Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

STROKE HEMORAGIK

Dosen Pembimbing Pria Wahyu R.G , S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

1. Fadila Nur Oktavia (201801041)


2. Fahim Risalatul K (201801042)
3. Faniko Nanda S (201801043)
4. Lily Sabrina (201801061)
5. Linasari (201801062)
6. Mellinda Fitri W.S (201801064)
7. Mia Fitria A (201801066)
8. Rinda Astuti (201801082)
9. Rinditya Rafa N (201801083)
10. Riza Zulfa Safika (201801085)
11. Rizky Melina Iflacha (201801086)
12. RR Septiani P (201801087)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami haturkan
sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan
kita ke zaman yang terang benderang.

Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
prodi Sarjana Keperawatan tingkat III Stikes Karya Husada Kediri, makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber dan berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, penulis dengan tangan terbuka menerima kritik maupun saran
yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi menyempurnakan makalah ini.Akhir
kata kami berharap makalah “Makalah Kegawatdaruratan storke hemoragik” ini dapat
menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.

Kediri, 08 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kegawatan daruratan pada Stroke Hemoragik


2.2 Etiologi Stroke Hemoragik
2.3 Klasifikasi Stroke Hemoragik
2.4 Faktor resiko Stroke Hemoragik
2.5 Patofisiologi Stroke Hemoragik
2.6 WOC/pathway Stroke Hemoragik
2.7 Penatalaksanaan Stroke Hemoragik
2.8 Pencegahan Stroke Hemoragik
2.9 Komplikasi Stroke Hemoragik
2.10 SOP Stroke Hemoragik

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Stroke menurut word healt organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak folal atau global.dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih.stroke merupakan salah satu
kegawatdaruratan di bidang neurologi yang memerlukan penanganan segera dan
komprehensif karena dapat menimbulkan kematian dan gejala sisa yang
mempengaruhi kualitas hidup penderita.stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara
mendadak(dalam beberapa detik)atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan
gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu sebagai hasil dari infark
cerebri(stroke iskemik)

Stroke hemoragik terjadi bila pembulu darah di otak pecah atau mengalami
kebocoran,sehingga terjadi pendarahan ke dalam otak.Bagian otak yang dipengaruhi
oleh pendarahan dapat menjadi rusak,dan darah dapat terakumulasi sehingga memberi
tekanan pada otak.jumlah pendarahan menentukan keparahan stroke (Parmet et
al,2004)

Pendarahan intraserebral menyebabkan 10-15% kasus serangan stroke pertama


kalinya,dengan angka kematian selama 30 haridari 35% menjadi 52% dimana
setengah dari angka kematian tersebut terjadi dalam 2 hari pertama.Dalam suatu
penelitian pada 1041 kasus ICH.didapatkan 50% pada lokasi yang dalam ,35%lobar ,
10% cerebelar dan 6% pada otak (Broederick et.al 2007)

Stroke hemoragik dibagi menjadi pendarahan intraserebral dan pendarahan


subarachnoid .pada pendarahan intraserebral pendarahan terjadi pada parenkim otak
itu sendiri.penyebab pendarahan intraserebral ,antara lain
hipertensi,aneurisma,malfomas
arterovenous,neoplasma,gangguankoagulasi,antikoagulan,vaskulitis,trauma,dan
idiopatik.pada pendarahan subarachnoid pendarahan terjadi di sekeliling otak hingga
keruangansubarachnoid antara lain
aneurisma,malformasiarterovenous,antikoagulan,tumor,vaskulitis,dan tidak di ketahui
(mardjono,2009)
CT sken kepala polos dapat mengidentifikasi kelainan yang menyerupai stroke
dan membedakan stroke iskemik akut dari stroke hemoragik dalam 5-7 hari.pertama
(Ringleb dkk,2008).CT sken dapat mengevaluasi ukuran dan lokasi
hematom,perluasan pendarahan ke sistem vertikal ,luas edema skitarnya dan
gangguan struktur anatomi (Rincon dan Mayer 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengkajian pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik?
2. Bagaimana analisa data pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik?
3. Apa saja rencana keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke
hemoragik?
4. Apa saja tindakan keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke
hemoragik?
5. Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke
hemoragik?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke
hemoragik

C. Tujuan
Tujuan umum
Untuk mendiskripsikan gambaran asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien stroke
hemoragik yang disebabkan ada nya kebocoran pembuluh darah pada otak melalui
proses keperawatan.
Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik
2. Menegakkan analisa data pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik
3. Menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke
hemoragik
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1. Pengertian

Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra
serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran,
pernapasan cepat, nadicepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk
(Wanhari, 2008).

Stroke hemoragik adalah kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang memicu
perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang atau
terputus. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat cepat mati sehingga
fungsi otak dapat terganggu secara permanen.

2.2. Etiologi

Penyebab stroke hemoragik berbeda-beda, tergantung dari jenis stroke yang dialami.

 Stroke hemoragik tipe perdarahan intraserebral umumnya disebabkan oleh:

1. Hipertensi yang tidak terkontrol


2. Kelainan pembuluh darah otak
3. Arteriovenous malformation (AVM), yaitu jenis kelainan pembuluh darah
yang disebabkan karena kegagalan pembentukan pembuluh darah arteri
dan vena.
a. Stroke hemoragik tipe perdarahan subarachnoid lebih sering disebabkan oleh:
1. AVM
2. Gangguan pembekuan darah
3. Trauma kepala
4. Aneurisma pembuluh darah otak, yaitu kondisi pembuluh darah otak yang
mengalami penggelembungan sehingga dinding pembuluh darahnya tipis
dan mudah pecah
2.3. Klasifikasi

1. Perdarahan Intraserebral : Pecahnya pembuluh darah dan darah masuk ke dalam


jaringan yang menyebabkan sel-sel otak mati sehingga berdampak pada kerja otak
berhenti. Penyebab tersering adalah Hipertensi
2. Perdarahan Subarachnoid : Pecahnya pembuluh darah yang berdekatan dengan
permukaan otak dan darah bocor di antara otak dan tulang tengkorak. Penyebabnya
bisa berbeda-beda, tetapi biasanya karena pecahnya aneurisma

2.4. Faktor Resiko

Terdapat 2 Faktor yang menyebabkan meningkatkan risiko stroke, Yaitu :

b. Faktor Kesehatan yang meliputi :


a) Hipertensi
b) Diabetes
c) Kolesterol tinggi
d) Obesitas
e) Penyakit Jantung
f) Sleep apnea
c. Faktor Gaya Hidup meliputi :
a) Merokok
b) Kurang olahraga atau aktivitas fisik
c) Konsumsi Obat-obatan terlarang
d) Kecanduan Alkohol
d. Faktor lainnya :
a) Faktor keturunan . seseorang dengan anggota keluarga yang memiliki riwatat
penyakit stroke cenderung lebih beresiko tinggi mengalami penyakit yang
sama.
b) Faktor Usia. Semakin menua usia seorang semakin meningkat risiko stroke.
Hal ini dikarenakan biasanya pada usia lanjut seseorang cenderung memiliki
tekanan darah yang tinggi.
2.5. Patofisiologis

Stroke Hemorigik terjadi Apabila pembuluh darah didalam otak mengalami pecah
atau kebocoran, sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan didalam otak. Sehingga
perdarahan tersebut menyebabkan bagian otak yang terpengaruhi mengalami kerusakan dan
mengalami otak mengalami tekanan akibat perdarahan tersebut. Keparahan Stroke ditentukan
dari jumlah perdarahan.

