Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI

DALAM PATIENT
SAFETY
Pengantar
● Komunikasi adalah bagian esensial dalam pelayanan kesehatan, dan juga
esensial untuk patient safety.
● Komunikasi bisa mengancam pasien tetapi juga bisa mencegah pasien dari
ancaman kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, komunikasi menjadi dasar
untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan proses perawatan yang
terbaik, menjelaskan tujuan pengobatan dan mendiskusikan proses
perawatan pasien dengan professional lain yang terlibat.
● Seringkali komunikasi berlangsung dalam situasi yang tingkat stressnya
tinggi dan harus dilakukan segera. Tetapi komunikasi juga menjadi sarana
untuk mengatasi situasi tersebut, dengan komunikasi yang baik bisa terjalin
kolaborasi tim yang baik pula.
FAKTA
Data yang dikumpulkan oleh Joint Commision on Accreditation of
Healthcare Organization menunjukkan bahwa komunikasi yang
buruk memberikan kontribusi pada hampir 70% dari sentinel event
yang dilaporkan di US pada tahun 2005.[1] Penelitian di Germany
mengidentifikasi 15% dari semua event berhubungan langsung
dengan masalah komunikasi dan pada lebih dari 50% event,
komunikasi menjadi faktor pendukung.
FAKTA
Penelitian-penelitian dibidang bedah juga menunjukkan banyaknya masalah komunikasi pada
periode perioperatif. Penelitian observational terhadap 48 kasus bedah yang dilakukan Lingard
et.al., berhasil mengidentifikasi 421 masalah komunikasi, dan hampir sepertiganya
diklasifikasikan sebagai “failures”.

Observasi terhadap 10 tindakan operasi yang dilakukan oleh Christian et.al., juga menunjukkan
adanya kesalahan komunikasi di kesepuluh operasi yang diobservasi.
Meskipun ada banyak event yang berhubungan dengan masalah komunikasi, hanya 1
dari 8 kasus yang diklaim oleh pasien. Klaim ini ditujukan pada dokter yang dianggap tidak
memperdulikan pasiennya, dan tidak memandang seberapa tinggi level senioritas dokter
tersebut.

Keputusan pasien untuk mengajukan klaim tampaknya terkait dengan seberapa dekat
komunikasi dokter dengan pasien dan keluarganya.

Informasi mengenai resiko yang terkait dengan proses pengobatan juga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya komplain dan litigasi jika terjadi adverse events.
DUA HAL DALAM KOMUNIKASI DALAM
PATIENT SAFETY
● MELIBATKAN PASIEN DAN KELUARGA
DALAM PROSES TERAPI
● MENYAMPAIKAN INSIDEN PADA PASIEN /
OPEN DISCLOSURE
1. MELIBATKAN PASIEN & KELUARGA
DALAM PROSES TERAPI

Memberikan informed consent

Cultural Competence
1. MELIBATKAN PASIEN & KELUARGA DALAM
PROSES TERAPI
Proses consent adalah barometer untuk mengetahui sejauh
mana keterlibatan pasien dalam proses terapi. Informed
consent tidak hanya sebatas tanda tangan pasien dan
keluarganya, tetapi merupakan suatu proses untuk
memberikan kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk
mempertimbangkan semua pilihan dan resiko yang
terkait dengan pengobatan pasien.

Sudah banyak guidelines yang diterbitkan untuk membantu


petugas untuk mendapatkan informed consent dengan baik.
Sayangnya keterbatasan waktu dan kebiasaan petugas untuk
mendapatkan informed consent dengan cepat membuat
proses ini seringkali diabaikan.
1. MELIBATKAN PASIEN & KELUARGA DALAM
PROSES TERAPI

Ada dua bagian utama dari informed consent, yaitu:

1. Bagian yang menginformasikan pasien mengenai:


• Pemberian informasi oleh praktisi kesehatan
• Penangkapan informasi oleh pasien.

