Anda di halaman 1dari 30

KUSWARDANI SUSARI PUTRI

Misscommunication

1. Dokter Amerika dan Pasien Iran,


Pasien Iran yang tidak bisa bahasa
Inggris dan dokter Amerika yang
tidak memahami budaya Iran, ketika
pasien Iran duduk di lantai komat
kamit dan berperilaku aneh menurut
dokter Amerika sedang sakit
kemudian dibantu namun pasien
Iran tersebut merasa terganggu
karena dia sedang berdoa.

2.

Mahasiswa asal Jepang dan dokter


Amerika, tentang kekuatan
simbol, angka 4 di Jepang
merupakan simbol kesialan (mati)
sedangkan di Amerika simbol
kesialan itu angka 13, sehingga
ketika pasien asal Jepang mau
dioperasi di ruang/kamar 4
menjerit histeris karena ketakutan
akan mati.

LUCKMAN mengatakan bahwa pelayanan


kesehatan yang kompeten membutuhkan
komunikasi yang efektif diantara individu
yang terlibat, pasien, dokter, tenaga medis
yang lain, penerjemah dan anggota
keluarga
KUNDHAL DAN KUNDHAL menyatakan
bahwa latar belakang etnis dan budaya
pasien dapat membentuk pandangan
mereka terhadap penyakit dan kesehatan
fisik dan spiritual dan memengaruhi
pandangan mereka terhadap pelayanan
kesehatan dan juga hasil dari perawatan
tersebut.

Semua

budaya memiliki kepercayaan


mengenai penyakit dan kesehatan
yang diperoleh dari cara pandang
mereka dan yang disampaikan dari
generasi ke generasi
Dalam banyak budaya ada
kepercayaan bahwa iman, doa dan
bahkan kekuatan gaib dapat
memberikan kesehatan dan
menyembuhkan penyakit.

Andrews

menyarankan
paradigma yang
komprehensif dimana sistem
kepercayaan kesehatan
dibagi dalam 3 kategori
besar, yaitu:
Supernatural/magis/religius,
Holistik
Ilmiah/biomedis

Premis

yang mendasari

Orang yang mengikuti pandangan


supernatural/magis/religius
percaya bahwa keadaan
kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh ilmu sihir,
kekuatan magis dan roh-roh jahat

PENYEBAB

PENYAKIT, 5
kategori kepercayaan yang
dianggap bertanggung jawab
atas penyakit :
1. Ilmu sihir
2. Melanggar hal yang tabu
3. Mengganggu objek yang sakit
4. Mengganggu roh yang
menyebabkan penyakit
5. Kehilangan jiwa

PENGOBATAN

PENYAKIT

1.Pengobatan melibatkan
hubungan yang positif
dengan roh-roh dan
dewa-dewa
2.Pengobatan dilakukan
oleh Shaman (dukun),
ahli obat, kahuna,
curandero, santero atau
penyembuh jiwa

PREMIS

YANG MENDASARI,

Holisme berhubungan
dengan hubungan pikiran,
tubuh serta jiwa dan
bagaimana orang-orang
berinteraksi dengan
lingkungannya

PENYEBAB

PENYAKIT,

Pendekatan holistik dan


naturalis terhadap
penyebab penyakit
beranggapan bahwa ada
hukum alam yang mengatur
segala sesuatu dan setiap
orang yang ada di alam
semesta

PENGOBATAN

PENYAKIT

Mengembalikan
keseimbangan antar
tubuh, pikiran dan jiwa.
Di Cina ada pengobatan
yang mengembalikan
keseimbangan yin dan
yang

PREMIS

YANG MENDASARI :
Sistem pelayanan kesehatan
ilmiah/biomedis berfokus pada
diagnosis objektif dan penjelasan
ilmiah atas penyakit.
PENYEBAB PENYAKIT:
Masalah biologis dan
ketidaknormalan dalam struktur fisik
atau fungsi kimianya
PENGOBATAN PENYAKIT
Pengobatan berusaha untuk
mengembalikan tubuh pada kondisi
normal melalui bedah atau terapi.

Di Amerika dan budaya berteknologi tinggi


lainnya, kesehatan yang baik didasarkan
pada pemeriksaan fisik tahunan,
imunisasi, latihan dan nutrisi yang baik.
Kaum muslim Afganistan bergantung
pada ajaran Quran dalam melindungi
mereka dari penyakit, yaitu tawiz, ayat
quran ditulis di kertas dan dibungkus dan
dimasukkan dalam kain atau dimasukkan
dalam air untuk diminum atau dibakar dan
asapnya dan minyaknya diletakkan dekat
pasien

Kepekaan dan pengetahuan


tentang budaya seseorang
pasien merupakan hal penting
dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang memuaskan
Atribut yang mudah
diidentifikasi,
1.
2.
3.
4.

Kesadaran budaya
Pengetahuan budaya
Pemahaman budaya
Kemampuan budaya

Anderson, Scrimshaw, dan Fillilove


percaya bahwa kompetensi
antarbudaya harus melibatkan
perpaduan dari atribut berikut :
1. Staf yang berbeda secara budaya yang
mencerminkan budaya orang yang
dilayaninya
2. Ahli medis atau penerjemah yang
berbicara dalam bahasa pasien
3. Pelatihan yang dilakukan pada penyedia
pelayanan kesehatan tentang budaya
dan bahasa orang yang mereka layani
4. Tanda dan petunjuk literatur dalam
bahasa pasien dan sesuai dengan norma
budaya mereka
5. Situasi pelayanan kesehatan yang
spesifik secara budaya.