Pecahanya Pembuluh darah ini menyebabkan darah masuk ke jaringan parenkim otak,
ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduannya. Perdarahan tersebut
mengakibatkan adanya terganggunya serabut saraf otak melalu tekanan pada struktur otak
dan juga hematom yang menyebabkan iskemi pada jaringan sekitar. Perdarahan tersebut juga
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang akan menimbulkan herniasi
( Bergesernya jaringan otak dan cairan otak dari posisi normal ) dan penekanan pada batang
otak.

Stroke hemorigik ini dibagi menjadi 2 yaitu Perdarahan Intraserebral dan


subrachinoid. Penderahan intraserebral ini merupakan penyaba 10 -15 % kasus serangan
stroke pertama. Pendarahan Intraserebral disebabkan oleh parenkim otak itu sendiri. Biasanya
disebabkan oleh hipertensi, aneurisma, neoplasma, gangguan koagulasi, antikoagulan seperti
Heparin, trauma dan idiopatik. Sedangankan Perdarahan Subrachonoid disebabkan oleh
perdarahan yang terjadi di sekeliling otak hingga ke ruang subarachonoid dan ruang cairan
serebrosepinal, Penyebabnya biasanya adalah aneurisma, antikoagulan, tumor vaskulitis dan
tidak diketahui lainnya. Diindonesia sendiri penyakit ini menduduki posisi ke 3 setelah
jantung dan kanker.
2.6. Pathway/WOC Hipertensi

Ruptur Pembuluh Darah Serebral

Hemorogik Serebral

Penambahan Massa

Edema TIK

Pada Cerebelum Pada Batang Otak


Iskemia-hipoksia jar.serebral
Defisit Motorik Oblongat Kesadara Refleks (Ggn. Perfusi Serebral )
a tertekan n Batuk
Gerakan inkoordinasi Metabolisme
Ggn. Pola Ggn. anaerob
Apatis -
Nafas Bersihan
Ggn. Mobilitas fisik Koma Jalan Nafas
Asam Laktat

Ggn. Tirah Baring Kematian Nyeri


ADL lama

Dekubitus Ggn. Rasa


Nyaman
Ggn. Integritas Kulit

Kompresi

Menekan jar. otak

Pada Serebrum

Ggn. Persepsi
Ggn. Pusat
Ggn. Fungsi sensori
Bicara
Motorik
Ggn Bicara Penglihatan , Peraba
Kelemahan
Pendengaran , Pengecapan
Anggota gerak
Disfasia
Gg. Disartria
Hemiplegi
Mobilitas Perubahan
Fisik Ggn. Nutrisi : Kurang
Komunikasi Dari Kebutuhan
Verbal
2.7. Penatalaksanaan

Menurut smeltzer dan Bare (2002), penatalaksanaan stroke dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:

1) Phase Akut:
a. Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksignisasi dan sirkulasi.
b. Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation: Nimotop. Pemberian ini
diharapkan mencegah peristiwa trombolitik, emobolik.
c. Pencegahan peningkata TIK. Dengan meninggikan kepala 15º-30º menghindari
flexi dan rotasi kepala yang berelebihan, pemebrian dexamethason.
d. Mengurangi edema cerebral dengan diuretik.
e. Pasien ditempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat
tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang.

2) Post phase akut


a. Pencegahan spatik paralisis dengan antipasmodik
b. Progam fisiotherapi
c. Penanganan masalah psikososial

2.8. Pencegahan

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke hemoragik, antara lain:

1. Melakukan olahraga secara rutin.


2. Melakukan pemeriksaan fisik secara berkala.
3. Menggunakan obat-obat hipertensi yang diresepkan dokter dengan teratur.
4. Mengonsumsi makanan sehat.
5. Berhati-hati dalam berkendara.
6. Menaati aturan dan dosis yang dianjurkan dokter dalam menggunakan warfarin.
7. Menggunakan helm dengan standar yang baik (SNI) saat mengendarai sepeda motor.
8. Menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil.

