Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODELOGI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

“ Kasus Cedera Cerebra Vaskular “

Disusun Oleh :

1. Audia Rozindra (2010070170007)


2. Dhinda kartika yanti (2010070170011)
3. M . Adisto sulaiman (2010070170012)
4. Utari cantika (2010070170016)
5. Sindy leonita ( 2010070170034)

Pengampu Mata Kuliah :

Ns. Anggra Trisna Ajani, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA


TERAPAN FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Metodelogi Keperawatan Anestesiologi
(Metokepan) tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Metodelogi Keperawatan Anestesiologi (Metokepan) . Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Metodelogi Keperawatan
Anestesiologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada NS. Anggra Trisna Ajani S,Kep M.Kep selaku
dosen mata kuliah Metodelogi Keperawatan Anestesiologi (Metokepan) yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 19 September 2021

2
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………..…………....1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4

1.1 Latar belakang................................................................................................................................ 4

1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................................... 5

1.3 Tujuan............................................................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................................................... 5

2.1 Pengertian cedera serebra vascular.................................................................................................. 6

2.2 Jenis cedera serebra vaskular .......................................................................................................... 7

2.3 Macam-macam cedera serebra vaskular .......................................................................................... 8

2.4 Faktor resiko cedera serebra vaskular ............................................................................................. 8

2.5 Analisis Data .................................................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 15

3.2 Saran ………………………………............................................………………………..…………16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Stroke atau serangan otak adalah kondisi kedaruratan ketika terjadi defisit neurologis
akibat dari penurunan tiba-tiba aliran darah ke daerah otak yang terlokalisasi.Cedera kepala atau
trauma kepala merupakan salah satu kasus kematian terbanyak sampai saat ini,karena kepala
merupakan bagian terpenting dari manusia.Ringan parahnya cedera kepala dapat mempengaruhi
tingkat kesadaran dari pasien tersebut.Menurut WHO,2016 stroke merupakan penyebab kedua
kematian dan penyebab keenam umum dari cacat.Stroke haemoragik atau haemoragik
intrakranial terjadi ketika pembuluh darah serebra ruptur.Meskipun hipertensi merupakan
penyebab yang paling umum,berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap stroke
haemoragik,termasuk ruptur dinding arteri plak rapuh berkerak,reptur aneurisma
intrakranial,trauma,pengikisan pembuluh darah.Stroke haemoragik dapat menyebabkan
gangguang keseimbangan tubuh.Diagnosa keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan
yang merupakan bagian dari penilaian klinis tentang penglaman atau tanggapan
individu,keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual atau proses kehidupan.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa yang dimaksud dengan stroke?

b. Apa saja tanda dan gejala stroke?

c. Bagaimana etiologi dan faktor resiko yang diakibatkan dari stroke?

d. Bagaimana diagnosa keperawatan stroke?

e. Apa saja cotoh kasus cidera celebral vesikular?

f. Bagaimana bentuk tabel diagnosa intervensi keperawatan ?

4
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan stoke?

b. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala stroke?

c. Untuk mengetahui bagaimana etiologi dan faktor resiko yang diakibatkan dari stroke ?

d. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa keperawatan stroke?

e. Untuk mengetahui apa saja cotoh kasus cidera celebral vesikular?

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian cedera serebra vascular


Trauma kepala berat adalah trauma kepala yang mengakibatkan penurunan kesadaran
dengan skor GCS 3-8, mengalami amnesia > 24 jam (Haddad, 2012). Menurut Brain Injury
Association Of America (2009), trauma kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan
bersifat congenital atau degenerative, tetapi disebabkan oleh benturan fisik dari luar yang dapat
mengakibatkan kerusakan kemampuan kognitif maupun fisik.

Trauma kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul
maupun trauma tajam. Deficit neorologis terjadi karena robekanya subtansia alba, iskemia, dan
pengaruh massa karena hemorogik, serta edema serebral disekitar jaringan otak (Batticaca, 2008).

CVA atau cedera serebra vaskular adalah gangguan suplai darah otak secara mendadak
sebagai akibat oklusi pembuluh darah parsial atau total,atau akibat pecahnya pembuluh darah
otak.Gangguan pada aliran darah ini akan mengurangi suplai oksigen,glukosa dan nutrien lain
kebagian otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang terkena dan mengakibatkan gangguan
pada sejumlah fungsi otak (Hartono,2010).

Cedera kepala menjadi masalah pada kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi di seluruh
dunia. Cedera kepala adalah penyebab utama terjadinya kematian dan disabilitas jangka panjang
khususnya pada dewasa muda. Banyak pasien cedera kepala berat meninggal sebelum sampai ke
rumah sakit; hampir 90% kematian akibat trauma terkait dengan cedera kepala.2 Sekitar 75%
pasien cedera kepala diklasifikasikan sebagai cedera kepala ringan, 15% cedera kepala sedang,
dan 10% cedera kepala berat berat.Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi
otak yang disertai atau tanpa perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontinuitas otak.

Stroke atau cedera serebra vaskular adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare,2002).Sebagian besar
(80%)disebabkan oleh stroke non hemoragik.Stroke non hemoragik merupakan stroke yang dapat

6
disebabkan oleh trombus dan emboli.Yang terjadi karena penurunan darah pada tempat tertentu
di otak melalui proses stenosis.

Akibat penurunan cerebral blood flow (CBF) regional suatu daerah otak terisolasi dari
jangkauan aliran darah yang mengangkut O2 dan glukose yang sangat diperlukan untuk
metabolisme oksidatif serebral.Daerah yang terisolasi itu tidak berfungsi lagi dan karena itu
timbulah manifestasi defisit neurologik yang biasanya berupa
hemiparalisis,hemihipestesia,hemiparestesia yang bisa juga disertai defisit fungsi luhur seperti
afasia (Mardjono & Sidharta,2014).Apabila arteri serebri media tersumbat didekat percabangan
kortikal utamanya (pada cabang arteri) dapat menimbulkan afasia berat bila yang terkena
hemisfer serebri dominan bahasa (Mutaqin,2011).

Serangan otak atau yang sering disebut dengan stroke merupakan cedera vaskular serebral
yang berkaitan dengan obstruksi peredaran darah di otak.Stroke merupakan suatu sindrom yang
terdiri dari tanda dan gejala kehilangannya fungsi dari sistem saraf pusat fokal,kehilangan fungsi
ini dapat berkembang secara cepat dalam hitungan detik atau menit.

Stroke atau cedera serebra vaskular adalah awitan defisit neurologist yang berhubungan
dengan penurunan aliran darah serebral yang disebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh
darah karena embolisme atau hemoragi yang menyebabkan iskemik otak (Tucker,1998:488).

2.2 Jenis cedera serebra vaskular


Menurut (Mansjoer, 2000: 17). Gangguan peredaran darah di otak dibagi sebagai berikut:

1. Tanpa perdarahan (stroke non hemoragik)

a. Iskemia serebri, dimana terjadi perubahan pembuluh darah karena endapan bila
istirahat aliran darah akan terhalang, pengendapan dapat terjadi karena kelainan
dinding pembuluh darah. Gejala : Kesemutan satu sisi, lemas, lumpuh, pelo.

b. Trombosis serebri yang adanya trombosis dalam pembuluh darah yang disebabkan
oleh hipertensi, kelainan endokarditis, sumbatan pembuluh darah karena emboli dan
lain-lain.

7
2. Dengan perdarahan (stroke hemoragik)

a. Perdarahan sub arakhnoid.

b. Infark yang berdarah

c. Sindroma kematian batang otak.

2.3 Macam-macam cedera serebra vaskular


Menurut Engram (1998: 633), berdasarkan jenis dan lamanya gejala, cedera cerebrovaskuler
atau stroke adalah:

a. Serangan Iskemik sementara atau transient ischemic Attack (TIA) ditandai oleh
gangguan neurologis fokal yang berakhir dalam beberapa menit atau jam, sering
kurang dari 24 jam. Gangguan ini dapat sembuh spontan tanpa gejala sisa atau
berkembang menjadi Complete Stroke dalam beberapa bulan atau tahun.
b. Defisit neurologist iskemik dapat pulih atau Reversibel Ischemic neurologist Defisit
(RIND), merupakan gejala neurologis yang berakhir dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu. Gejala-gejala dapat hilang tanpa meninggalkan gangguan sisa atau
dapat berkembang menjadi Complete Stroke dalam beberapa tahun atau satu tahun.
c. Stroke In Evolution (SIE), ditandai oleh perkembangan gangguan neurologis yang
awalnya ditandai oleh hemiparesis dan berakhir dengan Complete Stroke.
d. Complete Stroke (CS), yang ditandai oleh infark cerebral. Defisit neurologist menjadi
pasti dan permanen, meskipun dengan perjalanan waktu seseorang dapat mengalami
pemulihan fungsi sampai tingkat tertentu sebagai akibat dari sirkulasi kolateral.
Pemulihan secara total tidak dapat terjadi.

2.4 Faktor resiko cedera serebra vaskular


Menurut Brunner dan Suddarth (2000: 94), faktor risiko dari cedera cerebrocvaskuler atau
stroke adalah:

a. Hypertension adalah factor utama


b. Penyakit kardovaskuler (embolisme cerebral, mungkin berasal dari jantung).
c. Kadar hematokrit tinggi (yang berhubungan dengan infark cerebral).
d. Diabetes (peningkatan atero genesis).

8
e. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35 tahun, perokok
kretek dan kadar estrogen yang tinggi.
f. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat menyebabkan
iskemik cerebral umum.
g. Penyalahgunaan obat, terutama pada remaja dan dewasa muda.
h. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah (kolestrol), tekanan darah,
merokok kretek dan obesitas.
i. Mungkin dapat berhubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.

2.5 Analisis Data


Kasus 1 dan 2

Pada Tn.”J” dengan trauma kepala berat (TKB) di ruang ICU RSUD Bahteramas dapat
disimpulkan bahwa, Saat pengkajian ditemukan kesadaran pasien semi koma dengan GCS 5.
Hasil pemeriksan fisik TD : 100/70 mmHg (lengankanan), HR : 91/ menit, RR : 17x/ menit , S :
37,5oC (axial), SpO2 : 90 %. Terdapat luka terbuka os temporal sinistra sepanjang 10 cm, bathel
sign di bagian sinistra, pupil anisokor 2/3, terdapat cairan darah dari telinga sinistra, pernafasan
cuping hidung positif, terdapat otor bantu pernafasan, terdapat suara nafas tambahan stridor,
terpasang endo tracheal tube, terpasang ventilator. Hasil CT-Scan menunjukkan intracerebral dan
intraventrikular hematoma. Hasil pemeriksaan laboratoriumn, HB: 8,0 (g/dL), leukosit: 20,10
(10,3/uL), Na: 140,7 mmol/L, K: 4,21 mmol/L, Cl: 106,0 mmol/ L.

Symtom Etiologi Problem

DS: Terjadi pendarahan karena Resiko kekurangan volume


Adanya cairan keluar dari cairan
-Keluarga pasien mengatakan
telinga sisistra
ada riwayat penyakit
hipertensi.

-Keluarga mengatakan ada


riwayat diabetes melitus.

9
DO:

-keadaan umumlemah,

GCS : 5kesadaran pasien


semikoma,

-CT Scan :

1. Hematoma intra
cerebral

2. Intraventikuler

-Tampak ada cairan yang


keluar dari telinga sinistra

TD : 100/70 mmHg

HR : 91x/menit

RR:17x/menit

S:37,5◦C

SpO2:90%

Urine Output 200cc-300 cc/7


jam

DS: Terdapat luka terbuka di Resiko infeksi


ostemporal sinistra
DO:-terdapat luka terbuka di
ostemporal sinistra sepanjang
10cm

TD : 100/70 mmHg

HR : 91 x/ menit

10
RR : 17x/ menit

S : 37,5 O C SpO2 : 90 %

Urine output 200 cc-300 cc /7


jam

DS:- Terdapat suara tambahan Ketidakefektifan pola napas


stridor
DO:

-pernafasan cuping hidung


positif, ,

-terdapat suara tambahan


stridor,

-terpasang endo tracheal tube,


terpasang ventilator

TD : 100/70 mmHg

HR : 91 x/ menit

RR : 17x/ menit

S : 37,5 O C SpO2 : 90 %

Urine output 200 cc-300 cc /7


jam

11
Diangnosiskeperawatan anestesi :

1. Resiko kekurangan volume cairan karena Adanya cairan keluar dari telinga sisistra
berhubungan drainase luka akibat trauma kepala

2. Resiko infeksi terdapat luka terbuka di ostempral sinistra

3. Ketidakefektifan pola napas terdapat suara tambahan stridor

Diangnosa Tujuan Interpensiatau implementasi


keperawatan anestesi perencanaan
keperawatan

1. resiko kekurangan Mengidentifikasi faktor -pantau status cairan -mengatasi


volume cairan karena resiko kekurangan evaluasi haluaran dan kendala
Adanya cairan keluar cairan dan menyatakan pengeluaran drainase kurangnya
dari telinga sisistra kebutuhan akan pengetahuan
-Perawat berkalaborasi
berhubungan drainase peningkatan asupan -memantau
dengan dokter atau
luka akibat trauma cairan sesuai indikasi kadar elektrolit
perawat praktisi Tingkat
kepala serum,nitrogen
lanjutdalam hal
urea
penggantian pengkajian
darah,kreatinin ,
data yang dapat
hematokrin dan
menunjukan
hemogelobin.
pendarahan .gantikan
-membuat
cairan yang hilangpada
cacatan yang
kecepatan yang ade kuat
cermat tentang
untuk mempertahankan
jumlah dan jenis
haluaran urine >0,5
drainase
ml/kg/jam.
-menimbang
balutan jika
perlu untuk
memperkirakan
kehilangan

12
cairan
-membalut luka
untuk
meminimalkan
kehilangan
cairan
2.Resiko infeksi terdapat -Induvidu akan - konsultasikan dengan -mengatasi
luka terbuka di melaporkan faktor praktis yang menangani kendala
ostempral sinistra resiko yang berkaitan pengendalian infeksi kurangnya
dengan infeksi dan pengetahuan
-jelaskan kepada pasien
tindakan kewaspadaan -mengkaji
mengenai rantai infeksi
yang diperlukan . adanya fator
dan penting nya pasien
yang
-Indikator menjelaskan untuk merawat luka
meningkatkan
metode penyebaran
resiko infeksi
infeksi .
-memantau agar
tidak melakukan
prosedur
diagnostik atau
terapiotik yang
tidak perlu
- menjelaskan
kepada individu
dan anggota
keluarga tentang
tanda tanda dan
gejala infeksi
3.Ketidakefektifan pola - individu akan -Pertimbangkan Menyakinkan
napas terdapat suara memperlihatkan penggunaan kantong klien bahwa
tambahan stridor frekuensi pernapasan kertas untuk menghirup upaya ini
yang efektif dan kembali udara yang dilakukan untuk

13
mengalami perbaikan telah di hembuskan . menjamin
pertukaran gas pada -dampingin klien dan keselamatan dan
paru bimbing untuk bernapas keamanan klien
secara perlahan dan -mengalihkan
-indikator
lebih efektif perhatian klien
menyebutkan faktor
dengan gejala
yang tidak diketahui
yang dihadapi
menyebutkan cara cara
-menjelaskan
adaptif mengatasi
bahwa
faktor fator tersebut
seseorang dapat
belajar
mengatasi suara
stridor melaluai
pengontrolan
secara sadar.
-mendiskusikan
kemungkinan
penyebab ,fisik
dan
emosional ,serta
metode
penangana yang
efektif .

14
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari analisa jurnal mengenai diagnosa pasien dengan
cedera serebral vascular dapat disimpulkan bahwa :

1. Trauma kepala berat adalah trauma kepala yang mengakibatkan penurunan kesadaran
dengan skor GCS 3-8, mengalami amnesia > 24 jam (Haddad, 2012).Sedangkan,
Trauma kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma
tumpul maupun trauma tajam. Deficit neorologis terjadi karena robekanya subtansia
alba, iskemia, dan pengaruh massa karena hemorogik, serta edema serebral disekitar
jaringan otak (Batticaca, 2008).

2. CVA atau cedera serebra vaskular adalah gangguan suplai darah otak secara
mendadak sebagai akibat oklusi pembuluh darah parsial atau total,atau akibat
pecahnya pembuluh darah otak.Gangguan pada aliran darah ini akan mengurangi
suplai oksigen,glukosa dan nutrien lain kebagian otak yang disuplai oleh pembuluh
darah yang terkena dan mengakibatkan gangguan pada sejumlah fungsi otak
(Hartono,2010).

3. Stroke atau cedera serebra vaskular adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare,2002).Sebagian besar
(80%)disebabkan oleh stroke non hemoragik.Stroke non hemoragik merupakan stroke
yang dapat disebabkan oleh trombus dan emboli.Yang terjadi karena penurunan
darah pada tempat tertentu di otak melalui proses stenosis.

4. Diagnosis yang ditemukan ada 3 yaitu, resiko ketidakefektifan perfusi jaringan


serebral dengan trauma kepala dan hipertensi, fungsi pernafasan resiko

15
ketidakefektifan dengan ketidakefektifan pola nafas, dan resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral dengan cedar kepala traumatic.

5. Tujuan dari ke tiga diagnosis antara lain, agar pasien tidak merasakan nyeri, untuk
mencapai pernafasan yang normal, dan mencegah peningkatan tekanan intracranial
yang sangat tinggi.

3.2 Saran
Bagi analisa selanjutnya diharapkan untuk memperluas pengetahuan tentang cedera
kepala seperti pemeriksaan untuk menegakkan diagnose, penangan cedera kepala, serta
komplikasi dan prognosis yang lebih jelas.

16
DAFTAR PUSTAKA
Mika Kasenda,2018, Asuhan Keperawatan Pada TN J Dengan Trauma Kepala Berat (TKB) Di
Ruang ICU RSUD Bahteramas

Nova Friska ,Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala,2019,Asuhan Keperawatan Gawat


Darurat Edema Serebri Pada Cedera Kepala Traumatik

17

Anda mungkin juga menyukai