Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Photon Vol. 6 No.

1, Oktober 2015

PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG KEBIASAAN MENCUCI TANGAN


DI SEKOLAH DASAR NEGERI 113 KOTA PEKANBARU

Tri Siwi KN, Novita K


Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau
Email: trisiwiningrum@gmail.com

ABSTRAK
Mencuci tangan merupakan teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi. Dengan
mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit. Tujuan Penelitian ini untuk
mengetahui Perilaku Anak Sekolah Dasar Tentang Kebiasaan Mencuci Tangan Di Sekolah Dasar Negeri 113 Kota
Pekanbaru. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik pengambilan sampel Random Sampling
yang berjumlah 73 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa data yang digunakan
adalah univariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku Anak Sekolah Dasar Negeri 113 Kota Pekanbaru
pada anak Sd mayoritas dalam kategori baik yaitu sebanyak 44 responden (60,27 %). Berdasarkan hasil penelitian
tersebut diharapkan pada siswa-siswi dapat mempertahankan kebiasaan mencuci tangan di sekolah maupun di
rumah sehingga membiasakan pola hidup sehat agar dapat terhindar dari penyakit infeksi.

Kata Kunci: Perilaku, Anak SD, Kebiasaan Mencuci Tangan

1. PENDAHULUAN dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit,


Masa anak-anak pada hakikatnya merupakan mata, kecacingan, dan flu burung (Nuryanti,
aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan 2008).
suatu negara, karena merupakan generasi Kebiasaan anak Indonesia dalam mencuci
penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan tangan pakai sabun hingga kini masih tergolong
anak pada saat ini belum bisa dikatakan baik rendah kuman yang ada dimanapun, mencuci
karena masih banyak terdapat masalah kesehatan tangan merupakan salah satu cara untuk
khususnya pada anak sekolah. Anak usia sekolah menghilangkan kuman dan untuk menghindari
merupakan kelompok usia yang kritis karna penularan penyakit. disekolah anak tidak hanya
pada usia tersebut rentan terhadap masalah belajar, tetapi banyak kegiatan lain yang dapat
kesehatan sehingga bisa mengalami berbagai dilakukan oleh anak di sekolah seperti bermain,
penyakit yang berkaitan dengan system bersentuhan ataupun bertukar barang-barang
pencernaan, hal ini sangat berkaitan erat dengan dengan teman-teman. Kuman yang ada di alat-
kebiasaan dan perilaku anak yang berkaitan alat tulis, kalkulator, buku-buku dan benda-
dengan perilaku kesehatan (Gobel, 2009). benda lain akan dengan mudah berpindah dari
Prilaku kesehatan pada anak di sekolah yang tangan satu anak ke anak lainnya, sehingga jika
harus diperhatikan adalah pola sarapan anak, ada anak yang mempunyai penyakit tertentu
kebersihan kuku, dan kebiasaan jajanan di akan mudah menular pada anak lainnya.
tempat sembarangan dengan jajanan yang rata- Sehingga , mencuci tangan harus dilatih sejak
rata tidak sehat dan juga kebiasaan mencuci dini pada anak agar anak memiliki kebiasaan
tangan (Syamsu, 2002). mencuci tangan, sehingga anak terhindar dari
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah penyakit (Djauzi, 2008).
satu cara paling efektif untuk mencegah WHO telah merencanakkan setiap tanggal
penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi 15 Oktober sebagai hari mencuci tangan pakai
penyebab utama kematian anak. Setiap tahun, sabun sedunia, yang diikuti oleh 20 negara di
sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia dunia, salah satu diantaranya adalah Indonesia
meninggal sebelum mencapai umur lima tahun (Tazrian, 2011).
karena penyakit diare dan ISPA, mencuci tangan

FMIPA-UMRI 129
Vol. 6 No.1, Oktober 2015 Jurnal Photon

Sekolah merupakan tempat yang strategis Pengertian Perilaku


dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat Perilaku merupakan tindakan atau perbuatan
difungsikan secara tepat sebagai salah satu suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
institusi yang dapat membantu dan berperan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan
dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan
usia sekolah dengan upaya promotif dan untuk mengadakan tindakan pada suatu objek,
preventif, salah satunya penerapan gerakan dengan suatu cara yang menyatakan adanya
mencuci tangan pakai sabun pada anak usia suatu tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak
sekolah (Notoatmodjo, 2010). menyenangi objek tersebut (Notoatmodjo,
2005).
2. METODOLOGI PENELITIAN Faktor - faktor Yang Mempengaruhi
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Perilaku Kesehatan
deskriptif dengan teknik pengambilan sampel Perilaku kesehatan itu sendiri juga dipengaruhi
random Sampling yang berjumlah 73 responden. oleh 3 faktor, yaitu:
Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner a. Faktor-Faktor Predisposisi (Predisposing
dan analisa data yang digunakan adalah Factor)
univariate. Teknik pengambilan “random Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
sampling”. tersebut menggunakan rumus : kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya.
n= 1) Pengetahuan: merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan
Keterangan: penginderaan terhadap suatu objek
N = Besar Populasi tertentu. Penginderaan terjadi melalui
n = Besar Sampel panca indra manusia, yakni indera
d = Tingkat Kepercayaan ( 90%) penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
n=
2) Sikap:merupakan penilaian (bisa berupa
pendapat) seseorang terhadap stimulus
n= dan objek (dalam hal ini adalah masalah
kesehatan, termasuk penyakit).
n= 3) Kepercayaan: Sering diperoleh dari
guru, orangtua dan seseorang yang
n= dituakan. Pendidikan kesehatan bisa
melalui guru atau orang tua, misal selain
n= mengajari cara mencuci tangan guru
n = 73 siswa atau orangtua bisa membiasakan dirinya
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan mencuci tangan sehingga anak bisa
data yang dilakukan adalah melalui data Primer meniru kebiasaan yang dilakukan guru
yang dilakukan dengan cara menyebarkan atau orang tuanya..
lembar kuesioner dan data sekunder berupa data b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factor)
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, :Terwujud dalam lingkungan fisik,
internet, dan data-data lain yang mendukung ketersediaan sarana dan prasarana atau
dokumentasi yang diperoleh dari Sekolah Dasar fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
Negeri 113 Kota Pekanbaru. c. Faktor-faktor Penguat (reinforcing
faktor):Terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan, atau petugas yang lain,

130 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 6 No.1, Oktober 2015

yang merupakan kelompok referensi dari sabun masuk kedalam sela sela
perilaku masyarakat. kuku,secara bergantian di kedua tangan.
Pengertian Cuci Tangan 7. Pegang pergelangan tangan kiri dengan
Mencuci tangan adalah teknik yang sangat tangan kanan & sebaliknya, gerakan
mendasar dalam mencegah dan mengendalikan memutar gosok pergelangan tangan
infeksi, dengan mencuci tangan dapat secara memutar dari pergelangan tangan
menghilangkan sebagian besar mikroorganisme sampai siku secara bergantian.
yang ada di kulit (Hidayat, 2005). 8. Setelah selesai siramlah kedua tangan
Tujuan dan Manfaat Mencuci Tangan dengan air yang mengalir, dengan kran
1) Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan. air atau dengan air mengalir
2) Membantu menghilangkan mikroorganisme menggunakan gayung. Setelah selesai
yang ada di tangan keringkan kedua tangan dengan kain
3) Waktu mencuci tangan kering dan bersih.
Sebelum makan,sesudah dari kamar
kecil, sepulang pergi sekolah, sesudah
memegang barang kotor, uang dan
hewan
4) Teknik Mencuci Tangan Yang Benar.
Menurut ( Kamaruddin, 2009) teknik mencuci
tangan yang benar
1. Setelah diberi sabun pada telapak
tangan, gosoklah kedua telapak tangan
secara bergantian, sehingga kedua
telapak tangan rata dengan sabun
2. Telapak kanan diatas punggung tangan
kiri dan telapak kiri diatas punggung Gambar 1 Langkah cuci tangan dengan benar
tangan kanan gosok kedua punggung
tangan secara bergantian dan, gosok 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diantara jari jemari tangan secara Berdasarkan penelitian yang dilakukan
bergantian sehingga terkena sabun diperoleh data-data mengenai tentang perilaku
3. Telapak dengan telapak dan jari saling anak sekolah dasar tentang kebiasaan mencuci
terkait gosok kedua telapak tangan dan tangan sebagai berikut:
diantara jari jemari secara bergantian
sehingga kena sabun Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas
4. Letakkan punggung jari pada telapak Responden di Sekolah Dasar Negeri 113
satunya dengan jari saling mengunci Kota Pekanbaru Mei 2015
gosok punggung jari yang saling
Frekuensi Persentase
mengunci pada telapak satunya, secara No Kategori kelas
(f) (%)
bergantian.
1 IV( Empat) 22 30,13
5. Jempol kanan digosok memutar oleh
2 V (Lima) 31 42,47
telapak kiri & sebaliknya gosok jempol,
3 VI (Enam) 20 27,40
dan jari jari tangan lainnya, secara
Total 73 100
memutar bergantian di kedua tangan.
6. Jari kiri menguncup, gosok memutar ke
Berdasarkan Tabel 1 kelas responden di
kanan & ke kiri pada telapak kanan &
Sekolah Dasar Negeri 113 Kota Pekanbaru
sebaliknya gosok gosoklah ujung-ujung
mayoritas kelas V yaitu sebanyak 31 responden
kuku pada telapak tangan, sehingga busa
(42,47%).

FMIPA-UMRI 131
Vol. 6 No.1, Oktober 2015 Jurnal Photon

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dasar Negeri 113 Kota Pekanbaru adalah
Umur Responden di Sekolah Dasar sebanyak 40 responden (54,79%).
Negeri 113 Kota Pekanbaru Mei 2015
Kategori Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
Frekuensi Persentase
No Umur Berdasarkan Sumber Informasi di
(f) (%)
(Tahun) Sekolah Dasar Negeri 113 Kota
1 Umur (7 - 9) 5 6,85 Pekanbaru Mei 2015
2 Umur (10 - 12) 68 93,15 No Sumber Frekuensi Persentase
Total 73 100 Informasi (f) (%)
Media
Berdasarkan Tabel 2 umur responden di 1 Cetak 10 25,00
Sekolah Dasar Negeri 113 Kota Pekanbaru 2 Media 7 17,50
mayoritas berumur 10 -12 tahun yaitu sebanyak 3 Elektronik 3 7,50
68 responden (93,15 %) 4 Tenaga 20 50,00
Kesehatan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Guru
berdasarkan Jenis Kelamin di Sekolah Total 40 100
Dasar Negeri 113 Kota Pekanbaru Mei
2015 Berdasarkan Tabel 5 diketahui hasil bahwa
Kategori sumber informasi mayoritas yang di peroleh
Frekuensi Persentase
No Jenis responden di Sekolah Dasar Negeri 113 Kota
(f) (%)
Kelamin Pekanbaru adalah dari Guru sebanyak 20
1 Laki – laki 31 42,47 responden (50,00%).
2 Perempuan 42 57,53
Total 73 100 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Perilaku di Sekolah Dasar
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa Negeri 113 Kota Pekanbaru Mei 2015
jenis kelamin responden di Sekolah Dasar No Kategori Frekuensi Persentase
Negeri 113 Kota Pekanbaru mayoritas berjenis Perilaku (f) (%)
kelamin perempuan yaitu sebanyak 42 1 Baik 44 60,27
responden (57,53%). 2 Tidak Baik 29 39,73
Total 73 100
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Informasi yang Pernah Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa
Diperoleh di Sekolah Dasar Negeri perilaku anak sekolah tentang kebiasaan
113Kota Pekanbaru Mei 2015 mencuci tangan responden di Sekolah Dasar
No Informasi Frekuensi Persentase Negeri 113 Kota Pekanbaru mayoritas
yang (f) (%) berkategori baik yaitu sebanyak 44 responden
diperoleh (60,27).
1 Ya 40 54,79
2 Tidak 33 45,21 Menurut Wong (2004), dalam Rosyidah
Total 73 100 (2014) “Hubungan Cuci Tangan Terhadap
Kejadian Diare Pada Siswa Di Sekolah Dasar
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa Negeri Ciputat 02”, dalam hasil penelitian
mayoritas responden pernah mendapatkan mengenai waktu responden diajarkan mencuci
informasi tentang perilaku anak sekolah dasar tangan dari Tk sampai Sd sebanyak 21,4 persen,
tentang kebiasaan mencuci tangan di Sekolah tidak pernah diajarkan mencuci tangan sebanyak

132 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 6 No.1, Oktober 2015

19.6 persen, anak usia sekolah dasar mempunyai benar. Hasil penelitian yang di mendapat
memori jangka pendek yang telah berkembang informasi dari orang tua sebanyak 88.5 persen,
dengan baik, akan tetapi memori jangka panjang dari sekolah sebanyak 66,7 persen, dari media
masih sangat terbatas untuk mengurangi sebanyak 56,8 persen. Selain itu, siswa yang
keterbatasan tersebut, anak berusaha mendapat informasi dari orang tua cenderung
menggunakan strategi memori dengan bentuk dua kali lebih benar dalam mencuci tangan
perilaku. dibandingkan dengan tidak mendapat informasi
Teori di atas didukung hasil penelitian dari orang tua.
Rosidi (2010). “Hubungan Kebiasaan Cuci
Tangan Dan Sanitasi Makanan Dengan Kejadian 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Diare Pada Anak Sd Negeri Podo 2 Kecamatan Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan”. Dalam dengan adanya pendidikan kesehatan yang
hasil penelitian memperoleh hasil sebagian besar diberikan oleh guru–guru yang biasanya
anak SD mempunyai kebiasaan mencuci tangan dilakukan setiap seminggu sekali setiap selesai
sebanyak 94 persen, sedangkan yang tidak biasa berolah raga. Perilaku cuci tangan tidak akan
mencuci tangan 6 persen, sehingga 100 persen serta merta terbentuk pada anak, tanpa ada
responden yang mempunyai perilaku kebiasaan kebiasaan sejak dini. Penekanan pentingnya cuci
mencuci tangan yang tidak mengalami kejadian tangan pada anak SD perlu dilakukan secara
diare. terus menerus sehingga akan terbentuk
Dengan demikian peneliti berpendapat kebiasaan cuci tangan tanpa harus diingatkan
bahwa dengan adanya usaha responden untuk lagi. Pihak sekolah diharapkan dapat
membiasakan melakukan mencuci tangan dalam memberikan motivasi pada seluruh siswa untuk
kehidupan sehari-hari, sehingga kejadian diare dapat melakukan cuci tangan dengan
yang terjadi pada anak SD cenderung berkurang menggunakan sabun ketika di lingkungan
karena kebiasaan anak SD yang mayoritas telah sekolah dan di rumah, yang bertujuan untuk
melakukan cuci tangan. mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan
Berdasarkan hasil penelitian, responden oleh tangan yang kotor, dan keberhasilan cuci
mayoritas di kelas V yaitu sebanyak 31 tangan dengan menggunakan sabun bukan hanya
responden (42,47%). Berdasarkan umur ditunjang oleh perilaku cuci tangan saja, namun
responden mayoritas berumur 10 - 12 tahun juga oleh adanya sarana dan prasarana yang
yaitu sebanyak 68 responden (93,15 %). diperlukan dalam menjaga keberlangsungan
Berdasarkan informasi yang diperoleh mayoritas kegiatan cuci tangan.
responden mendapatkan informasi sebanyak 40 Menurut hasil penelitian ini, peneliti juga
responden (54,79%). Berdasarkan sumber berpendapat bahwa banyaknya informasi
informasi responden mayoritas responden responden, akan berpengaruh perilaku responden
mendapatkan sumber informasi yang pernah di dalam proses mencuci tangan khususnya pada
peroleh berasal dari guru yaitu sebanyak 20 anak sekolah. Karena dalam hal ini responden
responden (50,00%). Serta hasil penelitian yang harus memiliki informasi usaha untuk
diperoleh dapat disimpulkan bahwa anak SD memberikan stimulasi yang tepat sehingga anak
yang berperilaku mencuci tangan dalam kategori dapat berperilaku hidup sehat secara optimal.
baik yaitu sebanyak 44 responden (60,27%).
Penelitian Cahyani (2010), dalam Rosyidah 5. DAFTAR PUSTAKA
(2014). “Hubungan Cuci Tangan Terhadap Buku Saku Rumah Tangga Sehat Dengan PHBS,
Kejadian Diare Pada Siswa Di Sekolah Dasar Pusat Promosi Kesehatan,Depkes RI,
Negeri Ciputat 02”. Dalam hasil penelitian Jakarta , 2007, Hal.2).
Sumber informasi yang dapat mempengaruhi Djauzi, S. (2008). Raih Kembali Kesehatan
perilaku mencuci tangan seseorang sehingga Mencegah Berbagai Penyakit Hidup
seseorang dapat melakukan cuci tangan yang

FMIPA-UMRI 133
Vol. 6 No.1, Oktober 2015 Jurnal Photon

Sehat Untuk Keluarga. Jakarta: Tazrian (2011), Promkes Dan Teori Aplikasi.
Kompas. Cetakan Pertama. Jakarta : Rineka
Depkes. (2010). Buku Panduan Peringatan Hari Cipta.
Cuci Tangan Sedunia, Ketiga. Jakarta. Kamaruddin, (2009), teknik mencuci tangan
Hajar dan Misnaniati. (2011). Hubungan yang benar. Jakarta: EGC
Pengetahuan dan Sikap Terhadap Nursalam, (2003). Konsep dan penerapan
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun meteologi penelitian ilmu keperawatan.
Pada Masyarakat Di Desa Seniro Jakarta: salemba medika.
Timur. Jurnal Pembangunan Manusia Rosyidah, (2014), hubungan cuci tangan
Volume 5 Nomor 1. terhadap kejadian diare pada siswa di
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2009). Pengantar Ilmu sekolah dasar negeri ciputat 02 .proses
Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba studi ilmu keperawatan fakultas
Medika. kedokteran dan ilmu kesehatan
Parmanda, K. (2013). Gambaran Pengetahuan universitas islam negeri syarif
Masyarakat Tentang Manfaat Bekam hidayatullah Jakarta.
Bagi Kesehatan. Pekanbaru. Rosidi, (2010), Hubungan kebiasaan cuci
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset tangan dan sanitasi makanan dengan
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kejadian diare pada anak sd negeri podo 2
Wati (2010). Pendidikan Kesehatan Dalam kecamatan Kedungwuni kabupaten
Keperawatan. Jakarta: EGC. pekalongan. Program Studi DIII Gizi
Tarwoto, Wartonah. (2004). Kebutuhan Dasar Fakultas Ulmu Keperawatan dan
Manusia dan Proses Keperawatan. Kesehatan Universitas Muhammadiyah,
Jakarta: Salemba Medika. Semarang.
Budiman. (2011) . Penelitian Kesehatan. Anggrahitha, Resti (2009), Studi intervensi
Bandung : Refika Aditama. peningkatan perilaku hidup bersih dan
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi sehat bagi anak SDN cisalak 1 depok.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT fakultas kesehatan masyarakat
Reneka Cipata. universitas Indonesia. Depok.
Notoatmodjo, S. (2010), Perilaku Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan.Jakarta. Rineka
Cipta

134 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai