Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan penyakit yang menyebabkan keluarnya feses lebih dari 3

kali dengan konsistensi yang cair dapat disertai darah atau lendir dan frekuensi

yang lebih sering daripada keadaan normal (World Health Organization, 2019).

Penyakit diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB)

yang sering disertai dengan kematian di Indonesia. Kelompok umur dengan

prevalensi diare (berdasarkan diagnosis tenaga Kesehatan) tertinggi yaitu pada

kelompok umur 1-4 tahun sebesar 11,5% dan pada bayi sebesar 9%.

Menurut World Health Organization pada tahun 2017 menyatakan bahwa

diare termasuk penyakit ke-2 mematikan yang menyerang anak-anak. Di dunia

ditemukan terdapat kurang lebih 1,7 milliar masalah diare. Riskesdas tahun 2018

mengkonfirmasi diare anak usia 5-14 tahun sebanyak 6,2%. Hasil riset pula

menyatakan bahwa insiden diare lebih banyak terjadi pada wilayah pedesaan

dibandingkan perkotaan, yaitu 7,0% di pedesaan dan 6,6% diperkotaan.

Terjadinya penyakit diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Penelitian Rahman (2016) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan

dengan diare antara lain sanitasi lingkungan, ketersediaan air bersih, hygiene

perorangan, sanitasi makanan, ketersediaan jamban, dan perilaku buang tinja.


Faktor sanitasi lingkungan merupakan faktor yang lebih memengaruhi terjadinya

diare.

Faktor personal hygiene salah satu yang penting adalah cuci tangan pakai

sabun. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu indikator output

dari strategi nasional STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), yaitu setiap

rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti

sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci

tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan

dengan benar (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah

menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai

bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua

mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak

memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada

kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan

CTPS adalah dengan melakukan promosi kesehatan kepada anak sekolah dasar.

Media promosi Kesehatan sangat berperan terhadap perubahan perilaku

seseorang, berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan Kurniatillah (2017),

menunjukkan bahwa, ada pengaruh pemberian penyuluhan PHBS tentang Cuci

tangan pakai sabun terhadap, pengetahuan, sikap dan praktik cuci tangan pakai

sabun pada siswa.


Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata belum menjadi perilaku yang

biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku

cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan

pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya

upaya promosi kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut

(Maryunani, 2017).

Berdasarkan hasil survey awal pada tanggal 28 Agustus 2022 pada siswa

kelas IV dan V yang telah dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 03 Gunting

Kec.Wonosari. Peneliti mewawancarai sebagian siswa kelas IV dan V dan

peneliti menyimpulkan bahwa hampir rata-rata siswa sebelum dan sesudah makan

mencuci tangan hanya menggunakan air saja tidak menggunakan sabun, dan juga

hampir rata-rata siswa setelah bermain, berolahraga dan setelah memegang hewan

peliharaan mereka tidak mencuci tangan. Bahkan ada juga siswa yang setelah

buang air besar hanya mencuci tangan pakai air saja tanpa memakai sabun.

Penyakit yang sering diakibatkan oleh kebersihan yang buruk dan gaya hidup

sehat antara lain cacingan, diare, sakit gigi, penyakit kulit, kekurangan gizi, dan

sebagainya. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak serta

kualitas kesehatannya (Prasetya, 2022). Berdasarkan uraian tersebut maka

mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan

Pengetahuan dengan Perilaku Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa

SD Negeri 03 Gunting Kecamatan Wonosari”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat

mengemukakan rumusan masalah berupa “Apakah ada hubungan pengetahuan

dengan perilaku kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada siswa SD Negeri 02

Gunting Kecamatan Wonosari”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku kebiasaan cuci

tangan pakai sabun pada siswa SD Negeri 02 Gunting Kecamatan Wonosari

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus penelitian ini dilakukan penulis adalah sebagai berikut

a) Untuk mengetahui pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa SD

Negeri 02 Gunting.

b) Untuk mengetahui perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa SD Negeri

02 Gunting.

c) Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pakai

sabun pada siswa SD Negeri 02 Gunting.

D. Manfaat Penelitan

1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan

mengenai cuci tangan pakai sabun pada anak dan pengaruhnya

terhadapkesehatan.

2. Secara Praktis

a) Bagi Siswa

1) Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat mejadi salah

satu informasi dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko

terjadinya kejadian penyakit pada siswa-siswi Sekolah Dasar akibat

kurang perdulinya terhadap cuci tangan.

2) Agar para siswa-siswi mengetahui cara mencuci tangan pakai sabun

yang baik dan benar.

b) Bagi Guru

Sebagai salah satu media pembelajaran, sumber informasi, wacana

kepustakaan dalam meningkatkan kemampuan personal hygiene terutama

cuci tangan pakai sabun pada anak.

c) Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan

lagi kesadaran para siswa tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun dan

hal ini akan menjadi faktor yang akan mempermudah terjadinya penularan

pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada murid sekolah tersebut.

d) Bagi institusi
Sebagai bahan informasi tambahan kepada calon sarjana Kesehatan

masyarakat dalam pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan pakai

sabun.

e) Bagi Penulis

Sebagai pengetahuan dan informasi bagi penulis agar dapat

mengaplikasikan cuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup keilmuan

Penelitian ini merupakan lingkup ilmu kesehatan masyarakat khususnya

materi kesehatan lingkungan.

2. Lingkup Materi

Materi yang digunakan untuk membahas penelitian ini adalah materi

mengenai kesehatan lingkungan, pengetahuan, perilaku cuci tangan pakai

sabun pada siswa SD Negeri 02 Gunting.

3. Lingkup Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Gunting Kecamatan Wonosari.

4. Lingkup Metode

Penelitian yang digunakan adalah Observasi Analitik dengan

menggunakan metode Cross Sectional.

5. Lingkup Objek dan Sasaran


Sasaran dalam penelitian ini adalah para siswa SD Negeri 02 Gunting.

6. Lingkup Waktu

Waktu yang digunakan untuk penelitian di SD Negeri 02 Gunting

dilakukan pada bulan Maret 2023.

F. Orisinalitas Penelitian

Tabel 1. Orisinalitas Penelitian

No Nama Penulis, Judul, Metode Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun
1. Rahma Yunita Amar, Metode Ada Variabel bebas Teknik sampling
Hubungan analitik, cross hubungan yaitu yang digunakan
Pengetahuan Dengan sectional. yang pengetahuan. pada penelitian ini
Perilaku Kebiasaan Menggunaka signifikan Jenis penelitian adalah total
Cuci Tangan Pakai n uji statistik dengan nilai observasional sampling.
Sabun Pada Siswa Sd chi-square, p value = analitik dengan Menggunakan uji
Negeri 101893 cluster 0,000 pendekatan cross statistik regresi
Bangun Rejo random sectional. logistik.
Kecamatan Tanjung sampling (70
Morawa, 2019 orang).

2 Audria Octa Metode Ada Variabel bebas Teknik sampling


Anggraini Widi deskriptif, hubungan yaitu yang digunakan
Lestari, Hubungan Teknik yang pengetahuan. pada penelitian ini
Pengetahuan dan simple signifikan Pendekatan cross adalah total
Sikap Terhadap random dengan nilai sectional sampling. Peneliti
Perilaku Cuci Tangan sampling (84 p value = tidak meneliti
pada Masyarakat orang), uji 0,009 mengenai sikap,
Kelurahan Pegirian, kolerasi menggunakan uji
2021 spearman statistik regresi
logistic.

3 Solikah dan Sukesi, Metode Ada Variabel bebas Peneliti tidak


Hubungan Tingkat analitik hubungan yaitu meneliti mengenai
Pengetahuan, Sikap observasional yang pengetahuan, sikap dan motivasi,
dan Motivasi dengan , Teknik total signifikan pendekatan cross menggunakan uji
Perilaku Cuci Tangan sampling (46 dengan nilai sectional, Teknik statistik regresi
Pakai Sabun (CPTS) orang) p value = total sampling logistic.
pada Siswa Sekolah 0,047
Dasar Negeri Tridadi,
Sleman, DIY, 2019

Anda mungkin juga menyukai