2. Bagian yang memungkinkan pasien mengambil keputusan:


• Pengambilan keputusan oleh pasien dengan bebas dan
tidak terpaksa
• Kompetensi kultural
Informasi yang harus diberikan pada pasien antara lain :

1. DIAGNOSIS
2. TINGKAT KEPASTIAN DIAGNOSIS
5.
3. RISIKO TERAPI
4. MANFAAT TERAPI & RESIKO JIKA TIDAK DILAKUKAN TERAPI
5. PERKIRAAN WAKTU PEMULIHAN
6. NAMA, JABATAN, KUALIFIKASI, DAN PENGALAMAN TENAGA
KESEHATAN YANG MEMBERIKAN TERAPI DAN
PERAWATANTINGKAT KEPASTIAN DIAGNOSIS
7. KETERSEDIAAN BIAYA PERAWATN SETELAH KELUAR DARI RS
2. CULTURAL COMPETENCE

Menurut Australian Patient Safety Education Framework


(APSEF), kompetensi budaya adalah istilah yang digunakan
untuk mendeskripsikan pengetahuan, keahlian, dan sikap
yang harus dimiliki semua tenaga kesehatan supaya dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan adekuat pada
semua orang dengan tetap menghargai budaya lokal.
TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYA
KOMPETENSI BUDAYA, MAMPU UTUK :
Memahami bahwa
memahami dan
kepercayaan terhadap
menerima budaya tertentu akan
perbedaan budaya mempengaruhi pasien
dalam menilai
memahami nilai
kesehatannya, mencari
budaya yang kesehatan, berinteraksi
dipercaya dengan tenaga kesehatan
seseorang dan kepatuhan terhadap
memahami bahwa individu pengobatan.
dengan latar belakang
budaya yang berbeda akan
berkomunikasi, berperilaku,
Menyesuaikan cara
menginterpretasi masalah bekerja dengan budaya
dan memecahkan setempat, sehingga bisa
masalah dengan cara yang diterima oleh pasien dan
berbeda pula.
masyarakat setempat
2. MENYAMPAIKAN INSIDEN PADA
PASIEN / OPEN DISCLOSURE

Salah satu prinsip komunikasi yang baik adalah jujur dan tidak
menutupi kesalahan. Setiap insiden yang terjadi dalam proses
pelayanan kesehatan haruslah dijelaskan dan
didiskusikan secara terbuka pada pasien.
8 prinsip pemberian informasi insiden menurut Australian
Commision for Safety and Quality in Health Care
● Komunikasi yang terbuka setiap saat

● Pengakuan

● Mengekspresikan penyesalan/meminta maaf

● Memahami keinginan pasien dan keluarganya

● Dukungan dari staff medis

● Manajemen resiko yang terintegrasi dan perbaikan sistem

● Good governance

● Kerahasiaan / Confidentiality
2. MENYAMPAIKAN INSIDEN PADA PASIEN / OPEN
DISCLOSURE

Guidelines lainnya dari Harvard hospitals When things go wrong:


responding to adverse events, lebih menekankan pada dukungan trauma
emosional yang dirasakan pasien, keluarganya dan staff. Pentingnya
membuat dokumentasi untuk membuat prosesnya menjadi lebih
transparant juga ditekankan pada pedoman dari Harvard ini.
KERANGKA PEDOMANNYA SEBAGAI BERIKUT:

1. Persiapan
a. Mereview fakta yang ada
b. Mengidentifikasi dan melibatkan partisipan yang berkepentingan
c. Mempersiapkan setting tempat pembicaraan yang sesuai.
2. Memulai pembicaraan
a. Menilai kesiapan pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi dalam proses ini
b. Menilai kemampuan pasien dan keluarganya untuk memahami informasi informasi
yang terkait dengan medis
c. Menentukan tingkat pemahaman pasien dan keluarganya mengenai
masalah medis secara umum
KERANGKA PEDOMANNYA SEBAGAI BERIKUT:

3. Menyampaikan fakta
a. Menyampaikan deskripsi apa yang telah terjadi secara sederhana, tanpa menggunakan jargon-
jargon medis, berbicara dengan lambat, sambil memperhatikan bahasa tubuh pasien.
b. Jangan memberikan informasi yang berlebihan, tetapi juga jangan terlalu menyederhanakannya
c. Menjelaskan outcome apa yang sudah diketahui pada saat itu
d. Menjelaskan langkah yang akan diambil selanjutnya
e. Dengan tulus memahami kesedihan yang dirasakan pasien dan keluarganya.
4. Mendengarkan secara aktif
a. Memberikan waktu yang cukup untuk pasien bertanya
b. Tidak memonopoli pembicaraan
KERANGKA PEDOMANNYA SEBAGAI BERIKUT:

5. Mengakui apa yang sudah didengar


6. Merespon semua pertanyaan
7. Menyimpulkan hasil pembicaraan
a. Merangkum hasil pembicaraan
b. Mengulangi pertanyaan kunci yang diajukan
c. Menetapkan rencana follow-up
8. Mendokumentasikan
a. Menjelaskan event yang terjadi
b. Menjelaskan hasil diskusi
Thanks

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai