. A.
(2016). Ethnicity and Multiple Sex Partners Ethnicity and Multiple Sex Partners :
An Application of the Health Belief Model. 1501(December), 37–41.
https://doi.org/10.1300/ J187v01n03
Pranskuniene, Z., Dauliute, R., Pranskunas, A., & Bernatoniene, J. (2018).
Ethnopharmaceutical knowledge in Samogitia region of Lithuania: Where old
traditions overlap with modern medicine. Journal of Ethnobiology and
Ethnomedicine, 14(1), 1–26. https://doi.org/10.1186/ s13002-018-0268-x Rahayu,
M., Sunarti, S., Sulistiarini, D., & Prawiroatmadjo, S. (2006). Pemanfaatan
Tumbuhan Obat secara Tradisional oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii ,
Sulawesi Tenggara. Jurnal Biodiversitas, 7(3), 245–250.
Rodrigues, E., Cassas, F., Conde, B. E., Da Cruz, C., Barretto, E. H. P., Dos
Santos, G., … Ticktin, T. (2020). Participatory ethnobotany and conservation: A
methodological case study conducted with quilombola communities in Brazil’s
Atlantic Forest. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 16(1), 1–12. https://
doi.org/10.1186/s13002-019-0352-x
Soekatno, R. A. G. (2006). A King Who Tames His Enemies and not who is
Obedient to the Law. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 8(1), 96.
https://doi.org/ 10.17510/wjhi.v8i1.249
Vidyarthi, S., Samant, S. S., & Sharma, P. (2013). Traditional and indigenous
uses of medicinal plants by local residents in Himachal Pradesh, North Western
Himalaya, India. International Journal of Biodiversity Science, Ecosystem
Services and Management, 9(3), 185–200. https://
doi.org/10.1080/21513732.2013.823 113
Jurnal 2
Daftar pustaka
Sudibyo S, 1999. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Rumah tangga terhadap
Obet Tradisional di desa Tapos - Bogor dan Faktor yang Mempengeruhlnya.
Jakarta: Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.