Anda di halaman 1dari 4

Transkultural Nursing

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan refleksi Transkultural Nursing 1” ini dengan
lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
mata kulia Transkultural Nursing. Laporan ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya
peroleh dari buku panduan, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan “Transkultural
Nursing”. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Transkultural Nursing atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Saya harap makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Denpasar, 9 oktober 2012 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Transkultural Keperawatan merupakan area / wilayah keilmuan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sifat didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya/keutuhan
budaya kepada manusia. (Leininger, 2000) Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of
knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha theory, grand
theory, midle range theory dan practice theory. Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range
theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari
oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai
dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan konsep sehat-sakit?

2. Apakah yang dimaksud dengan dengan pengantar transkultural nursing?

3. Apa pengertian dari stereotypes?

C. Tujuan

1. Mengethui apa itu konsep sehat-sakit

2. Untuk mengetahui apa pengantar transkultural nursing

3. Untuk mengetahui pengertian dari stereotypes


BAB II PEMBAHASAN

A. Pandangan Sehat-Sakit Ditinju dari Konsep Lintas Budaya

1. Definisi Sehat Menurut WHO : “a state of complete physical, mental, and social well-being and not
merely the absence of disease or infirmity” Sehat adalah kondisi yang terbebas dari penyakit fisik,
biologis, sosial, budaya dan spiritual. UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi.

2. Konsep wellness  Merupakan pilihan setiap orang  Merupakan way of life  Merupakan proses 
Penggunaan energi yang efisien  Merupakan integrasi body, mind and spirit  Merupakan penerimaan
cinta terhadap diri sendiri.

3. Tahapan Sakit Tahap pengalaman gejala-gejala (keputusan bahwa ada yang tidak beres). Asumsi dari
keadaan peranan sakit (keputusan bahwa seseorang sakit dan membutuhkan perawatan profesional).
Tahap kontak perawatan medis (keputusan untuk mencari perawatan medis profesional). Tahapan
peran ketergantungan pasien (keputusan untuk mengalihkan pengawasan kepada dokter dan menerima
serta mengikuti pengobatan yang diterapkan). Kesembuhan atau keadaan rehabilitasi (keputusan untuk
mengakhiri peranan pasien). Struktur Kultur Model Explanatory (EMs) sehat-sakit. Pribadi sbg individu
atau konstruk budaya sesuai realita mencakup kondisi sehat-sakit. Model ini berbasis dr pengalaman
hidup terhadap sehat-sakit. Pasien mempunyai pengalaman yg didapat dr keyakinan umum thd sehat
sakit dr masyarakat atau perawat.

4. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Kesehatan :  Tabu  Ritual yang di paksakan  Kebiasaan yang tidak
sehat  Gengsi – status dalam masyarakat  Klenik dan mistis  Isu yang bersifat gaib  Tingkat
pendidikan yang rendah ----- informasi

5. Peran Perawat dalam Kebudayaan :  Menggali dan mengeksplorasi kasanah budaya daerah. 
Melakukan peran perawat edukator melalui KIE  Melakukan komunikasi dengan komunitas di
lingkungannya untuk mengenal budaya setempat dan menghormatinya Cara dan gaya hidup manusia,
adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan bahkan seluruh peradaban manusia dan lingkungannya
berpengaruh terhadap penyakit. Secara fisiologis dan biologis tubuh manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, yang
sering membawa serta penyakit baru yang belum dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang
sudah ada. Kajian mengenai konsekuensi kesehatan perlu memperhatikan konteks budaya dan sosial
masyarakat .

B. Pengantar Transkultural Nursing Merupakan keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan
manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Sesuatu yang kompleks yg mengandung
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan
manusia sbg anggota komunitas setempat (Andrew & Boyle, 1995). Rencana untuk melakukan keg
tertentu (leininger, 1991). Karya manusia menghasilkan tehnologi yang dinamakan juga kebudayaan
jasmaniah yg diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitar. RASA, meliputi jiwa manusia
mewujudkan segala nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah kemasyarakatan dalam arti yang
luas (agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa
manusia yg hidup sbg anggota masyarakat). CIPTA, merupakan kemampuan mental dan kemampuan
berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat, yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Rasa
dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak mungkin tidak
beururusan dengan hasil kebudayaan. Setiap hari, orang melihat, mempergunakan dan kadang merusak
kebudayaan. Masyarakat merupakan orang yg hidup bersama yg menghasilkan kebudayaan. Tidak ada
masy yg tidak mempunyai kebudayaan atau tidak ada kebudayaan tanpa masy sbg wadah. Budaya
adalah pengalaman yang bersifat universal shg tidak ada 2 budaya yang sama persis. Budaya bersifat
stabil tetapi juga dinamis karena budaya diturunkan kepada generasi berikut shg mengalami perubahan.
Budaya ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari. Fungsi kebudayaan bagi
manusia :

1. Mengatur hubungan antar manusia

2. Melindungi diri terhadap alam

3. Wadah segenap perasaan manusia. Pentingnya budaya dalam keperawatan Untuk mengembangkan
sains dan pohon keilmuan yg humanis shg tercipta praktik keperawatan pada kultur yg spesifik dan
universal. Kultur yg spesifik adalah kultur dg nilai-nilai dan norma spesifik yg tdk dimiliki oleh klp lain (Ex:
bahasa suku dayak di kalimantan, bahasa suku asmat di Irian dsb). Kultur yg universal adalah nilai atau
norma yg diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Ex: budaya minum teh untuk membuat tubuh
segar, budaya berolahraga agar dapat sehat dan cantik) . Keperawatan transkultural adalah suatu
pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya
(Leininger, 1978). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada
perilaku individu atau kelompok. Proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat dan
sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Perbedaan budaya di Indonesia 
Upacara perkawinan  Kehamilan  Kelahiran  Kematian  Simbol simbol  Makanan  Agama 
Perilaku kesehatan  Kepercayaan  Value  Bahasa Budaya dan makanan Budaya dan makanan
memiliki hubungan yang erat. Pemilihan, pengolahan, penyajian dan mengkonsumsinya berkaitan
dengan budaya klien. Contoh: Daun kelor muda di Jakarta umumnya untuk memandikan mayat, tetapi di
tempat lain disayur. Budaya makan suku Padang yang banyak mengkonsumsi lemak akan berisiko
penyakit pembuluh darah dan saluran pencernakan. Sedangkan suku Sunda yang sedikit konsumsi lemak
dan banyak sayuran, berisiko defisiensi vitamin A Budaya mempengaruhi klien dalam menentukan
makanan yang dikonsumsi dan kesehatan Kebudayaan mempengaruhi kepribadian dan perilaku manusia
Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan (adat istiadat melamar, cara berdagang). Cara hidup di
kota dan desa yg berbeda (perbedaan gotong royong/ sosialisasi) Kebudayaan khusus kelas sosial (cara
berpakaian, cara mengisi waktu senggang, etiket, bahasa). Kebudayaan khusus atas dasar agama.
Kebudayaan berdasar profesi (perawat,militer, pengacara).

C. Pengertian Stereotypes Stereotipe lippmann (dalam warnaen 2002) gambaran yang merupakan
rekonstruksi dari keadaan lingkungan yang sebenarnya, sebagai salah satu mekanisme penyederhanaan
untuk mengendalikan lingkungan yang terlalu luas.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Transkultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya pada proses
belajar dan keperawatan yangh fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara udaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, keoercayaan dan tindakan,
dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khussnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002). Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(sunrise model) seperti yang terdapat pada gambar

1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawaqtan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew & Boyle, 1995).

DAFTAR PUSTAKA

Pudjiadi, Solihin. ( 2000 ). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : Gaya Baru Jakarta. Andrew . M & Boyle.
J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed, Philadelphia, JB Lippincot Company Cultural
Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts and Case Studies, Ditelusuri tanggal
14 Oktober 2006 dari http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

Anda mungkin juga menyukai