Mengetahui

budaya sendiri
Pengetahuan tentang
subkultur

Pelayanan kesehatan yang


memuaskan pada pasien dengan
budaya beragam dicapai dengan
menghargai kepercayaan pasien
mengenai penyebab penyakit,
bagaimana mengobati dan
bagaimana mencegahnya di masa
yang akan datang

LUCKMANN, mengidentifikasi 8
halangan yang dapat terjadi
dalam pelayanan kesehatan,
yaitu :

1. Kurangnya pengetahuan mengenai latar


belakang dan kepercayaan pasien
2. Ketakutan dan ketidakpercayaan pasien
3. Rasisme
4. Prasangka dan rasa Etnosentrisme dari
baik pemberi dan penerima pelayanan
5. Stereotip mutual
6. Perilaku taat terhadap ritual
7. Perbedaan bahasa
8. Perbedaan persepsi dan harapan

MENGATASI halangan komunikasi,


1. Mulailah interaksi dengan pasien yang lahir di
budaya lain dengan lebih formal
2. Izinkan pasien terbuka dan jujur
3. Jangan abaikan pengaruh yang mungkin
ditimbulkan oleh kepercayaan pada kekuatan
supernatural terhadap kesehatan pasien
4. Tanyakan langsung kepercayaan pasien
terhadap obat-obatan tradisional
5. Jangan pernah mencoba memaksakan
perubahan atau menuntut pasien
6. Berempatilah dalam menyampaikan pesan
anda
7. Kendalikan diri terhadap berita buruk
8. Ikuti gaya komunikasi pasien
9. Gunakan model LEARN (Listen, Explain,
Acknowledge, Recommed, Negotiate)

Perbedaan bahasa
Its time for your douche (Belanda :
douche=mandi), (b.inggris:dauche=pembersiha
alat kewanitaan)
Horita (Spanyol=sekarang) (Puerto Rico=sejam
atau lebih)

Melakukan wawancara
Menggunakan jasa penerjemah

Dalam masyarakat Timur yang kolektif,


komunikasi lebih rumit daripada dalam
masyarakat Barat yang individualis,
orang kolektif cenderung berbasa basi,
kalau perlu berbohong untuk
menyenangkan orang lain.
Suatu kasus klasik perawat Filipina di
AS diminta dokter Amerika memberi
obat pada pasien, walaupun perawat
sadar kalau dokter telah memberi resep
yang salah dan akan merugikan pasien,
terpaksa dia mengikuti pesan tanpa
membantahnya.

Kebiasaan dokter yang merusak


adalah keengganan mendengarkan
pasien, berdasarkan penelitian di
Barat ditemukan hanya 23% pasien
punya kesempatan menuntaskan
penjelasannya
Dalam 69% kunjungan pasien,
dokter malakukan interupsi,
mengarahkan pasien pada penyakit
tertentu
Dokter memotong pembicaraan
pasien rata-rata setelah 18 detik
mereka berbicara

Di

Indonesia, kemungkinan besar dokter


mendominasi lagi pembicaraan dengan
pasien, karena masyarakat Indonesia
paternalistik
Aspek komunikasi non verbal yang penting
adalah sentuhan. Riset dalam komunikasi
kesehatan menunjukkan bahwa kebutuhan
pasien akan sentuhan tidak dipenuhi
Pijatan dan sentuhan oleh perawat dan
dokter menghasilkan efek positif terhadap
pasien, namun perlu diperhatikan oleh
profesional medis, bentuk, frekuensi,
lokasi sentuhan, jenis kelamin, budaya,
dan agama pasien agar pasien merasa
nyaman

Tidak

banyak dokter yang


menyadari bahwa penataan
ruang bersifat simbolik dan
mempengaruhi hubungan
dokter dan pasien.
Berdasarkan penelitian dokter
Abraham White apakah meja
membatasi pasien dan dokter
dalam konsultasi ? Hasilnya
kalau meja ditiadakan pasien
menjadi lebih santai.

Pelayanan

kesehatan saat ini


memiliki paradigma baru yaitu
menempatkan pasien sebagai
pelanggan dan menjadi fokus
pelayanan, yang berarti kepuasan,
keselamatan dan kenyamanan
merupakan hal utama bagi pasien.

Harapan

masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan yang indikatif dan
bermutu.

Pelayanan kesehatan yang modern


harus disesuaikan dengan
kebudayaan setempat, akan sia-sia
jika ingin memaksakan sekaligus
cara-cara modern dan menyapu
semua cara-cara tradisional.
Bila tenaga kesehatan berasal dari
lain suku/bangsa, sering mereka
merasa asing dengan penduduk
setempat, ini tidak akan terjadi jika
tenaga kesehatan tersebut
berusaha mempelajari kebudayaan
mereka dan menjembatani jarak
yang ada di antara mereka.

Hubungan

antara faktor sosial


budaya dan pelayanan kesehatan
sangatlah penting untuk di pelajari
khususnya bagi tenaga kesehatan.

Bila

suatu informasi kesehatan


yang baru akan di perkenalkan
kepada masyarakat haruslah di
barengi dengan mengetahui
terlebih dahulu tentang latar
belakang sosial budaya yang dianut
di dalam masyarakat tersebut.

Kebudayaan

yang dianut oleh


masyarakat tertentu tidaklah kaku dan
bisa untuk di rubah, tantangannya
adalah mampukah tenaga kesehatan
memberikan penjelasan dan informasi
yang rinci tentang pelayanan kesehatan
yang akan di berikan kepada masyarakat
?

Ada

banyak cara yang bisa dilakukan,


mulai dari perkenalan program kerja,
menghubungi tokoh-tokoh masyarakat
maupun melakukan pendekatan secara
personal.

Anda mungkin juga menyukai