2.9. Komplikasi

Komplikasi stroke menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi:


1. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak.
Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yangdikirimkan ke jaringan.
Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hemotokrit pada
tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
2. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas
pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin
penurunan vesikositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi atau
hipotensi ekstrem perlu perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah
serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dari
katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah keotak dan
selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

Latihan Otot Instrinsik dan Ekstrinsik Ekstremitas Atas Untuk Meningkatkan


Kekuatan Otot Tangan

1. Pengertian

Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) dalam melaksanakannya


harus secara komprehensif dan holistik berlandaskan aspek etik dan legal. Asuhan
keperawatan pada pasien stroke tidak hanya berfokus pada gangguan fisik semata, namun
juga perlu melihat pada proses pemenuhan kebutuhan dasar pasien. Peran perawat pada
pasien stroke terutama dalam pemenuhan (Activity Of Daily Living)

ADL pasien antara lain mengkaji kebutuhan ADL pasien stroke yang bertujuan untuk
mengetahui perkembangan keadaan pasien sehingga dapat untuk menentukan rencana tindak
lanjut yang sesuai dengan keadaan pasien, membantu ADL pasien stroke sehingga pasien
dapat lebih mudah dalam melakukan ADL, serta mengajarkan kepada keluarga cara merawat
dan membantu ADL pasien stroke sehingga keluarga dapat membantu ADL pasien stroke dan
dapat melatih kemandirian pasien strok (Bulechek, 2008).

Pasien yang mengalami keterbatasan fisik akibat hemiplegi atau hemiparese, tidak
mampu memenuhi kebutuhan aktivitas perlu diberi latihan rentang gerak sesuai kondisi guna
memperbaiki kemampuan otot untuk berkontraksi ataupun relaksasi. Dengan memberikan
latihan yang ditingkatkan diharapkan bisa mendapat hasil yang lebih baik. Proses kontraksi
otot terjadi akibat dari interaksi antara actin dan myosin, sehingga otot mampu berkontraksi.
Otot bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian
tengahnya menggelembung (membesar), karena memendek maka tulang yang dilekati oleh
otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Keadaan ini dikenal dengan kekuatan otot. Strength
otot lengan atau kekuatan otot lengan merupakan sumber dasar dalam melakukan semua
kegiatan aktivitas kehidupan pasien.

Terkait hal tersebut maka diperlukan perawatan yang tepat untuk meningkatkan
kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke berupa latihan-latihan otot dan ekstrinsik
ekstremitas atas, seperti peregangan otot tangan (konvensional) dan menggunakan alat seperti
menggunakan bola karet bergerigi.

2. Tujuan

a. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran.


b. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan dari persendian.
c. Untuk merangsang sirkulasi darah.
d. Untuk mencegah kelainan bentuk.
e. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
3. Pelaksanaan

a. Alat dan Bahan

Bola Karet Bergerigi

b. Prosedur

 Berikan salam, perkenalkan diri dan identifikasi pasien dengan memeriksa identitas
pasien dengan cermat
 Jelaskan prosedur pada pasien dan berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga
pasien untuk bertanya dan menjawab seluruh pertanyaan.
 Siapkan peralatan yang diperlukan
 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
 Posisikan pasien untuk duduk atau semi fowler jika memungkinkan
 Kaji kekuatan otot tangan pasien sebelum dilakukan intervensi pada ekstremitas atas
dengan menggunakan
 Melakukan latihan peregangan otot:
 Latihan Peregangan Otot tangan (Aktif)

Latihan 1

(a) Angkat tangan yang lumpuh/lemah menggunakan tangan yang sehat keatas.

(b) Letakkan kedua tangan diatas kedua kepala

(c) Kembalikan tangan ke posisi semula

(d) Gerakan dihitung sampai 8 kali

Latihan 2

(a) Angkat tangan yang lumpuh/lemah melewati dada kearah tangan yang sehat

(b) Kembali ke posisi semula

(c) Gerakan dihitung sampai 8 kali

Latihan 3

(a) Angkat tangan yang lumpuh/lemah menggunakan tangan yang sehat keatas

(b) Kembali seperti semula


(c) Gerakan dihitung sampai 8 kali
Latihan 4

(a) Tekuk siku yang lumpuh/lemah menggunakan tangan yang sehat

(b) Luruskan siku, kemudian angkat keatas

(c) Letakkan kembali tangan yang lumpuh/lemah ditempat tidur

(d) Gerakan dihitung sampai 8 kali

Latihan 5

(a) Pegang pergelangan tangan yang lumpuh/lemah menggunakan tangan yang sehat, angkat
keatas dada

(b) Putar pergelangan tangan kearah dalam dan kearah luar

(c) Gerakan dihitung sampai 8 kali

Latihan 6
(a) Tekuk jari-jari yang lumpuh/lemah dengan tangan yang sehat kemudian luruskan, putar
ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat. Gerakan dihirung sampai 8 kali

b) Latihan Peregangan Otot tangan (Pasif)Dibantu oleh perawat, terapis atau penolong

 Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu

(a) Tangan satu penolong memegang siku dan tangan lainnya memegang lengan

(b) Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku tetap lurus

 Gerakan menekuk dan meluruskan sikuPegangan lengan atas dengan lengan satu,
tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku

(1) Gerakan memutar pergelangan tangan

 Pegangan lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya menggenggam


telapak tangan pasien
 Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam
(telungkup).

(2) Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan

 Pegang lengan bawah dengan lengan satu, tangan lainnya memegang


pergelangan tangan pasien.
 Tekuk pergelangan tangan keatas dan kebawah.
(3) Gerakan memutar ibu jari

 Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya
memutar ibu jari tangan.

(4) Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan

 Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan
meluruskan jari-jari tangan

c) Latihan menggunakan alat (Bola Karet Bergerigi)

1. Posisikan pasien senyaman mungkin dan memposisikan tangan anatomis horisontal


yang tidak mengalamikelemahan
2. Instruksikan pasien membuka tangan lalu penulis meletakan bola karet bergerigi di
atas telapak tangan pasien yang lemah.
3. Instruksikan pasien untuk menutup jari-jari dan menggenggam bola karet bergerigi
dengan posisi lengan 45 derajat (wrist joint).
4. Minta pasien untuk menggengam bola karet bergerigi dengan kuat selama 5 detik
kemudian pasien dianjurkan untuk rileks.
5. Instruksikan pasien untuk mengulang latihan sebelumnya sebanyak 7 kali selama 10
menit.
6. Selama latihan dilakukan berikan motivasi dan dukungan kepada pasien untuk
melakukan latihan gerak aktif menggenggam bola karet bergerigi.

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-rusnayusuf-7036-3-babii.pdf
diakses pada 07 Maret 2021

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2136/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA
%20STROKE.pdf diakses pada 07 Maret 20221 pukul 18.00

https://www.halodoc.com/kesehatan/stroke-hemoragik diakses pada 07 Maret 2021


pukul 20.40

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/do
wnload/412/413&ved=2ahUKEwi2gZ7Dxp7vAhXZ7HMBHQYpDdMQFjABegQIFBAC&u
sg=AOvVaw2juXnouYbq9jYxcN717-Qr&cshid=1615134792068diakses pada 07 Maret
2021 pukul 15.00

https://www.halodoc.com/kesehatan/stroke diakses pada 07 Maret 2021 pukul 15.33

https://id.scribd.com/doc/205973169/Pathway-Stroke-Hemoragik diakses pada 07


Maret 2021 pukul 15.45

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/apa-saja-
jenis-jenis-stroke diakses pada 07 Maret 2021 pukul 16.15

https://www.klikdokter.com/penyakit/stroke-hemoragik diakses pada 07 Maret 2021


pukul 16.22

https://www.alodokter.com/stroke-hemoragik diakses pada 07 Maret 2021 pukul 16.24

Anda mungkin juga menyukai