Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Anestesi berasal dari bahasa Yunani a : tanpa, aesthesis : rasa, sensasi (AnestesiologiFKUI
1989).Anestesi adalah suatu keadaan narkosis, analgesia, relaksasi dan relaksasi
reflek(Keperawat bedah medis,Brunner dan Sudarth edisi 8).Definisi anestesiologi yang
ditegakkan oleh The American Board of Anesthesiologypada tahun 1089 mencakup semua
kegiatan profesi atau praktek yang meliputi :1. Menilai, merancang, menyiapkan pasien untuk
anestesi.2. membantu meringankan nyeri pada saat pembedahan, persalinan atau padasaat
dilakukan tindakan bersifat terapeutik3. Memantau dan memperbaiki homeostasis pasien
perioperatif dan pada pasien dalamkeadaan kritis.4. Mendiagnosis dan mengobati sindroma
nyeri.5. Mengelola dan mengajarkan resusitasi jantung paru (RJP).6. Membuat evaluasi
fungsi pernafasan dan mengobati gangguan pernafasan.
Pada dasarnya Mitra menurut KBBI adalah teman kerja atau pasangan kerja atau partner
usaha dalam menjalankan usaha, sedangkan karyawan kontrak
adalah pekerja yang bekerja hanya untuk waktu tertentu berdasarkan kesepakatan antara
karyawan dengan Perusahaan sebagai pemberi kerja

B. Perawat  Anestesi Reanimasi dan Mitra Kerja


Dalam menjalankan tugas dan fungsinya di rumah sakit, perawat anestesi mempunyai
mitra kerja untuk bekerjasama dalam tatanan pelayanan kesehatan untuk pasien. Dalam
membina hubungan dengan mitra kerja, perawat anestesi diatur oleh kode etik perawat
anestesi tentang hubungan perawat anestesi dengan mitra kerja.
1. Perawat anestesi reanimasi membina hubungan kerjasama antar perawat anestesi, dokter
anestesi dan tenaga profesi lain yang terkait.
a. Perawat anestesi dengan dokter spesialis anestesi

Perawat anestesi merupakan mitra kerja dokter anestesi. Seorang perawat anestesi
bekerjasama dengan dokter anestesi dalam pra anestesi, intra anestesi, dan maupun post
anestesi. Perawat anestesi mempunyai kompetensi tersendiri dalam melakukan perawatan pra
anestesi, intra anestesi, dan post anestesi, namun perawat anestesi harus mampu bekerja sama
dengan dokter spesialis anestesi. Seorang perawat anestesi boleh melakukan tindakan anestesi
atas pelimpahan wewenang dari dokter spesialis anestesi secara resmi, atas pelimpahan dari
operator operasi yang bertanggung jawab, dan atas pelimpahan dari pemerintah.
1) Pra Anestesi

Pada proses pra anestesi, perawat anestesi dan dokter anestesi bekerjasama dalam melakukan
persiapan sebelum anestesi. Misalnya melakukan kunjungan kepada pasien. Melakukan
kunjungan pada pasien sebelum proses anestesi ini sangat penting yang bertujuan untuk
memberikan informed consent pada pasien untuk mendapatkan anestesi, menjelaskan tentang
proses dan tujuan anestesi, menentukan jenis dan obat anestesi yang akan digunakan,
mengurangi rasa cemas pada pasien pra anestesi dan menentukan ASA anestesi. Kunjungan
pra anestesi ini sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi,
namun pada praktiknya dokter spesialis anestesi boleh memberikan pelimpahan wewenang
kepada perawat anestesi untuk melakukan kunjungan kepada pasien yang kemudian
dikonsultasikan kembali kepada dokter spesialis anestesi.
2) Intra Anestesi

Pada proses intra anestesi, perawat anestesi mempunyai kompetensi untuk menyiapkan dan
memastikan alat-alat dan mesin anestesi berfungsi dengan baik. Perawat anestesi juga
menyiapkan obat anestesi dengan instruksi dari dokter spesialis anestesi. Perawat anestesi
mempunyai kompetensi dalam monitoring pasien intra anestesi. Dalam praktiknya, dokter
anestesi dan perawat anestesi bekerjasama untuk memonitoring kondisi pasien pada intra
anestesi. Seorang perawat anestesi boleh diberi wewenang untuk melakukan tindakan
anestesi atas pelimpahan wewenang dari dokter spesialis anestesi, dokter operator dalam tim
operasi yang bertanggung jawab, dan pemerintah yang resmi dan mampu
dipertanggungjawabkan.
3) Post Anestesi

Pada proses post anestesi, pasien dipindahkan di ruang recovery room. Di dalam recovery
room, perawat anestesi mempunyai wewenang penuh dalam memonitoring pasien hingga
pasien terlepas dari anestesi. Namun, perawat anestesi harus tetap bekerjasama dengan dokter
spesialis anestesi dalam konsultasi tentang keadaan pasien post operasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara perawat anestesi dengan dokter
spesialis anestesi sebagai mitra kerja sangat berkaitan erat dan saling bekerjasama untuk
pelayanan kesehatan kepada pasien.

b. Perawat anestesi dengan dokter

Perawat anestesi berkerja sama dengan dokter spesialis bedah sebagai operator saat berada di
ruang operasi. Selain itu, perawat anestesi juga harus mampu bermitra dengan semua dokter
dalam menjalankan perannya karena pasien mungkin tidak hanya dibawah tanggung jawab
dari seorang dokter saja namun juga dokter lain.
c. Perawat anestesi dengan perawat anestesi

Hubungan perawat anestesi dengan perawat anestesi lain harus dijunjung tinggi. Tidak lain
hanyalah untuk kesembuhan pasien.
d. Perawat anestesi dengan perawat umum

Hubungan perawat anestesi dengan perawat umum atau perawat lain dalam pelayanan
kesehatan untuk pasien bisa diterapkan pada pra anestesi, intra anestesi, dan juga post
anestesi.
1. Pra anestesi
Perawat umum sebagai mitra kerja perawat anestesi saat pra anestesi adalah untuk
bekerjasama dalam monitoring pasien saat berada di bangsal sebelum dibawa ke ruang
operasi untuk menjalani anestesi dan operasi.

2.   Intra anestesi
Pada proses intra anestesi, perawat anestesi lebih bekerja sama dengan perawat bedah atau
perawat instrumen. Dalam kamar bedah, perawat anestesi termasuk tim non steril dimana
ketika tidak ada perawat sirkuler non steril, perawat anestesi harus mau dan mampu
menggantikan perawat sirkuler demi jalannya operasi dengan lancar. Oleh karena itu, perawat
anestesi harus mampu menjaga hubungan dengan perawat dan tim dalam operasi dengan
baik.
3. Post anestesi

Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan perawat anestesi baik di ruang operasi, di recovery
room, dan ICU masi terbatas jumlahnya. Di beberapa rumah sakit, perawat umum dengan
pelatihan khusus yang banyak ditempatkan di ruang tersebut. Dengan demikian, perawat
anestesi harus mempu menjaga hubungan yang baik sebagai mitra kerja untuk kesembuhan
pasien.

2.   Perawatanestesi reanimasi melayani rekan dan teman kerja dengan kejujuran, konsisten,
saling percaya, saling asah, saling asuh dan dalam kesederhanaan.
Etika dan profesionalitas seorang tenaga kesehatan khususnya perawat anestesi
dibuktikan dengan bagaimana sikap dan sifat perawat anestesi dalam melakukan pelayanan
kesehatan terhadap pasien maupun hubungan dengan mitra kerja. Dalam melakukan
pelayanan kesehatan terhadap pasien maupun dengan mitra kerja atau teman sejawat, perawat
anestesi harus mengedepankan kejujuran, konsisten, saling percaya, saling asah, saling asih,
saling asuh dan dalam kesederhanaan.
a) Nilai Kejujuran
Kejujuran adalah salah satu nilai utama yang harus dikedepankan oleh perawat anestesi.
Perawat anestesi harus apa adanya, misalnya dalam melakukan monitoring terhadap pasien di
ruang operasi. Dalam pendokumentasiannya, tidak boleh ada manipulasi dan harus apa
adanya.
b) Konsisten

Konsisten artinya tidak plin-plan atau tidak berubah-ubah dalam melakukan pelayanan
kesehatan. Keputusan seorang perawat anestesi terhadap pasien harus tegas, konsisten, dan
bertanggung jawab. Begitu juga dalam membina hubungan dengan mitra kerja harus
konsisten dan tidak membeda-bedakan karena semua satu untuk melayani pasien.

c) Nilai saling percaya

Rasa saling percaya antar mitra kerja merupakan hal yang harus dijunjung tinggi. Sebuah
hubungan kerjasama antar mitra kerja tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya rasa
saling percaya.
d) Saling asah, asih, asuh dalam kesederhanaan

Saling asah maksudnya adalah dalam pengetahuan saling belajar dan mau mengajarkan satu
sama lain. Saling asuh adalah saling menyayangi dan mengasihi antar mitra kerja. Saling
asuh berarti saling mengasuh antara senior dan junior.
Dengan demikian, sebuah hubungan profesional antara perawat anestesi dan mitra kerjanya
seperti dokter anestesi, dokter lain, perawat anestesi, perawat umum, dan tenaga fungsional
yang lain akan berjalan dengan baik dengan menjunjung tinggi sikap kejujuran, konsisten,
rasa saling percaya, dan saling asah, asih, asuh

Anda mungkin juga menyukai