Anda di halaman 1dari 10

TRAUMA KEPALA

KELOMPOK 2
NOVRI YANTI HARAHAP
NURZAKIAH MAHRANI
HAMDANI ALFADLY
ASWIN MUNANDAR
MINTA ITO RAMBE
HEAD INJURY
Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur
pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak
atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema
otak, perdarahan atau laserasi, dengan derajat
yang bervariasi tergantung pada luas daerah
trauma.
TIPE TRAUMA KEPALA TRAUMA TERBUKA
Trauma kepala tertutup (Komusio serebri/Gegar otak, Kontusio serebri
/Memar otak, Perdarahan sub dural, Perdarahan Intraserebral )

TRAUMA KEPALA TERBUKA


Trauma kepala ini menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan laserasi
duramater. Kerusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak menusuk
otak
Fraktur longitudinal sering menyebabkan kerusakan pada meatus
akustikus interna, foramen jugularis dan tuba eustachius. Setelah 2-3 hari
akan tampak battle sign (warna biru dibelakang telinga diatas os mastoid)
dan otorrhoe (liquor keluar dari telinga). Perdarahan dari telinga dengan
trauma kepala hampir selalu disebabkan oleh retak tulang dasar tengkorak.
Fraktur basis tengkorak tidak selalu dapat dideteksi oleh
foto rontgen, karena terjadi sangat dasar. Tanda-tanda
klinik yang dapat membantu mendiagnosa adalah :
Battle sign ( warna biru/ekhimosis dibelakang telinga di
atas os mastoid )
Hemotipanum ( perdarahan di daerah gendang telinga )
Periorbital ecchymosis ( mata warna hitam tanpa trauma
langsung )
Rhinorrhoe ( liquor keluar dari hidung )
Otorrhoe ( liquor keluar dari telinga)
TRAUMA KEPALA TERTUTUP
1. Komusio serebri ( Gegar otak )
Merupakan bentuk trauma kapitis ringan, dimana terjadi
pingsan (kurang dari 10 menit ). Gejala lain mungkin
termasuk pusing, noda-noda didepan mata dan linglung
2. Kontusio serebri (Memar otak )
Merupakan perdarahan kecil / ptechie pada jaringan
otak akibat pecahnya pembuluh darah kapiler. Hal ini
bersama-sama dengan rusaknya jaringan saraf atau otak
yang akan menimbulkan edema jaringan otak di daerah
sekitarnya
PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen
dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan di dalam
sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak
tidak punya cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah
ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan
fungsi. Demikian pula de­ngan kebutuhan glukosa sebagai
bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20
mg%, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh,
sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70% akan
terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi serebral.
FAKTOR KARDIOVASKULER

• Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung


mencakup aktivitas atipikal miokardial, perubahan tekanan
vaskuler dan edema paru.
• Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis
mempengaruhi penurunan kontraktilitas ventrikel. Hal ini
menyebabkan penurunan curah jantung dan meningkatkan
tekanan atrium kiri. Akibatnya tubuh berkompensasi
dengan meningkatkan tekanan sistolik. Pengaruh dari
adanya peningkatan tekanan atrium kiri adalah terjadinya
edema paru.
FAKTOR RESPIRATORI
Adanya edema paru pada trauma kepala dan vasokonstriksi paru atau hipertensi
paru menyebabkan hiperpnoe dan bronkokonstriksi
Konsentrasi oksigen dan karbon dioksida mempengaruhi aliran darah. Bila PO2
rendah, aliran darah bertambah karena terjadi vasodilatasi. Penurunan PCO2,
akan terjadi alkalosis yang menyebabkan vasokonstriksi (arteri kecil) dan
penurunan CBF (cerebral blood fluid).
Edema otak ini menyebabkan kematian otak (iskemik) dan tingginya tekanan
intra kranial (TIK) yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan batang
otak atau medulla oblongata.

FAKTOR METABOLOSME
Pada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti trauma tubuh
lainnya yaitu kecenderungan retensi natrium dan air dan hilangnya
sejumlah nitrogen
Retensi natrium juga disebabkan karena adanya stimulus terhadap
hipotalamus, yang menyebabkan pelepasan ACTH dan sekresi
aldosteron.
FAKTOR GASTROINTESTINAL
Trauma kepala juga mempengaruhi sistem gastrointestinal.
Setelah trauma kepala (3 hari) terdapat respon tubuh dengan
merangsang aktivitas hipotalamus dan stimulus vagal. Hal
ini akan merangsang lambung menjadi hiperasiditas.

FAKTOR FISIKOLOGIS
Selain dampak masalah yang mempengaruhi fisik pasien,
trauma kepala pada pasien adalah suatu pengalaman yang
menakutkan. Gejala sisa yang timbul pascatrauma akan
mempengaruhi psikis pasien. Demikian pula pada trauma
berat yang menyebabkan penurunan kesadaran dan
penurunan fungsi neurologis akan mempe­ngaruhi
psikososial pasien dan keluarga.
PRMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. X-Ray tengkorak
2. CT-Scan
3. Angiografi

Anda mungkin juga menyukai