Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 16

1. Anindya Dwi Cahya (Tim Literatur)


2. Nuril Latifa Shafaira (Tim Literatur)
3. Regi Anjani (Tim Kuisioner)
4. Asma Mardhiyyah (Tim Sampling)
5. Kayla Aulia Rahma (Tim Kuisioner)

Identifikasi Sampel dan Teknik Sampling


“Tingkat Pengetahuan Remaja mengenai Edukasi Seksual di SMAN 11 Yogyakarta”

Catatan tugas 4 dari RPKPS


❖ Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan bersama-sama, tiap kelompok
diminta untuk melakukan literature review secara mendalam guna memetakan variabel-
variabel yang relevan
❖ Mendiskusikan potensi lokasi penelitian, identifikasi populasi, target sampel dan
teknik sampling.

Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil diskusi internal, lokasi penelitian yang dipilih adalah SMAN 11 Yogyakarta.
Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan:
- Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah persalinan usia remaja
yang tinggi, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DIY (2021), jumlah persalinan
remaja usia SMA sederajat (15-18 tahun) pada 2021 mencapai 247 orang.
- Kemudahan peneliti dalam mengurus perizinan, keterjangkauan transportasi, dan biaya
guna melakukan penelitian.
- Kondisi tempat tinggal siswa SMAN 11 Yogyakarta yang cenderung heterogen. Sehingga
ada kemungkinan terdapat perbedaan tingkat sosialisasi akan edukasi seksual pada siswa.
Heterogenitas tempat tinggal siswa dapat dikutip dari laman resmi Dinas Pendidikan dan
Olahraga DIY, kuota jalur PPDB reguler tahun 2022, jalur zonasi mendapatkan kuota
55%, jalur afirmasi sebesar 20%, jalur perpindahan tugas orang tua/ wali sebanyak 5%,
serta jalur prestasi sejumlah 20%.

Identifikasi Populasi
Dalam penelitian ini, populasi yang menjadi target penelitian adalah siswa dan siswi SMAN 11
Yogyakarta.
Target Sampel
Sampel yang digunakan adalah remaja yang belum menikah dengan usia 15-18 tahun (remaja
tingkat tengah) yaitu siswa/siswi SMAN 11 Yogyakarta. Pemilihan sampel berdasarkan pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspasari, dkk dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat
pada 2017.

Metode Penelitian
Sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional stratified sampling, yaitu
dengan mengkategorikan sampel menjadi sub-group. Sampel akan diklasifikasi menjadi tiga
segmentasi berdasarkan tingkat kelas, yaitu 10, 11, dan 12. Pemilihan teknik sampling ini
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Theresia dkk (2020) dalam Jurnal Kesehatan
Reproduksi. Teknik ini berguna untuk menilai paparan populasi umum (siswa dan siswi) SMAN
11 Yogyakarta. Jumlah elemen yang dimasukkan ke dalam bermacam-macam sub-group tersebut
sebanding dengan representasi sub-group dalam populasi sasaran. Setiap subgrup akan diberi
tanda dengan fraksi sampling yang identik, sehingga memberikan efek berupa setiap elemen
tunggal dalam populasi menjadi populasi sasaran. Setiap subgrup yang diberi tanda dengan fraksi
sampel yang identik tersebut dapat memberikan kesempatan yang sama bagi setiap elemen dalam
populasi untuk dipilih. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Guttman.
Pemilihan skala ini berdasarkan penelitian mengenai pengetahuan seksual yang dilakukan oleh
Theresia, dkk dalam Jurnal Kesehatan Reproduksi pada 2020. Dalam riset tersebut, pengetahuan
seksual rendah untuk skor <75%. Lalu, pengetahuan seksual tinggi untuk skor ≥75%.

Literature Review: Dokumen Literatur


Jurnal Kesehatan Masyarakat 2017
Judul: “Paparan Informasi Kesehatan Reproduksi Melalui Media Pada Perilaku Seksual
Pranikah: Analisis Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012”

Metode penelitian ini menggunakan rancangan bangun cross sectional study. Dengan data yang
digunakan berupa survei demografi dan kesehatan reproduksi remaja (KRR). Sample akan
diklasifikasikan menjadi dua sub-bab,yakni Demografi dan kesehatan reproduksi. Sample ini
dipilih berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Puspasari dkk (2017)
dalam jurnal Kesehatan Masyarakat. Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga varian
yakni variabel bebas, variabel terikat serta variabel luar. Variabel bebas berisi mengenai jenis
dan intensitas paparan informasi kesehatan reproduksi melalui sumber informasi media. Variabel
terikat menunjukan pada koitus (perilaku seksual pranikah). Pada variabel luar merupakan jenis
kelamin,tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, umur, domisili, pubertas, perilaku berisiko
(merokok, minum alkohol, dan konsumsi napza) serta keintiman dalam berpacaran.

Konsep Teori:
Remaja memiliki potensi sebagai sumber daya produktif yang dimiliki oleh negara. Namun,
dalam perkembangannya, remaja juga rentan untuk melakukan perilaku yang beresiko terhadap
kesehatan seksual. Edukasi seksual yang komprehensif dan akurat secara medis telah dibuktikan
berpotensi untuk mengurangi jumlah kehamilan dini dan mengurangi resiko penyebaran penyakit
seksual (Gonzalez et al., 2017).

Pendidikan seksual (SE) adalah pendekatan untuk mendidik individu tentang seksualitas dan
kesehatan seksual. Tujuan SE termasuk menjelaskan terminologi seksual, memperbaiki
kesalahpahaman, melibatkan orang tua dalam pembelajaran anak-anak, mencegah pelecehan
seksual, dan mengurangi perilaku seksual berisiko. Studi oleh Stone et al. (2013) menekankan
pentingnya pendidikan seksual sebagai cara untuk mempromosikan kesehatan seksual.

Pendidikan seksual yang sesuai dengan pengetahuan medis (medically accurate) didefinisikan
oleh Santelli (2008) dengan ciri yaitu; berdasarkan bukti, dan dianggap benar, atau kredibel
menurut badan-badan kesehatan, baik dari masyarakat maupun negara. Definisi ini dikritik
karena dianggap badan-badan kesehatan milik negara, maupun negara itu sendiri, dapat
mempengaruhi proses dan implementasi pendidikan seksual agar sesuai dengan tujuan politik
tertentu (Gonzalez et al., 2017).

Perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik
yang mempengaruhi perilaku remaja termasuk pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan
citra diri, sedangkan faktor ekstrinsik termasuk hubungan keluarga, pola asuh orang tua, status
sosial ekonomi, psikopatologi orang tua, hubungan dengan teman, dan penggunaan media sosial.
Studi oleh Theresia et al. (2020) menyoroti perlunya pendekatan holistik untuk mengatasi
perilaku seksual remaja yang mempertimbangkan faktor intrinsik dan ekstrinsik.

Studi oleh Roberts et al. (1978) menyelidiki sikap orang tua terhadap topik seksual dan
menemukan bahwa orang tua yang berpendidikan perguruan tinggi, terutama ibu, memiliki sikap
yang kurang tradisional terhadap banyak topik seksual dibandingkan dengan orang tua yang
memiliki pendidikan formal yang lebih rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa pendidikan
dapat memainkan peran dalam membentuk sikap terhadap seksualitas dan menekankan
pentingnya memberikan pendidikan tentang kesehatan seksual.

Secara keseluruhan, ketiga studi ini menekankan pentingnya pendidikan dalam mempromosikan
kesehatan seksual dan mengatasi perilaku seksual remaja. Pendidikan seksual dapat membantu
menjelaskan kesalahpahaman dan mempromosikan perilaku sehat, sementara pendekatan holistik
yang mempertimbangkan faktor intrinsik dan ekstrinsik diperlukan untuk mengatasi perilaku
seksual remaja dengan efektif.

Selain itu, studi oleh Roberts et al. (1978) menunjukkan bahwa pendidikan dapat memainkan
peran dalam membentuk sikap terhadap seksualitas, menekankan pentingnya memberikan
pendidikan tentang kesehatan seksual untuk mempromosikan sikap dan perilaku yang positif.

DAFTAR PUSTAKA
Gonzalez, C. M., Karczmarczyk, D. F., Douress, B. L., & Scott, M. M. (2017). Sex
Education Policy: Need for a Standard Definition of Medically Accurate Information.
Pedagogy in Health Promotion, 3(4), 221–227. https://www.jstor.org/stable/26652634

Roberts, E. J., Kline, D., & Gagnon, J. H. (1984). Family Life and Sexual Learning,
1976. ICPSR Data Holdings. https://doi.org/10.3886/icpsr07755.v2

Santelli, J.S., 2008. Medical accuracy in sexuality education: Ideology and the scientific
process. American Journal of Public Health, 98(10), pp.1786-1792.
https://doi.org/10.2105/AJPH.2007.119602
Stone, N., Ingham, R., & Gibbins, K. (2013). ‘Where do babies come from?’ Barriers to
early sexuality communication between parents and young children. Sex Education,
13(2), 228–240. https://doi. org/10.1080/14681811.2012.737776

Theresia, F., Tjhay, F., Surilena, S., &amp; Widjaja, N. T. (2020). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Seksual siswa smp di Jakarta Barat. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 11(2), 101–113. https://doi.org/10.22435/kespro.v11i2.3142.101-113

Puspasari, S., & Emilia, O. (2017). Paparan informasi kesehatan reproduksi melalui
media pada perilaku seksual pranikah: analisis data survei demografi kesehatan Indonesia
2012. Berita Kedokteran Masyarakat, 33(1), 31-36. https://doi.org/10.22146/bkm.16993

Setyaningastuti, Pembajun. 2022. PROFIL KESEHATAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2021.


Dwi Ramtama, Solikhin. 2022. PROFIL KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.
Setyaningastuti, Pembajun. 2021. PROFIL KESEHATAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2020.
https://dikpora.jogjaprov.go.id/web/ppdb

Anda mungkin juga menyukai